2 Hubungan Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan Dengan

di Amerika membaca produk label pangan sebelum membeli produk makanan baru dan 30 sampai 40 konsumen mengaku bahwa label produk pangan yang mempengaruhi keputusan mereka dalam membeli jenis produk pangan Philipson, 2005 dan penelitian Susanto 2008 tentang pengaruh label kemasan pangan terhadap keputusan siswa sekolah menengah atas dalam membeli makanan ringan di kota Bogor menjelaskan siswa sekolah yang memperhatikan label kemasan pangan sebelum membeli makanan berjumlah 61,2 dari 100 siswa yang menjadi responden. Sedangkan penelitian ini sejalan dengan penelitian kuantitatif yang dilakukan pada tahun 2003 oleh International Food Information Council IFIC mengatakan bahwa masyarakat Amerika membaca label makanan saat memutuskan untuk membeli suatu produk makanan, dimana 11 selalu melihat, 32 hampir selalu melihat, dan 40 kadang-kadang melihat label makanan dan 4 yang tidak pernah melakukan pembacaan label pada makanan Borra, 2006. Perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari orang luar, namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan, menurut Benyamin Bloom dalam Notoatmodjo 2003 mengatakan perilaku didukung berdasarkan pengetahuan, sikap dan tindakan.

5. 2 Hubungan Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan Dengan

Jenis Kelamin Pada Mahasiswa FKM USU Medan 2015. Jenis kelamin merupakan perbedaan biologis dari sejak lahir yang membedakan antara perempuan dan laki-laki. Jenis kelamin merupakan gambaran umum mahasiswa dalam penelitian ini, dalam hasil penelitian pada mahasiswa FKM USU menunjukkan bahwa dari 92 mahasiswa sebanyak 40,9 mahasiswa berjenis kelamin laki-laki sementara 58,1 mahasiswa berjenis kelamin perempuan, hal ini disebabkan bahwa jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki dikarenakan pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera lebih dominan mahasiswanya adalah berjenis kelamin perempuan. Hasil uji statistik hubungan jenis kelamin dengan kebiasaan membaca label kemasan pangan didapat dari 92 mahasiswa yang menjadi responden 13,1 mahasiswa laki-laki memiliki kebiasaan baik dalam membaca label kemasan pangan, 47,4 mahasiswa laki-laki memiliki kebiasaan sedang dalam membaca label kemasan pangan dan 39,5 mahasiswa laki-laki memiliki kebiasaan kurang dalam membaca label kemasan pangan. Sementara pada mahasiswa perempuan 3,7 memiliki kebiasaan baik dalam membaca label kemasan pangan, 48,2 mahasiswa perempuan memiliki kebiasaan sedang dalam membaca label kemasan pangan dan 8,1 mahasiswa perempuan memiliki kebiasaan kurang dalam membaca label kemasan pangan. Hasil dari atas dapat disimpulkan bahwa kebiasaan baik dalam membaca label kemasan pangan lebih banyak pada jenis kelamin laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Tetapi berdasarkan uji chi square didapatkan bahwa jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kebiasaan membaca label kemasan pangan dimanan p = 0,223 āļ€ = 0,05. Penelitian ini berbeda dengan penelitian Asmaiyar 2004 menyatakan bahwa ada hubungan jenis kelamin dengan kepatuhan membaca label kemasan produk pangan, dimana 53,1 konsumen perempuan membaca label produk pangan dibandingkan dengan konsumen laki-laki yang hanya 19,2. Begitu juga dalam penelitian Devi, dkk 2013 mengungkapkan bahwa ada hubungan jenis kelamin dengan dalam praktek pemilihan makanan kemasan, dimana 34 orang laki-laki, lebih dari 50 laki-laki termasuk kategori salah karena tidak memperhatikan label dalam pemilihan makanan kemasan sedangkan 34 orang perempuan, lebih dari 50 perempuan termasuk kategori benar dalam memperhatikan label saat pemilihan makanan kemasan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Susanto 2008 menyatakan bahwa tidak ada hubungan jenis kelamin dengan perhatian terhadap label kemasan pangan, dimana 50 siswa yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 30 29,1 yang memperhatikan label kemasan pangan sedangkan 52 siswa yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 33 32,1 yang memperhatikan label kemasan pangan. Begitu juga penelitian Jannah 2010 menyatakan bahwa tidak adanya hubungan signifikan antara sebaran jenis kelamin dengan perilaku membaca label gizi produk pangan kemasan pada mahasiswa UIN Jakarta dan dalam penelitian Zahara 2009 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan jenis kelamin dengan kepatuhan membaca label informasi zat gizi, komposisi dan tanggal kedaluwarsa. Tidak ada hubungan kebiasaan membaca label kemasan pangan dengan jenis kelamin, kemungkinan disebabkan karena responden merupakan mahasiswa yang memiliki lingkungan yang sama dalam menempuh pendidikan sehingga dalam Notoatmodjo 2007 lingkungan dapat mempengaruhi perilaku.

5. 3 Hubungan Kebiasaan Membaca Label Kemasan Pangan Dengan