II.4.1 Pasar Beringharjo, Yogyakarta
Pasar beringharjo merupakan salah satu pasar tradisional yang terdapat di Yogyakarta. Dalam pasar ini, diketahui jenis-jenis pembagian yang jelas dari barang dagangan yang ada. Sehingga hal ini
lebih memudahkan pengunjung untuk mencari barang yang diinginkan. Pasar ini juga merupakan pasar 2 lantai, sehingga memudahkan bagi penulis untuk mengambil contoh-contoh pemecahan
yang mungkin dilakukan untuk lantai ke-2 di pasar tersebut. Faktor kebersihan juga merupakan salah satu hal yang membuat penulis mengambil pasar ini sebagai contoh studi banding, karena
ingin dihasilkan suatu pasar tradisional yang bebas dari stereotip ”bau dan kotor”. Karena kedua hal diatas, dianggap telah terlalu melekat pada pasar tradisional.
II.4.2 Pasar Tradisional BSD Bumi Serpong Damai
Pasar tradisional BSD merupakan salah satu contoh pasar hasil redevelopmen pemerintah yang bisa dikatakan cukup berhasil. Pasar ini tidak memiliki bentuk yang luar biasa, namun berhasil membuat
suatu bentuk sederhana, dimana masyarakat yang berbelanja merasa cukup nyaman dan efektif.
Berdasarkan tanggapan masyarakat yang ada di salah satu website, pasar BSD ini dianggap salah satu pasar tradisional yang baik. Hal itu dimulai dari sistem sirkulasi kendaraan dan ketersediaan
lahan parkir untuk kendaraan. Kemudian masuk kedalam penataan kios-kios yang rapi, terorganisasi dan fungsional. Sehingga pengunjung yang datang sama sekali tidak kesulitan
menemukan barang yang dicari, dikarenakan adanya pengelompokan yang jelas. Selain itu salah satu hal pendukung yang penting adalah pasar ini dikelola dengan baik, dimana semua petugas
pasar, mulai dari petugas pembersih, petugas parkir, sampai kepada pengelola mempunyai kerjasama yang baik. Pada studi banding ini, penulis mengharapkan mendapatkan suatu sistem
utilitas dari pasar tradisional yang efesien yang ada pada pasar ini, sehingga dapat diterapkan dalam desain nantinya. Selain itu pengelolaan parkir dan sirkulasi kendaraan juga akan menjadi salah satu
perhatian dari studi banding ini.
BAB 3 ELABORASI TEMA
BAB III ELABORASI TEMA
III.1. PENGERTIAN TEMA
Adapun pengertian tema yang diambil untuk diterapkan pada bangunan Pasar Sukaramai adalah
Green Architecture
. Istilah
Green
, berasal dari bahasa Inggris yang berarti Hijau. Kata
Architecture
berasal dari bahasa Yunani 1.
Arche
: yang asli, yang utama, yang awal 2
Tektoon
: sesuatu yang berdiri kokoh, tidak roboh, stabil, dsb. 3.
Archetektoon
: pembangunan utama, tukang ahli bangunan yang utama. Arsitektur memiliki pengertian sebagai : Ilmu yang mempelajari tentang lingkungan binaan,
yang diperuntukkan bagi manusia sebagai penggunanya.
Green Architecture
adalah sebuah gerakan yang dilakukan dalam rangka menggunakan langkah
– langkah yang berusaha semaksimal mungkin tidak merusak alam dan mengembalikan manusia ke dalam kehidupan yang nyaman serta sehat.
Beberapa pemahaman akan
green architecture
dikembangkan oleh beberapa teori dan kritik sebagai berikut :
a.
Green Architecture
oleh Brenda dan Robert Vale 1. Penghematan Energi
Bangunan harusnya meminimalisasi penggunaan kebutuhan akan energi 2. Bekerja dengan iklim
Bangunan harusnya didesain untuk bekerja dengan iklim dan sumber daya energi yang alami.
3. Meminimalisasi penggunaan sumber daya alam baru Bangunan harusnya didesain untuk meminimalisasi penggunaan sumber daya alam
baru dan menggunakan material ramah lingkungan. 4. Menghargai pengguna
Green Architecture
menyadari pentingnya semua orang yang bersangkutan dengan bangunan tersebut.
5. Menghargai Site Meminimalisasi perusakan site
6. Holistik Semua prinsip
Green Architecture
membutuhkan pendekatan holistik kepada lingkungan pembangunan.