Format Alamat IP Pengalamatan Jaringan

20 a. EIATIA-232 b. EIATIA-449 c. V.35 digunakan untuk menghubungkan CSUDSU d. X.21 digunakan di X.25 e. EIA-530

2. Interface Fixed dan Modular

Beberapa router yang dijual Cisco memiliki interface yang tetap fixed, sedangkan yang lain modular. Router yang fixed, misalnya seri 2500 namun router seri 1600, 1700, 2600, 3600, dan seri yang lebih tinggi sudah modular.

2.4 Pengalamatan IP

Alamat IP merupakan bilangan yang digunakan sebagai pengenal bagi tiap- tiap mesin yang berada pada jaringan IP. Pengalamatan IP digunakan untuk mengetahui lokasi spesifik dari alat di dalam sebuah jaringan. Alamat IP adalah alamat software yang terpatri ke dalam Network Interface Card NIC dan digunakan untuk menemukan host pada jaringan lokal. Pengalamatan IP didesain untuk memungkinkan sebuah host berkomunikasi dengan host lain pada jaringan yang berbeda, tanpa mempedulikan tipe dari LAN yang digunakan oleh host yang berpartisipasi.

2.4.1 Format Alamat IP

Alamat IP terdiri atas 32 bit informasi. Bit ini terbagi menjadi empat bagian, yang dikenal sebagai oktet atau byte, dimana masing-masing terdiri atas 1 byte 8bit. Pengalamatan IP dapat dilakukan dengan tiga metode, yakni: a. Dotted-decimal, seperti 172.16.30.56 b. Binner, seperti 10101100.00011110.00111000 Universitas Sumatera Utara 21 c. Heksadesimal, seperti AC.10.1E.38

2.4.2 Pengalamatan Jaringan

Alamat jaringan yang juga bisa disebut sebagai nomor jaringan memberikan identifikasi unik untuk setiap jaringan. Setiap mesin pada jaringan yang sama menggunakan alamat jaringan yang sama sebagai bagian dari alamat IP. Sebagai contoh, jika alamat IP adalah 172.16.30.56 maka alamat jaringannya adalah 172.16. Alamat node memberikan identifikasi secara unik pada setiap mesin di dalam jaringan. Bagian dari alamat ini haruslah unik karena alamat node mengidentifikasikan sebuah mesin tertentu. Alamat node disebut juga dengan alamat host. Sebagai contoh, jika alamat IP adalah 172.16.30.56 maka alamat node adalah 30.56. Membagi sebuah alamat IP menjadi alamat jaringan dan node ditentukan oleh kelas jaringan. Kelas jaringan terdiri atas tiga kelas yaitu: 1. Kelas jaringan A Jaringan kelas A didefinisikan pada oktet pertama antara 0 dan 127, dan tidak bisa kurang atau lebih. 2. Kelas jaringan B Jaringan kelas B didefinisikan pada oktet pertama antara 128 dan 191. 3. Kelas jaringan C Jaringan kelas C diidentifikasikan pada oktet pertama antara 192 dan 223. 4. Kelas jaringan D dan E Alamat diantara 244 dan 255 dicadangkan untuk jaringan kelas D dan E. Kelas D range antara 224-239 digunakan sebagai alamat multicast dan kelas E range antara 240-255 hanya digunakan untuk penelitian. Universitas Sumatera Utara 22 Ada beberapa alamat IP dicadangkan untuk kebutuhan khusus, jadi administrator jaringan tidak akan bisa memberikan alamat ini ke node. Beberapa alamat IP ini antara lain: 1. Alamat node semuanya 0 diartikan “alamat jaringan” atau semua host pada jaringan spesifik. 2. Alamat node semuanya 1 diartikan “semua node” pada jaringan spesifik; sebagai contoh, 128.2.255.255 artinya “semua node” pada jaringan 128.2 alamat kelas B. 3. Seluruh alamat IP di set 0 digunakan oleh router Cisco untuk menunjukkan rute default. 4. Seluruh alamat IP di set 1 sama dengan 255.255.255.255 berarti broadcast ke semua node pada current network network yang sedang aktif. Terkadang disebut broadcast terbatas.

2.4.2.1 Pengalamatan Kelas A

Di dalam jaringan kelas A, byte pertama digunakan untuk menunjukkan alamat jaringan, dan tiga byte sisanya digunakan untuk alamat node. Formatnya adalah network.node.node.node. Sebagai contoh jika alamat IP adalah 49.22.102.70, maka angka 49 menunjukkan alamat jaringan, dan 22.102.70 menunjukkan alamat node. Host ID kelas A yang Sah Berikut ini contoh cara menentukan host ID yang sah dalam pengalamatan jaringan kelas A yaitu: a. Semua bit host off, menunjukkan alamat jaringan:10.0.0.0 b. Semua bit host on, menunjukkan alamat broadcast:10.255.255.255 Maka host yang sah adalah host dengan angka diantara alamat jaringan dan alamat broadcast yaitu 10.0.0.1 sampai 10.255.255.254. Universitas Sumatera Utara 23

2.4.2.2 Pengalamatan Kelas B

Pada jaringan kelas B, dua byte pertama menunjukkan alamat jaringan dan dua byte selebihnya digunakan untuk alamat node. Formatnya yaitu: network.network.node.node. Host ID Kelas B yang Sah Berikut ini contoh cara menentukan host ID yang sah di dalam pengalamatan jaringan kelas B yaitu: a. Semua bit host off, menunjukkan alamat jaringan: 172.16.0.0. b. Semua bit host on, menunjukkan alamat broadcast: 172.16.255.255. Host yang sah host dengan angka di antara alamat jaringan dan broadcast: 172.16.0.1 sampai 172.16.255.254.

2.4.2.3 Pengalamatan Kelas C

Tiga byte pertama dari pengalamatan jaringan kelas C digunakan alamat jaringan, dengan hanya menyisakan satu byte kecil untuk alamat node. Formatnya yaitu: network.network.network.node. Host ID Kelas C yang Sah Berikut ini contoh cara menentukan host ID yang sah di dalam pengalamatan jaringan kelas C yaitu: a. Semua bit host off, menunjukkan alamat jaringan: 192.168.100.0. b. Semua bit host on, menunjukkan alamat broadcast: 192.168.100.255 Host yang sah yaitu host dengan angka di antara alamat jaringan dan alamat broadcast: 192.168.100.1 sampai 192.168.100.254. Universitas Sumatera Utara 24

2.5 Subnetting

Dokumen yang terkait

Analisis unjuk kerja perbandingan protokol routing Routing Information Protocol (RIP) dan Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP).

0 4 52

Analisis Kinerja Routing Dinamis Pada Topologi Ring Degan Teknik Rip (Routing Information Protocol) Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer

0 1 16

Analisis Kinerja Routing Dinamis Pada Topologi Ring Degan Teknik Rip (Routing Information Protocol) Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer

0 0 1

Analisis Kinerja Routing Dinamis Pada Topologi Ring Degan Teknik Rip (Routing Information Protocol) Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer

0 0 5

Analisis Kinerja Routing Dinamis Pada Topologi Ring Degan Teknik Rip (Routing Information Protocol) Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer

1 1 55

Analisis Kinerja Routing Dinamis Pada Topologi Ring Degan Teknik Rip (Routing Information Protocol) Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer Chapter III V

0 0 34

Analisis Kinerja Routing Dinamis Pada Topologi Ring Degan Teknik Rip (Routing Information Protocol) Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer

0 2 4

Analisis Kinerja Routing Dinamis Pada Topologi Ring Degan Teknik Rip (Routing Information Protocol) Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer

0 0 15

Perbandingan Kinerja Protocol Routing Open Shortest Path First (OSPF) dan Routing Information Protocol (RIP) Menggunakan Simulator Cisco Packet Tracer

0 1 7

Ruang Lingkup RIP (Routing Information Protocol)

0 0 33