Metode Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN
atau terima H1 yang berarti ada perbedaan pendapatan antara petani yang bersertifikat organik dengan yang tidak bersertifikat.
b Analisis Perbedaan Pendapatan Usahatani
Analisis perbedaan pendapatan usahatani organik bersertifikat dan tidak bersertifikat memerlukan metode statistik. Menurut Walpole 1993 menyebutkan
bahwa metode statistik adalah prosedur-prosedur yang digunakan untuk pengumpulan, penyajian, analisis dan penafsiran data. Metode-metode tersebut dapat dikelompokkan
dalam dua kelompok besar yaitu statistik deskriptif dan inferensia statistik. Statistik deskriptif adalah metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu
gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna, sedangkan inferensia statistik mencakup semua metode yang berhubungan dengan analisis sebagian data untuk
kemudian sampai pada peramalan atau penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan gugus data induknya. Menurut Siegel 1994 dalam perkembangan metode-metode
statistik moderen, teknik-teknik inferensia pertama yang muncul adalah teknik-teknik yang membuat sejumlah besar asumsi mengenai sifat populasi dari mana skor-skor
diambil. Nilai-nilai popolasi yang diambil adalah berupa parameter sehingga disebut statistik parametrik. Perkembangan statistik selanjutnya juga memunculkan statistik
non parametrik yang banyak digunakan untuk menganalisa data yang bersifat kualitatif. Diantara analisis statistik parametrik yang banyak dikenal adalah uji t. Uji t
dapat digunakan untuk menganalisa perbedaan dua mean nilai tengah baik pada sampel yang berhubungan maupun tidak. Pengujian analisa pendapatan usahatani
organik bersertifikat dan tidak bersetifikat, dapat digunakan uji t yang diadopsi adalah uji t untuk analisis sampel yang tidak berhubungan independen. Ada beberapa syarat
yang harus dipenuhi untuk dapat melakukan uji t untuk sampel yang tidak berhubungan diantaranya adalah :
a. Variabel yang dihubungkan berbentuk numerik dan kategorik
b. Data harus homogen atau terdistribusi secara normal
c. Kedua kelompok data independen
Sebelum dilakukan uji t independen untuk analisis perbedaan pendapatan usahatani organik bersertifikat dan tidak bersetifikat, perlu terlebih dahulu dilakukan uji
homogenitas. Uji homogenitas berguna untuk melihat kehomogenan data sampel. Apabila hasil pengujian menunjukkan bahwa data tidak homogen, maka dapat
dilakukan uji non parametrik yang tidak mempersyaratkan data harus homogen, namun dapat memberikan hasil yang lebih valid. Analisis uji dua sampel independen, dapat
menggunakan uji Mann-Whitney. Asumsi-asumsi yang diperlukan untuk uji ini adalah : a.
Data merupakan sampel acak hasil- hasil pengamatan X1, X2, …, Xn1, dari
populasi 1 dan sampel acak hasil- hasil pengamatan Y1, Y2, …, Yn1, dari populasi
2. b.
Kedua sampel tidak saling mempengaruhi. c.
Variabel yang diamati adalah variabel acak kontinu. d.
Skala pengukuran yang dipakai sekurang-kurangnya ordinal. e.
Fungsi-fungsi distribusi kedua populasi hanya berbeda dalam hal lokasi, yakni apabila keduanya sungguh berbeda.
Untuk melakukan uji perbedaan pendapatan dilakukan dengan uji hipotesis. Menurut Sunyoto 2009 hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proporsi atau
tanggapan yang sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusansolusi persoalan dan juga untuk dasar penelitian lebih lanjut. Pengujian hipotesis statistik adalah
prosedur yang memungkinkan keputusan dapat dibuat yaitu keputusan untuk menolak atau menerima hipotesis. Hipotesis yang dirumuskan dengan harapan akan ditolak
membawa penggunaan istilah hipotesis nihil Ho yang mangakibatkan penerimaan suatu hipotesis alternatif Ha, H1 atau Hi.
c Analisis Persepsi Anggota terhadap Penerapan
ICS
Analisis persepsi anggota terhadap penerapan ICS bertujuan untuk mengetahui sikap anggota baik dari kelompok bersertifikat organik dengan tidak bersertifikat
terhadap penerapan ICS. Kelompok yang akan diamati meliputi kelompok tani
Srilangen 1 dan Srilangen 2 dari Desa Kiara jangkung dan kelompok tani Mekarjaya dan Sribangkit 2 dari Desa Sunda Kerta.
Peubah yang diamati dalam penelitian ini berdasarkan pada panduan ICS organik yang telah dikeluarkan oleh IFOAM. Peubah
pengamatan seperti terdapat dalam Tabel 3. Dari masing-masing peubah dibuat beberapa pertanyaan yang disesuaikan dengan maksud yang dipersyaratkan dalam
panduan ICS. Lebih lengkapnya pertanyan tersebut disajikan dalam Lampiran 3.
Tabel 3. Peubah pengamatan penerapan ICS pada kelompok tani
Kode Uraian
X1 Mengelola kemutahiran dan pendistribusian panduan ICS
X2 Uraian struktur dan kegiatan kelompok
X3 Manajemen risiko
X4 Standar organik internal yang digunakan
X5 Pengawasan lahan dan prosedur persetujuan
X6 Personel organisasi dan ICS
X7 Pelatihan
X8 Pembelian, penanganan, pengolahan dan ekspor
X9 Inspeksi dan sertifikasi eksternal
Sikap responden ditentukan dengan mengajukan pertanyaan yang terkait dengan peubah dalam bentuk skala likert. Penentuan skor atau nilai berdasarkan alternatif
jawaban yang telah ditetapkan, yakni sebanyak 5 lima alternatif jawaban seperti pada Tabel 4.
Tabel 4. Skor dari Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor Positif
Sangat tidak puassangat tidak paham 1
Tidak puastidak paham 2
Cukup puascukup paham 3
Puaspaham 4
Sangat puassangat paham 5
Hasil kuisioner selanjutnya dianalisis biplot untuk mendapatkan gambaran tentang persepsi anggota bersertifikat dan tidak bersertifikat terhadap penerapan ICS.
Responden dari masing-masing kelompok diberi nomor yang berbeda untuk memudahkan dalam mengamati persepsi mereka terhadap peubah yang diamati.
Kelompok yang bersertifikat organik diberi nomor R1-R40, dengan rincian R1-R20 untuk kelompok tani Srilangen 2 dan R21-R40 untuk kelompok tani Mekarjaya.
Kelompok tani yang belum bersertifikat juga diberi nomor R1-R40 dengan rincian R1-R20 untuk kelompok tani Srilangen 1, dan R21-R40 untuk responden dari kelompok
tani Sribangkit 2. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan sofware SAS.