Ratio Kayu Awal dan Kayu Akhir Pada Softwood

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Ratio Kayu Awal dan Kayu Akhir Pada Softwood

Hasil observasi sifat makroskopis dari sampel kayu pinus Pinus merkusii yang diteliti perbedaan signifikan antara struktur kayu awal dan kayu akhir menghasilkan corak pada sampel tangensial dan radial. Pola dekoratif dapat dihasilkan terutama karena penampilan riap pertumbuhan, orientasi sel, dan distribusi warna yang tidak teratur. Semakin signifikan perbedaan antara kayu awal dan kayu akhir akan menyebabkan corak yang semakin jelas dan menarik. Pada sampel tangensial terlihat corak indah seperti garis-garis parabola yang saling menutup. Warna pada kayu akhir yang lebih gelap memberi kesan warna kayu yang kontras sehingga corak dapat terlihat jelas. Sifat dekoratif pada kayu dapat muncul apabila ada pola arah serat dan perbedaan warna pada permukaan tangensial, radial, dan x-section. Sifat fisik yang terdapat pada kayu merupakan salah satu keistimewaan dari bahan baku kayu. Pada kayu P. merkusii dapat dilihat sel trakeida yang berbeda antara kayu awal dan kayu akhir. Kayu awal merupakan kayu yang dibentuk pada masa awal masa pertumbuhan yang memiliki sel trakeida berukuran besar dan memiliki kerapatan rendah. Sedangkan kayu akhir berarti kayu yang dibentuk pada akhir masa pertumbuhan yang memiliki sel trakeida berukuran kecil dan memiliki kerapatan tinggi. Struktur anatomi sel-sel trakeida kayu awal dicirikan oleh diameter sel yang lebih besar dan dinding sel yang lebih tipis. Struktur anatomi kayu akhir dicirikan oleh diameter sel trakeida yang lebih kecil dan dinding selnya lebih tebal. Pada kayu pinus softwood corak yang indah disebabkan adanya struktur springwood vs summerwood yang sangat fluktuatif. Semakin fluktuatif perbedaan struktur spring and summer wood semakin aktraktif corak atau figurnya Pandit 2008. Kayu pinus bertekstur permukaan yang halus dengan serat yang lurus. Kayu merupakan suatu objek yang memiliki kekayaan akan variasi dalam sifat dekoratifnya seperti pada kayu pinus, terlihat perbedaan corak yang terdapat pada papan radial, tangesial dan x-setion. Pada sampel tangensial kayu pinus tampak ada pola melingkar akibat adanya tight knot. a b Gambar 8 Struktur Anatomi Kayu Pinus Pinus merkusii : a. Penampang melintang 30x b. Penampang melintang 10x Struktur anatomi hardwood lebih heterogen dibanding softwood oleh karena itu softwood sering juga disebut kayu yang berstruktur homogen. Menurut Haygreen dan Bowyer 1989 sebagian besar volume kayu softwood, 90-95 tersusun atas sel-sel yang panjang dan ramping yang disebut trakeida longitudinal. Trakeida longitudinal memiliki panjang kira-kira 100 kali diameternya dengan penampang melintang berbentuk persegi panjang dengan ukuran rata-rata panjangnya 3-4 mm. Corak indah pada kayu pinus disebabkan karena perbedaan struktur anatomi kayu awal dan kayu akhir. Struktur anatomi sel-sel trakeida kayu awal dicirikan oleh diameter sel yang lebih besar dan dinding sel yang lebih tipis. Struktur anatomi kayu akhir dicirikan oleh diameter sel trakeida yang lebih kecil dan dinding selnya lebih tebal. Secara umum setiap ciri-ciri atau tanda-tanda khusus yang dimiliki oleh kayu dapat digambarkan sebagai corak. Permukaan kayu tampak mengkilap dengan corak seperti parabola mencirikan kayu pinus mengandung saluran damar. Saluran damar aksial seringkali nampak jelas berupa garis-garis berwarna gelap, mirip seperti pembuluh pada kayu daun lebar. a b Gambar 9 Corak Dekoratif Pada P.merkusii : a. Penampang tangensial dengan corak mata kayu b. Penampang tangensial dengan corak normal Pola lingkaran ini nampak jelas karena warna kayu akhir lebih gelap dibandingkan dengan kayu awal yang berwarna lebih muda dan kurang padat. Dengan adanya batas yang jelas antara lapisan kayu awal dan kayu akhir menimbulkan corak pada penampang kayu pinus. Perbedaan warna yang jelas ini disebabkan karena adanya perbedaan musim di Indonesia yang mempengaruhi struktur anatomi penyusun kayu awal dan kayu akhir. Berdasarkan hasil observasi sifat makroskopis untuk sampel kayu pinus yang diteliti pada sampel radial corak nampak berupa garis-garis sejajar satu dengan lainnya, sedangkan pada papan tangensial, corak indah tampak seperti garis-garis parabola yang saling menutup. Namun terdapat pola lain selain parabola dan garis sejajar. Pola yang muncul pada papan tangensial yaitu pola melingkar mata kayu. Pola melingkar ini timbul di permukaan papan karena terdapat mata kayu pada kayu pinus. Mata kayu yang tersisip pada contoh kayu pinus merupakan mata kayu hidup seperti pada gambar 9.a. Sedangkan corak pada kayu juga dapat dikatakan sebagai pola yang dihasilkan dari lingkaran tahun, distorsi serat, dan infiltrasi yang tidak sama dari zat warna Sarajar 1975. Seperti pada kayu pinus corak yang ditampilkan merupakan hasil dari signifikasi warna yang berbeda pada kayu awal dan kayu akhirnya. Corak kayu awal dan kayu akhir yang indah dipengaruhi oleh struktur sel trakeida penyusunnya. Pada kayu awal sel trakeida penyusunnya berbentuk lebih besar dengan dinding yang tipis, hal ini disebabkan oleh masa pembentukan kayu awal yang terletak pada musim panas. Penguapan yang lebih banyak terjadi pada musim panas sehingga lapisan kayu yang dihasilkan memiliki sel trakeida yang lebih besar dan berdinding tipis. Sedangkan pada kayu akhir, lapisan kayu terbentuk pada musim hujan sehingga kayu dengan sifat higroskopisnya menyerap uap air lebih banyak dan membentuk struktur sel trakeida yang kecil dan berdinding sel tebal. Cacat mata kayu hidup tight knot menampilkan corak melingkar pada kayu pinus, hal ini akibat dari pemangkasan cabang yang masih hidup dan tersisip didalam batang kayu Pandit 2008. Kayu yang mengandung mata kayu hidup pada saat dilakukan penggergajian akan menampilkan corak melingkar pada papan tangesial yang dihasilkan sebaliknya pada papan radial dapat terlihat jelas bahwa terdapat cabang yang tersisip didalam pohon seperti pada gambar 10. Adanya corak akibat dari tight knot ini menjadi ciri khas dari kayu pinus dan beberapa jenis kayu HTR lainnya yang mengalami pemangkasan cabang Pandit 2010. Terdapat beberapa kriteria pohon yang perlu dipangkas yaitu diantaranya pohon yang memiliki banyak cabang, pohon dengan pemangkasan alami yang rendah, dan pohon yang akan digunakan untuk kayu pertukangan dan konstruksi struktural Pandit 2009. Gambar 10 Cacat Mata Kayu Hidup Pada P. merkusii. Pada papan tangensial yang diteliti ternyata kayunya menampilkan corak berupa pola melingkar akibat adanya tight knot. Cacat mata kayu hidup mempengaruhi corak yang ditampilkan pada permukaan kayu. Namun cacat tight knot menurut Pandit 2009, tight knot tidak akan mempengaruhi nilai suatu kayu jika tidak menimbulkan kesulitan yang berarti dalam pengerjaan kayu dan tidak menurukan nilai tambah kayu tersebut. Corak yang ada pada suatu jenis kayu dapat ditimbulkan oleh perbedaan warna antara kayu awal dan kayu akhir dari lingkaran tahun, perbedaan warna pada jaringan juga dapat ditimbulkan oleh perbedaan intensitas pewarnaan pada lapisan-lapisan kayu yang dibentuk dalam jangka waktu berlainan Sarajar 1975. Kayu pinus merupakan salah satu jenis kayu yang memperlihatkan adanya perbedaan antara kayu awal dan kayu akhir didalam riap pertumbuhannya. Apabila suatu jenis kayu memiliki struktur kayu awal yang sangat berbeda dengan kayu akhirnya maka kayu tersebut akan menampilkan corak. Semakin signifikan perbedaan antara kayu awal dan kayu akhir ini akan menyebabkan corak yang semakin jelas dan menarik Pandit 2008.

4.2 Struktur Pori Tatalingkar Pada Hardwood