1 Kesimpulan 2 Saran 1 Label Pangan

66

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6. 1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. Kebiasaan membaca label kemasan pangan pada mahasiswa FKM USU yang paling tinggi adalah pada kategori kebiasaan sedang sebanyak 47,8. 2. Pengetahuan tentang label pangan paling tinggi pada mahasiswa FKM USU adalah pada kategori berpengetahuan baik sebanyak 68,5 dan persepsi tentang label pangan yang paling tinggi pada mahasiswa FKM USU adalah pada kategori berpersepsi sedang sebanyak 55,4. 3. Ada hubungan signifikan persepsi dengan kebiasaan membaca label kemasan pangan. Sedangkan jenis kelamin dan pengetahuan tentang label pangan tidak memiliki hubungan signifikan dengan kebiasaan membaca label kemasan pangan.

6. 2 Saran

1. Kepada pemerintah agar dapat meningkatkan sosialisasi pentingnya membaca label kemasan pangan serta memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang manfaat membaca informasi yang ada pada label pangan. 2. Kepada mahasiswa FKM USU agar selalu memperhatikan informasi label pangan kemasan pada saat berbelanja atau sebelum memutuskan membeli produk pangan. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Label Pangan

Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan wajib mencantumkan label pada, di dalam, dan atau di kemasan pangan Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1999. Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No.67M- DAGPER112013 mengatakan bahwa, label adalah setiap keterangan mengenai barang yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya atau bentuk lain yang memuat informasi tentang barang dan keterangan pelaku usaha serta informasi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau makanan atau minuman Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 tahun 1999. Sedangkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang pangan, bahwa label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan. Dalam Peraturan BPOM 2004, mengatakan bahwa label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan kedalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan. Peraturan perundang-undangan menetapkan bahwa semua makanan yang dikemas harus mempunyai label yang memuat keterangan tentang isi, jenis dan jumlah bahan-bahan yang digunakan, tanggal kedaluarsa, komposisi zat gizi yang dinyatakan dalam jumlah dan sebagai persen angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk setiap takaran saji, serta keterangan penting lainnya seperti kehalalan produk, dengan demikian konsumen dapat mengetahui kandungan gizi dan kelayakan makanan kemasan tersebut Almatsier, 2011. Pada dasarnya, suatu label memberikan keterangan lebih banyak tentang ciri khas suatu produk dari pada produk yang tidak berlabel. Setiap label harus memiliki pernyataan komposisi, berat bersih, dan alamat pengolah atau distributor, informasi nilai gizi, nomor telepon gratis, alamat situs web, informasi pemasaran dan nama produk yang dapat dimengerti dengan jelas oleh konsumen Shewfelt, 2009. Label pangan terdiri dari dua bagian, yaitu bagian utama dan bagian informasi. Bagian utama adalah bagian yang memuat keterangan penting yang dibutuhkan masyarakat, dibagian ini harus ditempatkan sisi kemasan yang mudah dilihat, diamati atau dibaca pada umumnya oleh masyarakat. Pada bagian ini memuat nama dagang atau produk, berat bersih atau isi bersih, nama alamat produksi dan nomor pendaftaran. Sementara bagian informasi adalah bagian yang tidak termasuk pada label utama, bagian ini memuat daftar bahan atau komposisi, informasi nilai gizi, bila ada dan hal-hal lain yang belum tercantum pada bagian utama. Yang harus dilakukan sedemikian rupa pada pelabelan yakni: 1. Tidak mudah lepas dari kemasannya 2. Tidak mudah luntur atau rusak 3. Terletak pada bagian kemasan yang mudah untuk dilihat dan dibaca 4. Keterangan yang dicantumkan harus benar dan tidak menyesatkan Badan POM, 2004. Label pangan salah satu sarana informasi mengenai pangan yang bersangkutan. Oleh karena itu label selayaknya dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menyampaikan informasi yang perlu diketahui oleh konsumen Badan POM, 2004. Dalam kaitannya tentang masalah label, masyarakat perlu memperoleh informasi yang benar, jelas, dan lengkap mengenai label pangan, baik dengan kuantitas, isi, kualitas, maupun hal-hal lain yang diperlukan dalam peredaran dipasar. Berdasarkan amanat dari Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen dikaitkan dengan hak konsumen mendapatkan kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan atau jasa; hak mendapatkan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa; serta hak mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen. Sehubungan dengan itu produsen pangan berusaha menciptakan label yang baik dan menarik sehingga dapat memuaskan keinginan konsumennya. Bahkan produsen sedemikian rupa dapat pula menjadikan label pangan sebagai media promosi untuk meningkatkan minat konsumen membeli produk mereka Badan POM, 2004.

2. 2 Informasi pada Label Produk Pangan