sampai 20 menit. Tingkat persiapan belajar siswa yang baik menunjukkan tingkat pemahaman dan keseriusan siswa dalam belajar.
Pembelajaran merupakan usaha guru untuk merubah tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik, sehingga siswa dalam belajar harus memperhatikan
pembelajaran tersebut. Siswa yang memperhatikan kegiatan pembelajaran akan mendapatkan hasil belajar yang optimal. Perhatian siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 1 Tayu Pati terhadap pembelajaran masih rendah, terbukti dengan sikap siswa yang hanya mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan oleh
guru, dalam menghadapi materi pelajaran akuntansi yang belum jelas dan sulit dipahami siswa hanya bertanya kepada teman sebangku, dan memanfaatkan jam
pelajaran kosong untuk bergurau dengan teman-teman sekelas. Menyelesaikan tugas dengan tepat waktu merupakan cerminan siswa yang
berdisiplin tinggi dalam belajar. Siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Tayu Pati dapat menyelesaikan tugas tepat waktu, terbukti sebagian besar siswa pada saat
ulangan mereka mengerjakannya dengan usaha sendiri, walaupun masih terlihat kadang-kadang bekerjasama dengan siswa yang lain untuk menjawab soal ulangan
tersebut. Sebagian besar siswa masih merasa enggan mengerjakan tugas akuntansi yang diberikan guru, siswa akan mengerjakannya jika tugas tersebut mudah.
Walaupun demikian siswa akan tetap mengumpulkan tugasnya tepat waktu karena pada malam harinya sudah dikerjakan.
4.4.3 Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Akuntansi
Berdasarkan analisis deskriptif partisipasi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Tayu Pati dalam pembelajaran termasuk dalam kriteria tinggi, yaitu sebesar 54
dari 57 responden, dapat dibuktikan dengan kemampuan siswa dalam memberikan pendapat, saran dan tenaganya, berani dan mampu bertanggungjawab dalam
pembelajaran serta mampu berkomunikasi timbal balik. Sesuai dengan pendapat Sudjana dalam Hayati 2001:16 yang menyatakan partisipasi siswa di dalam
pembelajaran merupakan salah satu bentuk keterlibatan mental dan emosional. Disamping itu, partisipasi merupakan salah satu bentuk tingkah laku yang
ditentukan oleh lima faktor, antara lain: faktor, yaitu pengetahuan, kondisi situasional, kebiasaan sosial, kebutuhan dan sikap.
Dalam rangka menumbuhkan pemikiran yang kreatif dan keberanian tampil di depan kelas dapat digunakan dengan cara memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memberikan pendapat, saran dan tenaganya dalam pembelajaran. Kesempatan yang diberikan kepada siswa mengenai persoalan-
persoalan yang ada dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah. Siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Tayu Pati dalam pembelajaran
akuntansi mampu mengeluarkan pendapatnya dan mau menerima pendapat orang lain jika terdapat persoalan yang sulit dan memerlukan pemecahan. Disamping itu
siswa juga menginginkan pembelajaran dengan metode yang menarik perhatian siswa sehingga siswa dapat ikut berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
Partisipasi siswa tersebut dapat berupa tenaga yaitu berani mengerjakan soal di depan kelas walaupun masih meminta ijin terlebih dahulu untuk mengerjakannya
di bangku. Pembelajaran merupakan tanggungjawab guru dan siswa. Guru dalam
pembelajaran bertanggungjawab untuk mengubah perilaku siswa ke arah yang
lebih baik, sedangkan siswa bertanggungjawab terhadap pembelajaran yaitu dengan menyalin catatan teman dan meminta penjelasannya untuk mengejar
ketinggalan jika siswa terpaksa berhalangan hadir, siswa mempunyai buku pendamping selain buku paket dan jika guru memberi petunjuk kepada siswa
untuk mengerjakan di LKS, siswa langsung membaca dan mengerjakannya. Komunikasi timbal balik sangat penting dalam pembelajaran, karena
dengan komunikasi timbal balik guru dapat mengetahui seeberapa besar antusias siswa untuk mengetahui dan memahami materi yang diterangkan dalam proses
pembelajaran tersebut. Menciptakan komunikasi timbal balik antara guru dan siswa memang bukanlah hal yang mudah dilakukan, namun pada siswa kelas XI
IPS SMA Negeri 1 Tayu Pati ternyata dapat menerapkannya, terbukti dengan kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan dan siswa yang mau bertanya
kepada guru walaupun hanya 1 - 2 kali jika mendapatkan hal-hal baru yang belum dipahami. Memperhatikan dan mencatat saat guru menyampaikan materi dalam
pembelajaran dan berani mengingatkan guru jika guru salah mengucapkan suatu materi juga merupakan wujud dari partisipasi dengan kemampuan berkomunikasi
timbal balik. Hal ini sesuai dengan indikator dari partisipasi siswa dalam pembelajaran yang dikemukakan Knowles dalam Mulyasa 2004:156 yaitu 1
adanya keterlibatan emosional dan mental siswa, 2 adanya kesediaan siswa untuk memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan, 3 dalam kegiatan belajar
terdapat hal yang sangat menguntungkan.
4.4.4 Prestasi Belajar Akuntansi