Lalu kutipan lain yang juga mendukung terdapat pada halaman: “Lalu dengan tangannya sendiri, Cao Cao melepaskan belenggu tangan
Zhang Liao. Kemudian ia melepaskan jubahnya untuk dipakaikannya sendiri pada lawannya. Sebuah kursi sengaja diambilkan, dan dipapahnya
Zhang Liao berdiri untuk duduk di kursi itu. Zhang liao snagat terharu mendapat perlakuan seperti itu mengingat Cao Cao yang berkedudukan
seorang menteri negara bersedia melakukan sendiri semuanya untuk dirinya.” Kisah Tiga Kerajaan, 2009:167
2. Licik
Licik adalah salah satu karakter Cao Cao yang paling menonjol. Dia sering kali mengadu domba dua belah pihak demi keuntunag diri sendiri. Berikut ini adalah kutipan
yang menggambarkan karakter Cao Cao yang licik yang terdapat pada: “Liu Bei dan Lu Bu sekarang telah bekerja sama. Hal ini sangat
membahayakan kita” Salah seorang penasehatnya Xun Yu maju.
“Jangan kuatir tuan menteri. Saya mempunyai akal. Kita akan mengadu domba mereka. Liu Bei baru-baru ini telah menempati Xuzhou, maka kita
memohon pada Kaisar supaya mengesahkan jabatan itu dan menaikkan pangkat Liu Bei supaya Ia senang. Kita juga beri perintah rahasia pada Liu
Bei untuk menyingkirkan orang-orang jahat seperti Lu Bu. Bila ia melakukannya, maka dengan sendirinya ia akan kehilangan bantuan dari
Lu Bu.Sebaliknya bila tidak berhasil, maka mereka akan menjadi musuh dan bertempur sendiri. Dengan demikian kita tidak perlu menghamburkan
tenaga. Sekali timpuk batu, dua burung kena. Mudah kan Siasat ini kunamai ‘Dua Harimau Berebut Makanan’. “
“Bagus Bagus Sekali” Cao Cao girang dan segera dilaksanakannya siasat Xun Yu. Kisah Tiga Kerajaan, 2009:134
Universitas Sumatera Utara
3. Suka pada orang berbakat
Cao Cao adalah tokoh yang suka pada orang yang berbakat karena orang-orang berbakat ini sangat membantu Cao Cao mengalahkan musuh-musuhnya dalam medan
perang sehingga dapat memperkuat posisi Cao Cao dalam mencapai tujuannya yaitu mendapatkan kekuasaan penuh atas Cina. Hal ini tergambar jelas pada kutipan pada:
“Dia adalah penduduk kota, namanya adalah Xu Shu. Dan Fu hanyalah sebuah nama samaran…” “Bagaimana kepandaianmu bila dibandingkan
dengannya?” “Sepuluh kali lipat diatas Cheng Yu…,” jawab penasehat ini dengan jujur.
“Ahhh…sungguh sayang bila orang secerdik dan sepandai ini berada di balik Liu itu…” sesal Cao Cao. “Bila tuan Chengxiang memang benar-
benar menginginkannya, maka hamba akan membuat si marga Xu mendatangi tempat ini…” “Sungguh? Bagaimana caramu hendak
mendatangkan dia?” “Xu Shu seorang anak yang berbakti pada orang tuanya. Pada usia yang belia, dia telah ditinggal sang ayah dan ia diasuh
ibunya yang kini telah berusia lanjut. Ia mempunyai seorang adik, Xu Gong namanya dan kini juga telah tiada sehingga tidak ada yang merawat
ibunya kini. Nah… sebaiknya sekarang Tuan Chengxiang mengutus orang untuk mengajak ibunya ke Xuchang dan kita akan meminta supaya sang
ibu menulis surat untuk anaknya kemari. Niscaya si marga Xu akan datang bekerja pada tuanku…” “Bagus…bagus” Cao Cao menjadi sangat
gembira mendegar buah pikir ini.” Kisah Tiga Kerajaan, 2009: 189
4. Cerdas
Cao Cao memiliki karakter yang terkenal cerdas, hal ini terbukti melalui kutipan pada :
“Cao Cao seorang yang cerdas. Dia ingin menguasai takhta Dinasti Han, tapi tidak berani mengkudeta Kaisar terang-terangan sebab ia takut dengan
terjadinya pemberontakan-pemberontakan.Oleh sebab itu, secara perlahan- lahan ia menyingkirkan orang-orang yang setia dan bijaksana di
pemerintahan. Sedangkan orang-orang yang terang-terangan menentangnya langsung dihukum di tengah pasar. Sejak saat itu Cao Cao
benar-benar ditakuti oleh rakyat.”Kisah Tiga Kerajaan, 2009: 169.
Universitas Sumatera Utara
5.Cerdik
Kecerdikan dalam menghadapi situasi membuat Cao Cao selalu berhasil menyelamatkan dirinya dari situasi yang membahayakannya. Berikut ini adalah
kutipan yang menggambarkan kecerdikan Cao Cao yang terdapat pada Kutipan:
“Betapa cerdiknya Cao Cao, yang jadi permasalahan di sini adalah terlalu banyak kuda yang berwarna cokelat, maka Lu Bu pasti membutuhkan
cukup waktu untuk menemukan “Cao Cao” yang dimaksud…Tanp membuang waktu lagi, Lu Bu segera memacu Chitu ma menuju arah yang
ditunjuk Cao Cao. Bukan main lega dan gembiranya Cao Cao ini berhasil lolos dari lubang jarum.” Kisah Tiga Kerajaan, 2009:123
Juga didukung oleh kutipan lainnya di: Cao Cao kaget setengah mati. Wajahnya yang semula bersinar-sinar
kembali berubah menjadi pucat pasi, lebih pucat dari sebelumnya. Pada saat itu, Lu Bu juga sudah tiba dan sedang berjalan masuk kamar. Namun,
bukan Cao Cao namanya bila pasrah pada nasib. Otaknya yang cerdik denga cepat segera berpikir. Ia langsung mengubah ekspresi wajahnya
dalam sekejap, menenangkan diri dan maju selangkah ke depan. Lalu sambil berlutut ia menyerahkan gagang pedangnya kepada Dong Zhuo.
Kisah Tiga Kerajaan, 2009:51
6. Curiga