Uji penolakan Hasil Analisis Rata – Rata kadar Logam Pb dan Cd dalam Sampel Pengujian Beda Nilai Rata- Rata kadar Logam Pb dan Cd pada Sampel

Dari perhitungan regresi linear, maka dapat diketahui kadar dari sampel dengan menggunakan rumus : Kadar Sebenarnya μgg = g Sampel Berat n pengencera Faktor x ml sampel Volume x i Konsentras ml g µ Hasil analisis logam Pb dan Cd pada sampel dapat di lihat pada lampiran 4 halaman 40, sedangkan contoh perhitungan kadar logam pada lampiran 5 sampai 6 halaman 41 sampai 42. 3.8 Analisa Data Secara Statistik

3.8.1 Uji penolakan Hasil Analisis

Untuk mengetahui di terima atau tidaknya data penelitian, maka data yang di peroleh di analisis secara statistik dengan uji distribusi t. Untuk mencari t hitung digunakan rumus : t hitung = n SD X Xi − SD = 1 - n X - Xi 2 ∑ Keterangan : Xi = Kadar sampel − X = Kadar rata-rata n = jumlah perlakuan Sebagai dasar penolakan data hasil uji análisis adalah t hitung ≥t tabel Sudjana, 2002. Universitas Sumatera Utara

3.8.2 Rata – Rata kadar Logam Pb dan Cd dalam Sampel

Untuk menentukan kadar logam dalam sampel dengan taraf kepercayaan 95, α= 0,05, dk= n-1, dapat digunakan rumus Sudjana, 2002. Kadar Logam: µ = X ± t α2, dk x SD Keterangan : − X = Kadar rata-rata sampel SD = Standar Deviasi dk = Derajat kebebasan dk = n-1 α = interval kepercayaan n = jumlah perlakuan Hasil perhitungan statistik kadar logam pada sampel dapat di lihat pada lampiran 7 sampai 10 halaman 43 sampai 50.

3.8.3. Pengujian Beda Nilai Rata- Rata kadar Logam Pb dan Cd pada Sampel

Sampel yang di bandingkan adalah independen dan jumlah pengamatan masing- masing lebih kecil dari 30 sehingga variansi σ tidak di ketahui dan di lakukan uji F untuk mengetahui apakah variansi populasi sama σ1 = σ2 atau berbeda σ1 ≠ σ2 dengan menggunakan rumus: S S 2 2 2 1 F = Data berbeda secara signifikan jika F hitung F tabel . Dimana: F = beda nilai yang diterima S 1 = standar deviasi sampel 1 S 2 = standar deviasi sampel 2 Universitas Sumatera Utara Apabila dari hasilnya di peroleh Fο ≤ Fkritis, maka di simpulkan bahwa σ1 = σ2, kemudian di lanjutkan dengan uji beda rata- rata menggunakan uji t dengan rumus: n n x x Sp 2 1 2 1 o 1 1 t + − = dan jika F o ≥ F kritis maka dilanjutkan dengan uji t dengan rumus : n s n s x x 2 2 2 1 2 1 2 1 o t + − = Kedua sampel dinyatakan berbeda apabila t o yang diperoleh melewati nilai kritis t, dan sebaliknya. Sabri dan Hastono, 2006 Hasil Pengujian beda nilai rata-rata kadar logam pada sampel dapat dilihat pada Lampiran 11 sampai 12 halaman 51 sampai 54. 3.9 Uji Ketepatan Recovery Test Ketepatan adalah ukuran yang menunjukan kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Ketepatan di nyatakan sebagai persen perolehan kembali recovery yang di tentukan dengan menentukan berapa persen analit yang di tambahkan dapat di peroleh kembali pada suatu pengukuran Rohman,2007.

3.9.1 Prosedur Uji Perolehan Kembali Recovery