Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan Pada Mahasiswa FKM USU MEDAN 2015

(1)

70 Nomor responden :

Nama :

Jenis kelamin : Tahun masuk FKM :

A. Pengetahuan Tentang Label Pangan

1. Apa yang dimaksud dengan label produk pangan? a. Kemasan pangan yang berwarna-warni

b. Setiap keterangan mengenai pangan baik tulisan, gambar atau simbol c. Penjelasan isi produk pangan

2. Batas akhir suatu produk pangan dapat dijamin mutunya pada label produk pangan dikenal dengan?

a. Tanggal kedaluwarsa b. Batas akhir pemakaian c. Tanggal penjualan

3. Bahan yang pertama kali disebutkan pada komposisi atau daftar bahan makanan atau minuman pada label pangan dimaksud sebagai?

a. Bahan pelengkap b. Bahan utama c. Bahan tambahan


(2)

4. Kode yang menjelaskan mengenai riwayat produksi disebut dengan? a. Kode produksi

b. Bercode c. Kedaluwarsa

5. Penyelenggara yang menilai keamanan, mutu, gizi serta memberikan tanda atau nomor pada produk pangan adalah?

a. Badan POM/Dinas Kesehatan b. Pihak perusahaan itu sendiri c. A dan B salah

6. Tujuan pelabelan pada produk pangan adalah: a. Memberikan informasi tentang isi produk

b. Sebagai sarana komunikasi produsen kepada konsumen c. A dan B benar

7. Berdasarkan dibawah ini, informasi yang tercantum pada suatu produk makanan atau minuman adalah?

a. Kode produksi b. Kedaluwarsa c. A dan B benar

8. Keterangan nilai gizi yang paling awal dicantumkan pada label informasi zat gizi pada produk pangan adalah?

a. Jumlah kandungan energi total makanan b. Jumlah kandungan lemak total makanan c. A dan B salah


(3)

9. Pemanis buatan, pengawet dan pewarna pada suatu kemasan produk pangan, ketiga hal diatas termasuk kedalam bagian?

a. Nama produk

b. Informasi pada produk c. Komposisi

10. Informasi yang harus diperhatikan pada label makanan atau kemasan sebelum membeli produk adalah?

a. Tanggal kedaluwarsa, informasi nilai gizi, komposisi, nomor pendaftaran, cara penggunaan atau penyajian atau penyimpanan.

b. Harga produk, tanggal kedaluwarsa, informasi nilai gizi, komposisi, nomor pendaftaran, cara penggunaan atau penyajian atau penyimpanan, kode produksi, nama produk pangan, berat bersih, pernyataan khusus, nama dan alamat pabrik.

c. Tanggal kedaluwarsa, informasi nilai gizi, komposisi, nomor pendaftaran, cara penggunaan atau penyajian atau penyimpanan, kode produksi, nama produk pangan, berat bersih, pernyataan khusus, nama dan alamat pabrik. B. Persepsi Tentang Label Produk Pangan

Berikut ini adalah beberapa pernyataan yang terkait tentang label produk pangan. Berilah tanda checlist (฀) pada tabel dibawah ini berdasarkan persepsi saudara/i.


(4)

No. Pernyataan Setuju Tidak setuju 1. Menurut saudara/i, nama produk pangan

mempengaruhi seseorang membaca label 2. Komposisi wajib dicantumkan pada suatu

produk pangan

3. Berat bersih pada label produk pangan mempengaruhi seseorang dalam

berbelanja/sebelum memutuskan membeli suatu produk tersebut.

4. Nama dan alamat pabrik yang tercantum pada produk pangan sangat bermanfaat. 5. Tanggal kedaluwarsa mempengaruhi

seseorang membaca label produk pangan. 6. Nomor pendaftaran (BPOM/DINKES) yang

tercantum pada kemasan pangan wajib dicantumkan.

7. Pencantuman kode produksi pada label produk pangan sangat penting.

8. Cara penggunaan atau penyajian dan

penyimpanan yang tercantum pada kemasan makanan mempengaruhi seseorang membaca label produk pangan.

9. Informasi nilai gizi sangat penting dalam label produk pangan.

10. Tulisan atau pernyataan khusus wajib dicantumkan pada produk pangan.


(5)

C. Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan

Berikut ini adalah beberapa kebiasaan yang terkait pembacaan label kemasan pangan. Berilah tanda checlist (√) pada tabel yang paling sesuai dengan saudara/i. No Informasi Label pangan kemasan Selalu Jarang Tidak

Pernah 1 Seberapa sering saudara/i memperhatikan

nama produk pangan.

2 Seberapa sering saudara/i membaca komposisi yang tercantum dalam label kemasan pangan.

3 Seberapa sering saudara/i membaca berat bersih yang tercantum dalam label kemasan pangan.

4 Seberapa sering saudara/i membaca nama dan alamat pabrik yang tercantum dalam label kemasan pangan.

5 Seberapa sering saudara/i membaca

tanggal kadaluwarsa yang tercantum dalam label kemasan pangan.

6 Seberapa sering saudara/i membaca nomor pendaftaran makanan (BPOM/DEPKES) yang tercantum dalam label kemasan pangan.

7 Seberapa sering saudara/i membaca kode produksi yang tercantum dalam label kemasan pangan

8 Seberapa sering saudara/i membaca penyimpanan/penyajian yang tercantum dalam label kemasan pangan

9 Seberapa sering saudara/i membaca informasi nilai gizi yang tercantum dalam label kemasan pangan

10 Seberapa sering saudara/i membaca pernyataan khusus yang tercantum dalam label kemasan pangan


(6)

75

s

1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 2 2 0 1 2 1 0 2 2 2 1 2 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 2 1 1 0 2 2 0 1 1 1 1 3 3 4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 5 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 2 2 1 0 2 2 0 2 1 2 1 1 2 6 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 7 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 2 2 0 0 2 1 0 2 2 1 1 2 2 8 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 3 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 2 1 1 0 2 1 2 2 1 0 1 2 3 10 1 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 3 11 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 0 2 1 2 2 2 2 1 1 2 12 1 2 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 13 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 3 14 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 15 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 16 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 2 2 1 1 2 1 0 2 1 1 1 3 3 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 18 2 2 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 2 2 0 2 2 0 1 1 2 0 1 2 2 19 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 20 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 2 1 0 2 0 1 2 1 0 1 3 3 21 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 22 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2


(7)

24 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 2 1 1 2 1 0 2 2 2 1 2 2 25 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 2 2 1 0 2 1 2 2 1 1 1 2 2 26 2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 27 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 2 1 0 0 2 0 0 1 1 1 1 3 3 28 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 2 1 1 0 2 0 0 1 1 1 1 2 3 29 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 0 0 2 0 0 1 1 1 1 3 3 30 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 31 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 2 1 1 0 2 2 1 1 1 1 1 3 3 32 2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 33 2 2 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 2 1 2 1 2 0 1 1 1 2 1 2 3 34 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 2 1 1 1 2 1 0 1 1 1 2 2 3 35 2 2 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 2 1 1 1 2 0 1 2 2 0 1 2 3 36 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 37 2 2 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 3 38 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 0 1 2 2 2 1 1 2 39 2 2 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 3 40 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 2 1 1 1 2 2 0 1 2 0 1 2 3 41 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 42 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 3 3 43 2 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 44 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 2 1 1 0 2 1 1 2 2 1 1 2 3 45 1 3 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 46 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 47 1 3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 48 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 2 1 0 2 1 2 1 2 1 1 2 3 49 1 3 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 0 2 1 1 2 1 0 2 1 3 50 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 2 2 1 2 2 0 0 1 1 2 2 2 2


(8)

52 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 2 1 1 1 2 2 0 2 1 1 2 2 3 53 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 3 54 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 3 55 1 3 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 56 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 2 2 0 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 57 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 0 2 1 0 0 2 0 1 1 3 58 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 59 2 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 3 60 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 61 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 2 1 1 1 2 1 1 1 2 0 1 1 3 62 1 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 2 2 1 0 2 0 0 2 1 1 1 2 3 63 2 3 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 2 2 1 0 2 2 0 1 2 0 2 2 2 64 1 2 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 2 2 1 2 1 0 1 2 0 2 2 3 65 2 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 2 2 1 0 2 2 0 1 2 1 1 1 2 66 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 2 1 1 1 1 0 0 1 1 2 1 2 3 67 2 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 68 2 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 69 2 3 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 2 1 0 1 2 0 1 1 2 1 2 1 3 70 2 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 71 2 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 0 1 1 2 72 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 2 0 0 2 1 1 2 2 2 1 2 2 73 2 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 0 1 1 2 74 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 75 2 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 2 0 0 1 1 1 0 2 1 2 2 3 76 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 77 2 3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 78 2 2 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 3


(9)

80 2 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 81 2 3 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 3 82 2 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 2 1 2 1 2 0 0 2 1 2 1 1 2 83 1 2 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 2 2 1 0 2 0 1 0 2 2 2 2 2 84 1 3 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 0 0 1 2 3 1 3 85 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 0 0 1 1 2 3 1 3 86 1 3 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 87 1 3 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 3 88 2 3 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 2 1 1 0 0 1 2 0 1 2 3 2 3 89 1 3 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 2 2 2 2 0 1 1 2 1 0 2 2 2 90 1 3 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 2 1 1 0 2 0 2 1 2 0 2 3 3 91 2 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 2 1 2 1 2 0 0 1 1 1 1 2 3 92 1 3 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 2 2 1 0 2 0 1 2 1 2 2 3 2


(10)

79 Jenis kelamin Frequenc

y

Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid

Laki-laki 38 41,3 41,3 41,3

Perempuan 54 58,7 58,7 100,0

Total 92 100,0 100,0

Pengetahuan Tentang Label Kemasan Pangan Frequenc

y

Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

Pengetahuan baik 63 68,5 68,5 68,5

Pengetahuan

sedang 26 28,3 28,3 96,7

Pengetahuan

kurang 3 3,3 3,3 100,0

Total 92 100,0 100,0

Apa yang dimaksud dengan label produk pangan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid

Salah 17 18,5 18,5 18,5

Benar 75 81,5 81,5 100,0

Total 92 100,0 100,0

Batas akhir suatu produk pangan dapat dijamin mutunya pada label pangan dikenal dengan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid

Salah 2 2,2 2,2 2,2

Benar 90 97,8 97,8 100,0


(11)

Bahan yang pertama kali disebutkan pada komposisi atau daftar bahan makanan atau minuman pada label pangan dimaksud sebagai

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid

Salah 8 8,7 8,7 8,7

Benar 84 91,3 91,3 100,0

Total 92 100,0 100,0

Kode yang menjelaskan mengenai riwayat produksi disebut dengan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid

Salah 19 20,7 20,7 20,7

Benar 73 79,3 79,3 100,0

Total 92 100,0 100,0

Penyelenggara yang menilai keamanan, mutu, gizi serta memberikan tanda atau nomor pada produk pangan adalah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

Salah 6 6,5 6,5 6,5

Benar 86 93,5 93,5 100,0

Total 92 100,0 100,0

Tujuan pelabelan pada produk pangan adalah Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent Valid

Salah 47 51,1 51,1 51,1

Benar 45 48,9 48,9 100,0

Total 92 100,0 100,0

Berdasarkan dibawah ini, informasi yang tercantum pada suatu produk makanan atau minuman adalah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid

Salah 13 14,1 14,1 14,1

Benar 79 85,9 85,9 100,0


(12)

Keterangan nilai gizi yang paling awal dicantumkan pada label informasi zat gizi pada produk pangan adalah

Frequenc y

Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Salah 19 20,7 20,7 20,7

Benar 73 79,3 79,3 100,0

Total 92 100,0 100,0

Pemanis buatan, pengawet dan pewarna pada suatu kemasan produk pangan, ketiga hal diatas termasuk kedalam

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid

Salah 15 16,3 16,3 16,3

Benar 77 83,7 83,7 100,0

Total 92 100,0 100,0

Informasi yang harus diperhatikan pada label makanan atau kemasan sebelum membeli produk adalah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid

Salah 39 42,4 42,4 42,4

Benar 53 57,6 57,6 100,0

Total 92 100,0 100,0

Persepsi Tentang Label Kemasan Pangan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid

Baik 32 34,8 34,8 34,8

Sedang 51 55,4 55,4 90,2

Kurang 9 9,8 9,8 100,0

Total 92 100,0 100,0

Menurut saudara/i, nama produk pangan mempengaruhi seseorang membaca label

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid

Tidak Setuju 13 14,1 14,1 14,1

Setuju 79 85,9 85,9 100,0


(13)

Komposisi wajib dicantumkan pada suatu produk pangan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid

Tidak Setuju 16 17,4 17,4 17,4

Setuju 76 82,6 82,6 100,0

Total 92 100,0 100,0

Berat bersih pada label produk pangan mempengaruhi seseorang dalam berbelanja/sebelum memutuskan membeli suatu produk tersebut.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid

Tidak Setuju 51 55,4 55,4 55,4

Setuju 41 44,6 44,6 100,0

Total 92 100,0 100,0

Nama dan alamat pabrik yang tercantum pada produk pangan sangat bermanfaat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid

Tidak Setuju 63 68,5 68,5 68,5

Setuju 29 31,5 31,5 100,0

Total 92 100,0 100,0

Tanggal kedaluwarsa mempengaruhi seseorang membaca label produk pangan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid

Tidak Setuju 12 13,0 13,0 13,0

Setuju 80 87,0 87,0 100,0

Total 92 100,0 100,0

Nomor pendaftaran (BPOM/DINKES) yang tercantum pada kemasan pangan wajib dicantumkan.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid

Tidak Setuju 37 40,2 40,2 40,2

Setuju 55 59,8 59,8 100,0


(14)

Pencantuman kode produksi pada label produk pangan sangat penting. Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid

Tidak Setuju 50 54,3 54,3 54,3

Setuju 42 45,7 45,7 100,0

Total 92 100,0 100,0

Cara penggunaan atau penyajian dan penyimpanan yang tercantum pada kemasan makanan mempengaruhi seseorang membaca label produk

pangan.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid

Tidak Setuju 14 15,2 15,2 15,2

Setuju 78 84,8 84,8 100,0

Total 92 100,0 100,0

Informasi nilai gizi sangat penting dalam label produk pangan. Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid

Tidak Setuju 11 12,0 12,0 12,0

Setuju 81 88,0 88,0 100,0

Total 92 100,0 100,0

Tulisan atau pernyataan khusus wajib dicantumkan pada produk pangan. Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid

Tidak Setuju 23 25,0 25,0 25,0

Setuju 69 75,0 75,0 100,0

Total 92 100,0 100,0

Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid

Baik 7 7,6 7,6 7,6

Sedang 44 47,8 47,8 55,4

Kurang 41 44,6 44,6 100,0


(15)

Jenis kelamin * Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan Crosstab

Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan

Total Baik Sedang Kurang

Jenis kelamin

Laki-laki

Count 5 18 15 38

% of

Total 5,4% 19,6% 16,3% 41,3% Perempuan

Count 2 26 26 54

% of

Total 2,2% 28,3% 28,3% 58,7% Total

Count 7 44 41 92

% of

Total 7,6% 47,8% 44,6% 100,0% Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 3,000a 2 ,223

Likelihood Ratio 2,982 2 ,225

Linear-by-Linear Association 1,882 1 ,170 N of Valid Cases 92

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,89.

Pengetahuan Tentang Label Kemasan Pangan * Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan

Crosstab

Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan

Total Baik Sedang Kurang

Pengetahuan Tentang Label Kemasan Pangan Pengetahuan baik

Count 6 33 24 63

% of

Total 6,5% 35,9% 26,1% 68,5% Pengetahuan

sedang

Count 1 11 14 26

% of

Total 1,1% 12,0% 15,2% 28,3% Pengetahuan

kurang

Count 0 0 3 3

% of

Total 0,0% 0,0% 3,3% 3,3% Total

Count 7 44 41 92

% of


(16)

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 6,052a 4 ,195

Likelihood Ratio 7,253 4 ,123

Linear-by-Linear Association 4,919 1 ,027 N of Valid Cases 92

a. 5 cells (55,6%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,23.

Persepsi Tentang Label Kemasan Pangan * Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan

Crosstab

Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan

Total Baik Sedang Kurang

Persepsi Tentang Label Kemasan

Pangan

Baik

Count 6 17 9 32

% of

Total 6,5% 18,5% 9,8% 34,8% Sedang

Count 1 26 24 51

% of

Total 1,1% 28,3% 26,1% 55,4% Kurang

Count 0 1 8 9

% of

Total 0,0% 1,1% 8,7% 9,8% Total

Count 7 44 41 92

% of

Total 7,6% 47,8% 44,6% 100,0% Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 16,853a 4 ,002

Likelihood Ratio 17,460 4 ,002

Linear-by-Linear Association 13,278 1 ,000 N of Valid Cases 92

a. 5 cells (55,6%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,68.


(17)

(18)

(19)

Lampiran 6. Foto Penelitian

FOTO PENELITIAN


(20)

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita, 2009. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Gramedia Pustaka. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, 2007. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. Arisman, 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi: Keracunan Makanan. EGC. Jakarta.

Asmaiyar, 2004. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Konsumen Membaca Label Produk Pangan di Pasar Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tahun 2003. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Borra, Susan, 2006. Consumer Perspectives on Food Labels, American Society

for Nutrition. Am J Clin Nutr May 2006 Vol. 83 No. 5 1235s. BPOM RI, 2004. Panduan Label Pangan.

Depdag RI, 2007. Hasil Kajian Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) di Bidang Pangan terkait Perlindungan Konsumen. Jakarta.

Depkes RI, 1985. Permenkes RI No. 180/MENKES/PER/IV/85 Tentang Makanan Kadaluarsa. Jakarta.

Depkes RI, 2014. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia Tahun 2013.Jakarta.

http://www.Litbang.depkes.go.id/sites/dowload/rkd2013/Laporan.Riskesdas 2013. Diakses pada 05/02/2015.

Devi, Vania Chandra, Agus Sartono, Joko Teguh Isworo, 2013. Praktek Pemilihan Makanan Kemasan Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang Label Produk Pangan Kemasan, Jenis Kelamin, dan Usia konsumen di Pasar Swalayan ADA Setia Budi Semarang. Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang November 2013 Vol. 2 No. 2.

Drichoutis, Lazaridis dan Nayga, 2006a. Nutritional Food Label Use: A theoretical and Empirical Perspective. EAAE Seminar.

http://agcconsearch.umn.edu/bitstream/10033/1/sp06dr0. Diakses

pada 26/01/2015

Drichoutis, Lazaridis dan Nayga, 2006b. Consumer’s use of Nutritional Labels: A review of Research Studies and Issues. Academy of Marketing science Review Vol. 10 No. 9.http://searchgate.net/profile/rudolfo_Nayga/publicatio n/228364127. Diakses pada 10/03/2015

Ginting, Efrina, 2006. Persepsi Ibu Tentang Label Makanan Kemasan Anak Sekolah Dasar. Skripsi. Program Studi Gizi Masyarakat Dan Sumber Daya Keluarga. Fakultas Pertanian. Institusi Pertanian Bogor.


(22)

Jannah. 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Membaca Label Informasi Gizi Produk Pangan Kemasan pada Mahasiswa Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah.

Kasjono, Heru Subaris, Yasril, 2009. Teknik Sampling untuk Penelitian Kesehatan. Cetakan Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Karmini, Mien, Dodik Briawan, 2004. Acuan Label Gizi Prosding Angka Kecukupan Gizi dan Acuan Label Gizi Widyakarya Pangan dan Gizi VII. Badan POM. Jakarta.

Mannel, Ashley, Patricia Brevard, 2006. French Consumers’Use Of Nutrition

Labels. Nutrition & Food Science Vol. 36 No. 3 pp. 159-168.

Misnadiarly, 2007. Obesitas Sebagai Faktor Resiko Beberapa Penyakit. Pustaka Obor Populer. Jakarta.

Moniharapon, E.1998. Analisis Klaim Iklan dan Label Pada Produk Pangan. Tesis Pasca Sarjana. Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Nayga, Rodolfo, 1996. Determinants of Consumers’Use of Nutritional Information on Food Packages. Journal of Agricultural Economics Association.http://ageconsearch.umn.edu/bitstream/15122/1/28020303.pdf. Diakses pada tanggal 10/03/2015

Nayga, Rodolfo, 1999. Toward on Understanding of Consumer’s Perception of Food Label. International Food and Agricultural Management Review.http://eufic.org/up/1/default/doc/nutrition/knowledge.grunet.pdf. Diakses pada tanggal 11/03/2015

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cetakan Kedua. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. PT Rineka Cipta, Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. PT Rineka Cipta, Jakarta

Peraturan Pemerinta RI, 1998. Tentang Label dan Iklan Pangan.

Philipson, Tomas, 2005. Government Perspective Food Labeling. American Society of Clinical Nutrition. Am J Clin Nutr July 2005 Vol. 82 No. 1 262S-264S. http://ajcn.nutrition.org/content/82/1/262s.full. Diakses pada tanggal 11/02/2015


(23)

Siagian, Albiner, 2002. Pelabelan Pangan. http://www.DigitizedbyUSUdigitallibra ry.com. Diakses pada 03/03/2015.

Sibuea, Posman, 2002. Awas! Makanan Kadaluarsa dalam Parsel. http://www.116 4.203.71.11/Kesehatan/News/0212/16/230032.html.Diakses 04/02/2015. Shewfelt, Robert L, 2009. Pengantar Ilmu Pangan. Di dalam: Aditya, Rahajeng,

Parsaulian Lilian Roma, editor. Pengantar Ilmu Pangan.EGC. Jakarta. Sugiyono, 2000. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Ketiga. CV Alfabeta.

Bandung.

Susanto, 2008. Pengaruh Label Kemasan Pangan Terhadap Keputusan Siswa Sekolah Menengah Atas Dalam Membeli Makanan Ringan Di Kota Bogor. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor..

Undang-undang RI, 1996. Tentang Pangan.

Undang-undang RI, 1999. Tentang Perlindungan Konsumen. Undang-undang RI, 2012. Tentang Pangan.

WHO, 2010. Obesity and overweight. http://www.who.int/mediacentre/factsheets /fs311/en/. Diakses pada 04/04/2015.

Zahara, Siti, 2009. Hubungan Karakteristik Individu, Pengetahuan, dan Faktor Lain dengan Kepatuhan Membaca Label Informasi Zat Gizi, Komposisi, dan Kadaluarsa pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Depok 2009. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.


(24)

35 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional (potong lintang) yaitu mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan membaca label kemasan pangan pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan 2015.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Sumatera Utara. adapun alasan pemilihan lokasi penelitian disebabkan karena mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) adalah agen perubah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) merupakan fakultas yang menciptakan sarjana yang berkualitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksakan mulai bulan September 2014 sampai dengan September 2015.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, reguler 2012, 2013, dan 2014 yang berjumlah 2005 orang.


(25)

3.3.2 Sampel

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah sebagian dari populasi mahasiswa S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Sampel diambil dari mahasiswa mulai masuk tahun 2012, 2013 dan 2014. Untuk perhitungan besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus estimasi proporsi dengan presisi mutlak (Kasjono, 2009). Rumus yang digunakan sebagai berikut:

฀ ฀ Keterangan:

n = besar sampel. N = jumlah populasi.

P = proposi suatu kasus tertentu terhadap populasi bila tidak diketahui proporsinya, ditetapkan 50% (0,50).

d = derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan: 10% (0,10), 5% (0,05), atau 1% (0,01).

= nilai Z pada derajat kemaknaan (biasanya 95% = 1,96).


(26)

Jumlah sampel secara keseluruhan terdapat 92 responden, kemudian dicari pengambilan sampel berstrata dengan rumus:

Rumus :

Dimana : ni = Jumlah sampel menurut stratum n = Jumlah sampel seluruhnya Ni = Jumlah populasi menurut stratum N = Jumlah populasi seluruhnya

Menurut Sugiyono (2000), karena populasi berstrata maka sampelnya juga berstrata. Stratanya menurut tahun masuk mahasiswa, dengan demikian masing-masing sampel untuk kelompok harus proporsional sesuai dengan populasi. Jadi jumlah sampelnya adalah sebagai berikut:

Mahasiswa angkatan 2012 :

x 92 = 24 orang Mahasiswa angkatan 2013 :

x 92 = 35 orang Mahasiswa angkatan 2014 :

x 92 = 33 orang

Berdasarkan hal diatas pengumpulan sampel dilakukan dengan accidental sampling yaitu mengumpulkan data dari subjek yang ditemui saat itu dan dalam jumlah secukupnya.

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti dengan wawancara langsung pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan kuesioner yang berisikan


(27)

tentang jenis kelamin, pengetahuan label pangan, persepsi tentang label kemasan pangan dan kebiasaan membaca label.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder, berupa data jumlah mahasiswa S1 FKM USU reguler 2012, 2013, dan 2014. Yang diperoleh dari Direktori Mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

3.5 Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1 Variabel

1. Variabel Independen

Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa jenis kelamin, pengetahuan label pangan dan persepsi tentang label pangan dalam berkaitan dengan membaca label pada kemasan pangan.

2. Variabel dependen

Variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa kebiasaan membaca label pada pangan kemasan.

3.5.2 Definisi Operasional

1. Label adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya atau bentuk lain yang memuat informasi tentang barang dan keterangan pelaku usaha serta informasi lainnya sesuai dengan ketentuan.

2. Kebiasaan membaca label adalah suatu tindakan yang biasa dilakukan responden dalam membaca informasi pada label (nama produk pangan, komposisi, berat bersih, nama dan alamat pabrik, tanggal kadaluarsa, nomor pendaftaran, kode produksi, penyajian atau penyimpanan, informasi nilai


(28)

gizi, pernyataan khusus) kemasan pangan ketika berbelanja atau sebelum memutuskan membeli produk tersebut.

3. Pengetahuan label pangan adalah tingkat pemahaman responden terhadap label pada kemasan pangan.

4. Persepsi tentang label pangan adalah anggapan responden tentang informasi yang tercantum pada label (nama produk pangan, komposisi, berat bersih, nama dan alamat pabrik, tanggal kadaluarsa, nomor pendaftaran, kode produksi, penyajian atau penyimpanan, informasi nilai gizi, pernyataan khusus) kemasan pangan.

3.6 Metode Pengukuran

Metode pengukuran adalah sebagai berikut: 1. Jenis kelamin

Jenis kelamin responden dibedakan: a. Laki-laki = 1

b. Perempuan = 2 2. Pengetahuan

Penilaian pengetahuan individu dapat diukur dengan memberikan pertanyaan pada kuesioner. Dimana pertanyaan dalam koesioner sebanyak 10 dengan skoring jawaban sebagai berikut:

a. Untuk jawaban yang mempunyai 2 pilihan: 1. jawaban benar = 1

2. jawaban salah/tidak tahu = 0

b. Berdasarkan jumlah nilai selanjutnya dikatagorikan sebagai berikut (Arikunto, 2007) :


(29)

1. Tingkat pengetahuan baik apabila skor yang diperoleh > 75% atau memperoleh skor lebih dari 7.

2. Tingkat pengetahuan cukup apabila skor yang diperoleh 45-75% atau memperoleh skor 4 sampai 7.

3. Tingkat pengetahuan kurang apabila skor yang diperoleh < 45% atau memperoleh skor kurang dari 4.

3. Persepsi tentang label pangan

Persepsi tentang label produk pangan diajukan dalam bentuk pertanyaan pada kuesioner. Jumlah pertanyaan sebanyak 10 dengan total skoring jawaban sebagai berikut:

a. Untuk jawaban yang mempunyai 2 pilihan: 1. Jawaban setuju = 1

2. Jawaban tidak setuju = 0

b. Berdasarkan jumlah nilai selanjutnya dikatagorikan sebagai berikut:

1. Baik apabila skor yang diperoleh > 75% atau memperoleh skor lebih dari 7.

2. Sedang, apabila skor yang diperoleh 45%-75% atau memperoleh slor 4 - 7

3. Kurang apabila skor yang diperoleh < 45% atau memperoleh skor kurang dari 4.

4. Kebiasaan membaca label

Kebiasaan membaca label diajukan dalam bentuk pertanyaan pada kuesioner dimana:


(30)

a. Untuk jawaban yang mempunyai 3 pilihan:

1. Selalu = 2, jika responden selalu membaca label kemasan pangan ketika berbelanja atau memutuskan membeli produk pangan tersebut.

2. Jarang = 1, jika responden jarang membaca label kemasan pangan ketika berbelanja atau memutuskan membeli produk pangan tersebut.

3. Tidak pernah = 0, jika responden tidak pernah membaca label kemasan pangan ketika berbelanja atau memutuskan membeli produk pangan tersebut.

b. Berdasarkan jumlah nilai selanjutnya dikatagorikan sebagai berikut: 1. Baik apabila skor yang diperoleh > 75% atau memperoleh skor

lebih dari 15.

2. Sedang, apabila skor yang diperoleh 45%-75% atau memperoleh skor 9 – 15.

3. Kurang apabila skor yang diperoleh < 45% atau memperoleh skor kurang dari 9.

3.7 Metode Analisa Data 3.7.1 Analisis univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi, distribusi proporsi setiap variabel independen dan dependen. Dari data yang diperoleh kemudian diolah secara deskriptif disajikan dalam bentuk tabe1 frekuensi untuk menentukan jumlah persentase masing-masing variabel.


(31)

3.7.2 Analisis bivariat

Analisa data yang dilakukan adalah analisa bivariat karena untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan dependen, maka kemudian data dianalisa dengan menggunakan uji Chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%. Analisa data dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas dengan tingkat kemaknaan ฀ (0,05). Ho diterima jika p > ฀ berarti Ha tidak ada hubungan dan Ho ditolak jika p < ฀ berarti Ha ada hubungan. Apabila uji Chi-square tidak memenuhi syarat maka dilanjutkan dengan uji alternatif yaitu uji Exact Fisher


(32)

43 4. 1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

Fakultas Kesehatan Masyarakat merupakan fakultas ke-11 di Universitas Sumatera Utara yang semula berada di bawah asuhan Fakultas Kedokteran sebagai program studi S1 kesehatan masyarakat, namun berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tanggal 21 Oktober 1993 ditetapkan menjadi Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Fakultas kesehatan masyarakat bergerak pada bidang promotif dan preventif dan memiliki 7 departemen yaitu: Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan, Departemen Kependudukan dan Biostatistik, Departemen Epidemiologi, Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Departemen Kesehatan Lingkungan, Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Prilaku.

Fakultas kesehatan masyarakat menyelenggarakan pendidikan ilmu kesehatan masyarakat pada jenjang pendidikan S1, S2, dan S3. Maka visi, misi, tujuan dan kompetensi sangat perlu disempurnakan. Penyempurnaan ini sangat penting dilakukan agar kegiatan di FKM USU, terutama dalam bidang pendidikan penelitian dan pengabdian masyarakat dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk menjamin tercapainya kompetensi lulusan, memberi kontribusi pada pengembangan seni, ilmu dan teknologi kesehatan masyarakat dan memberi kontribusi dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat.


(33)

Sesuai dengan visi USU yakni The University For Industry, maka visi FKM USU adalah Fakultas untuk pengembangan ahli kesehatan masyarakat, dengan misi FKM USU sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan untuk menghasilkan Ahli Kesehatan Masyarakat dalam bidang Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Epidemiologi, Gizi Kesehatan Masyarakat, Biostatistik dan Kependudukan, Kesehatan Lingkungan, Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Prilaku serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

2. Menyelenggarakan dan mengembangkan penelitian ilmiah yang ditujukan untuk meningkatkan mutu lulusan, pengembangan ilmu, teknologi dan pemecahan masalah kesehatan masyarakat.

3. Menyelenggarakan dan mengembangkan kegiatan pengabdian masyarakat yang mendukung upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat secara konseptual maupun secara langsung dalam pengembangan kesehatan masyarakat.

Adapun tujuan FKM USU adalah:

1. Menghasilkan lulusan Sarjana Kesehatan Masyarakat, Magister Kesehatan, dan Doktor sesuai kompetensi dalam bidang kesehatan masyarakat.

2. Menghasilkan penelitian ilmiah yang mendukung pengembangan ilmu, seni, dan teknologi kesehatan masyarakat, tercapainya kompetensi lulusan, serta pemecahan masalah kesehatan masyarakat.

3. Mengahasilkan kegiatan pengabdian yang dapat menangulangi masalah kesehatan masyarakat, mendukung tercapainya kompotensi lulusan, pengembangan ilmu, seni, dan teknologi kesehatan masyarakat.


(34)

4. 2 Gambaran Mahasiswa FKM USU

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Sumatera Utara yang berjumlah 92 orang terdiri dari angkatan 2012, 2013 dan 2014. Dapat dilihat pada tabel 4.1 Distribusi mahasiswa yang berjenis kelamin dan tahun masuk di FKM USU Medan 2015 dibawah ini:

Tabel 4.1 Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin dan Tahun Masuk di FKM USU Medan 2015.

No Tahun Masuk Jenis Kelamin Total

Laki-laki Perempuan

1 2012 10 14 24

2 2013 13 22 35

3 2014 15 18 33

Total 38 54 92

Berdasarkan tabel 4.1 menjelaskan bahwa dari 92 mahasiswa FKM USU yang menjadi responden, mahasiswa yang masuk ke FKM USU tahun 2012 reguler yang menjadi responden berjumlah 24 orang dimana terdiri dari 10 orang berjenis kelamin laki-laki dan 14 orang berjenis kelamin perempuan, sedangkan mahasiswa yang masuk ke FKM USU pada tahun 2013 reguler yang menjadi responden berjumlah 35 orang dimana 13 orang yang berjenis kelamin laki-laki dan 22 orang yang berjenis kelamin perempuan, dan untuk tahun masuk 2014 reguler di FKM USU yang menjadi responden berjumlah 33 orang dimana terdiri dari 15 orang berjenis kelamin laki-laki dan 18 orang yang berjenis kelamin perempuan.

4.3 Pengetahuan Mahasiswa FKM USU

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengetahuan mahasiswa mengenai label pada kemasan pangan di FKM USU dapat dilihat pada tabel 4.2 distribusi


(35)

pengukuran pengetahuan mengenai label pangan pada mahasiswa FKM USU medan 2015 dibawah ini:

Tabel 4.2 Distribusi Pengukuran Pengetahuan Mengenai Label Pangan Pada Mahasiswa FKM USU Medan 2015.

No Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

1 Baik 63 68,5

2 Sedang 26 28,3

3 Kurang 3 3,3

Total 92 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 92 mahasiswa menjadi responden, mahasiswa yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 63 responden (68,5%), mahasiswa yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak 26 responden (28,3%) dan mahasiswa yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 3 responden (3,35).

Penilaian pengetahuan pada penelitian ini dilihat berdasarkan 10 pertanyaan yang diajukan mengenai pengetahuan tentang label pangan, dimana jawaban benar terletak secara acak. Dari 92 mahasiswa yang menjadi responden, jawaban responden yang paling banyak benar pada soal nomor 2 yaitu mengenai batas akhir suatu produk pangan sebanyak 90 responden (97,8%) sedangkan yang paling banyak salah dijawab mahasiswa pada soal nomor 6 yaitu mengenai tujuan dari pelabelan pada produk pangan sebanyak 47 responden (51,1%). Pengetahuan mahasiswa tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 distribusi responden berdasarkan jawaban pertanyaan pengetahuan mengenai label pangan pada mahasiswa FKM USU dibawah ini:


(36)

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Pengetahuan Mengenai Label Pangan Pada Mahasiswa FKM USU Medan 2015.

No Pengetahuan Benar Salah

n % n %

1 Apa yang dimaksud dengan label produk pangan? 75 81,5 17 18,5 2 Batas akhir suatu produk pangan dapat dijamin

mutunya pada label produk pangan dikenal dengan?

90 97,8 2 2,2

3 Bahan yang pertama kali disebutkan pada komposisi atau daftar bahan makanan atau minuman pada label pangan dimaksud sebagai?

84 91,3 8 8,7

4 Kode yang menjelaskan mengenai riwayat produksi disebut dengan?

73 79,3 19 20,7 5 Penyelenggara yang menilai keamanan, mutu,

gizi serta memberikan tanda atau nomor pada produk pangan adalah

86 93,5 6 6,5

6 Tujuan pelabelan pada produk pangan adalah? 45 48,9 47 51,1 7 Berdasarkan dibawah ini, informasi yang

tercantum pada suatu produk makanan atau minuman adalah?

79 85,9 13 14,1

8 Keterangan nilai gizi yang paling awal dicantumkan pada label informasi zat gizi pada produk pangan adalah?

73 79,3 19 20,7

9 Pemanis buatan, pengawet dan pewarna pada suatu kemasan produk pangan, ketiga hal diatas termasuk kedalam?

77 83,7 15 16,3

10 Informasi yang harus diperhatikan pada label makanan atau minuman kemasan sebelum membeli produk adalah

53 57,6 39 42,4

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa seluruh mahasiswa yang menjadi responden mengetahui tentang label yang ada pada pangan. Dari 92


(37)

mahasiswa yang menjadi responden sebanyak 75 (81,5%) mahasiswa mengetahui pengertian dari label pangan, 90 (97,8%) mahasiswa mengetahui bahwa tanggal kedaluwarsa merupakan batas akhir suatu produk pangan, sebanyak 84 (91,3%) mahasiswa mengetahui bahan utama merupakan bahan pertama yang disebutkan pada komposisi, sebanyak 73 (79,3%) mahasiswa mengetahui kode produksi merupakan kode yang menjelaskan riwayat produksi, sebanyak 86 (93,5%) mahasiswa mengetahui bahwa BPOM atau DINKES penyelenggara yang menilai keamanan, mutu, gizi serta memberikan tanda atau nomor pada produk pangan, 45 (48,9%) mahasiswa mengetahui tujuan dari pelabelan produk pangan, 79 (85,9%) mahasiswa mengetahui bahwa kode produksi dan tanggal kedaluwarsa merpakan informasi yang tercantum dalam label kemasan pangan, 73 (79,3%) mahasiswa mengetahui bahwa jumlah kandungan energi total makanan yang paling awal dicantumkan pada label informasi zat gizi, 77 (83,7%) mahasiswa mengetahui bahwa pemanis buatan, pewarna, pengawet termasuk ke dalam komposisi dan 53 (57,6%) mahasiswa mengetahui informasi yang harus diperhatikan dalam label kemasan.

4.4 Persepsi Mahasiswa FKM USU

Berdasarkan hasil penelitian tentang persepsi mengenai label pada kemasan pangan pada mahasiswa FKM USU maka dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini:


(38)

Tabel 4.4 Distribusi Pengukuran Persepsi Mengenai Label Kemasan Pangan Pada Mahasiswa FKM USU Medan 2015.

No Persepsi Jumlah (n) Persentase (%)

1 Baik 32 34,8

2 Sedang 51 55,4

3 Kurang 9 9,8

Total 92 100

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 92 mahasiswa yang menjadi responden, mahasiswa yang memiliki persepsi baik mengenai label kemasan pangan sebanyak 32 responden (34,8%), sedangkan mahasiswa yang memiliki persepsi sedang mengenai label kemasan pangan sebanyak 51 responden (55,4%) dan mahasiswa yang memiliki persepsi kurang mengenai label kemasan pangan sebanyak 9 responden (9,8%).

Penilaian persepsi mahasiswa mengenai label kemasan pangan dapat dilihat berdasarkan 10 pertanyaan yang diajukan. Jawaban mahasiswa yang paling banyak menjawab setuju adalah pada soal nomor 10 yaitu mengenai tulisan atau pernyataan khusus wajib dicantumkan pada produk pangan sebanyak 81mahasiswa (88,0%) dan jawaban mahasiswa yang paling banyak menjawab tidak setuju adalah pada soal nomor 5 yaitu tanggal kedaluwarsa mempengaruhi seseorang membaca label produk pangan sebanyak 63 mahasiswa (68,5%). Persepsi mahasiswa mengenai label kemasan pangan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5 distribusi berdasarkan jawaban pertanyaan mengenai persepsi tentang label kemasan pangan dibawah ini:


(39)

Tabel 4.5 Distribusi Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Persepsi Tentang Label Kemasan Pangan Pada Mahasiswa FKM USU Medan 2015.

No Persepsi Setuju Tidak Setuju

n % n %

1

Menurut saudara/i, nama produk pangan mempengaruhi seseorang membaca label

79 85,9 13 14,1 2 Komposisi wajib dicantumkan pada

suatu produk pangan 76 82,6 16 17,4

3

Berat bersih pada label produk pangan mempengaruhi seseorang dalam berbelanja/sebelum memutuskan membeli suatu produk tersebut.

41 44,6 51 55,4

4

Nama dan alamat pabrik yang

tercantum pada produk pangan sangat bermanfaat.

29 31,5 63 68,5

5

Tanggal kedaluwarsa mempengaruhi seseorang membaca label produk pangan.

80 87,0 12 13,0

6

Nomor pendaftaran (BPOM/DINKES) yang tercantum pada kemasan pangan wajib dicantumkan.

55 59,8 37 40,2 7 Pencantuman kode produksi pada label

produk pangan sangat penting. 42 45,7 50 54,3

8

Cara penggunaan atau penyajian dan penyimpanan yang tercantum pada kemasan makanan mempengaruhi seseorang membaca label produk pangan.

78 84,8 14 15,2

9 Informasi nilai gizi sangat penting

dalam label produk pangan. 81 88,0 11 12,0 10 Tulisan atau pernyataan khusus wajib

dicantumkan pada produk pangan. 69 75,0 23 25,0

4.5 Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kebiasaan membaca label pada kemasan pangan pada mahasiswa FKM USU dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini:


(40)

Tabel 4.6 Distribusi Pengukuran Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan Pada Mahasiswa FKM USU Medan 2015.

No Kebiasaan Jumlah (n) Persentase (%)

1 Baik 7 7,6

2 Sedang 44 47,8

3 Kurang 41 44,6

Total 92 100,0

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 92 mahasiswa yang menjadi responden, mahasiswa yang memiliki kebiasaan dalam kategori baik membaca label kemasan pangan sebanyak 7 responden (7,6%), sedangkan mahasiswa yang memiliki kebiasaan dalam kategori sedang membaca label kemasan pangan sebanyak 44 responden (47,8%), dan mahasiswa yang memiliki kebiasaan dalam kategori kurang membaca label kemasan pangan sebanyak 41 responden (44,6%).

Penilaian kebiasaan membaca label kemasan pangan pada mahasiswa dapat dilihat berdasarkat tabel 4.7 distribusi responden berdasarkan jawaban pertanyaan mengenai kebiasaan membaca label kemasan pangan dibawah ini:


(41)

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan Pada Mahasiswa FKM USU Medan 2015.

No Informasi Label Kemasan Pangan

Tingkat Kebiasaan Selalu

Kadang-kadang

Tidak Pernah

n % n % n %

1

Seberapa sering saudara/i memperhatikan

nama produk pangan. 83 90,2 8 8,7 1 1,1

2

Seberapa sering saudara/i membaca komposisi yang tercantum dalam label

kemasan pangan. 50 54,3 42 45,7 - -

3

Seberapa sering saudara/i membaca berat bersih yang tercantum dalam label

kemasan pangan. 19 20,7 63 68,5 10 10,9

4

Seberapa sering saudara/i membaca nama dan alamat pabrik yang tercantum dalam

label kemasan pangan. 8 8,7 60 65,2 24 26,1

5

Seberapa sering saudara/i membaca tanggal kadaluwarsa yang tercantum

dalam label kemasan pangan. 88 95,7 2 2,2 2 2,2

6

Seberapa sering saudara/i membaca nomor pendaftaran makanan

(BPOM/DEPKES) yang tercantum dalam label kemasan pangan.

31 33,7 43 46,7 18 19,6

7

Seberapa sering saudara/i membaca kode produksi yang tercantum dalam label

kemasan pangan 24 26 45 48,9 23 25,0

8

Seberapa sering saudara/i membaca penyimpanan/penyajian yang tercantum

dalam label kemasan pangan 51 55,4 36 39,1 5 5,4

9

Seberapa sering saudara/i membaca informasi nilai gizi yang tercantum dalam

label kemasan pangan 49 53,3 43 46,7 - -

10

Seberapa sering saudara/i membaca pernyataan khusus yang tercantum dalam

label kemasan pangan 36 39,1 41 44,6 15 16,3

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa penilaian kebiasaan membaca label kemasan pangan pada mahasiswa dapat dilihat berdasarkan 10 pertanyaan


(42)

yang diajukan. Jawaban mahasiswa yang paling banyak menjawab selalu membaca label pada kemasan pangan adalah pada soal nomor 5 yaitu mengenai kebiasaan membaca tanggal kedaluwarsa yang tercantum dalam label kemasan pangan sebanyak 88 responden (95,7%), sedangkan jawaban mahasiswa yang paling banyak menjawab kadang-kadang dalam membaca label kemasan pangan adalah pada soal nomor 3 yaitu mengenai kebiasaan membaca berat bersih yang tercantum dalam label kemasan pangan sebanyak 63 responden (68,5%) dan jawaban mahasiswa yang paling banyak menjawab tidak pernah dalam membaca label kemasan pangan adalah pada soal nomor 4 yaitu mengenai kebiasaan membaca nama dan alamat pabrik yang tercantum dalam label kemasan pangan sebanyak 24 responden (26,1%).

4.5 Hubungan Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan Dengan Jenis Kelamin Pada Mahasiswa FKM USU Medan 2015

Untuk melihat hubungan kebiasaan membaca label kemasan pangan dengan jenis kelamin pada mahasiswa FKM USU Medan 2015 pada tabel 4.8 dibawah ini:

Tabel 4.8 Distribusi Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Mahasiswa FKM USU Medan 2015.

Jenis Kelamin

Kebiasaan Membaca Label Kemasan

Pangan Total P

value Baik Sedang Kurang

n % n % n % n %

Laki-laki 5 13,1 18 47,4 15 39,5 38 100,0

0,223 Perempuan 2 3,7 26 48,2 26 48,1 54 100,0

Berdasarkan tabel 4.8 hasil uji statistik hubungan kebiasaan membaca label kemasan pangan dengan jenis kelamin didapatkan dari 92 mahasiswa menjadi responden, mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki terdiri dari 38


(43)

responden (100%) dan mahasiswa yang bejenis kelamin perempuan terdiri dari 54 responden (100%). Berdasarkan hasil tabel diatas maka didapatkankan bahwa 5 responden (13,1%) mahasiswa berjenis kelamin laki-laki memiliki kebiasaan baik dalam membaca label kemasan pangan, 18 responden (47,4%) mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki memiliki kebiasaan sedang dalam membaca label kemasan pangan dan 15 responden (39,5%) mahasiswa berjenis kelamin laki-laki memiliki kebiasaan kurang dalam membaca label kemasan pangan. Sementara pada mahasiswa berjenis kelamin perempuan 2 responden (3,7%) memiliki kebiasaan baik dalam membaca label kemasan pangan, 26 responden (48,2%) mahasiswa berjenis kelamin perempuan memiliki kebiasaan sedang dalam membaca label kemasan pangan dan 26 responden (48,1%) mahasiswa berjenis kelamin perempuan memiliki kebiasaan kurang dalam membaca label kemasan pangan.

Hasil uji chi square antara kebiasaan membaca label kemasan pangan dengan jenis kelamin menunjukkan p = 0, 223. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan signifikan kebiasaan membaca label kemasan pangan dengan jenis kelamin pada mahasiswa laki-laki dan perempuan. 4.6 Hubungan Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan Dengan

Pengetahuan Label Pangan Pada Mahasiswa FKM USU Tahun 2015 Untuk melihat hubungan kebiasaan membaca label kemasan pangan dengan pengetahuan label pangan pada mahasiswa FKM USU Medan 2015 pada tabel 4.9 dibawah ini:


(44)

Tabel 4.9 Distribusi Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan Berdasarkan Pengetahuan Label Pangan Pada Mahasiswa FKM USU Medan 2015.

Pengetahuan Label Pangan

Kebiasaan Membaca Label Kemasan

Pangan Total P

value Baik Sedang Kurang

n % n % n % n %

Baik 6 9,5 33 52,4 24 38,1 63 100,0

0,195 Sedang 1 3,9 11 42,3 14 53,8 26 100,0

Kurang 0 0 0 0 3 100,0 3 100,0

Berdasarkan tabel 4.9 hasil uji statistik hubungan kebiasaan membaca label kemasan pangan dengan pengetahuan label kemasan pangan didapatkan dari 92 mahasiswa yang menjadi responden 63 mahasiswa yang memiliki kebiasaan baik dimana 6 responden (9,5%) yang berpengetahuan baik dengan kebiasaan baik dalam membaca label kemasan pangan, 33 responden (52,4%) berpengetahuan baik dengan kebiasaan sedang dalam membaca label kemasan pangan, 24 responden (38,1%) berpengetahuan baik dengan kebiasaan kurang dalam membaca label kemasan pangan. Sedangkan 26 mahasiswa yang berpengetahuan sedang dimana 1 responden (3,9%) yang berpengetahuan sedang dengan kebiasaan baik dalam membaca label kemasan pangan, 11 responden (42,3%) berpengetahuan sedang dengan kebiasaan sedang dalam membaca label kemasan pangan, 14 responden (53,8%) berpengetahuan sedang dengan kebiasaan kurang membaca label kemasan pangan. Sementara 3 mahasiswa yang berpengetahuan kurang dimana 0 responden(0,0%) berpengetahuan kurang dengan kebiasaan baik dalam membaca label kemasan pangan, 0 responden (0,0%) berpengetahuan kurang dengan kebiasaan sedang dalam membaca label


(45)

kemasan pangan dan 3 responden (100,0%) berpengetahuan kurang dengan kebiasaan kurang dalam membaca label kemasan pangan.

Hasil uji chi square antara kebiasaan membaca label kemasan pangan dengan pengetahuan label kemasan pangan menunjukkan p = 0,195. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara kebiasaan membaca label kemasan pangan dengan pengetahuan label kemasan pangan pada mahasiswa FKM USU dimana.

4.7 Hubungan Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan Dengan Persepsi Tentang Label Pangan Pada Mahasiswa FKM USU Medan 2015

Untuk melihat hubungan kebiasaan membaca label kemasan pangan dengan persepsi tentang label pangan pada mahasiswa FKM USU Medan 2015 pada tabel 4.10 dibawah ini:

Tabel 4.10 Distribusi Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan Berdasarkan Persepsi Tentang Label Pangan Pada Mahasiswa FKM USU Medan 2015.

Persepsi Tentang Label Pangan

Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan

Total P value

Baik Sedang Kurang

n % n % n % n %

Baik 6 18,8 17 53,1 9 28,1 32 100,0

0,002 Sedang 1 2,0 26 51,0 24 47,0 51 100,0

Kurang 0 0 1 11,1 8 88,9 9 100,0

Berdasarkan tabel 4.10 hasil uji statistik antara hubungan kebiasaan membaca label kemasan pangan dengan persepsi tentang label pangan didapatkan dari 92 mahasiswa yang menjadi responden, 32 mahasiswa yang memiliki persepsi baik tentang label pangan dimana 6 responden (18,8%) yang berpersepsi baik dengan kebiasaan baik dalam membaca label kemasan pangan, 17 responden


(46)

(53,1%) berpersepsi baik dengan kebiasaan sedang dalam membaca label kemasan pangan, 9 responden (28,1%) berpersepsi baik dengan kebiasaan kurang dalam membaca label kemasan pangan. Sedangkan 51 mahasiswa memiliki persepsi sedang tentang label pangan, dimana 1 responden (2,0%) yang berpersepsi sedang dengan kebiasaan baik dalam membaca label kemasan pangan, 26 responden (51,0%) berpersepsi sedang dengan kebiasaan sedang dalam membaca label kemasan pangan, 24 responden (47,0%) berpersepsi sedang dengan kebiasaan kurang membaca label kemasan pangan. Sementara 9 mahasiswa yang memiliki persepsi kurang tentang label pangan, dimana 0 responden (0,0%) berpersepsi kurang dengan kebiasaan baik dalam membaca label kemasan pangan, 1 responden (11,1%) berpersepsi kurang dengan kebiasaan sedang dalam membaca label kemasan pangan dan 8 responden (88,9%) berpersepsi kurang dengan kebiasaan kurang dalam membaca label kemasan pangan.

Hasil uji chi square antara kebiasaan membaca label kemasan pangan dengan persepsi tentang label panganmenunjukkan p = 0,002. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan kebiasaan membaca label kemasan pangan dengan persepsi tentang label pangan pada mahasiswa FKM USU.


(47)

58

5. 1 Tingkat Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan Pada Mahasiswa FKM USU Medan 2015.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 92 mahasiswa menjadi responden dimana kebiasaan mahasiswa FKM USU dalam membaca label pada kemasan pangan termasuk kategori sedang sebanyak 47,8% dan 44,6% kategori kurang dalam kebiasaan mahasiswa FKM USU dalam membaca label pada kemasan pangan. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat bahwa mahasiswa FKM USU belum memiliki perilaku yang baik dalam membaca label pada kemasan pangan dan kemungkinan mahasiswa FKM USU belum terbiasa membaca label kemasan pangan sebelum membeli suatu produk pangan serta belum sadar tentang manfaat dari membaca label pada kemasan pangan, ini dapat dilihat bahwa 7,6% mahasiswa FKM USU memiliki kebiasaan yang baik dalam membaca label kemasan pangan.

Tujuan dari pemberian label kemasan pangan adalah agar masyarakat yang membeli dan mengkonsumsinya memperoleh informasi yang benar dan jelas tentang setiap produk pangan yang dikemas, baik yang menyangkut asal, keamanan mutu, kandungan gizi maupun keterangan lain yang diperlukan, sebelum memutuskan akan membeli atau mengkonsumsi produk pangan tersebut. Oleh sebab itu label memiliki fungsi sebagai bahan pertimbangan bagi konsumen untuk menentukan pilihan (Moniharapon, 1998).

Penelitian ini bertolak belakang dengan hasil survey The Food and Drug ( FDA) pada tahun 2005, mengatakan bahwa dimana 60% sampai 80% konsumen


(48)

di Amerika membaca produk label pangan sebelum membeli produk makanan baru dan 30% sampai 40% konsumen mengaku bahwa label produk pangan yang mempengaruhi keputusan mereka dalam membeli jenis produk pangan (Philipson, 2005) dan penelitian Susanto (2008) tentang pengaruh label kemasan pangan terhadap keputusan siswa sekolah menengah atas dalam membeli makanan ringan di kota Bogor menjelaskan siswa sekolah yang memperhatikan label kemasan pangan sebelum membeli makanan berjumlah 61,2% dari 100 siswa yang menjadi responden. Sedangkan penelitian ini sejalan dengan penelitian kuantitatif yang dilakukan pada tahun 2003 oleh International Food Information Council (IFIC) mengatakan bahwa masyarakat Amerika membaca label makanan saat memutuskan untuk membeli suatu produk makanan, dimana 11% selalu melihat, 32% hampir selalu melihat, dan 40% kadang-kadang melihat label makanan dan 4% yang tidak pernah melakukan pembacaan label pada makanan (Borra, 2006).

Perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari orang luar, namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan, menurut Benyamin Bloom dalam Notoatmodjo (2003) mengatakan perilaku didukung berdasarkan pengetahuan, sikap dan tindakan.

5. 2 Hubungan Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan Dengan Jenis Kelamin Pada Mahasiswa FKM USU Medan 2015.

Jenis kelamin merupakan perbedaan biologis dari sejak lahir yang membedakan antara perempuan dan laki-laki. Jenis kelamin merupakan gambaran umum mahasiswa dalam penelitian ini, dalam hasil penelitian pada mahasiswa FKM USU menunjukkan bahwa dari 92 mahasiswa sebanyak 40,9% mahasiswa berjenis kelamin laki-laki sementara 58,1% mahasiswa berjenis kelamin


(49)

perempuan, hal ini disebabkan bahwa jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki dikarenakan pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera lebih dominan mahasiswanya adalah berjenis kelamin perempuan.

Hasil uji statistik hubungan jenis kelamin dengan kebiasaan membaca label kemasan pangan didapat dari 92 mahasiswa yang menjadi responden 13,1% mahasiswa laki-laki memiliki kebiasaan baik dalam membaca label kemasan pangan, 47,4% mahasiswa laki-laki memiliki kebiasaan sedang dalam membaca label kemasan pangan dan 39,5% mahasiswa laki-laki memiliki kebiasaan kurang dalam membaca label kemasan pangan. Sementara pada mahasiswa perempuan 3,7% memiliki kebiasaan baik dalam membaca label kemasan pangan, 48,2% mahasiswa perempuan memiliki kebiasaan sedang dalam membaca label kemasan pangan dan 8,1% mahasiswa perempuan memiliki kebiasaan kurang dalam membaca label kemasan pangan.

Hasil dari atas dapat disimpulkan bahwa kebiasaan baik dalam membaca label kemasan pangan lebih banyak pada jenis kelamin laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Tetapi berdasarkan uji chi square didapatkan bahwa jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kebiasaan membaca label kemasan pangan dimanan p = 0,223 > ฀ = 0,05.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian Asmaiyar (2004) menyatakan bahwa ada hubungan jenis kelamin dengan kepatuhan membaca label kemasan produk pangan, dimana 53,1 % konsumen perempuan membaca label produk pangan dibandingkan dengan konsumen laki-laki yang hanya 19,2%. Begitu juga dalam penelitian Devi, dkk (2013) mengungkapkan bahwa ada hubungan jenis


(50)

kelamin dengan dalam praktek pemilihan makanan kemasan, dimana 34 orang laki-laki, lebih dari 50% laki-laki termasuk kategori salah karena tidak memperhatikan label dalam pemilihan makanan kemasan sedangkan 34 orang perempuan, lebih dari 50% perempuan termasuk kategori benar dalam memperhatikan label saat pemilihan makanan kemasan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Susanto (2008) menyatakan bahwa tidak ada hubungan jenis kelamin dengan perhatian terhadap label kemasan pangan, dimana 50 siswa yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 30 (29,1%) yang memperhatikan label kemasan pangan sedangkan 52 siswa yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 33 (32,1%) yang memperhatikan label kemasan pangan. Begitu juga penelitian Jannah (2010) menyatakan bahwa tidak adanya hubungan signifikan antara sebaran jenis kelamin dengan perilaku membaca label gizi produk pangan kemasan pada mahasiswa UIN Jakarta dan dalam penelitian Zahara (2009) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan jenis kelamin dengan kepatuhan membaca label informasi zat gizi, komposisi dan tanggal kedaluwarsa.

Tidak ada hubungan kebiasaan membaca label kemasan pangan dengan jenis kelamin, kemungkinan disebabkan karena responden merupakan mahasiswa yang memiliki lingkungan yang sama dalam menempuh pendidikan sehingga dalam Notoatmodjo (2007) lingkungan dapat mempengaruhi perilaku.


(51)

5. 3 Hubungan Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan Dengan Pengetahuan Label Pangan Pada Mahasiswa FKM USU Medan 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa di FKM USU memiliki pengetahuan baik, dimana 92 mahasiswa yang menjadi responden 68,5% mahasiswa memiliki pengetahuan baik tentang label kemasan pangan. Penelitian ini sesuai dengan Notoatmodjo (2003) semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik tingkat pengetahuannya karena akan mampu memahami arti dan pentingnya kesehatan, ini dapat dilihat bahwa mahasiswa di FKM USU yang memiliki pengetahuan sedang dalam label kemasan pangan sebanyak 28,3% dan 3,3% mahasiswa yang berpengetahuan kurang tentang label kemasan pangan.

Hubungan kebiasaan membaca label kemasan pangan dengan pengetahuan label pangan didapatkan dari 92 mahasiswa yang menjadi responden 9,5% mahasiswa yang berpengetahuan baik dengan kebiasaan baik dalam membaca label kemasan pangan, 52,4% mahasiswa berpengetahuan baik dengan kebiasaan sedang dalam membaca label kemasan pangan, 38,1% mahasiswa berpengetahuan baik dengan kebiasaan kurang dalam membaca label kemasan pangan. Sedangkan 3,9% mahasiswa yang berpengetahuan sedang dengan kebiasaan baik dalam membaca label kemasan pangan, 42,3% mahasiswa berpengetahuan sedang dengan kebiasaan sedang dalam membaca label kemasan pangan, 53,8% mahasiswa berpengetahuan sedang dengan kebiasaan kurang membaca label kemasan pangan. Sementara 0,0% mahasiswa berpengetahuan kurang dengan kebiasaan baik dalam membaca label kemasan pangan, 0,0% mahasiswa berpengetahuan kurang dengan kebiasaan sedang dalam membaca label kemasan pangan dan 100,0% mahasiswa berpengetahuan kurang dengan kebiasaan kurang


(52)

dalam membaca label kemasan pangan. Berdasarkan hasil diatas mahasiswa memiliki pengetahuan baik tentang label kemasan pangan tetapi dalam kebiasaan membaca label kemasan pangan dapat dikatagorikan sedang membaca label kemasan pangan dimana dalam teori Green dalam Notoatmodjo (2010) meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat tetapi tidak melakukannya, jadi jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik belum tentu pada aplikasinya seseorang tersebut melakukannya. Hasil uji chi square pada penelitian hubungan kebiasaan membaca label kemasan pangan dengan pengetahuan label pangan didapatkan bahwa tidak ada hubungan signifikan dengan kebiasaan membaca label kemasan pangan dimana p = 0,195 > ฀ = 0,05.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Susanto (2008) menyatakan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan tentang label kemasan pangan terhadap pengaruh dalam memperhatikan label kemasan pangan, dimana sebanyak 3 (2,9%) siswa yang memiliki pengetahuan mengenai label kemasan pangan kurang baik, 2 (1,9%) siswa yang memiliki pengetahuan mengenai label kemasan pangan yang baik dan 98 (95,1%) siswa yang memiliki pengetahuan mengenai label kemasan cukup baik sedangkan hubungan tingkat pengetahuan dan perhatian terhadap label kemasan pangan mengungkapkan dengan tingkat pengetahuan baik hanya 1,9% yang memperhatikan label kemasan pangan, tingkat pengetahuan cukup 56,3% yang memperhatikan label kemasan pangan dan tingkat pengetahuan kurang 2,9% yang memperhatikan label kemasan pangan. Begitu juga pada penelitian Zahara (2009), megungkapkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi dan label pangan terhadap kepatuhan membaca label informasi zat gizi, komposisi dan tanggal kedaluwarsa. Penelitian Asmaiyar (2004) juga menyatakan dimana tidak


(53)

ada hubungan antara pengetahuan label dengan kepatuhan membaca label produk pangan.

5. 4 Hubungan Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan Dengan Persepsi Tentang Label Pangan Pada Mahasiswa FKM USU Medan 2015.

Hasil penelitian menunjukkan dari 92 mahasiswa yang menjadi responden, mahasiswa yang memiliki persepsi tentang label kemasan pangan dalam kategori sedang sebanyak 55,4%, 34,8% mahasiswa berpersepsi kategori baik tentang label kemasan pangan dan 9,85% mahasiswa berpersepsi kategori kurang tentang label kemasan pangan. Perubahan-perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman dan sebagainya. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun objeknya sama(Notoatmodjo, 2010).Tapi persepsi dalam penelitian ini adalah anggapan mahasiswa terhadap informasi yang tercantum pada label kemasan pangan dengan kebiasaan seseorang membaca label pada suatu produk pangan.

Hubungan kebiasaan membaca label kemasan pangan dengan persepsi tentang label pangan didapatkan 18,8% mahasiswa yang berpersepsi baik dengan kebiasaan baik dalam membaca label kemasan pangan, 53,1% mahasiswa berpersepsi baik dengan kebiasaan sedang dalam membaca label kemasan pangan, 28,1% mahasiswa berpersepsi baik dengan kebiasaan kurang dalam membaca label kemasan pangan. Sedangkan 2,0% mahasiswa yang berpersepsi sedang dengan kebiasaan baik dalam membaca label kemasan pangan, 51,0% mahasiswa berpersepsi sedang dengan kebiasaan sedang dalam membaca label kemasan pangan, 47,0% mahasiswa berpersepsi sedang dengan kebiasaan kurang membaca


(54)

label kemasan pangan. Sementara 0,0% mahasiswa berpersepsi kurang dengan kebiasaan baik dalam membaca label kemasan pangan, 11,1% mahasiswa berpersepsi kurang dengan kebiasaan sedang dalam membaca label kemasan pangan dan 88,9% mahasiswa berpersepsi kurang dengan kebiasaan kurang dalam membaca label kemasan pangan.

Berdasarkan uji chi square hubungan persepsi tentang label pangan dengan kebiasaan membaca label kemasan pangan didapatkan ada hubungan signifikan antara persepsi tentang label pangan dengan kebiasaan membaca label kemasan pangan dimana p = 0,002. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nayga (1999) mengungkapkan bahwa persepsi seseorang akan berpengaruh terhadap terbentuknya suatu perilaku, persepsi dan kepercayaan telah dinyatakan berhubungan signifikan dengan terbentuknya perilaku, misalnya jika konsumen tidak melihat atau percaya bahwa informasi nutrisi pada label makanan bermanfaat untuk mereka, maka mereka cenderung menggunakan label kemasan makanan tersebut.

Menurut Efrina (2006) tentang persepsi ibu tentang label makanan kemasan anak sekolah dasar mengatakan 92,5 % mahasiswa menganggap informasi gizi perlu diperhatikan dalam membeli makanan kemasan.


(55)

66

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Kebiasaan membaca label kemasan pangan pada mahasiswa FKM USU yang paling tinggi adalah pada kategori kebiasaan sedang sebanyak 47,8%. 2. Pengetahuan tentang label pangan paling tinggi pada mahasiswa FKM USU

adalah pada kategori berpengetahuan baik sebanyak 68,5% dan persepsi tentang label pangan yang paling tinggi pada mahasiswa FKM USU adalah pada kategori berpersepsi sedang sebanyak 55,4%.

3. Ada hubungan signifikan persepsi dengan kebiasaan membaca label kemasan pangan. Sedangkan jenis kelamin dan pengetahuan tentang label pangan tidak memiliki hubungan signifikan dengan kebiasaan membaca label kemasan pangan.

6. 2 Saran

1. Kepada pemerintah agar dapat meningkatkan sosialisasi pentingnya membaca label kemasan pangan serta memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang manfaat membaca informasi yang ada pada label pangan.

2. Kepada mahasiswa FKM USU agar selalu memperhatikan informasi label pangan kemasan pada saat berbelanja atau sebelum memutuskan membeli produk pangan.


(56)

7

Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan wajib mencantumkan label pada, di dalam, dan atau di kemasan pangan (Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1999). Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No.67/M-DAG/PER/11/2013 mengatakan bahwa, label adalah setiap keterangan mengenai barang yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya atau bentuk lain yang memuat informasi tentang barang dan keterangan pelaku usaha serta informasi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau makanan atau minuman (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 tahun 1999). Sedangkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang pangan, bahwa label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan.

Dalam Peraturan BPOM (2004), mengatakan bahwa label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi


(57)

keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan kedalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan.

Peraturan perundang-undangan menetapkan bahwa semua makanan yang dikemas harus mempunyai label yang memuat keterangan tentang isi, jenis dan jumlah bahan-bahan yang digunakan, tanggal kedaluarsa, komposisi zat gizi yang dinyatakan dalam jumlah dan sebagai persen angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk setiap takaran saji, serta keterangan penting lainnya (seperti kehalalan produk), dengan demikian konsumen dapat mengetahui kandungan gizi dan kelayakan makanan kemasan tersebut (Almatsier, 2011).

Pada dasarnya, suatu label memberikan keterangan lebih banyak tentang ciri khas suatu produk dari pada produk yang tidak berlabel. Setiap label harus memiliki pernyataan komposisi, berat bersih, dan alamat pengolah atau distributor, informasi nilai gizi, nomor telepon gratis, alamat situs web, informasi pemasaran dan nama produk yang dapat dimengerti dengan jelas oleh konsumen ( Shewfelt, 2009).

Label pangan terdiri dari dua bagian, yaitu bagian utama dan bagian informasi. Bagian utama adalah bagian yang memuat keterangan penting yang dibutuhkan masyarakat, dibagian ini harus ditempatkan sisi kemasan yang mudah dilihat, diamati atau dibaca pada umumnya oleh masyarakat. Pada bagian ini memuat nama dagang atau produk, berat bersih atau isi bersih, nama alamat produksi dan nomor pendaftaran. Sementara bagian informasi adalah bagian yang tidak termasuk pada label utama, bagian ini memuat daftar bahan atau komposisi, informasi nilai gizi, bila ada dan hal-hal lain yang belum tercantum pada bagian utama. Yang harus dilakukan sedemikian rupa pada pelabelan yakni:


(58)

1. Tidak mudah lepas dari kemasannya 2. Tidak mudah luntur atau rusak

3. Terletak pada bagian kemasan yang mudah untuk dilihat dan dibaca

4. Keterangan yang dicantumkan harus benar dan tidak menyesatkan (Badan POM, 2004).

Label pangan salah satu sarana informasi mengenai pangan yang bersangkutan. Oleh karena itu label selayaknya dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menyampaikan informasi yang perlu diketahui oleh konsumen (Badan POM, 2004). Dalam kaitannya tentang masalah label, masyarakat perlu memperoleh informasi yang benar, jelas, dan lengkap mengenai label pangan, baik dengan kuantitas, isi, kualitas, maupun hal-hal lain yang diperlukan dalam peredaran dipasar. Berdasarkan amanat dari Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen dikaitkan dengan hak konsumen mendapatkan kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/ atau jasa; hak mendapatkan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa; serta hak mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen.

Sehubungan dengan itu produsen pangan berusaha menciptakan label yang baik dan menarik sehingga dapat memuaskan keinginan konsumennya. Bahkan produsen sedemikian rupa dapat pula menjadikan label pangan sebagai media promosi untuk meningkatkan minat konsumen membeli produk mereka (Badan POM, 2004).


(1)

viii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Label Pangan ... 8

2.2 Informasi Pada Label Produk Pangan 2.2.1 Nama Produk Pangan ... 11

2.2.2 Komposisi atau Daftar Bahan ... 12

2.2.3 Berat Bersih atau Isi Bersih ... 13

2.2.4 Nama dan Alamat Pabrik ... 13

2.2.5 Tanggal Kadaluarsa ... 14

2.2.6 Nomor Pendaftaran ... 15

2.2.7 Kode Produksi ... 16

2.2.8 Cara Penggunaan atau Penyajian dan Penyimpanan ... 16

2.2.9 Nilai Gizi ... 17

2.2.10 Tulisan atau Pernyataan Khusus ... 17

2.3 Klaim Pada Label Pangan ... 17

2.4 Acuan Label Gizi ... 20

2.5 Kebiasaan Membaca Label Produk Pangan ... 25

2.6 Dampak Tidak Membaca Label Produk Pangan 2.6.1 Obesitas ... 26


(2)

ix

2.6.2 Alergi ... 29

2.7 Konsep Perilaku 2.7.1 Pengetahuan ... 30

2.7.2 Sikap ... 31

2.7.3 Praktek atau Tindakan ... 32

2.8 Faktor-faktor Mempengaruhi Membaca Label 2.8.1 Jenis Kelamin ... 33

2.8.2 Pengetahuan Label Pangan ... 34

2.8.3 Persepsi Tentang Label Pangan ... 34

2.9 Kerangka Konsep... 36

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 37

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian ... 37

3.2.2 Waktu Penelitian ... 37

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi ... 37

3.3.2 Sampel ... 38

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer ... 39

3.4.2 Data Sekunder ... 40

3.5 Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1 Variabel ... 40

3.5.2 Definisi Operasional ... 40

3.6 Metode Pengukuran ... 41

3.7 Metode Analisa Data 3.7.1 Analisis Univariat ... 44

3.7.2 Analisis Bivariat ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 45

4.2 Gambaran Responden ... 47

4.3 Pengetahuan Responden ... 48

4.4 Persepsi Responden ... 50

4.5 Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan ... 52

4.6 Hubungan Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan Dengan Jenis Kelamin Pada Mahasiswa FKM USU Medan 2015 ... 55


(3)

x

4.7 Hubungan Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan Dengan Pengetahuan Label Pangan Pada Mahasiswa FKM USU

Medan 2015 ... 56 4.8 Hubungan Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan Dengan

Persepsi tantang Label Kemasan Pangan Pada Mahasiswa FKM

USU Medan 2015 ... 58

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Tingkat Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan Pada Mahasiswa FKM USU Medan 2015 ... 60 5.2 Hubungan Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan Dengan

Jenis Kelamin Pada Mahasiswa FKM USU Medan 2015 ... 61 5.3 Hubungan Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan

Dengan Pengetahuan Label Pangan Pada Mahasiswa FKM USU

Medan 2015 ... 64 5.4 Hubungan Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan Dengan

Persepsi Tentang Label Kemasan Pangan Pada Mahasiswa

FKM USU Medan 2015 ... 66

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 67 6.2 Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA ... 68 LAMPIRAN


(4)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin dan Tahun Masuk

di FKM USU Medan 2015 ... 47

Tabel 4.2 Distribusi Pengukuran Pengetahuan Mengenai Label Kemasan

Pangan Pada Mahasiswa FKM USU Medan 2015 ... 48

Tabel 4.3

Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Pengetahuan

Mengenai Label Kemasan Pangan Pada Mahasiswa FKM USU

Medan 2015 ... 49

Tabel 4.4 Distribusi Pengukuran Persepsi Mengenai Label Pangan Pada

Mahasiswa FKM USU Medan 2015 ... 50

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Persepsi

Mengenai Label Pangan Pada Mahasiswa FKM USU Medan

2015 ... 52

Tabel 4.6

Distribusi Pengukuran Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan

Pada Mahasiswa FKM USU Tahun 2015 ... 53

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Membaca Label

Kemasan Pangan Pada Mahasiswa FKM USU Medan 2015 ... 54

Tabel 4.8 Distribusi Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan Berdasarkan

Jenis Kelamin Pada Mahasiswa FKM USU Tahun

2015 ... 55

Tabel 4.9 Distribusi Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan Berdasarkan

Pengetahuan Label Pangan Pada Mahasiswa FKM USU 2015 ... 57

Tabel 4.10 Distribusi Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan Berdasarkan

Persepsi Tentang Label Pangan Pada Mahasiswa FKM USU Medan

2015 ... 58


(5)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner ... 72

Lampiran 2. Master Data ... 77

Lampiran 3. Output Analisa Data... 81

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian ... 88

Lampiran 5.Surat Keterangan Selesai Penelitian ... 89


(6)

xiii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: ALVIRA AXZA FRANSISKA BR GINTING

Tempat Lahir

: DABO SINGKEP

Tanggal Lahir

: 09 OKTOBER 1992

Suku Bangsa

: KARO, INDONESIA

Jenis Kelamin

: PEREMPUAN

Anak ke

: 3 DARI 4 BERSAUDARA

Agama

: KRISTEN PROTESTAN

Nama Ayah

: PANGAPUL GINTING

Suku Bangsa Ayah

: KARO, INDONESIA

Nama Ibu

: RINGAN FERINITA BR SEMBIRING

Suku Bangsa Ibu

: KARO, INDONESIA

Pendidikan Formal

1.

SD/Tamat tahun

: SDN 040508 SARINEMBAH 1998-2004

2.

SLTP/Tamat tahun

: SLTP NEGERI 2 MUNTE 2004-2007

3.

SLTA/Tamat tahun

: SLTA NEGERI 1 MUNTE 2007-2010