1.7 Sistematika Penulisan Laporan
Adapun sistematika pembahasan pada laporan ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN, membahas mengenai latar belakang pemilihan judul,
permasalahan yang ada, maksud dan tujuan, pendekatan masalah, ruang lingkup dan batasan masalah, kerangka berpikir, asumsi dan sistematika
laporan.
BAB II DESKRIPSI PROYEK, membahas mengenai deskripsi, pengertian dan
batasan proyek, studi lokal, tinjauan khusus, gambaran umum lokasi proyek, lingkup dan batasan proyek, dan studi tipologi bentuk pasar tradisional dan
bangunan pusat perbelanjaan.
BAB III ELABORASI TEMA, mengemukakan mengenai tinjauan teoritis
pengertian tema, interpretasi tema, dan studi banding tema sejenis.
BAB IV ANALISA, membahas dan mempelajari masalah yang diuraikan pada bab-
bab sebelumnya secara terperinci berdasarkan fakta-fakta data serta standar- standar yang sudah ada, dimulai dengan analisa mikro yang berkaitan dengan
lingkungan dan analisa mikro yang berkaitan dengan tapak dan bangunan.
BAB V KONSEP, menguraikan konsep dasar perancangan pasar tradisional dan
pusat perbelanjaan yang terdiri dari konsep dasar perencanaan tapak dan konsep dasar perencanaan bangunan.
BAB VI GAMBAR KERJA DAN FOTO MAKET
BAB 2 DESKRIPSI PROYEK
BAB II DESKRIPSI PROYEK
II.1 Terminologi Judul
Judul kasus proyek yang akan dirancang d an direncanakan adalah ”
Redevelopment
Pasar Sukaramai” untuk itu akan dibahas berikutnya masing-masing unit pembentuk kata dari judul
tersebut.
II.1.1 Pengertian Judul
Redevelopment
atau pembangunan kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara mengganti sebagian dari, atau seluruh unsur-unsur lama dari kawasan kota tersebut
dengan unsur-unsur kota yang lebih baru dengan tujuan untuk meningkatkan vitalitas serta kualitas lingkungan kawasan tersebut.
Maksud dari proses pembangunan kembali tergantung kepada kondisi wilayah yang akan di remajakan, pada dasarnya menyangkut tiga hal pokok :
1. Memberikan vitalitas baru. 2. Meningkatkan vitalitas yang ada.
3. Menghidupkan kembali vitalitas yang lama telah pudar.
Tujuan tersebut dimaksudkan agar wilayah yang diremajakan tersebut dapat menyumbangkan kontribusi yang lebih positif kepada kehidupan kota baik dilihat dari segi ekonomi, sosial budaya,
fisik dan bahkan segi politik. Upaya peremajaan umumnya selalu mengambil tempat pada kawasan yang dianggap memiliki potensi ekonomi yang paling besar untuk di kembangkan.
Pengertian pasar
berdasarkan ”Kamus Umum Bahasa Indonesia”, ada beberapa, antara lain : 1. Tempat orang berjual-beli ; pekan, tempat berjual beli yang diadakan oleh perkumpulan dan
sebagainya dengan maksud mencari derma. 2. Tempat berbagai pertunjukan yang diadakan malam hari untuk beberapa hari lamanya.
Sukaramai adalah sebuah kelurahan yang terletak di kecamatan Medan Area. Dimana kawasan
Sukaramai ini terletak di persimpangan Jalan A. R. Hakim dan Jalan Sutrisno.
Jadi dapat dirang kumkan pengertian dari ”
Redevelopment
Pasar Sukaramai” adalah
”Pembangunan kembali Pasasr Sukaramai yang diperuntukkan sebagai tempat berjual beli kawasan Pasar Sukaramai yang akan dibuat terkoordinasi dan akan ditambahkan fungsi-
fungsi baru yang bertujuan untuk meningkatkan vitalitas serta kualitas lingkungan tersebut.
”
II.1.2 Pasar Tradisional
II.1.2.1 Klasifikasi pasar Pasar dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, berdasarkan kepada sudut pandangnya. Berikut
akan disajikan beberapa klasifikasi pasar berdasarkan sudut pandang yang berbeda :
Pengertian pasar menurut sifatnya : a. Pasar nyata konkret
Tempat para penjual dan pembeli berkumpul untuk membeli barang-barang dagangan secara langsung. Contoh : pasar buah, ikan, sayur, dll.
b. Pasar abstrak Barang yang diperdagangkan tidak sampai di pasar, jual beli berlangsung tetapi hanya menurut
contoh barang. Contoh : pasar bursa, obligasi, dll.
Pengertian pasar menurut fisik bangunannya : a. Pasar Kelas IA, yaitu pasar yang bangunannya permanen dan mempunyai fasilitas yang baik
seperti escalator, tempat parkir, kamar mandi WC dan aliran listrik. b. Pasar Kelas I, yaitu pasar yang bangunannya permanen maupun semi permanen dan mempunyai
fasilitas yang cukup seperti tempat parkir, kamar mandi WC dan aliran listrik. c. Pasar Kelas II, yaitu pasar yang bangunannya semi permanen dan memiliki fasilitas yang belum
memadai. d. Pasar Kelas III, yaitu pasar yang bangunannya merupakan bangunan darurat yang belum
mempunyai fasilitas yang layak. e. Pasar Kelas IV, yaitu pasar yang mempergunakan lapangan sebagai tempat berjualan tanpa
bangunan. Sedangkan pasar penampungan sementara adalah akibat rencana pembangunan ditentukan
menjadi pasar kelas IV.
Pengertian pasar menurut daerah pelayanan dan administrasi pemerintahan :
a. Pasar lingkungan Pasar yang ruang lingkupnya meliputi suatu lingkungan kira-kira seluas satu kelurahan atau
beberapa kelompok perumahan di sekitar pasar tersebut dan jenis barang diperdagangkan adalah barang kebutuhan sehari-hari
b. Pasar wilayah Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi beberapa lingkungan permukiman dan barang-
barang yang diperjual belikan lebih lengkap dari pasar lingkungan c. Pasar kota
Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi wilayah kota dimana barang-barang yang diperjualbelikan lengkap
d. Pasar regional Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi daerah kota dan sekitarnya.
e. Pasar perumahan Merupakan toko-toko yang menempel pada rumah tinggal melayani kebutuhan rumah tangga di
daerah sekitarnya, kira-kira seluas wilayah RT.
Pengertian pasar menurut waktu kegiatannya : a. Pasar siang hari
Pasar yang kegiatannya antara pukul 08.00 sd 18.00 WIB b. Pasar malam hari
Pasar yang kegiatannya antara pukul 18.00 sd 05.00 WIB. c. Pasar siang malam
Pasar yang kegiatannya dilakukan siang dan malam hari d. Pasar malam
Kegiatan pasar hanya dilakukan pada malam hari e. Pasar pagi
Kegiatan pasar hanya dilakukan pada pagi hari f. Pasar mingguan
Kegiatan pasar hanya dilakukan sekali dalam seminggu.
Pengertian pasar secara operasional a. Pasar perusahaan daerah
b. Pusat pertokoan perdagangan perseroan terbatas c. Pasar tidak resmi : pasar yang belum diakui oleh pemerintah
d. Trade imporium departemen perindustrian dan perdagangan yang merupakan pusat penjajaan hasil kerajinan rakyat
e. Gelanggang dagang yang dikelola oleh departemen perdagangan dan koperasi f. Toko serba ada yang dikelola departemen perdagangan dan koperasi
g. Pusat pertokoan atau perbelanjaa swasta
Pasar ditinjau dari sistem pelayanannya : a. Pasar tradisional
Yang dimaksud dengan pasar tradisional adalah pasar yang ada pada masa kini, yang masih memiliki karakter atau ciri-ciri pada masa lalu dimana salah satu adalah adanya interaksi sosial
langsung antara penjual dan pembeli yang sifatnya tawar menawar harga barang dan jasa. b. Pasar khusus
- Produk yang ditawarkan berupa satu atau beberapa produk barang tertentu saja. - Pasar yang ditawarkan tetap dalam keadaan khusus, misalnya pasar souvenir walaupun
kemudian pasar berkembang produk yang dipasarkan adalah penunjang dari produk utama. - Sistem pembagian perlu diperhatikan agar penyeberan keuntungan sedapat mungkin merata.
- Sistem proteksi kebakaran merupakan hal yang penting untuk diperhatikan mengingat fungsi pasar yang merupakan bangunan umum
- Memperhatikan keamanan pasar setiap sudut desain agar mencegah munculnya kriminalitas pada lokasi.
c. Pasar Grosir Pasar tempat dilakukannya usaha perdagangan partai besar.
a. Pasar Eceran Pasar tempat dilakukannya usaha perdagangan dalam partai kecil.
e. Pasar modern Suatu kompleks toko eceran dan dihubungkan dengan fasilitas yang terencana sebagai suatu
kesatuan kelompok, untuk memberikan pelayanan perbelanjaan yang maksimal. d. Pasar wisata Umumnya berkembang pada kawasan objek wisata dan tercipta dari perkembangan
aktivitas wisata itu sendiri yang didukung oleh faktor-faktor lingkungan yang mendukung terhadap market tersebut, yaitu :
- Potensi wisata pada kawasan wisata - Interest publik terhadap potensi wisata kawasan tersebut
- Adanya sarana yang mendukung terhadap potensi wisata - Perkembangan jumalah wisata yang mengunjungi kawasan wisata
II.1.2.2 Unsur-Unsur Pokok Perpasaran A. Konsumen
Konsumen adalah pribadi atau badan yang menikmati penggunaan fisik suatu barang dan jasa ekonomi atau seseorang yang membeli untuk dijual kembali.
Dari pihak konsumen yang perlu untuk diteliti antara lain : a. Daya beli atau tingkat pendapatan
b. Daya mobilitas untuk mencapai tempat belanja c. Waktu yang tersedia
d. Tingkah laku adat dan kebiasaan
B. Lembaga Perdagangan dan Wadah Lembaga yang melaksanakan penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen Dari pihak pedagang, hal yang perlu diperhatikan antara lain :
a. Keuntungan yang relatif baik b. Harga dan biaya penjualan
c. Cara pelayanan d. Suplai barang yang diperdagangkan
C. Barang Mengenai penggolongan barang terdapat banyak teori. Untuk pembahasan selanjutnya diambil penggolongan barang yang merupakan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh PD Pasar
Jaya Bersama dengan LPEM F.E. UI 1971 : a. Golongan I : Merupakan barang-barang yang dinilai sebagai barang kebutuhan sehari-hari
misalnya : sayur, bumbu dapur, lauk-pauk, dll b. Golongan II : Barang ini bukan merupakan kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan dalam
waktu interval tertentu misalnya seminggu atau sebulan. Contohnya : pakaian, tekstil, sepatu, kosmetik.
c. Golongan III : Sifat barang yang termasuk dalam golongan ini hampir sama dengan golongan barang sekunder, akan tetapi merupakan barang-barang lux dan relatif mahal harganya bagi
ukuran pembeli masyarakat Indonesia. Contohnya : tv, kamera foto, dll d. Golongan IV : Barang-barang golongan ini dirasakan dan dibutuhkan oleh pembeli hanya
sebagai insidential, atau tidak dapat ditentukan. Misalnya : mebel, onderdil mobil , dll II.1.2.3 Materi Perdagangan di Pasar
Materi perdagangan di pasar dapat dikelompokkan berdasarkan jenis, sifat, urgensinya, cara pengangkutannya, dan cara penyajiannnya :
A. Jenis materi perdagangan : a. bahan kebutuhan rohani pemuas diri
b. bahan sandang tekstil c. kebutuhan rekreasi
B. Sifat kesan perdagangan a. basah
b. kering c. tahan lama
C. Tingkat urgensi materi perdagangan a. barang kebutuhan sehari-hari
demand good
b. barang kebutuhan berkala
convinience good
D. Cara pangangkutan a. barang bukan pecah
b. barang pecah belah
E. Cara penyajian a. cara penyajian sedang
b. cara penyajian baik
II.1.2.4 Unsur-Unsur Penunjang Pasar Yaitu pihak yang berperang dalam kelangsungan kegiatan perdagangan di pasar, unsur-unsur ini
meliputi pemerintah, pengelola, bank, dan swasta :
a. Pemerintah Pemerintah wajib memelihara kestabilan ekonomi dalam pembangunan dan kelancaran ekonomi,
diantaranya dengan menguasai sektor perpasaran dalam bentuk mengelola dan menarik pajak pasar, menentukan klasifikasi pasar dalam wilayah kekuasaannya, pembangunan fisik pasar yang
biasanya dilakukan dengan menggunakan anggaran daerah atau inpres.
Skema II.1 Struktur Organisasi Pemerintahan Kota di Indonesia Sumber: Pemko Medan
Melihat banyaknya pasar yang ada di kota Medan, maka pemerintah menentukan suatu kantor untuk mengatur ketertiban pasar dan memperlancar hubungan antara produsen dengan
konsumen dan antara penjual dengan pembeli. Sebelum PD Pasar terbentuk penanganan pasar- pasar di Kotamadya Medan ditangani oleh Dinas Pasar KotamadyaTingkat II Medan.
Pada tanggal 7 Juni 1993 sesuai dengan Perda No. 15 tahun 1992 yang di sahkan oleh Gubernur Sumatera Utara dengan SK No. 188.342-091995 tanggal 15 Februari 1993 dibentuklah
Perusahaan Daerah Pasar.
Adapun tujuan didirikan Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan Adalah : a. Mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat
b. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. c. Melanjutkan kombinasi kerja dengan instansi terkait untuk menciptakan pasar tersebut
menjadi bersih, rapi dan tertib sehingga menyenangkan bagi konsumen yang belanja. d. Membantu dan menunjang kebijaksanaan umum Pemerintah Daerah dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya dalam penyediaan dan peningkatan sarana pasar.
b. Pengelola
Untuk setiap pasar dikelola oleh seorang kepala pasar beserta para staf dibawahnya yang ditunjuk oleh Perusahaan Daerah Pasar, berikut merupakan bagan struktur organisasi yang
diadopsi oleh manajemen pasar tradisional di semua wilayah :
Skema II.2 Struktur Organisasi Pasar
Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari pemerintah menunjuk : a. Jawatan atau dinas dibawahnya atau
b. Perusahaan daerah yang memberi otoritas untuk mengelola pelayanan umum di bidang perpasaran.
Adapun kegiatan yang biasanya dialksanakan oleh pengelola ini antara lain : 1. Memelihara kebersihan
2. Menjaga keamanan dan ketertiban dalam pasar 3. Mengusahakan kelancaran distribusi bahan-bahan pokok kebutuhan sehari-hari.
c. Bank Bank berperan khususnya dalam pembayaran pembangunan dan pemodalan bagi para pedagang.
Misalnya pembangunan pasar Inpres dibiayai melalui bank pemerintah, kredit candak kulak bagi para pedagang kecil disalurkan melalui BRI, dll
b. Swasta Dalam hal ini yang disebut swasta bisa para pedagang itu sendiri atau para pelaksana yang
membiayai pembangunan pasar, dengan prinsip pembangunan fasilitas pasar dibiayai dengan dana dari masyarakat yang akan kembali kepada masayarakat dalam bentuk lain. Secara umum
pasar merupakan suatu kebutuhan masyarakat melalui peranannya sebagai unsur-unsur penunjang yang menggerakkan kehidupan sehari-hari.
Kepala Pasar
Keamanan Perparkiran
Keuangan Administrasi
Pemeliharaan Bagian
Umum
Ketertiban Kebersihan
Mesin Sipil
II.2 Lokasi
Ada pun lokasi dari proyek ”
Redevelopment
Pasar S ukaramai” ini terletak di daerah Sukaramai itu
sendiri, tepatnya pada Kecamatan Medan Area. Berikut merupakan tinjauan lokasi pasar Sukaramai terhadap kota Medan dan Kecamatan Area.
Gbr 2.1 Peta Kota Gbr 2.3 Peta Lokasi
II.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi yang tepat merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dari hampir semua proyek arsitektur. Namun dalam proyek ini, lokasi sudah ditentukan oleh pihak PD Pasar. Sehingga
tidak diperlukan adanya kriteria tertentu dalam pemilihan lokasi. Adapun hal yang diperlukan mengenai permasalahan lokasi ini adalah alasan apa yang bisa disampaikan sehingga lokasi tersebut
memang memenuhi kelayakan sebagai proyek pasar yang baru.
II.2.1.1 Tinjauan terhadap struktur kota Berdasarkan RUTRK Kota Medan, maka wilayah kota Medan dapat dibagi menjadi 5 wilayah
pengembangan dan pembangunan WPP, yaitu :
Gbr 2.2 Peta Kawasan
WPP Cakupan
Kecamatan Pusat
Pengembangan Peruntukan Lahan Program Pembangunan
A M. Belawan
M. Marelan M. Labuhan
BELAWAN Pelabuhan.
Industri, Permukiman,
Rekreasi, Maritim Jalan Baru, Jaringan air
minum, Septic Tank, Sarana pendidikan dan
pemukiman.
B M. Deli
TJ. MULIA Perkantoran,
Perdagangan,
Rekreasi Indoor, Pemukiman
Jalan baru, Jaringan Air Minum, Pembuangan
Sampah, Sarana Pendidikan
C M. Timur
M.Perjuangan M. Tembung
M. Area
M. Denai M. Amplas
AKSARA Permukiman,
Perdagangan,
Rekreasi Sambungan Air
Minum, Septic Tank, Jalan Baru, Rumah
Permanen, Sarana Pendidikan, dan
Kesehatan.
D M. Johor
M. Baru M. Kota
M. Maimoon M. Polonia
INTI KOTA CBD,
Pusat Pemerintahan,
Hutan Kota, Pusat Pendidikan,
Perkantoran, Rekreasi Indoor,
Pemukiman Perumahan Permanen,
Pembuangan Sampah, Sarana Pendidikan
E M. Barat
M. Helvetia M. Petisah
M. Sunggal M. Selayang
M. Tuntungan SEI
SIKAMBING Permukiman,
Perkantoran,
Perdagangan,
Konservasi, Rekreasi,
Lapangan Golf,
Hutan Kota Sambungan
Air Minum, Septic Tank,
Jalan Baru,
Rumah Permanen,
Sarana Pendidikan
dan Kesehatan
Tabel 2.1 Pembagian WPP Kota Medan
Pasar Sukaramai terletak pada WPP C. Arah pengembangan wilayah ini adalah permukiman,
perdagangan dan rekreasi. Keberadaan pasar sukaramai ini adalah tepat, dikarenakan terletak pada
daerah yang berorientasi sebagai pusat bisnis dan dekat dengan pemukiman penduduk.
Gambar 2.4 Pemukiman Sekitar Sukaramai
II.2.1.2 Pencapaian Lokasi site berada di Jalan Akik yang tepat di belakang Pasar Sukaramai sebelumnya, sangat
efesien untuk pencapaian dari kendaraan, angkutan umum, maupun truk barang. Selain itu untuk para pejalan kaki, juga mudah dicapai, dikarenakan letak site yang dekat dengan jalur angkutan
umum.
Gbr 2.5 Pencapaian Menuju Site
II.2.1.3 Area pelayanan
Pasar Sukaramai
Berdasarkan jenis pasar yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwa Pasar
Sukaramai adalah pasar kecamatan, tepatnya adalah pasar kecamatan Medan Area.
Jalan Asia Raya Jalan Kapt. Jumhana
Jalan Sutrisno Jalan Akik
SITE Jalan A.R Hakim
Retail + Pemukiman
Retail + Pemukiman
Retail + Pemukiman Retail + Pemukiman
Retail + Pemukiman
Retail + Pemukiman
Sehingga berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan Pasar Sukaramai memiliki kriteria sebagai berikut :
Pasar Kecamatan Medan Area :
- Fasilitas pelayanan : pertokoan, perpasaran, kantor-kantor pelayanan umum dan
civic center
. - Poupulasi pelayanan : 20.000
– 70.000 jiwa - Skala radius pelayanan : 0 - 1,5 km
- Perkiraan kepadatan : 80-100 ha - Status pasar kecamatan
Gambar 2.6 Kawasan Pelayanan Pasar
II.2.2 Analisis Lokasi
Site ini merupakan lokasi tunggal, karena letaknya yang sangat dekat dengan lokasi site sebelumnya dan hal ini sudah menjadi pertimbangan oleh pihak PD Pasar Medan karena pedagang tidak mau
pindah ke lokasi lain. Sehingga tidak akan ada site lainnya sebagai pembanding. Terdapat beberapa kriteria agar sebuah lokasi dapat menjadi lokasi sebuah pasar, antara lain :
Pasar Pagi Beruang Pasar Pagi Perguruan
Pasar Ramai Pasar Akik
Pasar Bhakti
1. Dekat dengan pemukiman penduduk, sehingga mempunyai konsumen yang tetap. 2. Lokasi harus dapat menjangkau masyarakat banyak
3. Dilalui oleh lintasan angkutan umum, sehingga dapat diakses oleh para pejalan kaki.
Gambar 2.7 Perletakan Lokasi Sukaramai
II.2.3 Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi
II.2.3.1 Luas Lahan Site terletak pada Kecamatan Medan Area. Termasuk dalam WPP C dengan fungsi sebagai
Permukiman, Perdagangan dan Rekreasi.
Adapun site ini memiliki kelebihan dan kelemahan tertentu antara lain : - Kelebihan :
1. Pencapaian mudah karena kawasan ini di lalui oleh banyak angkutan umum. 2. Luas lahan mencukupi, sekitar 2.3 Ha
3. Dekat dengan pemukiman penduduk, sehingga target pasar dapat dengan mudah terpenuhi, karena tersedianya jumlah pembeli yang memadai
- Kelemahan : 1. Memiliki arus lalu lintas yang cukup padat, sehingga cukup menyulitkan untuk memarkirkan
kendaraan. Merupakan kawasan pemukiman
penduduk sehingga
pasar sukaramai memiliki pelanggan
tetap yang ada di sekitarnya
Lokasi site yang terletak di pusat kota sehingga mudah untuk di
akses oleh masyarakat ramai
Dilalui oleh jalan A.R Hakim dan Jalan Sutrisno yang dilalui oleh
banyak angkutan umum, sehingga mudah dicapai oleh masyarakat
2. Tidak adanya fasilitas halte, tempat tunggu angkutan umum, sehingga pengunjung menunggu pada pinggir jalan yang kemudian menyebabkan kemacetan
II.2.3.2 Peraturan Site 1.
Land Use
RDTRK Rencana detail tata ruang kota. Yaitu peruntukan dan syarat
– syarat lain tentang suatu wilayah pada daerah tertentu. Peraturan ini dibuat agar penggunaan lahan pada suatu kawasan dapat
terencana dan teratur.
2. GSB = Garis Sempadan Bangunan Mengatur jarak batas kapling, bias batas depan, samping atau belakang. Sering garis sepadan ini
hanya depan atau jalan saja, 12 x lebar jalan atau 12 x lebar jalan + 1. GSB ideal yang seharusnya ideal untuk sebuah site adalah seperti yang di utarakan dalam
penjelasan diatas, yaitu :
- GSB sebelah Utara Jl. Asia Raya Rumah Toko = 12 x 6 + 1
= 4 m
- GSB sebelah Timur Jl. A.R. Hakim Rumah Toko = 12 x 18 + 1
= 10 m
- GSB sebelah Barat Jl. Asia = 12 x 4.5 + 1
= 3.25 m
- GSB sebelah Selatan Jl. Akik = 12 x 5 + 1
= 3.5 m
3. BC +
Building Coverage
Koefisien Dasar Bangunan Yakni perbandingan tapak dengan kawasan terbangun. Koefisien ini akan semakin kecil untuk
kawasan perbelanjaan atau kawasan mahal, bisa berubah tergantung fungsi dan harga tanah atau lahan.
Sebagai kawasan pasar, maka koefisien dasar bangunan yang ada di sekitar dan pada site adalah sekitar 80 - 90.
Maka koefisien dasar bangunan adalah : 80 x 19.012 m² = 15.209,6 m²
4. FAR =
Floor Area Ratio
Koefisien Lantai Bangunan Yaitu perbandingan luas tapak dan klasifikasi yang telah di tetapkan total luas lantai. Koefisien
ini bias lebih dari 100 untuk bangunan bertingkat. Untuk daerah di sekitar pasar Sukaramai, maka koefisien lantai bangunan sekitarnya adalah 2-4
lantai. Dengan KDB sekitar 80 maka dengan kata lain KLB bisa mencapai 200 - 300 .
II.2.3.3 Ketinggian Bangunan 1. Bangunan pasar Sukaramai sebelumnya terdiri dari 3 Lantai.
2. Bangunan di sekitar kawasan Sukaramai Medan, kebanyakan bangunan ruko dengan ketinggian 2
– 3 Lantai. Berikut akan disajikan ketinggian masing – masing ruko di sekitar kawasan pasar Sukaramai.
Gambar 2.8 KLB Site
= Ketinggian 6 Lantai = Ketinggian 4 Lantai
= Ketinggian 3 Lantai = Ketinggian 2 Lantai
= Ketinggian 1 Lantai
II.2.3.4 Eksisting
`
Gambar 2.9 KLB Eksisting Site
II.3 Tinjauan Fungsi II.3.1 Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan
Pelaku pada proyek
Redevelopment
Pasar Sukaramai ini dapat dikelompokkan secara umum menjadi beberapa bagian demikian juga dengan kegiatan yang terjadi juga dapat dikelompokkan
menjadi beberapa bagian besar. Pelakunya antara lain :
- Pengunjung yaitu masyarakat baik yang berasal dari daerah sekitar dalam kota, maupun dari luar kota bisa pengunjung pasar maupun pengunjung pusat perbelanjaan.
- Pedagang pasar yaitu pihak yang menjajakan barang dagangan di pasar. - Pedagang pusat perbelanjaan yaitu pihak yang menjajakan barang dagangan di pusat perbelanjaan.
- Pengelola yaitu pihak yang bertugas mengawasi, mengelola, dan memberikan pelayanan fasilitas kepada para pedagang.
Kegiatannya antara lain : - Berdagang yang merupakan fungsi utama dari bangunan ini. Merupakan kegiatan menajajakan
barang kepada para pengunjung, baik dalam bentuk kios, los dan
retail
. - Pembelian yang merupakan
feedback
dari kegiatan berdagang. Disini pembeli akan membayar untukbarang yang di inginkan.
Secara lebih lengkap akan di bahas mengenai kronologis kegiatan dan pelaku Pasar Sukaramai.
II.3.1.1 Deskripsi Kegiatan Pasar Sukaramai Dikarenakan lokasi pasar yang berada pada pusat kota, maka pasar termasuk daerah yang hidup
mulai pukul 04.30 pagi sd 18.00 WIB. - Pada pukul 04.00 WIB barang dagangan mulai berdatangan ke pasar Sukaramai.
- Pada pukul 06.30 WIB, pembeli mulai berdatangan. Sehingga pasar mulai ramai. - Pukul 06.30 – 18.00 WIB merupakan waktu dimana kegiatan berdagang terlaksana.
- Pukul 18.00 WIB pasar ditutup
II.3.1.2 Deskripsi Pengguna Pasar Sukaramai Berdasarkan hasil survey dan data yang ada, maka dapat diperoleh deskripsi penggunastruktur
organisasi pengelola, pengunjung yang ada di kawasan pasar Sukaramai, antara lain :
Pedagang Dalam Area Pasar KIOS
No. JENIS
DAGANGAN JUMLAH
Lantai 1
1. Kain
99 2.
Tukang Mas 44
3. Elektronik
6 4.
Kelontong 6
5. SandalSepatu
9
6. Pecah Belah
2 7.
Imitasi 2
8. Obat
– obatan 2
9. Beras
18 10. Barang Sampah
67 11. Tk. Jahit
2 12. Tas
1 13. Gilingan Cabe
1 14. Kelambu
1
Lantai 2
1. CabaiBawang
14 2.
Kr. Kelapa 4
3. Sayur
20 4.
Rempah 4
5. Kain
2 6.
Bumbu 5
7. Ikan Asin
5 8.
Tembakau 3
9. Bunga
3 10. Rokok
1 11. Buah
12 12. Telur
1 14. Makanan
4 15. Roti
1 16. Kosmetik
2 17. Elektronik
3 18. Gilingan Cabe
3 19. Barang Sampah
4
Lantai 3
1. Kain
11 2.
Tukang Emas 2
3. Barang Sampah
15 JUMLAH
379
STAND No.
JENIS DAGANGAN
JUMLAH
Lantai 1
1. Kelontong
2 2.
Barang Sampah 14
3. Kain
12 4.
SelopSepatu 1
5. Kerajinan Tangan
2 6.
Mainan anak – anak
1
Lantai 2
1. Makanan
12 2.
Telur 2
3. Sayur
63 4.
Tahu 1
5. Cabai
6 6.
Mie 1
7. Buah
1 8.
Bumbu 6
9. Cabut Bulu Ayam
15 10. K. Kelapa
9 11. T. Ayam
1 12. Rempah
1 13. Jeruk Nipis
1 14. Minuman
1 15. Ikan Asin
4 16. Ikan Gembung
1 JUMLAH
167
No. MEJA BASAH
JUMLAH 1.
Daging Lembu 24
2. Ikan
88 3.
Ayam 2
4. Kerang
3 JUMLAH
117
Pedagang Di Luar Area Pasar
Jl. A. R. HakimJl. Bakti
Buah 3
Sayur 10
Kelapa 8
Tukang Ayam 4
Kedai Sampah 3
Cabai 1
Makanan 7
Plastik 2
Perabot 5
Rokok 1
TahuTempe 2
Kain 4
Telur 4
Bumbu 2
Minuman 3
JUMLAH 59
Jl. SutrisnoJl. Antara
VCDDVD 3
Sayur 5
Makanan 8
Pakaian 15
TasSepatuDompet 17
Kedai Sampah 6
Kosmetik 2
Emas 1
Ikan Asin 4
Tukang Kelapa 1
Kedai Kopi 3
Aksesoris 2
Buah 2
Jam 8
Ayam 4
Rokok 8
JUMLAH 89
Jl. Denai
Makanan 10
Rokok 7
Minuman 5
Kedai Kopi 7
VCDDVD 5
Kain 2
Bumbu 2
Pecah Belah 2
Jam 6
Tempel Sepatu 1
Tukang Kelapa 2
JUMLAH 49
Pasar Tradisional Jl. Akik
Tukang Daging 16
Tukang Ikan 67
Ayam 12
Cabai 10
Sayur 172
Kedai Kopi 8
Tukang Kelapa 4
Bumbu 6
Tahu 5
Kelontong 15
Sandal 5
Pakaian 8
Bawang 8
Buah 12
Jam 4
Rokok 5
Ikan asin 5
Telur 3
Aksesoris 4
VCDDVD 3
Barang sampah 16
Tempel sepatu 2
Kain 7
Tas dompet 4
Rempah 5
Mainan Anak – anak
3 Kerangudang
9 Minuman
6 Makanan
4 Gilingan Cabe
2 Bunga
4 JUMLAH
428
Tabel 2.2 Rincian dan Jumlah Pedagang Pasar
II.3.2 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang
Mengenai deskripsi dari kebutuhan dan besaran ruang, maka hal ini akan didapatkan berdasarkan analisa kegiatan dan pengguna. Hal itu dikarenakan untuk menentukan ruang yang dibutuhkan perlu
diketahui terlebih dahulu jenis pengguna dan ruang apa saja yang dibutuhkannya. Setelah mengetahui jenis pengguna dan kegiatannya, maka ruang-ruang yang dibutuhkannya akan
disesuaikan dengan standar-standar yang sudah baku. Hal itu bisa didapatkan dari buku-buku standar yang sudah umum yaitu
Time Saver, Architect Data
, atau buku standar lainnya.
II.3.3 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
Dalam perancangan pasar, ada persyaratan dan kriteria tertentu yang perlu diperhatikan antara lain fleksibillitas, keamanan pengunjung, kenyamanan pengunjung yang dihubungkan dengan keadaan
termal, pencahayaan, sirkulasi. Untuk lebih jelasnya akan dibahas sebagai berikut : 1. Fleksibilitas
Secara harafiah fleksibilitas dapat didefenisikan sebagai kemampuan untuk menyesuaikan diri. Kemudahan penyesuaian kios dan los untuk dapat menampung lebih banyak jumlah pedagang. Hal
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
a. Pemilihan sistem strukur b. Pembagian ruang
c. Ketinggian ruang d. Tata letak stan, kios dan los
2. Kenyamanan Kenyamanan merupakan kepuasan atau kenikmatan dalam melakukan aktivitasnya. Kenyamanan
untuk ruang pasar dipengaruhi faktor keadaan termal dan pencahayaan ruang pameran. a. Kenyamanan ditinjau dari segi termal
b. Kenyamanan ditinjau dari segi pencahayaan
3. Sirkulasi Perencanaan dan perancangan sistem sirkulasi pada bangunan terutama ditekankan pada pola
pengaturan pencapaian pejalan kaki, jalur sirkulasi pengunjung dan sirkulasi bangunan servis bangunan.
II.4 Studi Banding Arsitektur yang Mempunyai Fungsi Sejenis
Konsep pasar modern mulai bermunculan dewasa ini. Pasar modern muncul sebagai suatu kebutuhan yang mendesak. Terutama karena pasar tradisional terlihat lecek, becek dan kotor.
Berbelanja di pasar tradisional sangat dirasa tidak nyaman. Sebagian anggota masyarakat beralih ke supermarket atau hipermarket. Selain nyaman, berbelanja kebutuhan pokok dapat dilakukan sambil
jalan-jalan bersama keluarga. Jika tidak diantisipasi dengan segera maka pedagang pasar tradisional akan kehilangan pelanggan.
Kehadiran pasar modern di berbagai tempat tak urung membuat suasana belanja di pasar basah lebih nyaman. Maklum, kesan pasar tradisional yang panas, kumuh, becek, dan berbau apek
tak tampak lagi. mengangkat kembali pamor pasar tradisional agar tak tenggelam melawan semarak kemunculan pusat belanja modern sangat sederhana, yaitu memoles pasar menjadi bersih, tidak
kumuh, dan aman.
II.4.1 Pasar Beringharjo, Yogyakarta
Pasar beringharjo merupakan salah satu pasar tradisional yang terdapat di Yogyakarta. Dalam pasar ini, diketahui jenis-jenis pembagian yang jelas dari barang dagangan yang ada. Sehingga hal ini
lebih memudahkan pengunjung untuk mencari barang yang diinginkan. Pasar ini juga merupakan pasar 2 lantai, sehingga memudahkan bagi penulis untuk mengambil contoh-contoh pemecahan
yang mungkin dilakukan untuk lantai ke-2 di pasar tersebut. Faktor kebersihan juga merupakan salah satu hal yang membuat penulis mengambil pasar ini sebagai contoh studi banding, karena
ingin dihasilkan suatu pasar tradisional yang bebas dari stereotip ”bau dan kotor”. Karena kedua hal diatas, dianggap telah terlalu melekat pada pasar tradisional.
II.4.2 Pasar Tradisional BSD Bumi Serpong Damai
Pasar tradisional BSD merupakan salah satu contoh pasar hasil redevelopmen pemerintah yang bisa dikatakan cukup berhasil. Pasar ini tidak memiliki bentuk yang luar biasa, namun berhasil membuat
suatu bentuk sederhana, dimana masyarakat yang berbelanja merasa cukup nyaman dan efektif.
Berdasarkan tanggapan masyarakat yang ada di salah satu website, pasar BSD ini dianggap salah satu pasar tradisional yang baik. Hal itu dimulai dari sistem sirkulasi kendaraan dan ketersediaan
lahan parkir untuk kendaraan. Kemudian masuk kedalam penataan kios-kios yang rapi, terorganisasi dan fungsional. Sehingga pengunjung yang datang sama sekali tidak kesulitan
menemukan barang yang dicari, dikarenakan adanya pengelompokan yang jelas. Selain itu salah satu hal pendukung yang penting adalah pasar ini dikelola dengan baik, dimana semua petugas
pasar, mulai dari petugas pembersih, petugas parkir, sampai kepada pengelola mempunyai kerjasama yang baik. Pada studi banding ini, penulis mengharapkan mendapatkan suatu sistem
utilitas dari pasar tradisional yang efesien yang ada pada pasar ini, sehingga dapat diterapkan dalam desain nantinya. Selain itu pengelolaan parkir dan sirkulasi kendaraan juga akan menjadi salah satu
perhatian dari studi banding ini.
BAB 3 ELABORASI TEMA
BAB III ELABORASI TEMA
III.1. PENGERTIAN TEMA
Adapun pengertian tema yang diambil untuk diterapkan pada bangunan Pasar Sukaramai adalah
Green Architecture
. Istilah
Green
, berasal dari bahasa Inggris yang berarti Hijau. Kata
Architecture
berasal dari bahasa Yunani 1.
Arche
: yang asli, yang utama, yang awal 2
Tektoon
: sesuatu yang berdiri kokoh, tidak roboh, stabil, dsb. 3.
Archetektoon
: pembangunan utama, tukang ahli bangunan yang utama. Arsitektur memiliki pengertian sebagai : Ilmu yang mempelajari tentang lingkungan binaan,
yang diperuntukkan bagi manusia sebagai penggunanya.
Green Architecture
adalah sebuah gerakan yang dilakukan dalam rangka menggunakan langkah
– langkah yang berusaha semaksimal mungkin tidak merusak alam dan mengembalikan manusia ke dalam kehidupan yang nyaman serta sehat.
Beberapa pemahaman akan
green architecture
dikembangkan oleh beberapa teori dan kritik sebagai berikut :
a.
Green Architecture
oleh Brenda dan Robert Vale 1. Penghematan Energi
Bangunan harusnya meminimalisasi penggunaan kebutuhan akan energi 2. Bekerja dengan iklim
Bangunan harusnya didesain untuk bekerja dengan iklim dan sumber daya energi yang alami.
3. Meminimalisasi penggunaan sumber daya alam baru Bangunan harusnya didesain untuk meminimalisasi penggunaan sumber daya alam
baru dan menggunakan material ramah lingkungan. 4. Menghargai pengguna
Green Architecture
menyadari pentingnya semua orang yang bersangkutan dengan bangunan tersebut.
5. Menghargai Site Meminimalisasi perusakan site
6. Holistik Semua prinsip
Green Architecture
membutuhkan pendekatan holistik kepada lingkungan pembangunan.
b.
Green Architecture
oleh standar
Leadership in Energy and Enviromental Design
LEED : 1. Penggunaan pengembangan lahan berkelanjutan, jika mungkin, dapat menggunakan
material – material dari bangunan yang telah dibangun dan memelihara lingkungan
sekitar. Penggunaan
roof garden
dan penanaman vegetasi di sekitar bangunan dan di dalam site sangat mendukung.
2. Penggunaan pendaur ulang air kotor air yang telah digunakan dan penginstalasian bangunan yang dapat menampung air hujan. Penggunaan dan penyediaan air perlu
dimonitari. 3. Efisiensi energi dapat ditingkatkan dengan cara yang bermacam – macam, contohnya,
pengorientasi bangunan untuk mendapatkan keuntungan penuh dari perubahan musim dalam posisi matahari dan menggunakan alternatatif energi seperti energi solar dan
energi dingin 4. Penggunaan material yang di daur ulang yang tidak memerlukan energi yang banyak
untuk membuatnya lagi. Selain itu dapat juga meggunakan material lokal yang rendah polusi.
5. Pengkontrolan air
indoor quality
menggunakan fitur-fitur seperti pengkontrolan
personal space
, ventilasi, pengkontrolan suhu, dan menggunakan material yang tidak mengandung gas beracun.
c. Menurut buku
Green Architecture
, terbitan Taschen, tahun 2008, standar dari bangunan
eco
–
friendly
adalah : 1. Bangunan yang lebih kecil
2. Penggunaan material daur ulang 3. Penggunaan material hemat energi
4. Penggunaan kayu hasil panen daerah sekitar untuk masa pembangunan dan
furnishing
dan menghindari kayu import. 5. Menggunakan sistem penggunaan air alternatif.
6. Perawatan bangunan yang murah 7. Pendaur ulangan bangunan
8. Pengurangan bahan kimia perusak ozon 9. Pemeliharaan lingkungan sekitar
10. Efisiensi energi 11. Orientasi matahari
12. Akses ke transportasi publik
III.2. INTERPRETASI TEMA
Dari beberapa prinsip – prinsip
Green Architecture
dari beberapa tokoh yang telah di uraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pokok
– pokok pikiran atau prinsip
Green Architecture
itu sendiri adalah :
Sumber energi alternatif. Bangunan dan lingkungannya dapat mensuplai energi sendiri. Energi solar dan angin merupakan alternatif yang biasa digunakan untuk dimanfaatkan
sebagai pengganti energy listrik
Konservasi energi. Bangunan mempunyai pengkondisian udara yang baik, sehingga tidak membuang
– buang energi untuk pengkondisian udara buatan dalam bangunan.
Penggunaan material. Bangunan menggunakan material daur ulang dari bangunan yang telah dibangunan. Selain itu, bangunan juga dapat menggunakan bahan material dari daerah
setempat.
Peletakan bangunan pada site. Perletakan bangunan harus diperhatikan agar meminimalisasi perusakan ekosistem lingkungan sekitar site.
Aplikasi bangunan menggunakan pendekatan
green architecture
dengan menggunakan fitur – fitur
sebagai berikut :
Meminimalisir perusakan terhadap site, bangunan mengikuti kemiringan kontur yang ada. Penggunaan material yang mudah diperoleh dan ramah lingkungan.
Penggunaan material yang berasal dari daerah setempat yang ramah lingkungan, tidak
mengandung zat – zat berbahaya yang dapat mencemari lingkungan dan mengganggu
kesehatan manusia.
Pemakaian
green roof
ini tidak hanya mempertahankan daerah hijau yang hilang, tetapi juga dapat menjadi wadah penampung air hujan yang kemudian seterusnya dapat dimanfaatkan
dan dipakai kembali untuk keperluan penyiraman tanaman bahkan untuk sanitasi bangunan seperti
flush
kloset.
Gambar 3.1 Green Roof dan proses pemanfaatan air hujan
Memanfaatkan panas matahari lalu mengubahnya menjadi energi listrik yang dapat
digunakan untuk pemakaian listrik bangunan.
Gambar 3.2 Konsep Pencahayaan Pada Bangunan Green
III.3. STUDI BANDING TEMA SEJENIS
III.3.1
School of Art Design and Media, Nanyang Technology University
Sekolah ini terdiri dari tiga bagian yang membentuk komposisi organik. Dibangun dengan
finishing
dasar dari kaca dan beton kasar dan beratap rumput
roof garden
, bangunan ini dibuat sebagai
landmark
arsitektur pada universitas tersebut. Site terletak pada lembah yang mana harusnya menjadi paru-paru kota pada masterplan dari
kampus universitas seluas 200 Ha. Daripada mengesankan bangunan di atas tapak, perancang membiarkan tapak bermain dengan aturan kritikal dalam mencetak bangunan. Hal ini mengizinkan
aspek hijau pada site untuk membuat bangunan menjadi “bukan bangunan” dalam settingan umum. Desain bangunan ini menantang sistem linear tradisional tentang edukasi dengan peraturan yang
jelas tentang guru dan para mahasiswanya. Disini, para pendesain membuat tipe yang berbeda tentang
space
– dari tempat duduk auditorium yang formal ke studio yang lebih informal, lobbi, koridor-koridor dan tempat istirahat. Terdapat juga pojok-pojok outdoor yang nyaman, sunken
plaza yang dibentuk seperti tangan yang berpelukan pada bangunan tersebut dan atap
roof garden
. Semua hal di atas menyediakan
space
yang beragam bagi para mahasiswa untuk berinteraksi, mengeksplor diri mereka, dan belajar sebaik karya
– karya kreatif mereka. Bangunan yang digunakan sebagai kampus ini memiliki luas sekitar 202.357 Kaki atau sekitar
4,639 Ha. Pembangunan
School of Art, Design and Media, Nanyang Technological University
ini selesai pada Juni 2006, dan berkapasitas 900 mahasiswa.
Site Plan
Desain terdiri dari tiga blok terjalin dengan
green roof
pada seluruh atap yang menimbulkan kesan natural seperti di atas tanah. Blok
– blok ini mengelilingi untuk membuat Sunken Plaza yang indah, yang mana meliputi kolam dengan air terjun dan lansekap yang indah.
Gambar 3.3
Site Plan Nanyang University
Floor Plan
Bentangan dari dua blok membentuk sebuah pintu masuk yang mengundang bagi kampus ini. Pintu masuk dobel mengarahkan ke dalam lobbi yang luas dengan elemen sirkulasi seperti lift, tangga
terbuka dan jembatan penghubung, dari area lobbi tersebut, mahasiswa dapat langsung mengakses ke bagian lain dari bangunan.
Gambar 3.4 Denah Nanyang University
Auditorium terdiri dari dua lantai, terdapat sebuah perpustakaan luas, lengkap dengan ruang fotokopi, area santai
Lounge
dan area belajar.
Entrance
utama tapak ini terletak pada tapak
drop-off
yang mana dibuat oleh bentangan dari dua blok yang terjalin.
Fitur
Green Architecture
Energi Matahari dan Pencahayaan Alami Kaca yang menyelubungi bangunan membuat pencahayaan alami dapat masuk ke dalam bangunan.
Dalam studio, pencahaan alami membantu dalam memberikan warna asli dalam rendering pada pekerjaan para mahasiswa. Pencahayaan alami yang di filter melalui daun-daunan dan pohon
memberikan sensasi kenyamanan pada pengguna bangunan.
Elemen dan Bangunan Sustainable
Performa yang tinggi dari fasad kaca menghalangi panas matahari yang masuk tetapi membiarkan cahaya masuk dan menerangi interior bangunan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi energi
yang di habiskan pada pemakaian AC pendingin ruangan. Atap yang seluruhnya ditanami rumput Zoysia Matrella memberikan insulasi yang sangat bagus pada
space
dibawahnya. Tempat penyiraman air di bawah tanah yang ringan membantu untuk memberikan suplai yang konstan
dalam rangka merawat pertumbuhan rumput. Air hujan juga dikumpulkan dari atap dan disalurkan ke dalam tangki penyimpanan untuk irigasi pada atap.
Penanda Lokal
Desain bangunan terinspirasi dari lahan yang berbukit-bukit dari topografi yang berkontur dan lingkungan hutan sekitar kampus. Dengan bentuk massa bangunan ini, bersama-sama dengan
roof gardennya
, membantu untuk menyatukan bangunan dengan tapak sekitarnya.
Menghubungkan Komunitas
Kampus ini terletak pada jantung kota. Di samping menjadi sebuah bangunan ramah lingkungan,
roof garden
dan plaza dapat menjadi area berkumpul bagi mahasiswa lainnya dalam kampus.
III.3.2 Trafacon Office Building
Data Proyek Nama Proyek
:
Trafacon Office Building
Lokasi : Jakarta, Indonesia
Luas Site : 1.883 m²
Luas Lantai : 1.451 m²
Firma Arsitektur : 12akitek
Arsitek Prinsipal : M. Hikmat Subarkah, Ginanjar Ramdhani
Arsitek Proyek : M. Hikmat Subarkah
Sebuah bangunan sehrusnya tidak hanya merespon tentang keindahannya atau fungsinya, tetapi juga kelokalitasannya seperti kebudayaan, sosial dan iklimnya. Dalam konteks Jakarta, dimana kota
tersebut sering terjadi bencana banjir, arsitek butuh untuk mengambil alih masalah selama proses desain dapat dipertanggung jawabkan antara struktur dan lingkungan.
Bangunan Trafacon
Office
dibangun dalam rangka melawan masalah bencana banjir di Jakarta, dan untuk mendemonstrasi arsitektur kontemporari dapat diaplikasikan tanpa mengorbankan prinsip
dasar dari arsitektur tropis. Berlokasi pada lahan area hijau kota di Jagakarsa, Jakarta Selatan, bangunan ini merupakan kantor pusat Trafacon, perusahaan konstruksi. Di dalamnya terdapat
kantor pusat, kantor pemasaran, studio fotografi dan fasilitas pendukung lainnya.
Konsep utamanya adalah untuk menciptakan pencampuran suasana antara bangunan dan lingkungannya. Teknik pelipatan kertas digunakan untuk membentuk ruangan, menghasilkan
bentuk yang dinamis dan tidak konvensional. Bagian luar bangunan ditutupi dengan
green roof
, hal ini juga merupakan strategi untuk mengganti area hijau yang terpakau oleh pembangunan bangunan
ini. Prinsip dasar dari
overhang
, cahaya dan aliran udara diadaptasi dari fitur suistainable tradisional seperti sistem manajemen air sebaik teknik ventilasi silang terintegrasi ke arsitektur kontemporer
untuk mendapatkan performa lingkungan yang baik.
Fitur Green Architecture
Energi
Fungsi yang sama di kelompokkan bersama untuk meningkatkan efisiensi. Melalui pengaturan zoning secara hati
– hati, aktivitas manusia menjadi lebih kecil, yang berakibat menurunnya emisi panas. Terpisah dari zona kerja, semua zona lainnya bergantung pada ventilasi alami. Walaupun AC
di gunakan di zona kerja, sistem di desain untuk membuat performa yang optimal, yang mengakibatkan terhindarnya pembuangan energi yang sia
– sia. Dindingnya kaca yang besar membantu mengurangi kebutuhan cahaya.
Air
Metode konvensional dan
hi tech
digunakan untuk menyimpan air.
Green roof
yang luas digunakan untuk menyimpan dan menyaring air hujan, yang mana di salurkan ke
ground water tank
untuk keperluan
flushing
kloset dan pengairan tumbuhan. Sistem filtrasi di modifikasi seperti yang digunakan oleh rumah tradisional Indonesia. Terlepas dari ruang penyimpanan yang kecil dan
saringan dari kelapa, tanah dan rumput digunakan sebagai lapisan filter yang biasa. Dipasangkan dengan penggunaan teknologi peralatan air lokal, yang mana mengurangi kontaminasi dari besi,
magnesium, organic, dan zat ammonium, gabungan zat yang tidak diketahui, bau dan keruh, pengumpulan air hujan juga dapat di ubah menjadi air yang dapat di minum.
Material
Material rendah energi seperti beton, kaca dan bingkai aluminium anodized digunakan dalam bangunan ini, material dengan zat kimia seperti emulsi cat dihindarkan, meminimalisir dampak
negatif pada lingkungan.
Kenyaman dan Kesehatan Manusia
Dinding kaca transparan diorientasikan sepanjang utara-selatan untuk menghindari sinar matahari langsung. Hal ini meminimalisir radiasi matahari dan perolehan panas, menurunkan temperature
dalam ruangan. Kantilever atap yang besar digunakan untuk keperluan shading, dan
green roof
yang bertingkat digunakan sebagai lapisan pendingin. Halaman gedung memiliki
fountain
dan pohon yang mana membantu menjaga dalam temperature sekitar dan kelembaban. Semua faktor
tersebut berkontribusi untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih nyaman. Dengan mendesain fitur tapak yang besar yang juga dapat digunakan sebagai area social, sebuah area interkasi
outdoor
alternatif dibuat disamping ruangan bersama
indoor, pantry
, dll. Area interkaksi hijau menyediakan lingkungan yang tenang dan nyaman, mengkontribusi psikologi yang baik bagi pengguna dimana
dapat berubah menjadi efek positif pada kesehatan mereka dan performa kerja.
BAB 4 ANALISA
BAB IV ANALISA