Konsep Internal Control System ICS

maksimal, karena komitmen dari semua anggota dan pengurus menjadi ukuran keberhasilan penjaminan mutu produk yang dilakukan sehingga konflik internal bisa teratasi. Oleh karena itu penerapan ICS di kelompok harus diawali dengan pemahaman tentang ICS itu sendiri, menyusun organisasi ICS, membangun mekanisme organisasi, tujuan ICSnya, wilayah pengorganisasian ICS, basis pengorganisasiannya, pilihan komoditinya, pasar produk yang dituju, penyusunan standar proses produksi organik, serta spesifikasi produknya. Sikap responden terhadap penerapan ICS dapat dinilai dengan mengajukan pertanyaan perseptual dengan skala likert. Menurut Sugiyono 2001 dalam Widyanto 2006, skala likert dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Singarimbun dan Effendi dalam Widyanto 2006, juga menyebutkan bahwa salah satu cara yang paling sering digunakan dalam menentukan skor adalah dengan menggunakan skala likert. Skala nilai yang diberikan dalam Skala likert dapat memberikan makna yang dapat diukur. Pengujian yang bersifat positif misalnya, nilai yang lebih besar dapat diartikan memiliki penilaian yang lebih bagus dan sebaliknya. Persepsi anggota dari masing-masing kelompok dianalisis menggunakan biplot. Biplot tergolong dalam analisis eksploratif dimensi ganda yang dapat menyajikan secara simultan segugus objek pengamatan dan peubah dalam suatu grafik dua dimensi sehingga ciri-ciri peubah dan objek pengamatan serta posisi relatif antar objek pengamatan dengan peubah dapat dianalisis Jollife 1986 dalam Nuryanti 2003. Analisis biplot dapat diinterpretasikan sebagaimana diuraikan berikut ini: 1. Panjang vektor peubah sebanding dengan keragaman peubah tersebut. Semakin panjang vektor peubah maka keragaman peubah tersebut semakin tinggi. 2. Nilai cosinus sudut antara dua vektor peubah menggambarkan korelasi kedua peubah. Semakin sempit sudut yang dibuat antara dua peubah maka semakin positif tinggi korelasinya. Apabila sudut yang dibuat tegak lurus maka kolerasi keduanya rendah, dan sebaliknya jika sudutnya tumpul berlawanan arah maka korelasinya negatif. 3. Posisi objek yang searah dengan suatu vektor peubah diinterpretasikan sebagai besarnya nilai peubah untuk objek yang searah dengannya. Semakin dekat letak objek arah yang ditunjuk oleh suatu peubah maka semakin tinggi peubah tersebut ke objek itu, sedangkan jika arahnya berlawanan, maka nilainya rendah. 4. Kedekatan letakposisi dua buah objek diinterpretasikan sebagai kemiripan sifat dua objek. Semakin dekat letak dua objek maka sifat yang ditunjukkan oleh nilai-nilai peubahnya semakin mirip.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini didasarkan pada kerangka pemikiran bahwa penerapan Internal Control System ICS pada Gapoktan Simpatik memerlukan evaluasi sebagai informasi untuk melakukan tindakan perbaikan. Perbaikan perlu dilakukan secara berkesinambungan untuk kemajuan anggotanya. Evaluasi ini dapat diketahui dengan melihat dan menganalisa persepsi anggota terhadap penerapan ICS dalam kelompok mereka. Penerapan ICS pada Gapoktan ini dilakukan pada banyak kelompok, baik yang telah berhasil disertifikasi maupun yang belum disertifikasi organik, sehingga evaluasi terhadap kedua macam kelompok ini diperlukan. Tujuan dari evaluasi ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi gapoktan untuk melakukan pembinaan baik kepada kelompok yang bersertifikat maupun yang belum bersertifikat. Informasi ini penting agar kelompok yang bersertifikat dapat mempertahankan stutus organik yang telah dimilikinya, dan bagi kelompok yang belum disertifikasi dapat memperoleh sertifikat organik. Penerapan ICS pada hakekatnya adalah untuk memperoleh sertifikat organik sebagai jaminan kepada konsumen tentang keorganikan produk yang dihasilkan. Diharapkan dengan adanya sertifikat organik, konsumen dapat lebih percaya dan menghargai produk dengan lebih baik sehingga pendapatan anggota kelompok dapat meningkat. Oleh karena itu analisis terhadap tingkat pendapatan antara kedua kelompok yang bersertifikat dan tidak bersertifikat perlu dilakukan. Analisis akan lebih memberikan hasil yang baik apabila ditunjang dengan data dan fakta yang lengkap tentang subjek yang dianalisis, sehingga profil gapoktan secara umum perlu diketahui terutama profil petani yang dijadikan responden. Kerangka pemikiran penelitian ini disajikan secara lengkap sebagaimana yang terdapat dalam Gambar 2. Gambar 2. Kerangka Pemikiran 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ini bersifat studi kasus dengan penentuan lokasi kajian dilakukan secara sengaja yaitu Gapoktan yang telah menerapkan sertifikasi organik dengan pola Internal Control System ICS. Salah satu Gapoktan yang telah menerapkan ICS adalah Gapoktan Simpatik di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Gapoktan Simpatik merupakan gabungan 28 kelompok tani yang terdiri dari 2.333 orang anggota. Berdasarkan penilaian IMO tahun 2009 dari jumlah tersebut, 11 kelompok bersertifikat organik, 3 kelompok tani dalam tahap konversi, dan 14 kelompok belum bersertifikat Karakteristik Gapoktan SIMPATIK Kajian terhadap : - Kondisi umum Gapoktan - Kondisi umum kelompok tani responden - Penerapan sistem pangan organik evaluasi konseptual Sertifikasi organik dengan Internal Control System ICS Petani bersertifikat organik Petani belum bersertifikat organik - Identifikasi faktor-faktor biaya - Identifikasi penerimaan - Analisis pendapatan usahatani - Analisis RC - Analisis perbedaan tingkat pendapatan Usahatani dan penerapan ICS yang lebih baik bagi kemajuan Gapoktan - Analisis persepsi petani terhadap penerapan ICS dengan analisis biplot konvensional. Mengingat penelitian ini dibatasi oleh waktu dan biaya, maka penelitian ini dibatasi hanya pada kelompok tani yang berada dalam satu kecamatan yaitu Kecamatan Sukahening. Kelompok tani bersertifikat organik yang dijadikan contoh adalah kelompok tani Srilangen 2 dari Desa Kiara Jangkung dan kelompok tani Mekarjaya dari Desa Sunda Kerta, sedangkan kelompok yang belum bersertifikat adalah kelompok tani Srilangen 1 dari Desa Kiara Jangkung dan kelompok tani Sribangkit 2 dari Desa Sundakerta. Total jumlah petani yang bersertifikat organik adalah 131 orang dan yang belum bersertifikat 110 orang. Pemilihan lokasi ini dengan pertimbangan bahwa kedua desa saling berdekatan dan memiliki sumber perairan yang tidak jauh berbeda yaitu sama-sama berada di daerah hulu sungai yaitu Sungai Cideres dan Sungai Cigunungjaga sehingga memungkinkan mendapatkan air yang relatif belum terkontaminasi. Dengan demikian keberhasilan disertifikasi atau tidaknya keduanya memiliki peluang yang hampir sama. Peta hamparan desa Kiarajangkung yang berbatasan langsung dengan Sundakerta seperti disajikan pada Lampiran 1. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September hingga Desember 2010.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Data dan informasi yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Metode pengambilan data dilakukan dengan cara : 1. Data primer diperoleh melalui penelitian lapang dengan mengumpulkan data yang terkait langsung dengan topik penelitian. Data primer dilakukan dengan : a. Interview yaitu tanya jawab langsung dengan pengurus Gapoktan dan ICS, pengurus kelompok tani, inspektor internal dan petani. b. Observasi dengan melihat dan mengamati secara langsung kondisi dan pelaksanaan dilapang dan membandingkan dengan teori yang ada. c. Kuisioner yaitu mengajukan pertanyaan secara tertulis kepada responden yang dipilih mengenai analisis pendapatan usahatani dan persepsi anggota terhadap penerapan ICS.