56 b. Version akan di-set 2 untuk RIPv2. Jika di-set 0 tetapi message bukan berupa
format RIPv1 yang valid, maka message akan di abaikan. RIPv2 akan tetap memproses message RIPv1 yang valid.
c. Address Family Identifier akan di-set 2 untuk Ipv4. Satu-satunya pengecualian adalah request full tabel routing dari routerhost dimana pada
kasus ini akan di-set 0. d. Route Tag menyediakan sebuah field untuk pemberian tanda tagging sebuah
route external atau route yang telah di redistribusikan kedalam proses RIPv2. Salah satu penggunaan field 16-bit ini adalah untuk membawa nomor
autonomous system dari suatu route yang telah diimport dari protokol routing lain. Meski RIP sendiri tidak menggunakan field ini, protokol routing
external yang terhubung pada domain RIP dalam beberapa lokasi bisa saja menggunakan field Route Tag untuk bertukar informasi melintasi domain
RIP. e. IP Address adalah address Ipv4 dari route destination. Dapat berupa address
network major, subnet, atau host. f. Subnet Mask adalah mask 32-bit yang menunjukkan porsi network dan subnet
address. g. Next Hop mengidentifikasikan address next-hop, jika ada, kemudian address
dari router yang meng-advertise. Dengan kata lain, field ini mengindikasikan address next-hop dalam subnet yang sama yang secara metrik lebih dekat
pada tujuan daripada router yang meng-advertise routejalur tersebut. Jika field ini di-set 0 semua 0.0.0.0, address dari router yang meng-advertise
adalah address next-hop terbaik.
3.2.2 Classless Routing Protocol
Definisi yang paling tepat untuk protokol routing classless adalah kemampuannya untuk membawa informasi subnet mask didalam advertisement
route-nya. Salah satu keuntungan dengan disertakannya informasi mask ini berkaitan
Universitas Sumatera Utara
57 dengan subnet all-zeros nol semua dan subnet all-one yang kini menjadi available
untuk digunakan. Perlu diketahui bahwa protokol routing classful tidak dapat membedakan antara subnet all-zeros misal 172.16.0.0 dengan nomor network
major 172.16.0.0. Demikian juga, mereka tidak dapat membedakan broadcast pada subnet all-ones 172.16.255.255 dan broadcast untuk semua subnet
172.16.255.255. Jika informasi subnet mask disertakan, maka kelemahan ini dapat teratasi.
Kita bisa membaca bahwa 172.16.0.016 adalah nomor network major dan 172.16.0.024 adalah subnet all-zero. Begitu juga 172.16.255.25516 dan
172.16.255.25524 dapat dibedakan.
3.2.3 Variable-Length Subnet Masking VLSM
Jika subnet mask dapat disesuaikan dengan setiap address destination yang di-advertise dalam network, maka tidak ada alasan agar semua mask harus memiliki
panjang yang sama. Kenyataan inilah yang mendasari VLSM. Sebuah network kelas C dengan penggunaan VLSM diperlihatkan pada
Gambar 3.8
[5]
.
Gambar 3.8 Network Kelas C
Pada Gambar 3.8, subnetting tidak akan dapat dilakukan tanpa VLSM. Network token ring yang membutuhkan 100 host address akan membutuhkan 25-bit
mask; mask yang lebih panjang tidak akan menyisakan host bit yang cukup. Tapi jika semua mask harus dengan panjang yang sama, maka hanya 1 subnet lagi yang dapat
Universitas Sumatera Utara
58 dibuat dari address kelas C. Tidak ada subnet yang cukup lagi untuk membuat
network seperti topologi diatas.
3.2.4 Classless Inter-Domain Routing CIDR
Classless Inter-Domain Routing pada dasarnya adalah metode yang digunakan Internet Service Provider ISP untuk mengalokasikan sejumlah alamat
pada suatu perusahaan ke rumah atau ke seorang pelanggan. ISP menyediakan alamat dalam ukuran blok tertentu.
Sebuah ISP memberikan blok alamat ke seorang pelanggan misalnya seperti 192.168.10.3228. Angka-angka tersebut menjelaskan subnet mask dan notasi garis
miring berarti berapa jumlah bit yang bernilai 1 atau nilai CIDR. Sebagai contoh sebuah subnet mask kelas A, yaitu 255.0.0.0. Ini berarti
bahwa byte pertama dari subnet mask tersebut semuanya adalah 1 atau 11111111. Maka nilai CIDR untuk subnet mask 255.0.0.0 adalah sama dengan 8
3.2.5 Authentication