Proses Routing IP Pengenalan

30 2. Router-router tetangga, dimana sebuah router bisa mempelajari tentang network remote. 3. Route yang mungkin ke semua network remote. 4. Route terbaik untuk setiap network remote. 5. Bagaimana menjaga dan memverifikasi informasi routing. Router mempelajari tentang network-network remote dari router-router tetangga atau dari seorang administrator. Router kemudian akan membuat sebuah tabel routing yang menggambarkan bagaimana menemukan network-network remote. Sebuah router hanya dapat mengirimkan paket-paket ke network yang sudah terdaftar pada tabel routing. Jika router menerima sebuah paket untuk sebuah network yang tidak terdaftar pada tabel routing, maka router akan membuangnya.

2.7.3 Proses Routing IP

Proses routing IP tidak berubah terhadap ukuran jaringan yang dimiliki. Sebagai contoh, pada Gambar 2.4 digambarkan langkah-langkah tentang apa yang terjadi jika Host_A ingin berkomunikasi dengan Host_B di sebuah jaringan yang berbeda [3] . Gambar 2.4 Routing IP menggunakan 2 host dan 1 router Pada gambar di atas, seorang user di Host_A melakukan ping ke alamat IP Host_B dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Internet Control Message Protocol ICMP menciptakan sebuah payload data permintaan echo dimana isinya hanya abjad di field data. 2. ICMP menyerahkan payload tersebut ke Internet Protocol IP, yang lalu menciptakan sebuah paket. Paket ini paling sedikit berisi sebuah alamat asal Universitas Sumatera Utara 31 IP, sebuah alamat tujuan IP, dan sebuah field protokol. Semua ini memberitahukan kepada host penerima tentang kepada siapa host penerima harus menyerahkan payload ketika network tujuan telah dicapai. Pada gambar di atas, host menyerahkan payload kepada protokol ICMP. 3. Setelah paket dibuat, IP akan menentukan apakah alamat IP tujuan ada di network lokal atau network remote. 4. Karena IP menentukan bahwa ini adalah permintaan untuk network remote, maka paket perlu dikirimkan ke default gateway agar paket dapat di-route ke network remote. Registry di Windows dibaca untuk mencari default gateway yang telah dikonfigurasi. 5. Default gateway dari host 172.16.10.2 Host_A dikonfigurasi ke 172.16.10.1. Untuk dapat mengirimkan paket ini ke default gateway, harus diketahui dulu alamat hardware dari interfce Ethernet 0 dari router yang dikonfigurasi dengan alamat IP 172.16.10.1. Itu dilakukan agar paket dapat diserahkan ke lapis data, lalu dienkapsulasi menjadi frame, dan dikirimkan ke interface router yang terhubung ke network 172.16.10.0. Host berkomunikasi hanya dengan alamat hardware pada LAN lokal. Agar Host_A dapat berkomunikasi dengan Host_B, maka Host_A harus mengirimkan paket ke alamat MAC alamat hardware dari default gateway di network lokal. 6. Setelah itu, cache ARP dicek untuk melihat apakah alamat IP dari default gateway sudah pernah di-resolved diterjemahkan ke sebuah alamat hardware. Jika sudah, paket tersebut akan diserahkan ke lapis data untuk dijadikan frame alamat hardware dari host tujuan juga diserahkan bersama paket tersebut. Jika alamat hardware tidak tersedia di cache ARP dari host, sebuah broadcast ARP akan dikirimkan ke jaringan lokal untuk mencari alamat hardware dari Ethernet 0, dan host akan menyimpan cache alamat ini. Router juga akan melakukan cache alamat hardware dari Host_A di cache ARP nya. Universitas Sumatera Utara 32 7. Setelah paket dan alamat hardware tujuan diserahkan ke lapis data, maka driver LAN akan digunakan untuk menyediakan akses media melalui jenis LAN yang digunakan pada contoh ini adalah Ethernet. Sebuah frame dibuat, dienkapsulasi dengan informasi pengendali. Di dalam frame ini alamat hardware dari host asal dan tujuan, dalam kasus ini juga ditambah dengan field Ethernet yang menggambarkan protokol lapis jaringan apa yang menyerahkan paket tersebut ke lapis data. Dalam kasus ini, protokol itu adalah IP. Pada akhir dari frame itu terdapat sebuah field bernama Frame Check Sequence SFC yang menjadi tempat penyimpanan dari hasil perhitungan Cyclic Redudancy Check CRC. 8. Sebuah frame selesai dibuat , maka frame tersebut diserahkan ke lapis fisik untuk ditempatkan di media fisik pada contoh ini adalah kabel twisted pair dalam bentuk bit-bit yang dikirim satu per satu. 9. Semua alat di collision domain menerima bit-bit ini dan membuat frame dari bit-bit ini. Mereka masing-masing melakukan CRC dan mengecek jawaban di field FCS. Jika jawabannya tidak cocok, frame akan dibuang. Jika CRC cocok, maka alamat hardware tujuan akan dicek untuk melihat apakah alamat tersebut cocok juga pada contoh ini, dicek apakah cocok dengan interface Ethernet 0 dari router. Jika alamat hardware cocok, maka field Ether-type dicek untuk mencari protokol yang digunakan di lapis jaringan. 10. Paket ditarik dari frame, dan apa yang tertinggal di frame akan dibuang. Paket lalu akan diserahkan ke protokol yang tercatat di field Ether-type pada contoh ini adalah IP. 11. IP menerima paket dan mengecek alamat tujuan IP. Karena alamat tujuan dari paket tidak sesuai dengan semua alamat yang dikonfigurasi di router penerima itu sendiri, maka router penerima akan melihat pada alamat IP jaringan tujuan di tabel routing-nya. Universitas Sumatera Utara 33 12. Tabel routing harus memiliki sebuah entri di network 172.16.20.0, jika tidak paket akan dibuang dengan segera dan sebuah pesan ICMP akan dikirimkan kembali ke alat pengirim dengan sebuah pesan network tujuan tidak tercapai. 13. Jika router menemukan sebuah entri untuk network tujuan di tabelnya, paket akan dialihkan ke interface keluar. Pada contoh, interface keluar ini interface Ethernet 1. 14. Router akan melakukan pengalihan paket ke buffer memori sementara Ethernet 1. 15. Buffer Ethernet 1 perlu mengetahui alamat hardware dari host tujuan dan pertama kali ia akan mengecek cache catatan di memori ARP-nya. Jika alamat hardware dari Host_B sudah ditemukan, maka paket dan alamat hardware tersebut akan diserahkan ke lapis data untuk dibuat menjadi frame. Jika alamat hardware tidak pernah diterjemahkan oleh ARP sehingga tidak ada di cache ARP, router akan mengirimkan sebuah permintaan request ARP keluar dari interface E1 untuk mencari alamat hardware 172.16.20.0. Host_B melakukan respon dengan alamat hardware-nya, dan paket beserta alamat hardware tujuan akan dikirimkan ke lapis data untuk dijadikan frame. 16. Lapis data membuat sebuah frame dengan alamat hardware tujuan dan asal, field Ether-type, dan field FCS di akhir dari frame. Frame diserahkan ke lapis fisik untuk dikirimkan keluar pada medium fisik dalam bentuk bit yang dikirimkan satu per satu. 17. Host_B menerima frame dan segera melakukan CRC. Jika hasil CRC sesuai dengan apa yang ada di field FCS, maka alamat hardware tujuan akan dicek. Jika alamat host juga cocok, field Ether-type akan dicek untuk menentukan protokol yang akan diserahi paket tersebut di lapis jaringan pada contoh ini protokol tersebut adalah IP. 18. Di lapis jaringan , IP menerima paket tersebut dan mengecek alamat tujuan IP. Karena pada akhirnya ditemukan alamat yang cocok, field protokol akan Universitas Sumatera Utara 34 dicek untuk menemukan kepada protokol apa akan diserahkan payload tersebut. 19. Payload diserahkan ke ICMP, yang mengerti bahwa payload tersebut adalah sebuah permintaan echo. ICMP melakukan respon dengan segera membuang paket tersebut dan membuat sebuah payload baru sebagai jawaban echo tersebut. 20. Sebuah paket kemudian dibuat dengan memasukkan alamat asal dan tujuan, field protokol dan payload. Alat yang dituju sekarang adalah Host_A. 21. IP kemudian akan mengecek untuk melihat apakah alamat IP tujuan adalah sebuah alat di LAN lokal atau di sebuah network remote. Karena alat tujuan ada di sebuah network remote, paket perlu dikirimkan ke default gateway. 22. Alamat IP dari default gateway ditemukan di registry dari host yang menggunakan Windows, dan cache ARP dicek untuk melihat apakah alamat hardware sudah diterjemahkan dari alamat IP tersebut. 23. Setelah alamat hardware dari default gateway ditemukan, paket dan alamat tujuan diserahkan ke lapis data untuk dijadikan frame. 24. Lapis data membuat frame dari paket tersebut dan memasukkan alamat hardware tujuan dan alamat hardware asal; field Ether-type dengan 0x800 IP; dan field FCS dengan hasil CRC di dalam header. 25. Frame kemudian diserahkan ke lapis fisik untuk dikirimkan keluar melalui medium jaringan dalam bentuk bit-bit yang dikirim satu per satu. 26. Interface Ethernet 1 di router menerima bit-bit dan membuat sebuah frame dari bit-bit yang diterima tersebut. CRC dijalankan dan field FCS dicek untuk memastikan jawabannya cocok. 27. Setelah CRC ditemukan cocok, alamat hardware tujuan dicek. Karena interface router cocok, paket ditarik dari frame dan field Ether-type dicek Universitas Sumatera Utara 35 untuk melihat protokol apa di lapis jaringan yang akan dikirimi paket tersebut. 28. Protokol yang dikirimi paket ditentukan adalah IP, jadi IP mendapatkan paket tersebut. IP melakukan sebuah cek CRC pada header IP dulu dan kemudian alamat IP tujuan. 29. Dalam contoh ini, router tahu bagaimana mencapai network 172.16.10.0 sehingga interface keluar adalah Ethernet 0, maka paket akan dialihkan ke interface Ethernet 0. 30. Router mengecek cache ARP untuk menentukan apakah alamat hardware untuk 172.16.10.2 sudah pernah diterjemahkan. 31. Karena alamat hardware untuk 172.16.10.2 sudah disimpan pada perjalanan awal paket ke Host_B, maka alamat hardware dan paket bisa diserahkan ke lapis data. 32. Lapis data membuat sebuah frame dengan alamat hardware tujuan dan alamat hardware asal, dan kemudian meletakkan IP di field Ether-type. Sebuah CRC dijalankan pada frame dan hasilnya ditempatkan di field FCS. 33. Frame kemudian diserahkan ke lapis fisik untuk dikirimkan keluar pada network lokal dalam bentuk bit-bit yang dikirimkan satu per satu. 34. Host tujuan menerima frame tersebut, menjalankan sebuah CRC, mengecek alamat hardware tujuan, dan melihat ke dalam field Ether-type untuk mencari kepada siapa akan diserahkan paket tersebut. 35. IP adalah penerima yang dipilih, dan setelah paket diserahkan ke IP di lapis jaringan maka IP akan mengecek field protokol untuk arah selanjutnya. IP menemukan instruksi untuk memberikan payload ke ICMP, dan ICMP menentukan bahwa paket ini adalah sebuah jawaban echo ICMP. 36. ICMP melakukan acknowledge memberitahukan kepada pengirim bahwa ia telah menerima paket dengan mengirimkan sebuah tanda seru ke Universitas Sumatera Utara 36 interface user. ICMP lalu mencoba lalu mencoba mengirimkan empat buah permintaan echo lagi ke host tujuan.

2.8 Protokol

Routing Protokol routing bertujuan mencari jalan tersingkat untuk mencapai tujuan. Sebuah protokol routing digunakan oleh router untuk secara dinamis menemukan sebuah jaringan di sebuah internetwork dan memastikan bahwa semua router memiliki tabel routing yang sama. Ada beberapa cara untuk mengkonfigurasi tabel routing sehingga paket dapat diteruskan ke network lain. Dengan memahami jenis- jenis routing yang berbeda akan membantu mendapatkan solusi yang terbaik. Jenis- jenis routing tersebut adalah: 1. Routing statis 2. Routing default 3. Routing dinamis

2.8.1 Routing Statis

Routing statis terjadi jika penambahan route-route di tabel routing dari setiap router dilakukan secara manual. Routing statis memiliki keuntungan sebagai berikut: 1. Tidak ada overhead waktu pemrosesan pada CPU router, yang berarti dapat membeli router yang lebih murah. 2. Tidak ada bandwidth yang digunakan diantara router, yang berarti mungkin dapat menghemat uang untuk link WAN. 3. Routing statis menambah keamanan karena administrator dapat memilih untuk mengizinkan akses routing ke network tertentu saja. Routing statis juga mempunyai kerugian-kerugian, yakni: 1. Administrator benar-benar harus memahami internetwork dan bagaimana setiap router dihubungkan untuk dapat mengkonfigurasi router dengan benar. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis unjuk kerja perbandingan protokol routing Routing Information Protocol (RIP) dan Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP).

0 4 52

Analisis Kinerja Routing Dinamis Pada Topologi Ring Degan Teknik Rip (Routing Information Protocol) Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer

0 1 16

Analisis Kinerja Routing Dinamis Pada Topologi Ring Degan Teknik Rip (Routing Information Protocol) Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer

0 0 1

Analisis Kinerja Routing Dinamis Pada Topologi Ring Degan Teknik Rip (Routing Information Protocol) Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer

0 0 5

Analisis Kinerja Routing Dinamis Pada Topologi Ring Degan Teknik Rip (Routing Information Protocol) Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer

1 1 55

Analisis Kinerja Routing Dinamis Pada Topologi Ring Degan Teknik Rip (Routing Information Protocol) Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer Chapter III V

0 0 34

Analisis Kinerja Routing Dinamis Pada Topologi Ring Degan Teknik Rip (Routing Information Protocol) Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer

0 2 4

Analisis Kinerja Routing Dinamis Pada Topologi Ring Degan Teknik Rip (Routing Information Protocol) Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer

0 0 15

Perbandingan Kinerja Protocol Routing Open Shortest Path First (OSPF) dan Routing Information Protocol (RIP) Menggunakan Simulator Cisco Packet Tracer

0 1 7

Ruang Lingkup RIP (Routing Information Protocol)

0 0 33