5.2. Tokoh Cao Cao
Berikut ini adalah analisis kepribadian tokoh Cao Cao berdasarkan teori Sigmund Freud id, ego, superego.
5.2.1 Analisis Tokoh Cao Cao berdasarkan Id Pada kutipan:
“Mendengar berita ini, berkecamuklah segala macam perasan Cao Cao. “ORANG-ORANG TAO QIAN TELAH MEMBUNUH AYAHKU Aku
tidak sudi menginjak tanah yang sama, menghirup udara dan melihat matahari bersama-sama mereka. Akan kuratakan Xuchou dengan tanah
baru aku bisa menenangkan hatiku ini” Kisah Tiga Kerajaan, 2009:109
Analisis: Cao Cao sangat mencintai ayahnya, maka ketika mendapat kabar ayahnya tewas
dibunuh. Ia sangat suka membunuh orang yang dianggapnya melakukan kesalahan terhadapnya. Dalam cuplikan ini jelas sekali bahwa Cao Cao ingin membunuh orang-
orang yang berkaitan baik secara langsung atau tidak dengan para pembunuh ayahnya, dengan kiasan yang diucapkannya, yaitu”aku tidak sudi menginjak tanah yang sama,
menghirup udara dan melihat matahari bersama-sama mereka. Cao Cao disini memiliki terkaitan dengan Id, dimana Cao Cao merasakan kesedihan
ketika mendengar berita ayahnya meninggal. Karena Id adalah struktur kepribadian yang berkaitan dengan kesenangan, kesenangan bersumber dari hati.
5.2.2 Analisis Tokoh Cao Cao Berdasarkan Ego
Demi menonjolkan dirinya, dan tak rela Kaisar mendapatkan pujian atas hasil panahannya, Cao Cao maju kedepan dan secara tidak langsung menunjukkan diri kepada
Universitas Sumatera Utara
semua orang bahwa pemanah yang hebat tersebut adalah dirinya. Dirinya lah yang pantas mendapat pujian tsb.
Karena merasa tidak senang, demi memuaskan egonya, Cao Cao maju kedepan menunjukkan bahwa dial ah yang terbaik dan pantasa untuk dipuji. Seperti yang dikutip
pada: …”Cao Cao yang dengki hatinya, langsung memacu kuda kedepan, antara
Kaisar dan pengikutnya sehingga Cao Cao lah yang menrima semua penghormatan itu.” Kisah Tiga Kerajaan, 2009: 170
5.2.3 Analisis Tokoh Cao Cao berdasarkan Superego
Kutipan pada: “Cao Cao adalah seorang yang cerdas. Dia ingin menguasai takhta Dinasti
Han, tetapi tidak berani mengkudeta Kaisar terang-terangan sebab ia takut dengan terjadinya pemberontakan-pemberontakan.
Oleh sebab itu maka menyingkirkan orang-orang yang setia dan bijaksana dipemerintahan.” Kisah Tiga Kerajaan, 2009:169-170
Analisis: Cao Cao adalah seorang yang cerdas dengan ambisi yang besar terhadap dirinya
sendiri. Namun, Cao Cao juga meiliki sikap yang penuh pertimbangan. Dalam kutipan halaman 169 ini alasan Cao Cao tidak mengkudeta pemerintahan dinasti Han secara
terang-terangan adalah pertimbangan akan terjadinya banyak pemberontakan yang akan dapat menghancurkan kekuatannya. Maka Cao Cao dengan sabar untuk mencapai
tujuannya melakukan kudeta secara sembunyi.
Universitas Sumatera Utara
Dari kutipan ini Id dikalahkan oleh Superego, dimana Id tokoh Cao Cao mendorong Cao Cao untuk menguasai Kerajaan Dinasti Han. Namun, Superego tokoh Cao Cao
mendominasinya untuk tidak melakukan kudeta.
Kutipan pada:
…”Dipihak lain Cao cao dengan anak buahnya. “Liu Bei adalah orang yang paling berbahaya Tidak sejengkal tanahpun yang dikuasainya,
namun lebih daripada itu, ia menguasai jutaan hati manusia. Sekarang Liu Bei seumpama ikan didalam kuali, atau harimau didalam lubang. Aku
ingin semuanya berusaha mati-matian untuk menangkapnya, jika sampai ia lolos, ikan berenang-renang bebas di lautan dan harimau kembali ke
gunung”. Kisah Tiga Kerajaan, 2009:337
Dari kutipann ini Cao Cao melalui perkataannya tanpa sengaja mengakui kehebatan Liu Bei jika dibandingkan dengan dirinya. Kecemburuan juga tersirat dari dialog yang
diucapkan Cao Cao. Disertai rasa khawatir dikalahkan oleh kehebatan Liu Bei membuat Cao Cao ingin menangkap Liu Bei demi menghilangkan kekhawatiran Cao Cao. Dimana
dikutipan ini Cao Cao tanpa sengaja mengeluarkan suara hatinya menganai Liu Bei.
5.3 Tokoh Sun Quan