Mudah percaya pada orang lain Cerdik

3. Mudah percaya pada orang lain

Tokoh Liu Bei adalah tokoh yang mudah percaya pada orang lain bahkan pada musuhnya sendiri. Sering kali karena sifatnya ini Liu Bei terjerumus ke dalam masalah. Hal ini bisa kita lihat dari kutipan-kutipan yang menggambarkan sifat Liu Bei yang sangat mudah percaya pada orang lain. “Sementara itu diceritakan L ü Bu yang kalah perang dengan Cao Cao, menjadi terlunta-lunta dan meminta suaka pada Liu Bei. Liu Bei malah menerimanya dengan senang hati. Bahkan mengadakan penyambutan dengan meriah. Tetapi kedua didi-nya, Guan Yu dan Zhang Fei tidak setuju. Zhang Fei dengan keras menentang rencana dage-nya. “L ü Bu adalah seorang penjahat. Ia telah dua kali membunuh ayah angkatnya. Orang ini tidak bermoral Untuk apa kita membantunya?”. Liu dengan sabar memberi penjelasan pada Zhang Fei.” Kisah Tiga Kerajaan, 2009:131 Juga didukung oleh kutipan yang terdapat pada: “Hati-hati dage Siapa tahu ini hanya muslihat dari L ü Bu.” Guan Yu yang curiga pada niat L ü Bu ini mengingatkan. Tetapi Liu Bei percaya bahwa L ü Bu benar-benar bermaksud baik. Maka segera ditempuhnya perjalanan ke XuZhou. Untuk mengambil hati Liu Bei, L ü Bu sengaja mengembalikan keluarganya dan mengantarnya langsung. Kisah Tiga Kerajaan, 2009:144

4. Cerdik

Liu Bei adalah tokoh yang cerdik, karena Liu Bei selalu berhati-hati dalam bertindak. Sering kali kecerdikan Liu Bei membuatnya lolos dari masalah dan jebakan yang dibuat Cao Cao untuk menjatuhkan dirinnya. Hal ini terdapat pada kutipan di: Universitas Sumatera Utara “Kemudian Liu Bei menandatangani dekalarasi itu. Semenjak ikrar Liu Bei malam itu, setiap harinya Liu Bei hanya bersantai-santai, ia selalu pergi kekebun belakang gedungnya dan menanam sayur-sayuran seolah- olah tidak ikut campur urusan Negara. Suatu kali kedua saudaranya menghampirinya. “Dage, kenapa kau tidak memperhatikan urusan Negara dan malah melakukan pekerjaan orang kecil?” “Ini bukan urusan yang kalian berdua ketahui” Jawaban itu membuat kedua saudara Liu bungkam.” Kisah Tiga Kerajaan, 2009:174 Juga didukung oleh kutipan pada: “Pada satu kesempatan, Yi Ji tiba-tiba bangkit menuangkan arak pada Liu Bei, kemudian sambil matanya mengawasi Sang Paman Kaisar ini dia berbisik….“silahkan ganti pakaian.” Liu Bei yang mengerti isyarat itu, maka ia segera ke kamar mandi. Setelah itu, Yi Ji juga berpura-pura hendak ke kamar mandi tempat dimana Liu Bei telah menunggu. “Cai Mao telah mengatur tentara untuk mencelakakan Tuanku. Hanya pintu kota sebelah barat yang belum dikuasainya. Tuanku harus segera pergi dari sini|” Liu Bei sangat terkejut, ia segera berterima kasih dan melarikan diri.” Kisah Tiga Kerajaan, 2009:251 5. Penyayang dan bersahaja Liu Bei adalah tokoh yang sangat disukai oleh semua orang karena sifatnya yang sangat baik, tidak hanya terhadap kedua adik angkatnya tetapi juga terhadap semua orang yang bekerja dengannya. Dalam cerita Liu Bei sangat menyayangi kedua adik angkatnya melebihi saudara kandungnya sendiri, melebihi isterinya, lebih menginginkan orang yang bekerja dengannya selamat daripada anaknya. Hal ini tergambar melalui kutipan yang terdapat pada kutipan: …“Sungguh mujur, Liu Bei tidak lengah. Dengan sigap ia segera menghentikan Zhang Fei dan merampas pedangnya. Kepada adik-adiknya dia berkata “Pribahasa mengatakan bahwa saudara adalah seperti tangan dan kaki, istri seperti pakaian. Bila pakaianmu rusak kau bisamenggantinya baru, tetapi bagaimana bila kehilangan tangan dan kaki? Kita bertiga telah bersumpah di taman bunga akan mati dihari yang sama. Universitas Sumatera Utara Kehilangan kota dan keluarga memang benar aku bersedih. Paling tidak aku tidak ingin kita mati sia-sia…” Kisah Tiga Kerajaan, 2009:142 Hal ini juga didukung oleh kutipan yang terdapat pada kutipan: …“Melihat kondisi panglima kesayangannya ini, maka tidak sampai hati Liu Bei menerima anaknya yang tertidur pulas, malah ia melemparkan darah dagingnya itu ke tanah. “Karena kau seorang…hampir saja aku kehilangan panglima kesayanganku” Kisah Tiga Kerajaan, 2009:333 6. Peduli pada rakyat Liu Bei adalah tokoh yang memikirkan rakyat. Sering kali dia menyalahkan dirinya yang kurang cakap sehingga meninbulkan penderitaan pada rakyat. Hal ini terlihat jelas dalam kutipan: …“Bohong Beraninya kau mengaku keturunan Kaisar Kaisar yang memerintahkanku untuk menyingkirkan pejabat sepertimu.” Liu sangat kesal, namun ia diam saja. Ketika kembali ke kantornya, anak buah Liu membisikinya, “Dia bertingkah karena ingin mendapat uang pelican dari tuan.” “Aku tahu, tapi aku tidak akan memeras rakyatku Dari mana aku punya uang untuk diberikan kepadanya.” Kisah Tiga Kerajaan, 2009:25 Juga didukung oleh kutipan lain yang terdapat pada: …”Terdengar ratapan dan suara jerit-tangis anak kecil yang lelah dan rakyat yang takut terkejar oleh pasukan Cao Cao hingga seolah bumi terguncang. Melihat semua itu dari atas perahunya, Liu Bei tersentuh hatinya ….“Untuk apa Liu Bei dilahirkan ..” ia mengeleng-gelengkan kepalanya, tanpa sadar air mata turun memebasahi pipinya. “….apakah untuk memberi segala penyebab penderitaan ini pada rakyatku…” Liu sangat sedih melihat semuanya ini dan ia merasa putus asa, hendak bunuh diri melemparkan dirinya kesungai.” Kisah Tiga Kerajaan, 2009:311 Universitas Sumatera Utara

7. Bekerja sama