Operasi RIP Routing Information Protocol RIP

51 adalah 4+25×20=504 oktet. Jika termasuk 8-byte header UDP maka ukuran message jadi sebesar 512 oktet tidak termasuk IP header. Keterangan Gambar 3.5 di atas adalah sebagai berikut: a. Command akan selalu di-set 1 yang menandakan request message, atau 2, yang menandakan response message. b. Version akan di-set 1 untuk RIP versi 1. c. Address Family Identifier di-set 2 untuk IP. Satu-satunya pengecualian untuk field ini adalah request untuk tabel routing penuh sebuah router. d. IP Address adalah alamat tujuan dari sebuah entri route. Entri ini dapat berupa alamat major network, sebuah subnet, atau host. e. Metric adalah hop count yang akan di-set antara 1 sampai 16.

3.1.4 Operasi RIP

Proses RIP beroperasi dari port 520 UDP; semua pesan RIP di enkapsulasi dalam sebuah segmen UDP dengan kedua port source dan destination di set 520. RIP mendefinisikan 2 jenis pesan message: request messages dan response messages. Request message digunakan untuk meminta router tetangga mengirimkan update. Response message membawa update. Metrik yang digunakan oleh RIP adalah hop count, dengan 1 menandakan network yang terhubung langsung directly connected dan 16 menandakan network unreachable. Pada saat pertama kali aktif, RIP mem- broadcast keluar sebuah paket yang membawa request message melalui semua interface yang meng-enable RIP. Proses RIP kemudian memasuki fase mendengarkan request RIP atau mengirimkan response message. Router tetangga yang menerima pesan request akan mengirimkan response yang berisi tabel routing mereka. Ketika router yang me-request menerima response message, router akan memproses informasi yang ada didalamnya. Jika terdapat entri route tertentu yang Universitas Sumatera Utara 52 belum dikenali, maka router akan memasukkannya kedalam tabel routing beserta alamat dari router yang meng-advertise paket. Jika terdapat entri route yang ternyata sudah ada didalam tabel routing, maka entri yang sudah ada akan digantikan hanya jika entri route yang baru memiliki hop count yang lebih rendah. Jika hop count yang baru lebih tinggi daripada hop count yang telah tersimpan dan paket update berasal dari router next-hop yang tersimpan dalam tabel, maka entri route akan ditandai sebagai unreachable selama waktu yang terdapat dalam holddown period. Jika holddown period telah berakhir dan neighbor yang sama masih tetap meng-advertise entri dengan hop count yang lebih tinggi tersebut, maka metrik yang baru yang lebih tinggi akan diterima. Request message RIP dapat me-request keseluruhan tabel routing atau informasi untuk entri route spesifik. Untuk kasus pertama, request message akan memiliki entri route tunggal yang didalamnya berisi address di-set nol, 0.0.0.0 dan metric 16. Mesin yang menerima request seperti ini akan memberikan tanggapan dengan cara mengirimkan pesan unicast yang berisi seluruh tabel routing kepada mesin yang me-request, kecuali entri route yang dibatasi oleh split horizon dan boundary summarization. Beberapa proses diagnostik bisa saja membutuhkan informasi spesifik tentang sebuah atau beberapa route. Dalam kasus seperti ini, request message akan dikirimkan dengan entri yang berisi alamat yang dibutuhkan. Mesin yang menerima request ini akan memproses entri-entri satu persatu, kemudian membuat response message berdasarkan request. Jika mesinrouter memiliki entri pada tabel routing yang bersesuaian dengan alamat yang di-request, maka router akan memasukkan metrik untuk entri route-nya kedalam field metric. Jika tidak, maka field metric akan di set 16. Response akan memberitahukan apa yang persisnya diketahui oleh router, dengan tanpa mempertimbangkan split horizon ataupun boundary summarization. Seperti yang telah disebutkan diatas, hostmesin bisa saja menjalankan RIP dalam mode silent. Pendekatan ini memungkinkan mesin tersebut untuk tetap menjaga tabel routing nya tetap up-to-date dengan cara mendengarkan setiap pesan Universitas Sumatera Utara 53 update RIP dari router-router lain tanpa harus mengirimkan response message kedalam network. Akan tetapi, untuk proses diagnostika, kemungkinan akan dibutuhkan pemeriksaan tabel routing yang ada pada mesin silent tersebut.

3.1.4.1 Classful Routing

Classful routing protocol tidak mengirim informasi subnet mask dalam update routing. Sebuah protokol routing tidak perlu menyertakan subnet mask dalam update routing karena mask network akan ditentukan berdasarkan oktet pertama dari alamat network tersebut. RIP sebagai classful routing protocol mengalokasikan alamat network berdasarkan kelasnya, yakni kelas A, B, atau C seperti pada Gambar 3.6 [2] . Network Host Host Host Network Host Host Network Network Host Network Network 8 bits 8 bits 8 bits 8 bits 255 . . . 255 . 255 . . . 255 . 255 . 255 Class A: Class C: Class B: Gambar 3.6 Subnet Mask Default untuk Kelas Alamat Classful routing protocol masih tetap digunakan pada beberapa jaringan sekarang ini, tetapi karena mereka tidak menyertakan subnet mask, mereka tidak bisa digunakan dalam berbagai situasi. Classful routing protocol tidak dapat digunakan ketika network di-subnet menggunakan lebih dari satu subnet mask, dalam kata lain classful routing protocol tidak mendukung Variable Length Subnet Masks VLSM.

3.1.4.2 Autosummarization

RIPv1 secara otomatis meringkas route menjadi alamat classful mereka ketika mengirim sebuah update diluar interface yang ada dalam major network. Karena RIPv1 adalah classful routing protocol, maka subnet mask tidak termasuk di dalam update routing. Ketika sebuah router menerima update routing RIPv1, RIP Universitas Sumatera Utara 54 harus menentukan subnet mask dari route tersebut. Jika route merupakan route major classful network yang sama, maka RIPv1 menggunakan subnet mask dari interface yang diterima. Jika route merupakan route dari major classful network yang berbeda dari interface yang diterima, maka RIPv1 menggunakan default classful mask. Sebagai contoh adalah jika kita memasukkan command network 192.168.1.32, maka router akan mengubahnya menjadi network 192.168.1.0.

3.1.4.3 Passive Interface

Tidak ada keuntungan yang akan didapat jika network RIP diumumkan ke semua tempat LAN dan WAN. Terdapat beberapa cara berbeda untuk menghentikan update RIP yang tidak diinginkan agar tidak menyebar ke LAN dan WAN. Cara termudah adalah dengan passive interface. Perintah ini mencegah broadcast update RIP dikirimkan keluar dari interface yang dikonfigurasi dengan perintah tersebut, tetapi interface tersebut masih dapat menerima update RIP. Berikut adalah contoh bagaimana mengkonfigurasi sebuah passive-interface pada sebuah router: Lab_Aconfig t Lab_Aconfigrouter rip Lab_Aconfig-routernetwork 192.168.10.0 Lab_Aconfig-routerpassive-interface serial 00 Perintah ini akan menghentikan update RIP dari penyebaran keluar melalui interface serial 0, tetapi interface serial 0 masih bisa menerima update RIP.

3.2 RIP Versi 2

Semua prosedur operasi, timer-timer, dan fungsi-fungsi stabilitas dari RIPv1 tetap ada pada versi 2. RIPv2 memiliki fitur tambahan seperti: 1. Alamat-alamat next-hop tercakup dalam update routing-nya. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis unjuk kerja perbandingan protokol routing Routing Information Protocol (RIP) dan Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP).

0 4 52

Analisis Kinerja Routing Dinamis Pada Topologi Ring Degan Teknik Rip (Routing Information Protocol) Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer

0 1 16

Analisis Kinerja Routing Dinamis Pada Topologi Ring Degan Teknik Rip (Routing Information Protocol) Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer

0 0 1

Analisis Kinerja Routing Dinamis Pada Topologi Ring Degan Teknik Rip (Routing Information Protocol) Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer

0 0 5

Analisis Kinerja Routing Dinamis Pada Topologi Ring Degan Teknik Rip (Routing Information Protocol) Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer

1 1 55

Analisis Kinerja Routing Dinamis Pada Topologi Ring Degan Teknik Rip (Routing Information Protocol) Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer Chapter III V

0 0 34

Analisis Kinerja Routing Dinamis Pada Topologi Ring Degan Teknik Rip (Routing Information Protocol) Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer

0 2 4

Analisis Kinerja Routing Dinamis Pada Topologi Ring Degan Teknik Rip (Routing Information Protocol) Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer

0 0 15

Perbandingan Kinerja Protocol Routing Open Shortest Path First (OSPF) dan Routing Information Protocol (RIP) Menggunakan Simulator Cisco Packet Tracer

0 1 7

Ruang Lingkup RIP (Routing Information Protocol)

0 0 33