Definisi Pertanian Organik Pertanian Organik

Tabel 2. Perbedaan Sistem Budidaya Pertanian Organik dengan Pertanian Non Organik Proses Pertanian non organik Pertanian organik Persiapan benih Berasal dari rekayasa genetika Berasal dari pertumbuhan yang alami Pengolahan tanah Maksimalisasi pengolahan tanah melalui mekanisasi pertanian yang berakibat pemadatan tanah dan matinya beberapa organisme Minimalisasi pengolahan dan mekanisasi pertanian yang memacu pertumbuhan organisme dan menjaga aerasi tanah Persiapan bibit Bibit diperlakukan dengan bahan kimia sintesis Bibit diperlakukan dengan alami Penanaman Monokultur, rotasi tanaman hanya dari satu jenis tanaman dan tidak ada kombinasi tanaman Multikutur, rotasi bertahap, kombinasi tanaman dalam satu luasan lahan. Penanaman habitat predator dan pengendalian hama. Tanaman pupuk hijau, pestisida hayati dan obat-obat alami Pengairan Dapat menggunakan air dari mana saja Menggunakan air yang bebas bahan kimia sistetis Pemupukan dan pengendalian hama serta gulma Dominasi penggunaan pupuk kimia dan pestisida Penggunaan pupuk organik, pengendalian hama berdasarkan keseimbangan hayati Panen dan Pasca Panen Produk mengandung residu bahan kimia dan menggunakan bahan kimia sintesis Tidak diperlakukan bahan kimia dan sehat untuk konsumen PPHP, 2005 2 Pembenihan Beberapa hal yang dilakukan pada tahap pembenihan yaitu: a seleksi benih yang diperlukan agar hasil panen dapat maksimal. Ciri-ciri benih yang bermutu adalah jenisnya murni, bernas, kering, sehat bebas dari penyakit dan bebas dari campuran biji rerumputan yang tidak dikehendaki serta memiliki daya kecambah yang tinggi mencapai 90; b kebutuhan benih, menurut Purwono dan Purnawati 2009 kebutuhan benih untuk padi sawah berkisar antara 20-25 kghektar; c penyiapan tempat pembenihan, bagian sawah yang akan digunakan untuk perbenihan dicangkul sedalam kira-kira 30 cm dan selanjutnya dihaluskan sampai lumer, dipinggir tempat perbenihan dibuat parit yang dapat digunakan untuk mengeluarkan kelebihan air, sebaiknya lahan yang akan digunakan diberi pupuk kandang agar tanah menjadi subur dan benih dapat tumbuh dengan subur; d mengecambahkan benih, benih yang telah diseleksi direndam dalam air bersih selama 1- 2 hari, tujuannya agar memudahkan proses perkecambahan dan sekaligus dapat memisahkan benih yang bagus dengan yang jelek, benih yang bagus akan tenggelam dalam air, sedangkan yang kurang bagus biasanya akan mengapung, selanjutnya benih yang terpilih di hamparkan di atas lantai dan ditutup dengan karung goni basah atau dapat juga dimasukkan dalam wadah yang tertutup rapat; e menyebarkan benih, benih yang sudah berkecambah disebarkan secara hati-hati ke permukaan persemaian, usahakan benih tersebar secara merata dan tidak tumpang tindih serta tidak terbenam dalam tanah karena akan dapat menyebarkan terinfeksi patogen. 3 Penyiapan lahan Pengolahan tanah terdiri dari pembajakan, garu dan perataan. Sebelum pengolahan tanah, lahan harus direndam air selama lebih kurang 7 tujuh hari. Menurut Purwono dan Purnawati 2009 kedalaman lapisan olah berkisar 15 – 20 cm, namun menurut Andoko 2010 untuk tanaman padi organik, kedalaman lapisan olah yang terbaik adalah mencapai 30 cm. 4 Penanaman Menurut Andoko 2010, syarat benih yang baik untuk dipindahkan ke lahan penanaman adalah tinggi sekitar 25 cm, memiliki 5-6 helai daun, batang bawah besar dan keras, bebas dari hama penyakit serta jenisnya seragam. Jarak tanam yang umum digunakan petani di Indonesia adalah 25 cm x 25 cm dan 30 cm x 30 cm. Jumlah bibit yang ditanam berkisar 3 – 4 batang perlubang. 5 Penyulaman Penyulaman adalah penggantian tanaman yang tidak tumbuh, rusak atau mati dengan yang baru. Penyulaman sebaiknya dilakukan maksimal dua minggu setelah tanam.