Pengertian psikologi sastra Sistem Kepribadian menurut Sigmund Freud

1. Pengertian psikologi sastra

Dalam mengkaji suatu prilaku berdasarkan tinjauan Psikologi sastra tentu berkaitan dengan kejiwaan yang tekandung dalam karya sastra itu sendiri karena pada dasarnya psikologi adalah kejiwaan yang kemudian dikaitkan dengan satu hasil karya sastra. Psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Pengarang akan menggunakan cipta, rasa, dan karya dalam berkarya. Begitu pula pembaca, dalam menanggapi karya juga tak lepas dari kejiwaan masing-masing, sehingga psikologi sastra mengenal karya sastra sebagai pantulan kejiwaan Endraswara 2003:96. Karya sastra yang dipandang sebagai fenomena psikologis akan menampilkan aspek- aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh jika teks berupa drama maupun prosa. Sedangkan jika berupa puisi, tentu akan tampil melalui larik-larik dan pilihan kata yang khas. Hubungan antara psikologi dan sastra Psikologi sastra mengenal karya sastra sebagai pantulan jiwa. Pengarang akan menangkap gejala kejiwaan yang lalu diolah ke dalam teks dan dilengkapi dengan kejiwaannya. Proyeksi pengalaman sendiri dan pengalaman hidup disekitar pengarang akan terproyeksi secara langsung ke dalam teks sastra. Karya sastra dan psikologi memang memiliki pertautan yang erat secara tak langsung dan fungsionalJatman,1985:165. Pertautan tak langsung, karena baik sastra maupun psikologi memiliki objek yang sama yaitu kehidupan manusia. Psikologi dan sastra memiliki hubungan yang fungsional karena sama-sama untuk mempelajari keadaan kejiwaan orang lai, bedanya dalam psikologi gejala tersebut lebih riil, sedangkan dalam sastra bersifat imajinatif. Tugas Universitas Sumatera Utara Psikologi adalah menganalisis kesadaran kejiwaan manusia yang terdiri dari unsur-unsur structural yang sangat erat hubungannya dengan proses-proses panca indera.

2. Sistem Kepribadian menurut Sigmund Freud

Dalam kajian psikologi sastra yang berusaha mengungkap aspek kepribadian yang meliputi 3 bagian yang lebih dikenal sebagai 3 sistem kepribadian yaitu, id, ego, super ego. a. Id adalah inti dari kepribadian yang sepenuhnya tidak disadari yang berpegang pada asas kesenangan yang didorong oleh pencapaian kepuasan. Id adalah acuan penting untuk memahami mengapa senimansastrawan menjadi kreatif.Atmaja:1988:231. Id adalah aspek kepribadian yang “gelap” dalam alam bawah sadar manusia yang berisi insting dan nafsu-nafsu tak kenal nilai dan agaknya berupa “energi buta”. Id adalah system kepribadian yanga da sejak lahir bahkan mungkin sebelum lahir,dan diturunkan secara genetik,langsung berkaitan dengan dorongn-dorongan biologis manusia dan merupakan sumber energi manusia,sehingga Freud mengatakan bahwa ini adalah jembatan antara segi biologis dan psikis manusia. Id bekerja berdasarkan prinsip-prinsip yang amat primitif sehingga bersifat KAOTIK kacau tanpa aturan,tidak mengenal moral dan tidak memiliki rasa benar-salah.

b. Ego atau saya, merupakan sisi eksekutif yang mengambil keputusan dari

kepribadian. Ego dikendalikan oleh prinsip kenyataan yang menggantikan prinsip kesenangan Id. Dengan kata lain kesenangan bukan prioritas utama dalam prinsip kerja Ego atau dapat dikatakan juga Ego bertugas mengontrol dorongan Id karena Universitas Sumatera Utara