Kriteria Inklusi dan Eksklusi Persetujuan Informed Consent Etika Penelitian Cara Kerja

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.5.1. Kriteria Inklusi 1. Anak usia 4-12 tahun yang telah didiagnosis palsi serebral oleh dokter spesialis neurologi anak. 2. Anak mendapat terapi fisik fisioterapi 3.5.2. Kriteria Eksklusi 1. Anak menderita penyakit neurodegeneratif atau penyakit psikiatri. 2. Telah menjalani terapi pembedahan. 3. Menggunakan obat-obatan anti spastisitas.

3.6. Persetujuan Informed Consent

Semua sampel penelitian akan diminta persetujuan dari orang tua setelah dilakukan penjelasan terlebih dahulu. Formulir penjelasan terlampir dalam usulan penelitian ini.

3.7. Etika Penelitian

Penelitian ini disetujui oleh Komite Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3.8. Cara Kerja

Universitas Sumatera Utara 1. Orang tua dan anak diberikan penjelasan dan informed consent yang menyatakan setuju mengikuti penelitian ini. 2. Data dasar diperoleh dari wawancara dan kuisioner. 3. Semua anak palsi serebral yang mendapat terapi fisik 10 bulan atau lebih dimasukkan dalam kelompok pertama, dan anak palsi serebral yang mendapat terapi fisik kurang dari 10 bulan dimasukkan dalam kelompok kedua. Frekuensi terapi fisik yang dilakukan minimal 1 kali dalam seminggu atau 4 kali dalam sebulan, dengan lama terapi fisik 1 sampai 3 jam setiap kali latihan. 4. Dilakukan pengukuran antropometri yang terdiri dari pengukuran berat badan dan tinggi panjang badan anak. Berat badan diukur dalam satuan kg, menggunakan timbangan merk Camry buatan Cina, dengan ketelitian 0.1 cm. Tinggi badan diukur dalam satuan cm, menggunakan stadiometer bagi anak yang dapat berdiri. Sedangkan untuk anak yang tidak dapat berdiri, dilakukan pengukuran panjang badan dengan menggunakan kayu pengukur, dengan pengurangan 0.5-1.5 cm dari hasil pengukuran. Anak dengan gangguan fisik dilakukan pengukuran alternatif dengan rentang lengan, panjang lengan atas, dan panjang tungkai bawah, dengan rumus sebagai berikut: 35 Perempuan cm = 84.88 - 0.24 x usia + 1.83 x panjang tungkai bawah Laki-laki cm = 64.19 – 0.04 x usia + 2.02 x panjang tungkai bawah. Universitas Sumatera Utara 5. Lingkar kepala diukur dengan menggunakan pita pengukur, diambil dari lingkar maksimum kepala yaitu di atas tonjolan supraorbita dan melingkari protuberantia oksipital. Pengukuran dicatat dengan ketelitian 0.1 cm. 35 6. Tingkatan gangguan motorik kasar dinilai dengan menggunakan Gross Motor Function Classification System GMFCS. 20 Data gangguan motorik sebelum terapi diambil dari terapis berdasarkan kemampuan fisik anak sebelum mendapat terapi yang dikonversikan ke GMFCS. Tingkatan gangguan motorik setelah terapi dinilai langsung saat mengambil data. 7. Tingkatan IQ anak diukur dengan melakukan tes IQ secara langsung kepada anak yang dilakukan oleh seorang psikologis anak; sebagian lagi diambil dari data IQ anak yang telah dilakukan di tempat terapi. 8. Masing-masing orang tua diberi kuisioner CP QOL-Child yang berisikan beberapa pertanyaan penilaian kualitas hidup anak palsi serebral. 9. Kuisioner yang telah diisi dikumpulkan dan diteliti kelengkapannya. 10. Berdasarkan hasil jawaban kuisioner dilakukan penilaian kualitas hidup anak pada kelompok pertama dan kedua dengan menjumlahkan seluruh nilai dari setiap pertanyaan dan diambil nilai rata-ratanya. 11. Data dimasukkan dalam tabel, kemudian dianalisis lebih lanjut. Universitas Sumatera Utara 12. Anak dengan hasil kuisioner menunjukkan gangguan kualitas hidup yang berat akan ditindaklanjuti dengan konseling ke ahli psikologi anak.

3.9. Alur Penelitian