Redevelopment Pasar Kawasan Simpang Limun (Arsitektur Ekologi)

(1)

(ARSITEKTUR EKOLOGI)

LAPORAN PERANCANGAN TKA-490 – TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010/2011

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Arsitektur

Oleh

BANE DOLI SIMANJUNTAK

070406037

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011


(2)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah menjadi sumber kekuatan dan penghiburan selama berlangsungnya pengerjaan tugas akhir ini.

Tugas akhir ini mengambil judul: Redevelopment Pasar Kawasan Simpang Limun. Tugas akhir ini merupakan syarat yang diwajibkan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.

Pada kesempatan ini, dengan tulus dan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya kepada Bapak Ir. Dwi Lindarto

Hadinugroho, MT dan Bapak Ir. Rudolf Sitorus, MLA sebagai pembimbing tugas akhir, atas

kesediannya membimbing, motivasi, problem solving, pengarahan dan waktu beliau kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga penulis tujukan kepada:

1. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT, Ketua Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT dan Bapak Imam Faisal Pane, ST, MT selaku koordinator Tugas Akhir, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak dan Ibu Dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

4. Orang tua saya yang tercinta, Bapak H. Simanjuntak, S.Pd dan Ibu N. Butarbutar,

S.Pd untuk dukungan, perhatian, doa, dan segala pengorbanannya selama ini sehingga

penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Abang saya Daniel A. Simanjuntak, Amd dan Kakak Sofia M. Simanjuntak, STP atas dukungannya.

6. Semua teman-teman di Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang memotivasi saya untuk mengambil tugas akhir ini dan mendukung saya untuk tetap berjuang sampai akhir.

7. Semua teman-teman Studio Akhir Semester B TA 2010/2011, Departemen Arsitektur,

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Spesial Hari Hajaruddin Siregar „codet‟,

Shintia dan Tenia (korban sedang stres), Sheila Leovisa (Teman seperjuangan), Ovan, Yayat, Erwin, Claudia, Cut Nadya dan Eliakim (teman kelompok sidang),


(3)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

9. Teman-teman KTB Disciples : Bg Danny, Jonni, Fraptin, Septien, Gustyna, Betty dan Elfrida.

10.Adik-adik KK Saroha dan Yosia : Ani, Claudia, Duma, Indry, Inel dan Yanti.

Kiranya Tuhan Yang Esa memberikan dan melimpahkan kasih dan rahmatNya bagi mereka atas segala yang telah diperbuat untuk penulis.

Penulis sungguh menyadari bahwa tugas akhir ini masih mempunyai banyak kekurangan. Karena itu penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi penyempurnaan tugas akhir ini. Dan, akhirnya penulis berharap tulisan ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Medan, Juni 2011 Hormat saya,


(4)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN VI.1. Latar Belakang ... 1

VI.2. Maksud dan Tujuan ... 2

VI.3. Masalah Perancangan ... 2

VI.4. Pendekatan Masalah ... 2

VI.5. Lingkup/Batasan... 3

VI.6. Kerangka Berpikir ... 4

VI.7. Sistematika Penulisan Laporan ... 5

BAB II DESKRIPSI PROYEK II.1. Terminologi Judul... 6

II.1.1. Pengertian Judul ... 6

II.1.2. Pasar Tradisional ... 7

II.1.2.1. Klasifikasi Pasar ... 7

II.1.2.2. Unsur-unsur Pokok Perpasaran ... 10

II.1.2.3. Materi Perdagangan Pasar ... 11

II.1.2.4. Unsur – Unsur Penunjang Pasar ... 12

II.1.3. Pusat Perbelanjaan ... 13

II.2. Lokasi ... 15

II.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi ... 16

II.2.1.1. Tinjauan Terhadap Struktur Kota ... 16

II.2.1.2. Pencapaian ... 18

II.2.1.3. Area Pelayanan ... 18

II.2.2. Analisis Pemilihan Lokasi ... 18

II.2.3. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi ... 19


(5)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

II.2.3.2. Peraturan Site ... 20

II.2.3.3. Eksisting ... 22

II.3. Tinjauan Fungsi ... 24

II.3.1. Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan ... 24

II.3.1.1. Deskripsi Kegiatan Pasar Kawasan Simpang Limun ... 25

II.3.1.2. Deskripsi Pengguna Pasar Kawasan Simpang Limun ... 25

II.3.2. Deskripsi Kebutuhan Ruang ... 27

II.3.3. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang ... 28

II.3.4. Studi Banding Arsitektur yang Mempunyai Fungsi Sejenis ... 31

II.3.4.1. Pasar Modern Bumi Serpong Damai (BSD)... 31

II.3.4.2. Pasar Beringharjo ... 34

II.3.4.1. Pasar Pringgan, Medan ... 35

BAB III ELABORASI TEMA III.1 Pengertian Tema ... 36

III.2 Interpretasi Tema ... 37

III.3 Patokan Hunian Ekologi ... 41

III.4 Sistem Penerapan Tema pada Bangunan ... 42

III.5 Studi Banding Tema Sejenis... 45

BAB IV ANALISIS V.1 Analisis Kondisi Tapak dan Lingkungan ... 48

V.1.1Data Site 48 V.1.2Analisis Pencapaian ... 49

V.1.3Analisis Sirkulasi ... 52

V.1.4Analisis Orientasi ... 54

V.1.5Analisis Matahari ... 57

V.1.6Analisis Ruang Terbuka dan Tata Hijau ... 57

V.1.7Analisis Sarana dan Prasarana ... 58

V.2 Analisis Fungsional ... 59

V.2.1Analisis Kegiatan dan Kriteria Ruang... 59

V.2.1.1.Pengelompokan Kegiatan dan Kriteria Ruang ... 59


(6)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

V.2.1.3.Analisis Jumlah Pengunjung dan Daya Tampung ... 62

V.2.2Ruang ... 63

V.2.2.1. Besaran Ruang ... 63

BAB V KONSEP V.1 Konsep Massa Bangunan ... 75

V.1.1Konsep Bentukan Massa ... 75

V.2 Konsep Tapak ... 76

V.3 Konsep Ekologi ... 76

V.3.1Orientasi Bangunan ... 76

V.3.2Pencahayan dan Pengkondisian Udara Alami ... 77

V.3.3Rainway Harvesting ... 77

V.3.4Konsep pedagang ... 79

V.3.5Daerah resapan ... 80

V.3.6Pengolahan Sampah ... 81

V.3.7Green Wall ... 83

VI.GAMBAR PERANCANGAN ... 85


(7)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Lokasi Medan ... 15

Gambar II.2 Kecamatan Medan Kota ... 15

Gambar II.3 Kawasan Simpang Limun ... 15

Gambar II.4 Analisis Kawasan Simpang Limun ... 19

Gambar II.5 Eksisting Site ... 22

Gambar II.6 Lokasi Pasar Modern BSD ... 30

Gambar II.7 Fasad Pasar Modern BSD ... 30

Gambar II.8 Interior Pasar Modern BSD ... 32

Gambar II.9 Lokasi Pasar Beringharjo ... 33

Gambar II.10 Fasad Pasar Beringharjo ... 33

Gambar II.11 Interior Pasar Beringharjo ... 34

Gambar III.1 Solar Panel Sistem ... 43

Gambar III.2 Roof Garden ... 43

Gambar III.3 Rainway Harvesting ... 44

Gambar III.4 Waste Management ... 44

Gambar III.5 Tampak depan The Chong Qing Tower ... 45

Gambar III.6 The Chong Qing Tower Rainway Harvesting ... 46

Gambar III.7 Sistem Penyaringan Sinar Matahar ... 47

Gambar III.8 Edge Green Complex ... 47

Gambar IV.1 Data Tapak ... 48

Gambar IV.2 Batas – Batas Wilayah ... 49

Gambar IV.3 GSB Sekitar Site ... 50

Gambar IV.4 Sirkulasi Angkutan Umum Sekitar ... 52

Gambar IV.5 Sirkulasi Pedistrian ... 53

Gambar IV.6 Perparkiran ... 55

Gambar IV.7 Jalur Pedistrian dalam Gedung ... 56

Gambar IV.8 Orientasi Luar ke Dalam ... 57

Gambar IV.9 Analisis Site ... 58

Gambar IV.10 Analisis Ruang Terbuka ... 59


(8)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

Gambar V.1 Konsep Tapak ... 76

Gambar V.2 Orientasi Bangunan ... 76

Gambar V.3 Konsep Penghawaan Kios ... 77

Gambar V.4 Konsep RainwayHarvesting ... 77

Gambar V.5 Konsep Bak Penampung ... 78

Gambar V.6 Pedagang Ikan ... 79

Gambar V.7 Pedagang Daging ... 79

Gambar V.8 Pedagang ... 79

Gambar V.9 Pedagang Makanan ... 80

Gambar V.10 Pedagang Ikan ... 80

Gambar V.11 Grass Block ... 81

Gambar V.12 Pengolahan Sampah ... 81

Gambar V.13 Biogas ... 82

Gambar V.14 Konsep Green Wall ... 83

Gambar VI.1 Site Plan ... 84

Gambar VI.2 Ground Plan ... 85

Gambar VI.3 Basement ... 86

Gambar VI.4 Denah Lantai 2 ... 87

Gambar VI.5 Denah-denah ... 88

Gambar VI.6 Denah-Denah ... 89

Gambar VI.7 Denah-denah ... 90

Gambar VI.8 Tampak Bangunan ... 91

Gambar VI.9 Tampak Bangunan ... 92

Gambar VI.10 Potongan Bangunan ... 93

Gambar VI.11 Potongan Bangunan ... 94

Gambar VI.12 Potongan Bangunan ... 95

Gambar VI.13 Rencana Pondasi ... 96

Gambar VI.14 Rencana Pembalokan ... 97

Gambar VI.15 Rencana Pembalokan ... 98

Gambar VI.16 Rencana Pembalokan ... 99

Gambar VI.17 Rencana Pembalokan ... 100

Gambar VI.18 Detail Tampak ... 101


(9)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

Gambar VI.20 Detail Atap ... 103

Gambar VI.21 Rencana Pola Lantai ... 104

Gambar VI.22 Rencana Pola Lantai ... 105

Gambar VI.23 Rencana Pola Lantai ... 106

Gambar VI.24 Rencana AC, CCTV dan Telepon ... 107

Gambar VI.25 Rencana Elektrikal ... 108

Gambar VI.26 Rencana Fire Protector ... 109


(10)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Tabel Pembagian Wilayah WPP Medan ... 16

Tabel II.2 Pedagang dalam Area Pasar ... 26

Tabel II.3 Pedagang di Luar Area Pasar ... 26

Tabel III.1 Patokan Ekologi ... 42

Tabel IV.1 Analisis Ruang dan Kriteria ... 63

Tabel IV.2 Program Ruang Pasar Kemiri ... 68

Tabel IV.3 Program Ruang Pasar MSM ... 69

Tabel IV.4 Program Ruang Pusat Perbelanjaan ... 72


(11)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak BAB I

PENDAHULUAN

VI.8. Latar Belakang

Medan sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia dengan jumlah penduduk 2 Juta jiwa dan luas area 265,1 km2. Menjadi salah satu Kota Metropolitan membuat kota Medan harus terus berkembang dari tahun ke tahun dan berbenah diri dalam banyak aspek. Keberadaan dan peran pasar tradisional hingga saat ini tidak bisa diabaikan begitu saja karena banyak berperan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat, menyangga perekonomian masyarakat, dan merupakan sumber pendapatan pemerintah daerah dari penarikan retribusi/ pajak terhadap pedagang dimana pasar tradisional itu berada. Semakin banyaknya Pusat-Pusat perbelanjaan modern mau tidak mau membawa dampak bagi keberlangsungan Pasar tradisional yang selama ini menjadi warisan budaya bangsa Indonesia.

Jika dilihat lebih seksama permasalahan Pasar tradisional tidak semata pada perkembangan pasar – pasar modern tetapi juga dengan kondisi pasar tradisional itu sendiri, seperti buruknya kualitas dan pengelolaan pasar tradisional. Kondisi pasar tradisional yang sering berbau busuk, pengap dan tidak nyaman, gelap, parkiran yang semrawut, moda transport lokal yang tidak tertata membuat masyarakat semakin berpikir kembali untuk berbelanja ke pasar tradisional.

Ditambah lagi dengan tidak teraturnya letak pedagang kaki lima, sehingga sering kali menjadi gangguan bagi pasar itu sendiri. Pengelolaan limbah air dan sampah juga membawa dampak buruk bagi kawasan sekitar pasar. Penumpukkan sampah yang sebetulnya masih bisa digunakan kembali.

Salah satu contoh pasar tersebut adalah Pasar Simpang Limun dengan kondisi sekarang ini, maka dirasakan perlu ada perbaikan maupun tambahan-tambahan fungsi tertentu untuk semakin memperlancar dan meningkatkan kegiatan ekonomi di kawasan ini.

Dimana pedagang-pedagang kaki lima tidak tertata dengan baik. Kondisi parkir kendaraan pribadi dan becak bermotor yang juga tidak teratur dan tidak tertib membuat sirkulasi menjadi tidak baik. Parit-parit yang tidak bersih.

Sehingga dengan mempertimbangkan segala hal yang sudah disampaikan di atas, maka pembangunan kembali (redevelopment) bangunan Pasar Simpang Limun yang baru sangatlah tepat ditambah dengan fungsi baru, yaitu pusat perbelanjaan mengingat lokasi pasar berada di daerah yang strategis dan di jalan besar Kota Medan. Karena perlu dibuat suatu perbaikan mengenai


(12)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

susunan kawasan ini sehingga menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan tujuan mengingkatkan vitalitas dan kualitas lingkungan ini sangatlah diperlukan

VI.9. Maksud dan Tujuan

a) Menciptakan konsep baru dan suasana baru akan pasar tradisional sehingga dapat berperan baik secara fungsional, sehat secara kawasan serta ramah lingkungan. Namun tetap mementingkan nilai-nilai local yang sudah tercipta.

b) Memberi lingkungan dan lalu lintas yang aman, lebih teratur, dan saling mendukung baik bagi pedagang pasar, konsumen, dan masyarakat yang ada disekitar.

c) Mengubah persepsi masyarakat akan pasar tradisional yang panas, sumpek dan berbau tidak sedap.

d) Menciptakan suatu kesatuan antara Pasar Tradisional dengan Pusat Perbelanjaan Modern. e) Menciptakan lingkungan pasar yang mampu mengatasi permasalahan sirkulasi kendaraan

dan pejalan kaki, serta masalah perparkiran.

f) Menciptakan sebuah ikon pasar yang dapat menjadi tujuan pariwisata.

VI.10. Masalah Perancangan

a) Penerapan tema dalam disain bangunan dan ruang luar.

b) Kondisi pasar yang becek, bau dan gelap, sehingga membuat pembeli merasa tidak nyaman belanja di pasar tradisional ini.

c) Sirkulasi kendaraan sekitar pasar yang cenderung macet karena akitivitas pasar. d) Minimnya pasar tradisional yang baik di kota Medan

e) Program ruang yang kurang teratur, sehingga banyak pedagang berjualan di area yang bukan diperuntukkan untuk berjualan.

f) Membuat suatu hubungan antara gedung yang modern dengan konsep pasar yang tradisional.

VI.11. Pendekatan Masalah

Dimana dalam pendekatan masalah, metode yang digunakan untuk mencapai desain akhir dari


(13)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

- Survey : Metode survey dilakukan dengan cara mengamati lokasi proyek

perencanaan dan tempat-tempat pameran yang ada untuk mengetahui permasalahan yang ada.

- Pengumpulan Data : Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data, informasi, dan

persyaratan-persyaratan perancangan dan perencanaan gedung pameran dengan cara studi literatur dan studi banding kasus proyek dan tema yang sama.

- Analisis Data : Dalam tahap analisis, data mentah yang sudah diperoleh kemudian

diolah kembali sehingga didapatkan kesimpulan-kesimpulan tertentu.

- Konsep : Penyusunan konsep perancangan dilakukan untuk menganalisis dan

menetapkan usulan-usulan perancangan dari permasalahan, data-data variabel, dan persyaratan yang diperoleh untuk mendapatkan skematik desain.

- Desain Akhir : Desain akhir merupakan kesimpulan dari hasil penyusunan skematik

desain yang diterapkan pada perencanaan dan perancangan fisik bangunan pasar simpang limun dan Pusat perbelanjaan Ramayana.

VI.12. Lingkup/Batasan

a) Lingkup Pembahasan

Materi pembahasan disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi dan tujuan yang ingin

dicapai pada perencanaan dan perancangan ”redevelopment pasar kawasan simpang limun” dengan menerapkan gagasan arsitektur fungsional untuk memperoleh desain pasar dan pusat perbelanjaan dengan tingkat fleksibilitas, kenyamanan, keamanan, efektifitas yang tinggi, sirkulasi bangunan, serta utlitas yang baik dalam bangunan.

b) Batasan Pembahasan

Perencanaan proyek ini terbatas pada perancangan bangunan gedung pasar serta fasilitas penunjangnya dengan berpedoman pada standar-standar khusus untuk suatu gedung pameran. Pengkajian ini ditekankan pada konsep-konsep ekologis suatu bangunan untuk bangunan daerah tropis dengan asumsi-asumsi yang diambil berdasarkan hasil studi banding dan pedoman yang diperoleh.


(14)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak VI.13. Kerangka Berpikir


(15)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak VI.14. Sistematika Penulisan Laporan

Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan Berisi kajian tentang latar belakang pembangunan pasar tradisional, maksud dan tujuan, masalah perancangan, lingkup dan batasan, dan metode pendekatan.

BAB II Deskripsi Proyek Berisi tentang pembahasan mengenai terminologi judul, pemilihan lokasi, deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis.

BAB III Elaborasi Tema Menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis.

BAB IV Analisis Perancangan Menjelaskan tentang analisis kondisi tapak dan lingkungan,

analisis fungsional, analisis teknologi, analisis dan penerapan tema, serta kesimpulan.

BAB V Konsep Perancangan Menjelaskan konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang

digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah.

BAB VI Hasil Perancangan Berisikan gambar kerja yang merupakan hasil akhir dari semua analisis, data, dan konsep-konsep yang dibahas mulai dari BAB I sampai BAB V.

Daftar Pustaka Berisikan daftar pustaka yang digunakan sebagai sumber literatur dalam proses perencanaan dan perancangan proyek.


(16)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak BAB II

DESKRIPSI PROYEK

II.4. Terminologi Judul

Judul kasus proyek yang akan direncanakan dan dikerjakan adalah “Revedelopmen Pasar Kawasan Simpang Limun” akan dibahas menurut pembentuk judul tersebut.

II.4.1. Pengertian Judul

Redevelopment atau pembangunan kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan

kota dengan cara mengganti sebagian dari, atau seluruh unsur-unsur lama dari kawasan kota tersebut dengan unsur-unsur kota yang lebih baru dengan tujuan untuk meningkatkan vitalitas serta kualitas lingkungan kawasan tersebut.

Tujuan tersebut dimaksudkan agar wilayah yang diremajakan tersebut dapat menyumbang kontribusi yang lebih positif kepada kehidupan kota baik dilihat dari segi ekonomi, sosial budaya, fisik, dan bahkan segi politik. Upaya peremajaan umumnya selalu mengambil tempat pada kawasan yang dianggap memiliki potensi ekonomi yang paling besar untuk dikembangkan

Pengertian pasar berdasarkan ”Kamus Umum Bahasa Indonesia”, ada beberapa, antara lain :

Tempat orang berjual-beli ; pekan, tempat berjual beli yang diadakan oleh perkumpulan dan sebagainya dengan maksud mencari derma. Tempat berbagai pertunjukan yang diadakan malam hari untuk beberapa hari lamanya.

Kawasan Simpang Limun : Suatu kawasan terletak di Persimpangan Jalan Sisingamaraja

dan Jalan Sakit Lubis juga Jalan Nawi Harahap, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan. Terdiri dari beberapa Pasar, yaitu Pasar Kemiri, Medan Super Market dan Pasar Baru (Pasar Ikan).

Jadi Redevelopment Pasar Kawasan Simpang Limun adalah :

Pembangunan kembali Pasar Simpang Limun dengan peruntukan semula, yaitu Kawasan Jual Beli yang akan dibuat terkoordinasi antara Pasar Tradisional dengan Pasar Modern, dimana fungsinya dipertahankan dan akan ditambah fungsi-fungsi baru untuk meningkatkan


(17)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

kualitas kawasan Simpang Limun tempat Pasar Simpang Limun. Pasar yang dimaksud adalah Pasar Kemiri dan Pasar Medan Supermarket.

II.4.2. Pasar Tradisional

II.4.2.1. Klasifikasi Pasar

Pasar dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, berdasarkan kepada sudut pandang yang berbeda :

- Pengertian pasar menurut sifatnya : 2) Pasar nyata/ konkret

Tempat para penjual dan pembeli berkumpul untuk membeli barang-barang dagangan secara langsung. Contoh : pasar buah, ikan, sayur, dll

3) Pasar abstrak

Barang yang diperdagangkan tidak sampai di pasar, jual beli berlangsung tetapi hanya menurut contoh barang. Contoh : pasar bursa, obligasi, dll –

- Pengertian pasar menurut daerah pelayanan dan administrasi pemerintahan : a) Pasar lingkungan

Pasar yang ruang lingkupnya meliputi suatu lingkungan kira-kira seluas satu kelurahan atau beberapa kelompok perumahan di sekitar pasar tersebut dan jenis barang diperdagangkan adalah barang kebutuhan sehari-hari

b) Pasar wilayah

Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi beberapa lingkungan permukiman dan barang-barang yang diperjual belikan lebih lengkap dari pasar lingkungan

c) Pasar kota

Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi wilayah kota dimana barang-barang yang diperjualbelikan lengkap

d) Pasar regional

Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi daerah kota dan sekitarnya e) Pasar perumahan

Merupakan toko-toko yang menempel pada rumah tinggal melayani kebutuhan rumah tangga di daerah sekitarnya, kira-kira seluas wilayah RT


(18)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

- Pengertian pasar menurut sifat jualannya : a) Pasar induk

Pasar yang merupakan pusat pengumpulan, pusat pelelangan dan pusat penyimpanan bahan-bahan sandang pangan untuk disalurkan kepada grosir-grosir dan pusat-pusat

b) Pasar dimana terdapat permintaan dan penawaran barang atau jasa secara kecil atau eceran,

c) Pasar khusus Pasar yang menjual atau sejenis barang tertentu, mis : pasar tekstil, bunga, buah, dll

- Pengertian pasar menurut waktu kegiatannya :

a) Pasar siang hari Pasar yang kegiatannya antara pukul 08.00 s/d 18.00 WIB b) Pasar malam hari Pasar yang kegiatannya antara pukul 18.00 s/d 05.00 WIB c) Pasar siang malam Pasar yang kegiatannya dilakukan siang dan malam hari d) Pasar malam Kegiatan pasar hanya dilakukan pada malam hari

e) Pasar pagi Kegiatan pasar hanya dilakukan pada pagi hari

f) Pasar mingguan Kegiatan pasar hanya dilakukan sekali dalam seminggu.

- Pengertian pasar secara operasional a) Pasar perusahaan daerah

b) Pusat pertokoan / perdagangan perseroan terbatas

c) Pasar tidak reasmi : pasar yang belum diakui oleh pemerintah

d) Trade imporium departemen perindustrian dan perdagangan yang merupakan pusat penjajaan hasil kerajinan rakyat

e) Gelanggang dagang yang dikelola oleh departemen perdagangan dan koperasi f) Toko serba ada yang dikelola departemen perdagangan dan koperasi

g) Pusat pertokoan atau perbelanjaa swasta

- Pasar ditinjau dari sistem pelayanannya : a) Pasar tradisional

Yang dimaksud dengan pasar tradisional adalah pasar yang ada pada masa kini, yang masih memiliki karakter atau ciri-ciri pada masa lalu dimana salah satu


(19)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

adalah adanya interaksi sosial langsung antara penjual dan pembeli yang sifatnya tawar menawar harga barang dan jasa.

b) Pasar khusus

 Produk yang ditawarkan berupa satu atau beberapa produk barang tertentu saja.

 Pasar yang ditawarkan tetap dalam keadaan khusus, misalnya pasar souvenir walaupun kemudian pasar berkembang produk yang dipasarkan adalah penunjang dari produk utama.

 Sistem pembagian perlu diperhatikan agar penyeberan keuntungan sedapat mungkin merata.

 Sistem proteksi kebakaran merupakan hal yang penting untuk diperhatikan mengingat fungsi pasar yang merupakan bangunan umum

 Memperhatikan keamanan pasar setiap sudut desain agar mencegah munculnya kriminalitas pada lokasi.

c) Pasar modern

Suatu kompleks toko eceran dan dihubungkan dengan fasilitas yang terencanan sebagai suatu kesatuan kelompok, untuk memberikan pelayanan perbelanjaan yang maksimal.

d) Pasar wisata

Umumnya berkembang pada kawasan objek wisata dan tercipta dari perkembangan aktivitas wisata itu sendiri yang didukung oleh faktor-faktor lingkungan yang mendukung terhadap market tersebut, yaitu :

 Potensi wisata pada kawasan wisata

 Interest publik terhadap potensi wisata kawasan tersebut

 Adanya sarana yang mendukung terhadap potensi wisata

 Perkembangan jumalah wisata yang mengunjungi kawasan wisata

II.4.2.2. Unsur-unsur Pokok Perpasaran


(20)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

Konsumen adalah pribadi atau badan yang menikmati penggunaan fisik suatu barang dan jasa ekonomi atau seseorang yang membeli untuk dijual kembali.

Dari pihak konsumen yang perlu untuk diteliti antara lain : a. Daya beli atau tingkat pendapatan

b. Daya mobilitas untuk mencapai tempat belanja c. Waktu yang tersedia

d. Tingkah laku adat dan kebiasaan

B. Lembaga Perdagangan dan Wadah

Lembaga yang melaksanakan penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

Dari pihak pedagang, hal yang perlu diperhatikan antara lain : a. Keuntungan yang relatif baik

b. Harga dan biaya penjualan c. Cara pelayanan

d. Suplai barang yang diperdagangkan

C. Barang

Mengenai penggolongan barang terdapat banyak teori. Untuk pembahasan selanjutnya diambil penggolongan barang yang merupakan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh PD Pasar Jaya Bersama dengan LPEM F.E. UI 1971 :

a. Golongan I : Merupakan barang-barang yang dinilai sebagai barang kebutuhan sehari-hari misalnya : sayur, bumbu dapur, lauk-pauk, dll

b. Golongan II : Barang ini bukan merupakan kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan dalam waktu interval tertentu misalnya seminggu atau sebulan. Contohnya : pakaian, tekstil, sepatu, kosmetik.

c. Golongan III : Sifat barang yang termasuk dalam golongan ini hampir sama dengan golongan barang sekunder, akan tetapi merupakan barang-barang lux dan relatif mahal harganya bagi ukuran pembeli masyarakat Indonesia. Contohnya : tv, kamera foto, dll


(21)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

d. Golongan IV : Barang-barang golongan ini dirasakan dan dibutuhkan oleh pembeli hanya sebagai insidential, atau tidak dapat ditentukan. Misalnya : mebel, onderdil mobil , dll

II.4.2.3. Materi Perdagangan Pasar

Materi perdagangan di pasar dapat dikelompokkan berdasarkan jenis, sifat, urgensinya, cara pengangkutannya, dan cara penyajiannnya :

A. Jenis materi perdagangan :

a. bahan kebutuhan rohani / pemuas diri b. bahan sandang / tekstil

c. kebutuhan rekreasi B. Sifat / kesan perdagangan

a. basah b. kering c. tahan lama

C. Tingkat urgensi materi perdagangan

a. barang kebutuhan sehari-hari (demand good) b. barang kebutuhan berkala (convinience good) D. Cara pangangkutan

a. barang bukan pecah b. barang pecah belah E. Cara penyajian

a. cara penyajian sedang b. cara penyajian baik

II.4.2.4. Unsur – Unsur Penunjang Pasar

Yaitu pihak yang berperang dalam kelangsungan kegiatan perdagangan di pasar, unsur-unsur ini meliputi pemerintah, pengelola, bank, dan swasta :

a. Pemerintah

Pemerintah wajib memelihara kestabilan ekonomi dalam pembangunan dan kelancaran ekonomi, diantaranya dengan menguasai sektor perpasaran dalam


(22)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

bentuk mengelola dan menarik pajak pasar, menentukan klasifikasi pasar dalam wilayah kekuasaannya, pembangunan fisik pasar yang biasanya dilakukan dengan menggunakan anggaran daerah atau inpres.

b. Pengelola

Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari pemerintah menunjuk : a. Jawatan atau dinas dibawahnya atau

b. Perusahaan daerah yang memberi otorita untuk mengelola pelayanan umum di bidang perpasaran

Adapun kegiatan yang biasanya dialksanakan oleh pengelola ini antara lain : 1. Memelihara kebersihan

2. Menjaga keamanan dan ketertiban dalam pasar

3. Mengusahakan kelancaran distribusi bahan-bahan pokok kebutuhan sehari-hari.

c. Swasta

Dalam hal ini yang disebut swasta bisa para pedagang itu sendiri atau para pelaksana yang membiayai pembangunan pasar, dengan prinsip pembangunan fasilitas pasar dibiayai dengan dana dari masyarakat yang akan kembali kepada masayarakat dalam bentuk lain. Secara umum pasar merupakan suatu kebutuhan masyarakat melalui peranannya sebagai unsur-unsur penunjang yang menggerakkan kehidupan sehari-hari.

II.5. Pusat Perbelanjaan

II.5.1. Klasifikasi Pusat Perbelanjaan

Berdasarkan Skala Pelayanan

1. Pusat Perbelanjaan Lokal

Jangkauan pelayanan yang meliputi 5.000 – 40.000 penduduk (skala lingungan), luas bangunan sekitar 2.878 – 9.290 m2. Unit penjualan terbesar pada pusat perdagangan golongan ini adalah supermarket.


(23)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

Jangkauan pelayanan 40.000 – 150.000 penduduk (skala wilayah), dengan luas bangunan berkisar antara 9.290 – 27.8780 m2. Unit-unit penjualan terdiri atas Junior departement store, supermarket dan toko-toko.

3. Pusat Perbelanjaan Regional

Jangkauan pelayanan seluas daerah 150.00 – 400.00 penduduk. Dengan luas bangunan 27.870 – 92.990 m2. Unit – unit perbelanjaan golongan ini terdiri dari 1-4 departement store dan 50-100 toko ritel yang tersusun ,engitari pedistrian.

Berdasarkan Bentuk Mal

Menurut Maithland (1987) terdapat tiga (3) bentuk umum Mal, yaitu :

1. Open Mall (Mal terbuka), adalah mal tanpa pelingkup. Keuntungannya adalah kesan luas dan perencanaan teknis yang mudah sehingga biaya lebih murah. Kerugiannya berupa kendala climatic control dan kesan pewadahan kurang.

2. Enclosed Mall (mal tertutup), adalah mal dengan pelingkup. Keuntungannya berupa kenyaman climatic control. Kerugian adalah biaya mahal dan kesan kurang luas.

3. Integrated Mall (Mal terpadu), adalah penggabungan mal terbuka dan tertutup. Biasa berupa mal tertutup dengan akhiran mal terbuka. Munculnya bentuk ini merupakan antisipasi terhadapa keborosan energi untuk climatic control serta mahalnya pembuatan dan perawatan mal tertutup.

II.5.2. Prinsip Pusat Perbelanjaan 1. Design control zone

Mencapai komunitas flow melalui efek ping-pong sehingga semua ruang bernilai strategis, control zone dicapai dengan :

 Pola pusat perbelanjaan, linear, sederhana, dengan jalur utama tanpa pembagi agar semua ruang sewa strategis dan orientasi sirkulasi jelas

 Magnet / anchor, unit utama sebagai obyek penarik pengunjung. Kuncinya adalah perancangan key tenant yaitu pemilihan dan penempatan anchor tenant. Penyewa seperti supermarket, cineplex, restoran, dll, penempatannya harus mampu menjadi magnet bagi pengunjung.

 Pembatasan panjang dan lebar, mempertimbangkan kenyamanan perjalanan kaki dan komunikasi antar tenant


(24)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

2. Modul Ruang Sewa

Modul ruang sewa salah satu aspek yang harus diperhatikan. Dimensi ruang sewa ditentukan berdasarkan.

 Kemampuan sewa calon tenant (penyewa). Dapat didapat dari studi maupun refrensi bangunan sejenis.

 Modul struktur bangunan yang digunakan.

 Pertimbangan barang yang diperdagangkan. 3. Tenant Mix

Strategi pencapuran penyewa ruang dari berbagai jenis barang dagangan. Strategi ini sesuai dengan tuntutan kemudahan konsumen dalam bentuk one stop shopping, yaitu kemudahan mendapatkan semua jenis kebutuhan dalam satu tempat. Dengan beragam jenis barang dagangan yang ditawarkan dalam satu gedung, magnet dan unit retail pada pusat perbelanjaan perlu dikelompokkan berdasarkan materi dagangan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan persaiangan yang mematikan.

II.5.3. Pelaku dan Kegiatan Pelaku dan kegiatan pada pusat perbelanjaan secara garis besar terdiri dari :

a. Kelompok pengunjung Yaitu sekelompok orang atau perorangan yang mengunjungi fasilitas ini untuk mencari dan membeli barang kebutuhannya. Kegiatan pengunjung disini ada yang datang dengan tujuan membeli barang, melihat-lihat, mencari hiburan, berekreasi atau hanya berjalan-jalan.

b. Kelompok pedagang Yaitu sekelompok orang atau perorangan yang melakukan kegiatan menjual brang kebutuhan atau jasa, sebagai pengecer akhir, yang memanfaatkan ruang toko atau pertokoan dengan sistem sewa kepada pihak pengelola.

c. Kelompok Pengelola Yaitu sekelompok orang atau badan yang mengelola dan bertanggung jawab atas segala kegiatan yang berlangsung dalam pusat perbelanjaan serta mengatur semua jalannya kegiatan tersebut, termasuk administrasi penyewaan ruang kepada para pedagang atau pemilik usaha, sehingga dapat dicapai suatu kelancaran kegiatan, kenyamanan, kemudahan dan keamanan.


(25)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak II.6. Lokasi

Adapun lokasi dari proyek ”redevelopment Pasar Kawasan Simpang Limun” ini terletak di daerah

di daerah Simpang Limun itu sendiri, tepatnya pada Kecamatan Medan Kota. Berikut merupakan tinjauan lokasi Pasar Kawasan Simpang Limun terhadap kota Medan dan Kecamatan Medan Kota.

Gambar II.1 Kota Medan

Gambar II.3 Pasar Kawasan Simpang Limun

Gambar II.2 Kecamatan Medan Kota


(26)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak II.6.1. Kriteria Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi yang tepat merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dari hampir semua proyek arsitektur. Namun dalam proyek ini, lokasi sudah ditentukan, karena merupakan redevelopment dari kompleks pasar yang sudah ada. Sehingga tidak diperlukan adanya kriteria tertentu dalam pemilihan lokasi. Adapun hal yang diperlukan mengenai permasalahan lokasi ini adalah alasan apa yang bisa disampaikan sehingga lokasi tersebut memang memenuhi kelayakan untuk di-redevelopmen sebagai proyek pasar yang baru.

II.6.1.1. Tinjauan Terhadap Struktur Kota Wilayah

Pembangunan

Cakupan wilayah Pentadbiran

Kecamatan

Luas (ha) Aktivitas Utama

WPP A Medan Belawan Medan Marelan Medan Labuhan Jumlah 2.625,01 2.382,10 3.667,17 8.674,28 Pelabuhan Industri Terminal Pergudangan berorientasi pelabuhan Belawan Perumahan Pemuliharaan WPP B

Medan Deli 2.084,33 Perumahan

Perdagangan Perkebunan WPP C Medan Timur Medan Perjuangan Medan Area Medan Denai Medan Tembung Medan Amplas Jumlah 775,75 409,42 552,43 905,04 799.26 1.118,57 4.560,47 Perkebunan

Industri terbatas (KIM)


(27)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak WPP D Medan Baru Medan Maimun Medan Polonia Medan Kota Medan Johor Jumlah 583,77 297,76 901,12 526,96 1.457,47 3.767,08 Pusat Bisnis Pusat Pemerintahan Perumahan Hutan Kota Pusat pendidikan WPP E Medan Barat Medan Petisah Medan Sunggal Medan Helvetia Medan Tuntungan Medan Selayang

Jumlah 681,72 532,84 1.543,66 1.316,42 2.068,04 1.281,16 7.423,84 Perumahan Perkantoran Conservation Lapangan Golf Hutan Kota Pemerintah

Kota Medan Jumlah WPP A D 26.510,00

Kawasan Pasar Simpang Limun berada pada WPP D. Arah pengembangan wilayah ini adalah untuk pusaat bisnis, pusat pemerintahan, perumahan, hutan kota dan pusat pendidikan. Keberadaan pasar simpang limun ini adalah tepat, dikarenakan terletak pada daerah yang berorientasi sebagai pusat bisnis dan dekat dengan pemukiman penduduk.

II.6.1.2. Pencapaian

Lokasi site yang berada pada Jalan Sisingamangaraja, sangat efesien untuk pencapaian dari kendaraan, angkutan umum, maupun truk barang. Selain itu untuk para pejalan kaki, juga mudah dicapai, dikarenakan letak site yang dekat dengan jalur angkutan umum.

Site dilalui oleh beberapa Jalur Utama :


(28)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak  Jalan Sisingamangaraja

Jalan Nawi Harahap

II.6.1.3. Area Pelayanan

A. Pasar Kawasan Simpang Limun

Berdasarkan klasifikasinya sabelumnya, maka dapat dikatakan bahwa Pasar Kemiri adalah Pasar Lingkungan, dan Pasar Medan Supermarket adalah Pasar

Wilayah tepatnya di Kecamatan Medan Kota.

Sehingga memiliki kriteria sebagai berikut :

Pasar Kecamatan Medan Kota :

- Fasilitas pelayanan : pertokoan, perpasaran, kantor-kantor pelayanan umum dan civic centre.

- Populasi Pelayanan : 20.000 – 70.000 Jiwa. - Skala Radius pelayanan : 80 – 100 ha. - Status Pasar Wilayah.

II.6.2. Analisis Pemilihan Lokasi

Pada site ini, lokasi merupakan lokasi tunggal, dikarenakan ini termasuk ke dalam proses redevelopment. Sehingga tidak akan ada site lainnya sebagai pembanding. Terdapat beberapa kriteria agar sebuah lokasi dapat menjadi lokasi sebuah pasar dan pusat perbelanjaan, antara lain :

1. Dekat dengan pemukiman penduduk, sehingga mempunyai konsumen yang tetap. 2. Lokasi harus dapat menjangkau masyarakat banyak

3. Dilalui oleh lintasan angkutan umum, sehingga dapat diakses oleh para pejalan kaki

4. Memiliki sarana dan utilitas yang baik di sekitar kawasannya. Sehingga nantinya tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.


(29)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

`

II.6.3. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi II.6.3.1. Luas Lahan

Merupakan kawasan pemukiman penduduk, sehingga Pasar Kawasan Simpang Limun ini memiliki pelanggan tetap yang ada di sekitarnya

Dilalui oleh Jalan Sisingamangaraja yang dilalui oleh banyak angkutan umum, sehingga mudah diakses oleh masyarakat.

Supemarket Ruko

Ruko Kemiri

Gambar II.4 Pasar Kawasan Simpang Limun Gambar II.3 Pasar Kawasan Simpang Limun


(30)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

Luas Site Pasar Kemiri : 1.190 m2 Luas Medan Super Market : 20.500 m2 Ruko : 5.000 m2 Dengan Luas Total Sekitar : 27.600 m2

Site ini terletak pada kecamatan Medan Kota. Termasuk dengan fungsi sebagai pusat bisnis, rekreasi indoor, pusat pemerintahan, perumahan, hutan kota dan pusat pendidikan. Termasuk dalam WPP D, dengan fungsi pendidikan, perumahan, dan pemerintahan.

Adapun site ini memiliki kelebihan dan kelemahan - Kelebihan :

1. Berada pada salah satu jalan utama di kecamatan Medan Kota yaitu Jalan Sisingamangaraja.

2. Pencapaian mudah, dikarenakan jalan ini dilalui oleh banyak angkutan umum. 3. Luas lahan mencukupi, sekitar 2.7 ha

4. Dekat dengan pemukiman penduduk, sehingga target pasar dapat dengan mudah terpenuhi, karena tersedianya jumlah pembeli yang memadai.

- Kelemahan :

1. Memiliki arus lalu lintas yang cukup padat, sehingga cukup menyulitkan untuk memarkirkan kendaraan di sekitar site.

2. Lebar jalan samping site yang kurang memadai, sehingga tidak memungkinkan untuk jalan 2 arah.

3. Tidak adanya fasilitas halte, tempat tunggu angkutan umum, sehingga pengunjung menunggu pada pinggir jalan yang kemudian menyebabkan kemacetan.

4. Utilitas bangunan yang tidak terawat, sehingga menimbulkan bau tidak sedap serta citra bangunan yang tampak kusam dan kotor.

II.6.3.2. Peraturan Site

1. Land Use (RDTRK) : rencana detail tata ruang kota. Yaitu peruntukan dan

syarat-syarat lain tentang suatu wilayah pada daerah tertentu. Peraturan ini dibuat agar penggunaan lahan pada suatu kawasan dapat terencana dan teratur.


(31)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

2. GSB = Garis Sempadan Bangunan : Mengatur jarak batas bangunan dengan

batas kapling, bisa batas depan, samping atau belakang. Sering garis sepadan ini hanya depan atau jalan saja, 1/2 x lebar jalan atau (1/2xlebar jalan) + 1.

3. BC = Building Coverage (Koefisien Dasar Bangunan). Yakni perbandingan

tapak dengan kawasan terbangun. Koefisien ini akan semakin kecil untuk kawasan perbelanjaan atau kawasan mahal, bisa berubah tergantung fungsi dan harga tanah atau lahan.

Sebagai kawasan perbelanjaan dan pasar, maka koefisen dasar bangunan yang ada di sekitar dan pada site adalah sekitar 80 % - 90 %.

4. FAR = Floor Area Ratio (Koefisien Lantai Bangunan). Yaitu perbandingan

luas tapak dan klasifikasi yang telah ditetapakan total luas lantai. Koefisien ini bisa lebih dari 100% untuk bangunan bertingkat. Untuk daerah di sekitar pasar simpang limun maka koefisien lantai bangunan sekitarnya adalah 2-3 lantai. Dengan KDB sekitar 90 % maka dengan kata lain KLB bisa mencapai 200 % - 300 %.


(32)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak II.6.3.3. Eksisting


(33)

(34)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak II.7. Tinjauan Fungsi

II.7.1. Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan

Pengguna Pasar Simpang Limun terdiri dari beberapa kelompok pengguna, yaitu pedagang kios, pedagang lods, pedgang menempel pada lods, pedagang kaki lima, pedagang di ruko dan pembeli.

a. Pedagang Kios

Pedagang ini sudah mempunyai kios yang bisa dubuka dan ditutup, pada umumnya pedagang ini menjual barang dagangan siap pakai, kering dan tahan lama seperti sepatu, kain, alat kosmetik, kaset danj lain-lain.

b. Pedagang Loods

Pedagang ini mempunayi loosd tetap sesuai dengan ukuran yang ditentukan pengelola. Pasar dengan sistem gelar tikar atau meja tertentu. Umumnya pedagang ini menjual barang-barang semi basah maupun basah, berbau,menghasilkan limbah. Contohnya : sayur-mayur, ikan, daging dan lain-lain. Pedagang jenis ini biasanya membawa pulang barang dagangan atau menitipkan pada pemilik toko sekitar, selain itu ada juga sistem penyimpanan di dalam peti kayu.

c. Meja Informal

Pedagang jenis ini mengambil jalur-jalur sirkulasi untuk tempat dagangan mereka. Pedagang ini umumnya tidak memerlukan dimensi area dagangan yang begitu besar, seperti pedagang kue, pedagang tahu tempe, pedagang buah dan lain –lain.

d. Pedagang Toko

Pedagang ini biasanya menempati toko yang juga digunakan untuk rumah tinggal. Ruko – ruko ini merupakan milik swasta atau milik pribadi.

e. Pembeli

Selain pedagang di pasar selalu ada pembeli yang bebas mencari kebutuhan yang diperlukan, pembeli lebih menyukai pasar tradisional karena tentu saja barang dagangan yang dapat ditawar, selain itu juga kebiasaan berlanggananan pada suatu pedagang yang sesuai dengan kenyamanan masing-masing pembeli. Pembeli dengan sistem ini diuntungkan dengan penawaran harga lebih murah oleh pedagang tersebut selain itu juga pedagang diuntungkan karena tidak perlu kuatir tidak ada pelanggan.

f. Pengelola

Pihak yang bertugas mengawasi, mengelola dan memberikan pelayanan fasilitas kepada para pedagang di pasar.


(35)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak II.7.1.1. Deskripsi Kegiatan Pasar Simpang Limun

Pasar ini terletak di kawasan yang padat penduduk dan jalan utama, maka pasar ini dapat dikatakan pasar yang hidup. Mulai dari jam 05.00 sampai 19.00 WIB.

Pada pukul 05.00 WIB barang dagangan mulai berdatangan ke Pasar Kawasan Simpang Limun. Kebanyakan merupakan barang dagangan yang berupa sayur dan daging.

Pada pukul 06.30 WIB, pembeli mulai berdatangan. Sehingga suasana pasar mulai ramai.

Pukul 06.30-19.00 WIB merupakan waktu dimana kegiatan berdagang dilaksanakan

Pukul 17.00 WIB pembeli mulai ramai kembali, karena Ibu-ibu pekerja berpulangan dari kantor dan berbelanja.

II.7.1.2. Deskripsi Pengguna Pasar Kawasan Simpang Limun

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan, diperoleh data tentang pengguna pasar ini sebagai berikut :

Pedagang Di dalam Area Pasar

No Jenis Dagangan Kios Lods Jumlah Supermarket

1 Ikan 80 80

2 Daging 0

3 Ayam 6 6

4 Sayur/Buah 35 35 5 Kelontong/Sembako 46 46 6 Emas/Imitasi 37 37 7 Tukang Jahit 4 4 8 Pakaian/Tas/Sepatu 160 20 180

9 Kelapa 4 4

10 Kosmetik 12 12

11 Sayur/Buah di luar 42 12 Pakaian/Tas/Sepatu di 15


(36)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

luar

Total 263 198 404

Kosong 133 20 153

TOTAL 396 218 557

Pasar Kemiri

1 Sayur/Buah 6 107 113

2 Sembako 3 45 48

3 Kain 10 50 60

4 Makanan 5 5

5 Gilingan Bumbu 1 1

Total 19 208 227

Pedagang di sekitar Pasar (PKL)

No Jenis Dagangan Pedagang Jalan Kemiri

1 Ayam 11

2 Daging 4

3 Ikan 6

4 Sayur-Buah 48

Total 69

Jl. Nawi Harahap

1 Ikan 18

2 Ayam 6

3 Sayur-Buah 28

Total 52

II.7.2. Deskripsi Kebutuhan Ruang

Kebutuhan ruang dari pasar tradisional ini dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu ruang utama, pendukung, pelengkap dan servis. Dimana pembagian masing-masing kelompok diuraikan sebagai berikut :

Tabel II.2 Pedagang di dalam Area Pasar


(37)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

b. Utama

- Kios, yaitu area berjualan bagi para pedagang berupa ruang dengan luas tertentu dipakai untuk berjualan barang-barang seperti beras, kelontong, aksesoris, barang pecah-belah, sepatu, tas, perhiasan, pakaian dan lain sebagainya. Dimana pemilik kios diberikan hak dan tanggung jawab penuh terhadap kiosnya.

- Loosd, yaitu area berjualan berupa deretan meja-meja yang permanen dan dilengkapi dengan saluran air serta saluran limbah pada tematp katergori basah.

b. Pendukung

- Kantor Pengelola. Yaitu ruang yang disediakan untuk pengelola, dalam hal ini kepala pasar dan staf-stafnya.

- Pujasera (Pusat Jajajan selera rakyat), yaitu tempat berjualan berbagai makanan seperti nasi, mie, makanan ringan, minuman dan lain sebagainya.

c. Pelengkap

- Open Space, yaitu ruang terbuka seperti pedestrian, taman dan lain sebagainya. - Toilet umum disediakan untuk para pengunjung.

- Mushalla, pedagang menghabiskan sebagian besar waktunya di pasar, untuk itu perlu disediakan mushalla bagi pedagang muslim.

- ATM, untuk memudahkan pengunjung bertransaksi maka pasar juga perlu menyediakan ATM.

- Ruang pengelolaan sampah, pasar identik dengan sampah oleh karena itu sampah yang biasanya menimbulkan berbagai masalah sebaiknya dimanfaatkan sehingga dapat menambah penghasilan masyarakat.

d. Servis

- R. Cek Barang

o Untuk komiditi pertanian dilakukan penyortiran terhadap barang yang sudah busuk. o Untuk bahan makanan dilakukan pengetesan untuk mengetahui kandungan bahan

adiktif.

o Untuk makanan kemasan dilakukan pengawasan terhadap masa kadaluwarsanya. - Ruang control panel, meskipun pasar tidak terlalu membutuhkan penerangan buatan aliran

listrik diutamakan pada kegiatan yang membutuhkan listrik seperti salon, penjahit, pedagang elektronik dan minuman, sehingga ruang ini sebaiknya ada dan ditempatkan dekat dengan kantor pengelola untuk memudahkan mengawasi dan pemeliharaan.


(38)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

- Gudang berupa gudang biasa dengan suhu normal dan tidak ada tikus atau bintang perusak lainnya dan cold storage untuk bahan yang tidak tahan lama.

- Dok bongkar muat, dengan pola bongkar muat yang tersebar, sehingga dapat menekan biaya dan mempermudah material handling. Akan tetapi harus ditetapkan ketentuan bongkar muat. Antara lain, setelah bongkar muat kendaraan tidak boleh parkir ditempat. - Tempat pembuangan sampah sementara (TPSS), tempat pembuangan sampah sebelum

diangkut keluar pasar terletak di belakang dan terpisah dari bangunan pasar. - Ruang Genset

- Pos Jaga - Parkir

Kebutuhan Ruang untuk Pusat Perbelanjaan a. Area Perbelanjaan

Shopping Mall Supermarket Departemen Store

Play Ground & Toy Store Book Shop

Bazaar Room b. Food Court

Area makan bersama yang terdiri dari kios-kios aneka ragama makanan. c. Area Rekreasi dan Hiburan

Family recreation area Bioskop

d. Layanan Umum

Money Changer ATM Center Agen Travel

Airline Office BANK

Musholla e. Kantor Pengelola


(39)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

Kantor Pengelola Infrastruktur Kantor Keamanan

f. Area Servis Parkir

Gudang Toilet

II.7.3. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

Dalam perancangan pasar dan pusat perbelanjaan, ada persyaratan dan kriteria tertentu yang perlu diperhatikan antara lain fleksibillitas, keamanan pengunjung, kenyamanan pengunjung yang dihubungkan dengan keadaan termal, pencahayaan, sirkulasi. Untuk lebih jelasnya akan dibahas sebagai berikut :

1. Fleksibilitas

Secara harafiah fleksibilitas dapat didefenisikan sebagai kemampuan untuk menyesuaikan diri. Kemudahan penyesuaian kios dan lods untuk dapat menampung lebih banyak jumlah pedagang. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

a. Pemilihan sistem strukur b. Pembagian ruang

c. Ketinggian ruang d. Tata letak lods dan kios.

2. Kenyamanan

Kenyamanan merupakan kepuasan atau kenikmatan dalam melakukan aktivitasnya. Kenyamanan untuk ruang pusaat perbelanjaan dan pasar dipengaruhi faktor keadaan termal dan pencahayaan ruang pameran.

a. Kenyamanan ditinjau dari segi termal b. Kenyamanan ditinjau dari segi pencahayaan

3. Sirkulasi

Perencanaan dan perancangan sistem sirkulasi pada bangunan terutama ditekankan pada pola pengaturan pencapaian pejalan kaki, jalur sirkulasi pengunjung dan sirkulasi bangunan servis bangunan.


(40)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

II.7.4. Studi Banding Arsitektur yang Mempunyai Fungsi Sejenis II.7.4.1. Pasar Modern Bumi Serpong Damai (BSD)

Jl. Letnan Sutopo Serpong, Tangerang Selatan, INDONESIA 15321

Konsep pasar modern mulai bermunculan dewasa ini. Pasar modern muncul sebagai suatu kebutuhan yang mendesak. Terutama karena pasar tradisional terlihat lecek, becek dan kotor. Berbelanja di pasar tradisional sangat dirasa tidak nyaman. Sebagian anggota masyarakat beralih ke supermarket atau hipermarket. Selain nyaman, berbelanja kebutuhan pokok dapat dilakukan sambil jalan-jalan bersama keluarga. Jika tidak diantisipasi dengan segera maka pedagang pasar tradisional akan kehilangan pelanggan.

Direktur PT Bumi Serpang Damai Hadi Prajogo Widjaja menjelaskan konsep pasar tradisional yang dikemas modem. Semua pedagang harus masuk ke dalam pasar, mereka akan dibina. Dengan pengelolaan yang profesional maka pasar menjadi tertata tanpa mengurangi khas pasar tradisional, kita bisa berinteraksi dengan penjual ti.in masih bisa menawar.

`


(41)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

Dikonsep lebih modern ini, Pasar Modern BSD sering menjadi rujukan atau tempat studi banding bagi Dinas Pasar Pemerintah lain di luar Tangerang yang ingin merevitalisasi pasar tradisionalnya.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu memuji pengelolaan pasar tradisional yang dikemas modern dan profesional di BSD City, Tangerang, Banten. Pasar tradisional ini mampu memikat banyak warga untuk bebelanja meskipun di sekitar pasar terdapat enam ritel raksasa.

Potensi pasar tradisional di Indonesia, menurut Mari, sangat besar. Tercatat 12,6 juta tenaga kerja terserap di sektor ini atau sekitar 10 persen dari jumlah tenaga kerja nasional.

Salah satu kunci keberhasilan Pasar Modern BSD melawan dominasi hypermarket adalah konsep yang diusung pengembang dan pengelolanya yaitu pasar tradisional yang bernuansa modern. Dari sisi produk, konsep kios dan produk dijual di pasar ini tetap bernuansa tradisional, namun variasi item di pasar ini melebihi sebuah mall.

Kedua, yang membedakan dengan pasar tradisional biasa adalah bangunan yang dirancang khusus agar hawa tidak panas dan kebersihan pasar yang dijaga dengan sangat baik dan ketat oleh penyewa maupun pengelolanya, sehingga pengunjung lebih betah berlama-lama di pasar ini. Ketiga, pasar ini memiliki kuliner yang sangat lengkap dan beragam yang menjadi salah satu rujukan tempat wisata kuliner di Serpong. Jangan kuatir bakal becek atau bau kalau belanja di pasar ini. Secara berkala, petugas kebersihan mengambil sampah dan mengepel lantai pasar sehingga pasar selalu kering.

Dari sisi bangunan, bangunan inti Pasar Modern BSD, Serpong, Tangerang hanya satu lantai dengan langit-langit yang tinggi. Sehingga memungkinkan sirkulasi udara yang baik sehingga hawa di dalam tidak panas walau tanpa AC.


(42)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

Suasana belanja, kelengkapan produk dan kekayaan wisata kulinernya begitu menyenangkan. Segala bahan makanan segar ada di pasar ini, ditata di lods-lods yang rapi. Daging, seafood, sayuran, buah-buahan, bumbu dapur, macam-macam bahan makanan, halal dan tidak halal ada juga di sini.

Bukan hanya itu, bahan makanan yang unik dan sulit didapat seperti bumbu masakan Chinese, European atau Korean Food, bahkan bahan pembuat kue yang unik-unik pun ada di sini. Lapangan parkir pasar yang luas totalnya 2.6 hektar berubah menjadi pujasera warung tenda yang sangat lengkap.

Lapak-lapak tempat menjual bahan-bahan kebutuhan pokok. Lapak dibedakan menjadi lapak kering dan lapak basah. Lapak kering digunakan sebagai tempat berjualan sayur, bumbu dapur dan kebutuhan lain yang tidak terlalu menyebabkan pasar menjadi kotor. Lapak basah tempat menjual berbagai jenis ikan dan ayam potong. Hewan hidup yang siap dipotong juga ada. Kios-kios sepertinya disiapkan untuk menyediakan kebutuhan penunjang lainnya. Berbagai kios terlihat berfungsi sebagai tempat menjual sarapan, kue-kue dan peralatan rumah tangga. Ruko yang terletak pada bagian luar digunakan sebagai rumah makan, kantor dan berbagai kegiatan lainnya. Kafe tenda yang buka malam hari terlihat ramai diisi pengunjung yang sedang


(43)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak II.7.4.2. Pasar Beringharjo

Pasar Beringharjo berlokasi di jantung Kota Yogyakarta, tepatnya di Jl. Pabringan No. 1 DIY, Indonesia 55122.

Pasar ini telah menjadi pusat kegiatan ekonomi selama ratusan tahun dan keberadaannya mempunyai makna filodsofis. Pasar yang telah berkali-kali dipugar ini melambangkan satu tahapan kehidupan manusia yang masih berkutat dengan pemenuhan kebutuhan ekonominya.

Pembangunan pasar ini merupakan salah satu bagian dari rancang bangun pola tata kota Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, yang biasa disebut pola Catur Tunggal dengan cakupan empat hal, yakni keraton sebagai pusat pemerintahan, alun-alun sebagai ruang publik, masjid sebagai tempat ibadah, dan pasar sebagai pusat transaksi ekonomi. Secara penempatan, Pasar Beringharjo berada di bagian luar bangunan Keraton Yogyakarta (njobo keraton), tepatnya di utara Alun-alun Utara.

Gambar II.9 Lokasi Pasar Beringharjo


(44)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Dinas pasar Beringharjo Yogyakarta, luas tanah pasar Beringharjo Timur 12,502 M2, luas bangunan pasar 27,721,49 M2, dan luas lahan dasaran 10,696,32 M2. Dengan luas yang sebanyak itu pasar Beringharjo Timur menanpung pedagan sejumlah 2.730 orang. Pasar beringharjo Timur di buka setiap hari pada waktu 05:00 - 17:00 WIB. Pedagang pasar Beringharjo Timur menjual berbagai macam kebutuhan sehari-hari, seperti sayura-sayuran, buah-buahan, emping, krupuk, daging, ayam dan lain-lain. Selain itu terdapat penjual tas-tas dan sepatu.

II.3.4.2. Pasar Peringgan, Medan

Pasar Peringgan Medan adalah salah satu Pasar Tradisional yang berdekatan dengan Pusat Perbelanjaan Modern. Adanya perancangan Pusat Perbelanjaan yang berhubungan langsung dengan pasar tradisional y ng disatukan oleh plaza. Bentuk bangunan pasar tradisional dan Pusat Perbelanjaan yang berbeda membuat setiap bangunannya mempunyai ciri khas tersendiri.

Penggunaan basement bersama dilakukan dalam penataan perparkiran. Dari dalam basement juga kedua fungsi bangunan dapat terhubung.


(45)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak BAB III

ELABORASI TEMA

III.6 Pengertian Tema

Arsitektur Ekologi berasal dari kata “Arsitektur” , dan “Ekologi”, yang memiliki pengertian

sebagai berikut :

a. Arsitektur

Arsitektur adalah seni dan keteknikan bangunan, digunakan untuk memenuhi keinginan praktis dan ekspresif dari manusia-manusia beradab2. Menurut Le Corbusier Arsitektur adalah pengaturan massa yang dilakukan dengan tepat, penuh pemahaman dan magnifisen. Massa- massa itu disatukan dan ditonjolkan dalam suatu penyinaran cahaya, kubus, kerucut, silinder, piramid, yang merupakan bentuk- bentuk primer yang kegunaannya jelas. Sedangkan menurut Louis I.Khan Arsitektur adalah pemikiran- pemikiran yang matang dalam pembentukan ruang. Pembaharuan arsitektur secara menerus disebabkan adanya perubahan konsep ruang.

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut (id.wikipedia.org/wiki).

b. Ekologi

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914)3Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.

Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor biotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan


(46)

tingkatan-070406037 |Bane Doli Simanjuntak

tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.

c. Arsitektur Ekologi

Arsitektur Ekologi merupakan penggabungan arsitektur dan ekologi, yaitu konsep yang juga mempertimbangkan keberadaan dan kelestarian alam, disamping konsep-konsep bangunan itu sendiri.

III.7 Interpretasi Tema

Beberapa Interpretasi tema dan pemahaman akan arsitektur ekologi dikembangkan oleh beberapa teori dan kritik sebagai berikut:

1. Ecological Design oleh Sym Van der Ryn (1996) a. Solutions grow from place

Ecological design begins with the intimate knowledge of a particular place. Therefore, it is small-scale and direct, responsive to both local conditions and local people. If we are sensitive to the nuances of place, we can inhabit without destroying.

b. Ecological accounting informs design

Trace the environmental impacts of existing on proposed designs. Use this information to determine the most ecologically sound design possibility.

c. Design with nature

By working with living processes, we respect the needs of all species while meeting our own. Engaging in processes that regenerate rather than deplate, we become more alive.

d. Everyone is a designer

Listen to every choice in the design process. No one is participant only or designer only: everyone is a participant-designer. Honor the special knowledge that each person brings. As people work together to heal their places, they also heal themselves.


(47)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak e. Make nature visible

De-nature environments ignore our need and our potential of learning. Making natural cycles and processes visible brings the designed environment back to life. Effective design helps inform us of our place within nature.

2. Ecological Design oleh Ken Yeang (1995)

Ecological design is a design process in which the designer comprehensively minimizes the anticipated adverse effects that the product of that design process has upon the earth’s ecosystems and resources, and simultaneously gives the priority to the continued elimination and minimization of these adverse effects.

a. Hemat Energi

… lowering of costs as a result of decreasing energy consumption in the operation of the building …

… reduction of the overall energy consumption of the building by the use of passive (non-mechanical) structural devices …

b. Humanisme

… enhance its users’ sense of well being while enabling them to be aware of and to experience the external climate of the place …

c. Estetika natural dan kebebasan ekspresi

socio-economic and political conditions may change almost recognizably over a period of, as my visual taste and aesthetic sensibility, climate remains more or less unchanged in its cyclical course …

… provides us eith a set of theoretical principles for shaping buildings which must eventually allow for a permissiveness in poetic interpretation by design … … created a layered building-façade. They also soften the impact of the flat and hard faces of the built systems on its external environmental and provide semi-enclosed and in between shaded areas at the upper parts of the buildings … … this environmental factor could also provide new opportunities for sculpting design features …


(48)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

d. Integrasi vegetasi horizontal dan vertical

… the starting premise is that vegetation is an important indigenous aspect of place and should therefore be an important regionalist design factor, besides being acologically vitas …

… vegetation needs to be introduced into the built environment in far greater abundance that is currently common …

e. Pengudaraan natural

… the creation of variable deep air zones at the facades of buildings, either as transitional spaces, or as residual spaces. These can be in the form of large open-to-the sky naturally ventilated atriums with overhead louvred-coverings, or recessed balconies, or large skycourts …

f. Tanggap orientasi matahari

… explorations into the layering of the external wall from the inside to the outside environment, interfaced through transitional spaces, led to air concern for a variable wall design. There followed a series of studies on the external wall as a varied skin that changes its sectional profile depending on its solar orientation

3. Kriteria arah pembangunan ekologis menurut Heinz Frick ( 1999)

a. menghemat energy

Memanfaatkan sumber daya alam terbarui yang terdapat disekitar kawasan perencanaan untuk system bangunan, baik yang berkaitan dengan material bangunan maupun untuk utilitas bangunan ( sumber energy, penyediaan air ),

b. kesehatan penghuni

Bangunan yang sehat artinya yang tidak memberi dampak negatiif bagi kesehatan manusia dalam proses, pengoperasian/purna huni, maupun saat pembingkaran. Didalamnya juga termasuk lokasi yang sehat, bahan yang sehat, bentuk yang sehat, dan suasana yang sehat.


(49)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak c. Psikospiritual

Bangunan yang nyaman bagi kondisi thermal, audial, maupun visual dalam cara-cara alamiah. Untuk itu bangunan harus tanggap terhadap masalah dan potensi iklim dan konteks lingkungan setempat sehingga menghasilkan system bangunan yang alamiah dan hemat energy.

d. Fungsi, pembentukan, dan kesenian

Bangunan yang dapat mengakomodasi fungsi dengan baik dengan memperhatikan kekhasan aktivitas manusia pemakainya serta potensi lingkungan sekitarnya dalam membentuk citra bangunan.

Selain itu, menurut Heinz Frick, pola perencanaan Eko-Arsitektur yang holistis selalu memanfaatkan peredaran alam sebagai berikut :

Penyesuaian terhadap lingkungan alam setempat

Menghemat sumber energy alam yang tidak dapat diperbaharui dan menghemat penghuni energy

Memelihara sumber lingkungan (udara, tanah, air) Memelihara dan memperbaiki peredaran alam

Mengurangi ketergantungan kepada system pusat energy (listrik, air) dan limbah (air limbah dan sampah)

Penghuni ikut serta secara aktif dalam perencanaan pembangunan dan pemeliharaan perumahan

Tempat kerja dan pemukiman dekat

Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhannya sehari-hari Penggunaan teknologi sederhana

Intensitas energy baik yang terkandung dalam bahan bangunan maupun yang digunakan pada saat pembangunan harus seminimal mungkin

Kulit (dinding pada atap) sebuah gedung harus sesuai dengan tugasnya harus melindungi dirinya dari sinar panas, angin dan hujan. Bangunan sebaiknya diarahkan berorientasi ke timur-barat dengan bagian utara-selatan menerima cahaya alami tanpa kesilauan

Dinding bangunan harus memberikan perlindungan terhadap panas, daya serap panas dan tebalnya dinding harus sesuai dengan kebutuhan iklim ruang dalamnya


(50)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

Bangunan yang memperhatikan penyagaran udara secara alami bisa menghemat energy

Bangunan sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menggunakan penyegaran secara alami yang memanfaatkan angin sepoi-sepoi untuk membuat ruang menjadi sejuk

Semua gedung harus bisa mengadakan regenerasi dari segala bahan bangunan, bahan limbah, dan mudah dipelihara

Alam sebagai pola perencanaan Arsitektur Ekologi dapat disimpulkan dengan persyaratan sebagai berikut:

Dampak positif terhadap lingkungan yang dapat dicapai semakin besar, semakin banyak tuntutan ekologis pada tempat tertentu yang dapat diperoleh

t sumber energy alam yang tidak dapat diperbaharui dan mengirit penggunaan energi.

Energi yang dapat diperbaharui berhubungan dengan teknologi baru kurang membebani lingkungan alam jika dibandingkan dengan sumber energy yang terbatas. Penggunaan energy surya, angin, arus air sungai, atau ombak laut dapat diintegrasikan dalam proyek Eco-Technology.

Setiap kegiatan manusia dapat dicegah agar tidak merusak sebagian dari lingkungannya dan mencemari udara (gas buangan, asap, kebisingan), tanah (jalan raya dan gedung mengganti lahan rumput), dan air (pencemaran udara mengakibatkan air hujan asap, perembesan air kotor mencemari sumber air minum).

Karena semua ekosistem dapat dimengerti sebagai peredaran alam, harus diperhatikan agar kegiatan manusia tidak hanya merusaknya. Semua kegiatan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga rantai bahannya dapat berfungsi sebagai peredaran.


(51)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak III.8 Patokan Hunian Ekologi


(52)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak III.9 Sistem Penerapan Tema pada Bangunan

Terdapat beberapa fitur system ekologi yang dapat diterapkan kedalam bangunan, antara lain sebagai berikut:

1. Photovoltaic Solar System

Usaha mendapatkan listrik dari tenaga matahari adalah dengan menggunakan teknologi Photovoltaic / PV dengan bantua sel surya (Solar Cell) yang mengubah langsung radiasi matahari menjadi listrik.


(53)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak 2. Roof Garden

Roof Garden tau taman diatas atap merupakan bentuk nyata dari konsep sustainable

dimana kita sedikitnya telah menyumbangkan apa yang telah kita pakai dari alam kedalam bangunan. Roof Garden menjadi solusi peningkatan area hijau tanpa mengubah lahan. Roof garden dimanfaatkan seefektif mungkin sebagai penghijauan, perputaran udara, peminimalan emisi, penanggulangan air hujan yang berlebih tak terserap dan sebagai penghalang panas berlebih kepada bangunan.

3. Rainwater Harvesting

Rainwater Harvesting adalah satu cara yang sangat natural untuk menyelamatkan air. Rainwater Harvesting menangkap dan menyimpan air hujan dalam kuantitas besar untuk digunakan pada toilet, mesin cuci dan kebun. Sistemnya sangat gampang dan cepat untuk dipasang.

Dengan system ini dapat diprediksikan menyelamatkan konsumsi air sebesar 50%. Sebagai rata-rata seseorang menghabiskan setidaknya 140 liter air per hari, dan akan menghemat 70

Gambar III.1 Solar Panel Sistem


(54)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

liter air minum per hari untuk perorang. Semua penggunaan air akan hemat dengan air hujan yang tersaring.

4. Waste Management

Sebagian Sampah dari pasar diproses agar menjadi energy biogas untuk memasak bagi kedai makanan yang ada di pasar. Mengaplikasikan desentralisasi proses sampah dapat mengurangi sampah kota.

Gambar III.3 Rainway Harvesting


(55)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak III.10 Studi Banding Tema Sejenis

1. The Chong Qing Tower, China

Gambar III.5 Tampak depan the Chong Qing Tower

Chong Qing Tower didesain untuk mengakomodasi kantor pusat dari perusahaan Jian She Industry Corporation Ltd di Chong Qing, China. Pada podium bangunan ini terdapat sebuah exhibition hall yang luas. Eco-cell didesain pada ramp dibagian podium, sehingga membentuk spiral yang ditanami tanaman dimulai dari lantai basement sampai ke atap dari podium untuk mentransfer cahaya dan angin ke bagian dalam dari podium. Terdapat juga sebuah kolam yang dinamakan bioswale untuk menampung air hujan, terdapat juga solar thermal collector dan panel photovoltaic.

Hampir pada keseluruhan site tertutup oleh tanaman dari level tanah sampai kelevel atas gedung. Hal ini sangat mendukung konsep green architecture. Air hujan yang telah difilter dimanfaatkan untuk WC, penyiraman taman atap, taman site, dan lain-lain.


(56)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

Gambar III.6. The Chong Qing Tower Rainwater Harvesting System

2. Edge Green Complex, Singapura

Firma arsitektur Foster + Partners memenangkan kompetisi internasional untuk merancang sebuah kompleks hijau yang akan mengisi seluruh blok di pusat kota Singapura. Kompleks ini akan menjadi pionir terkemuka dalam rancangan hijau (green design).

Bangunan ini akan menggabungkan array dari solar sel dalam tembok luar gedung. Pita seperti canopies (juga ditutup dengan thin-film solar cells) akan mulai dibangun pada pangkal bangunan, dan memunculkan ketinggian timur dan barat dari menara, di mana mereka membentuk sebuah rangkaian jalur hiasan pada jendela vertikal. Ini akan menyaring sinar matahari dan akan mengubah menara ke dalam rangkaian yang terhubung secara vertikal dengan ruang hijau.

Banyak elemen hijau lainnya yang dimasukkan ke dalam kompleks ini: ada sistem pengumpul air hujan, sistem pemanas panas bumi, dingin dan langit-langit balok, dan sistem penyimpanan es besar untuk pendinginan.


(57)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

Gambar III.7 Sistem Penyaring sinar matahari pada Edge Green Complex


(58)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak BAB IV

ANALISIS

V.3 Analisis Kondisi Tapak dan Lingkungan V.3.1 Data Site

Berikut akan dipaparkan data-data serta keterangan dan informasi lainnnya yang berhubungan dengan site :

Jalan Sisingamangaraja

Jalan Sisingamangaraja Jalan Nawi Harahap

Jalan Kemiri

Gambar 4.1 Data Tapak Jalan Sakti Lubis


(59)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

Judul Proyek : Redevelopment Pasar Kawasan Simpang Limun Lokasi : Jalan Sisingamangaraja dan Jalan Kemiri

Luas : 2,7 Ha

Batas – Batas

Utara : Pertokoan dan Perumahan Penduduk Timur : Perumahan Penduduk

Selatan : Jalan Nawi Harahap Barat : Jalan Sisingamangaraja

Berdasarkan data-data site di atas, maka dapat dikatakan bahwa site terletak di sekitar di sekitar pemukiman penduduk, sehingga letak site ini sangat mendukung terhadap persentase penjualan pasar, karena memiliki konsumen yang tetap.

Namun keadaan ini tidak hanya bersifat menguntungkan, tetapi juga mempunyai efek negatif, antara lain dengan dekatnya pasar dengan pemukiman penduduk menyebabkan padatnya lalu lintas di sekitar pasar yang berujung kepada kemacetan.


(60)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

Peraturan – Peraturan Site

1. GSB (Garis Singgung Bangunan)

Garis Sempadan Bangunan : Mengatur jarak batas bangunan dengan batas kapling,

bisa batas depan, samping atau belakang. Sering garis sepadan ini hanya depan atau jalan saja, 1/2 x lebar jalan atau (1/2xlebar jalan) + 1.

Garis sempadan bangunan yang ada di sekitar site ini berhubungan erat dengan peraturan lainnya, yaitu koefisien dasar bangunan. Dikarenakan KDB yang besar di daerah ini (sekitar 80 % - 90 %) menyebabkan lebar GSB juga menjadi lebih kecil, karena lahan kebanyakan dipakai menjadi bangunan.

2. KDB (Koefisien Dasar Bangunan)

Building Coverage (Koefisien Dasar Bangunan). Yakni perbandingan tapak dengan

kawasan terbangun. Koefisien ini akan semakin kecil untuk kawasan perbelanjaan atau kawasan mahal, bisa berubah tergantung fungsi dan harga tanah atau lahan. Berdasarkan data Rencana Umum Tata Ruang Kota (RURTK) Medan, maka KDB di Kecamatan Medan Kota adalah 93%. Pasar yang akan dirancang adalah pasar dengan ruang terbuka yang

GSB ± 2m GSB ± 10 m

GSB ± 2 m GSB ± 3,5 m

GSB ± 6 m


(61)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak

optimal maka dimabil angka dibawah angka maksimal tersebut, yaitu KDB 60%. Maka Daerah terbangunnya adalah 60% x 27.000 m2 = 16.200 m2.

3. KLB (Koefisien Lantai Bangunan)

Koefisien Lantai Bangunan : Yaitu perbandingan luas tapak dan klasifikasi yang telah

ditetapakan total luas lantai. Koefisien ini bisa lebih dari 100% untuk bangunan bertingkat. Untuk daerah di sekitar pasar Kawasan Simpang Limun, maka koefisien lantai bangunan sekitarnya adalah 2-3 lantai. Dengan KDB sekitar 60 % maka dengan kata lain KLB bisa mencapai 200 % - 300 %.

Berdasarkan data di atas, maka dapat diketahui bahwa ketinggian rata-rata bangunan di sekitar site adalah 2-3 lantai. Sehingga berdasarkan data tersebut hal yang dapat disimpulkan antara lain :

Bangunan yang akan didesain nantinya tidak boleh memiliki ketinggian yang terlalu jauh dari rata-rata bangunan, sehingga memiliki keharmonisan dengan lingkungan sekitar

Karena bangunan yang akan didesain merupakan gabungan 2 bangunan utama yang memiliki ketinggian yang pasti akan berbeda, sehingga nantinya perlu ada sinkronisasi antara bagunan yang satu dengan yang lainnya.

V.3.2 Analisis Pencapaian

Untuk analisis pencapaian, maka akan dibagi menjadi 2 bagian besar, antara lain :

A. Kendaraan

- Kendaraan Pribadi (Kendaraan roda 2 dan roda 4)

Lokasi site yang berada pada Jalan Sisingamangaraja, sangat efesien untuk pencapaian dengan menggunakan kendaraan pribadi, angkutan umum, maupun truk barang. Selain itu untuk para pejalan kaki, juga mudah mencapainya dikarenakan site ini dekat dengan jalur angkutan umum.

Site dilalui Angkutan Jalan Sisingamangaraja Jalan Nawi Harahap


(62)

070406037 |Bane Doli Simanjuntak - Angkutan Umum

1. Jalan Sisingamangaraja

-KPUM 02 (kuning)

-KPUM 03 (Kuning)

-KPUM 04 (kuning)

-KPUM 05 (kuning)

-KPUM 52

-KPUM 64 (kuning)

-RMC 37 (merah)

-RMC 121 (merah)

-RMC 125 (merah)

-Nitra 30

-Nitra 45

-Morina 122

-Povri 15

-Nasional 98

-Nasional 38

Jalan Sisingamangaraja

Jl. Nawi Harahap


(63)

070406037 | Bane Doli Simanjuntak 1

Becak Motor dan Becak dayung

2. Jalan Nawi Harahap

-KPUM (Biru)

-Becak Bermotor

Potensi : - Kendaraan ini dilalui oleh berbagai macam jenis kendaraan umum, sehingga dapat dikatakan bahwa site ini cukup mudah untuk dicapai dari berbagai tempat.

Masalah : - Banyaknya jumlah kendaraan yang melalui Jalanan daerah ini membuat sering terjadi kemacetan pada ruas-ruas jalan tertentu.

Tanggapan : -Untuk mengatasi kemacetan yang kerap disebabkan oleh angkutan umum, maka akan dibuat halte yang agak menjorok ke bagian dalam site, serta penyediaan parkir untuk becak mesin.

B. Pejalan Kaki

Jalur pejalan kaki dari penduduk di kawasan

pasar.

Jalur pejalan kaki dari penduduk di kawasan

pasar. Tempat pengunjung

menunggu dan turun dari angkutan umum.


(64)

070406037 | Bane Doli Simanjuntak 2

Merupakan kawasan yang cukup banyak dilalui oleh pejalan kaki, terutama mulai dari pagi hingga siang hari. Karena pada saat itu merupakan puncak dari kegiatan belanja di daerah tersebut.

Potensi : - Kawasan ini memiliki jalur kendaraan yang cukup ramai,

sehingga mudah untuk dicapai

- Jumlah angkutan umum yang ada jumlahnya cukup banyak

dan jenisnya bervariasi sehingga kawasan ini dapat dijangkau dari jarak yang cukup jauh.

Permasalahan : - Pemberhentian angkutan umum yang tidak teratur sehingga

menyebabkan kemacetan, terutama di bagian Jalan Sisingamangaraja.

- Konflik antara pejalan kaki dan kendaraan, karena tidak ada

pedestrian hingga menyebabkan kemacetan.

Tanggapan :- Pemisahan tempat angkot dengan jalur kendaraaan (jalan

Sisingamangaraja), sehingga tidak terjadi kemacetan bagian barat site.

- Pemisahan jalur pejalan kaki dan jalur kendaraan sehingga

konflik antara keduanya dapat dipisahkan.

V.3.3 Analisis Sirkulasi

Untuk analisa sirkulasi, maka dapat dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu sirkulasi kendaraan dan sirkulasi pejalan kaki.


(65)

070406037 | Bane Doli Simanjuntak 3 Jalan Kemiri

merupakan Jalan 2 arah. Dengan lebar jalan 2 m. padat karena kondisi pasar dan pedagang di

sepanjang jalan ini.

Jalan Nawi Harahap merupakan jalan 2 arah.

Dengan lebar jalan 5m. kondisi eksisting padat dikarenakan pedagang kaki lima yang banyak berjualan di sepanjang

pasar. Jalan Sisingamangaraja

merupakan Jalan 2 Arah, tiap Jalur terdapat 2 lajur. Lebar jalan 23m dengan kepadatan tinggi terutama

pada pagi dan sore hari.

Parkiran Becak. Becak yang parkir di jalan ini menyebabkan kemacetan

jalan ini. Parkir sepeda motor.

Sepeda motor di parkir di jalan. kondisinya

tidak begitu aman.

Parkir Sepeda Motor dan Mobil.

Parkiran cukup aman karena setiap pengunjung diberikan

kartu parkir.


(66)

070406037 | Bane Doli Simanjuntak 4 B. Pejalan Kaki

Kondisi Sirkulasi pejalan kaki yang sangat jelas terdapat pada bagian dalam

gedung, dimana koridor-koridor antara kios/lods merupakan sirkulasi bagi pejalan kaki. Sedangkan bagian luar bangunan tidak terlalu banyak sikulasi pejalan kaki yang jelas. Karena menyatu dengan sirkulasi kendaraan.

Tanggapan : Memperjelas alur sirkulasi pejalan kaki. Menyediakan tempat

khusus menunggu angkutan umum.,

Sirkulasi pejalan kaki di dalam gedung Pasar Medan

SuperMarket.

Sirkulasi pejalan kaki di luar gedung yang menghubungkan antara Jalan Kemiri dan Jalan

Nawi Harahap.


(67)

070406037 | Bane Doli Simanjuntak 5 V.3.4 Analisis Orientasi

Untuk analisis view bangunan akan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

A. Orientasi dari Luar ke Dalam (Menuju bangunan)

Tanggapan :

Bagian massa bangunan yang baik akan melayani pengembangan fungsi publik dan semi publik

Bagian massa yang kurang sesuai akan melayani fungsi servis dan parkir kendaraan.

Orientasi bangunan diharapkan dapat dinikmati dari berbagai arah terlebih apabila dilihat dari koridor utama yaitu jalan Sisingamangaraja.

Barat Arus lalulintas yang

padat kendaraan (banyak dilalui

orang). Sangat baik karena

bisa dilihat langsung ke dalam

site

Selatan

Arus lalulintas yang semi padat kendaraan. View yang

cukup baik karena dapat dilihat langsung dari jalan.

Utara View dari utara kurang baik karena terhalang oleh massa

bangunan sekitar.

Timur View dari sebelah timur kurang baik

karena site terhalang oleh permukiman penduduk yang berbatasan langsung dengan site.


(68)

070406037 | Bane Doli Simanjuntak 6 B. Orientasi dari Dalam ke Luar

Pada sekitar site tidak ada bagian dari kawasan ini yang cukup menarik, sehingga bangunan tidak perlu diorientasikan ke satu arah tertentu.

Potensi : -Site dilalui jalan yang cukup padat serta dikelilingi permukiman

penduduk, sehingga gampang untuk dilihat.

- Ketinggian bangunan sekitar relating rendah (2-3 lantai), sehingga

tidak mengganggu view dari luar menuju bangunan.

Masalah : -Kualitas lingkungan sekitar, yang bisa memperburuk citra kawasan sekitar, termasuk site.

Tangapan : -Pada bagian site yang gampang terlihat dari jalan sekitar, maka

fasade bangunan akan dibuat semenarik mungkin, sehingga dapat menarik minat masyarakat untuk datang.

-perbaikan kualitas kawasan sekitar, sehingga nantinya bangunan yang akan didesain memiliki keharmonisan dengan kawasan sekitarnya.

V.3.5 Analisis Matahari

Untuk permasalahan yang akan dibahas dalam analisa matahari, sebagai berikut :

`

Sinar matahari sore yang kurang baik

bagi kesehatan

Barat

Timur

Sinar matahari pagi yang baik bagi manusia karena masih mengandung

vitamin D


(69)

070406037 | Bane Doli Simanjuntak 7 V.3.6 Analisis Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Tata Hijau di dalam site sangat minim, sedangkan disekitar site merupakan pepohonan pada pulau jalan Sisingamangaraja. Ruang terbuka juga dimanfaat sebagai parkir yang tidak direncanakan, sehingga pada siang hari kawasan ini menjadi gersang dan panas.

Tanggapan :

Pada site akan dibuat vegetasi yang banyak sehingga nyaman bagi pejalan kaki.

Ruang terbuka terdiri dari lapangan parkir.


(70)

070406037 | Bane Doli Simanjuntak 8 V.3.7 Analisis Sarana dan Prasarana

1. Pola Drainase Site

Permasalahan :

- Saluran drainase yang terdapat pada Jalan Kemiri semuany tidak memiliki penutup, sehingga pedagang membuang sampah sembarang dan menimbulkan bau yang tidak sedap dan ketidaknyamanan.

Tanggapan :

- Akan dilakukan pembenahan dari saluran drainase yang ada, serta pembuatan bak Kontrol untuk memudahkan perawatan.

- Permasalahan limbah pasar, akan dibuat terlebih dahulu proses filtrasi limbah, sehingga mengurangi bau dan tidak menimbulkan penyumbatan.

2. Jaringan Listrik dan Telepon

- Jaringan listrik dan telepon sudah tersedia. Perletakan kedua sistem ini mengikuti sistem yang sudah ada, yaitu penggunaan tiang listrik dan telepon (ada di atas tanah)

- Perletakan kabel listrik yang kurang tertata rapi, sehingga mengganggu terhadap view menuju kawasan.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

070406037 | Bane Doli Simanjuntak 1 Andyono, Yuli, dkk. 2006. Indonesia Shopping Center : PT. Griya Asri Prima, Jakarta. Cowan, Stuart. Ryn, Sim Van der. 1996. Ecological Design :Island Press, Washington Sumber-Sumber Internet