2.3. Diagnosis palsi serebral
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Beberapa
pemeriksaan neurologi yang dapat dilakukan seperti pemeriksaan terhadap perubahan tonus otot, kekuatan otot, refleks, dan koordinasi.
16
Terdapatnya refleks primitif yang persisten dan tidak adanya reflek protektif pada usia
yang seharusnya, merupakan gambaran penting yang menggambarkan adanya gangguan pada traktus kortikospinalis.
17
2.4. Klasifikasi palsi serebral
Secara garis besar, klasifikasi palsi serebral dapat dibagi menjadi: 1. Klasifikasi fisiologi dan topografi
Palsi serebral dapat dibagi dalam 2 kelompok fisiologi yaitu piramidal dan ekstrapiramidal.
15
Pada kelompok piramidal, gejala yang menonjol adalah spastisitas, ditemukan pada 70 - 85 dari seluruh kasus palsi serebral.
18
Sedangkan kelompok ekstrapiramidal antara lain diskinesia, korea, atetosis, distonia, dan ataksia.
15
Klasifikasi palsi serebral tipe spastik dapat dibagi berdasarkan lokalisasi atau topografi disfungsi motorik, antara lain: diplegi, hemiplegi,
triplegi, kuadriplegi tetraplegi.
15
Universitas Sumatera Utara
2. Klasifikasi fungsional Klasifikasi fungsional berdasarkan tingkat keparahan gangguan motorik
Gross Motor Function Classification System GMFCS.
19
GMFCS dibedakan berdasarkan kelompok umur dan terbagi menjadi 5 tingkatan, yaitu:
20
Tingkat I : berjalan tanpa hambatan
Tingkat II : berjalan dengan hambatan
Tingkat III : berjalan dengan menggunakan alat bantuan pegangan tangan
Tingkat IV : bergerak sendiri dengan hambatan, kadang menggunakan alat
bantu mobilitas Tingkat V
: berpindah tempat dengan menggunakan kursi roda GMFCS dapat digunakan untuk menentukan pemilihan terapi yang tepat
sesuai dengan usia pasien dan tingkatan fungsi motorik, serta memprediksi prognosis fungsi motorik kasar anak palsi serebral.
19
2.5. Kualitas hidup anak palsi serebral
Kualitas hidup diartikan sebagai persepsi subjektif individu terhadap kedudukannya dalam kehidupan,
meliputi berbagai komponen kehidupan seperti sistem nilai dan budaya di tempat tinggalnya dalam hubungannya
dengan tujuan, harapan, dan norma.
10,12
Kualitas hidup anak palsi serebral merupakan penilaian terhadap seluruh aspek kehidupan,
meliputi aspek kesehatan fisik, mental, dan sosial
dan aspek non kesehatan ekonomi, sekolah, dan agama.
11
Universitas Sumatera Utara
Secara umum, kualitas hidup anak palsi serebral lebih rendah dibandingkan anak normal kelompok usia yang sama.
Gangguan motorik memegang peranan penting dalam hal ini.
12
Di Asia seperti Malaysia, kualitas hidup anak palsi serebral masih rendah, hal ini disebabkan karena kurangnya
fasilitas pelayanan kesehatan untuk anak-anak cacat, kurangnya kesadaran dan keahlian dari sumber daya manusia, dan tingkat ekonomi yang rendah.
5
Namun beberapa bayi dengan gangguan motorik ringan menunjukkan perbaikan dan mencapai fungsi motorik normal pada masa anak-anak.
21
2.6. Penilaian kualitas hidup anak palsi serebral