Efektivitas Disrtibusi dalam Pelaksanaan Program Beras Miskin (RASKIN) di Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhan Batu

(1)

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku

Amang, B. 1993. Ekonomi Perbesaran, Jagung dan Minyak Sawit diIndonesia. PT Dharma Karsa Utama. Jakarta

Bulog. 2010. Pedoman Umum Raskin (Beras Untuk Rumah Tangga Miskin). Jakarta

Bungin, M. Burhan. 2007. Penelitian kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Downey, W.D dan Erickson. 1992. Manajemen Agribisnis. Erlangga. Jakarta James,L. 2000. Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses. Edisi ke-5. Cetakan

ke-3. Jakarta: Penerbit Erlangga..

Hadari, nawawi.1990.Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada Press Hendra. 2008. Ketahanan Pangan. Jakarta

Handewi. 2008. Manajemen Ketahan Pangan Era Otonomi Daerah dan PerumBulog. Bogor.

Hessel Nogi Tangkilisan. 2003. Kebijakan Publik Yang Membumi. Yogyakarta: YPAPI

Jones, Charles O. 1994, Pengantar kebijakan publik. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Kerlinger, 1973. Yayasan penelitian perilaku.Edisi II. HRW. Inc

Keban, Yeremias. 2004. Enam Dimensi Strategi Administrasi Publik, Konsep, Teori, Dan Isu. Yogyakarta: Gava Media

Moleong, 2006. Metodologi Penelitian kualitatif. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya Nainggolan, 2005. Teori Ekonomi Mikro Pendekatan Grafi dan

Matematis.Malang : Pondok Edukasi.

Purwadi,.2000. Riset Pemasaran: Implementasi dalam Bauran Pemasaran. Jakarta : Grasindo


(2)

Rahim, Abdul dan Diah Retno Dwi Hastuti. 2007. Ekonomika Pertani (Pengantar, Teori, dan Kasus). Penebar Swadaya. Depok

Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara

Singarimbun, Masri & Effendi Sofian. 2006. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES

Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: PT. Alfabeta

Syafa’at, N dan P. Simatupang, 2006. Kebijakan Pamantafan Ketahanan Pangan Nasional ke Depan. Majalah Pangan 15 (47): 24-43.

Tjatjuk. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Abad 21. Jakarta: Nusantara Consult

Taff, C. A., 1994. Manajemen Transportasi dan Distribusi Fisis. Jakarta, Erlangga.

Wanggai W. 2012. Menuju Ekonomi Hijau diunduh dari www.setkab.go.id.

William N Dunn. (1994), Public Policy Analysis: An Introduction, Prentice-Hall International, Englewood Cliffs, New Jersey

Winarno, 2002,Teori Dan Proses Kebijakan Publik, Yogjakarta: MadiaPressind

Yunita Sari : Analisis Efektivitas Dan Efesiensi Distribusi Raskin

2. Undang-Undang :

Undang-Undang No. 7 tahun 1996 tentang Pangan

Pedoman Umum Penyaluran RASKIN. 2013. Subsidi Beras Bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah (Pedum RASKIN). Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Jakarta.

3. Internet:

m/123456789/7492/1/09E00242.pdf diakses tanggal 28 oktober 2015 pukul 12.35


(3)

PerumBulog.2011.Alur Distribusi Raskin diakses tanggal 2 Desember 2011 pukul 14.23


(4)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Kecamatan Bilah Barat

Gambar 3.1 Kantor Kecamatan Bilah Barat

3.1.1 Sejarah Kecamatan Bilah Barat

Sejalan dengan Perkembangan Laju Pertumbuhan Penduduk, Perekonomian, tuntutan masyarakat terhadap pelayanan publik maka kota Rantauprapat sebagai pusat Ibu kota Kabupaten telah berkembang begitu pesat walaupun saat itu masih dalam 1(satu) Kecamatan Bilah Hulu. Yang terdiri dari 3 (tiga) Wilayah yaitu Aek Nabara, Kota Rantauprapat dan Janji.Disamping itu terjadi perubahan paradigma sistem Pemerintah Daerah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menyikapi perkembangan dan perubahan dimaksud,Pemerintah daerah mengusulkan pembentukan kota administratif kepada Pemerintah Pusat danpada tahun 1991 maka dibentuklah melalui peraturan Pemerintah No.62 Tahun 1991,tentang pembentukan Kota Administratif Rantauprapat dengan wilayah 2 (dua) Kecamatan yaitu Kecamatan Rantau Utara dan Kecamatan Rantau


(5)

Selatan, sedangkan wilayah Aek Nabara menjadi Kecamatan Bilah Hulu dan Daerah Janji menjadi Kecamatan Bilah Barat.

Wilayah kecamatan Bilah Barat termasuk wilayah Perdesaan dan merupakan salah satu dari 9 (sembilan) Kecamatan yang ada di Kabupaten Labuhanbatu dan Kecamatan Bilah Barat memiliki sebanyak 10 (sepuluh) Desa.

3.1.2 Kondisi Geografi Dan DemografiGeografi 3.1.2.1Letak Wilayah Kecamatan Bilah Barat

Ibu Kota Kecamatan Bilah Barat yaitu Desa Janji mempunyai jarak ke Ibukota Provinsi lebih kurang 300 KM, jarak ke Ibukota Kabupaten yaitu lebih kurang 4 KM, jarak ke Kantor Bupati Labuhanbatu 10 KM dan selanjutnya desa terjauh di Kecamatan Bilah Barat ke Ibukota Kabupaten yaitu Desa Sibargot berjarak lebih kurang 30 KM.

Kecamatan Bilah Barat memiliki batas-batas :

1. Sebelah Utara Berbatas dengan Kabupaten Labuhanbatu Utara 2. Sebelah Timur Berbatas dengan Kecamatan Bilah Hulu

3. Sebelah Selatan Berbatas dengan Kabupaten Padang Lawas Utara 4. Sebelah Barat Berbatas dengan Kabupaten Labuhanbatu Utara

Kecamatan Bilah Barat memiliki 10 (sepuluh) Desa dan Dusun Sebanyak 82 (Delapan Puluh Dua) dusun, dimana dusun terbanyak terdapat di Desa Tanjung Medan sebanyak 14 (empat belas) dusun sementara desa yang memiliki dusun paling sedikit adalah Desa Aek Buru Selatan yaitu sebanyak 1 (satu) dusun selanjutnya untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.


(6)

Tabel 3.1Daftar Nama Kades Dan Jumlah Dusun Yang Terdapat Di Desa Se-Kecamatan Bilah Barat

NO Desa Nama Kepala Desa Dusun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sibargot Bandar Kumbul Tanjung Medan Janji

Afd. I Rantauprapat Aek Buru Selatan

Afd. II Rantauprapat

Kampung Baru Tebing Linggahara T. Linggahara Baru

Saipul Usman M. Toha Hasibuan

Darliana Rambe Maimunah Mandasari

Samsuri Abdul Sholeh, SH

Alpina Sari Samsul Bahri Trismanto Saniah 8 8 14 12 4 1 5 8 12 10

Jumlah 82

Sumber Data : Kecamatan Bilah Barat Dalam Angka Tahun 2015

3.1.2.2Keadaan Alam

Kecamatan Bilah Barat memiliki ketinggian tempat berada 500 M Di atas Permukaan Laut (DPL) dankeadaan alamnya didominasi oleh tanah daratan perkebunan yang dikuasai oleh masyarakat atau tanah kering, permukiman masyarakat serta pekarangannya namun ada juga areal persawahan dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut ini.


(7)

Tabel. 3.2 Luas Wilayah Menurut Jenis Penggunaan Desa Kecamatan Bilah Barat Tahun 2015 (Ha).

NO Desa Tanah

Sawah Tanah Kering Bangunan/ Pekarangan Lainnya Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sibargot Bandar Kumbul Tanjung Medan Janji

Afd. I Rantauprapat Aek Buru Selatan Afd. II Rantauprapat Kampung Baru Tebing Linggahara

Tb. Linggahara Baru

224 - 67 - - - - 45 223 168 981 1086 924 606 1092 690 1158 285 308 431 818 905 770 505 455 288 483 237 256 359 1247 1629 1319 908 273 172 289 382 238 477 3270 3620 3080 2019 1820 1150 1930 949 1025 1435

Jumlah 727 7561 5076 6934 20298

SumberData :Kecamatan Bilah Barat Dalam angka Tahun 2015

3.1.2.3Demografi

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Kecamatan, persyaratan teknis dalam pembentukan Kecamatan ada 5 (lima) poin yang salah satunya dan yang paling utama adalah masalah Jumlah Penduduk.

Berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2010, penduduk Kecamatan Bilah Barat berjumlah 34.601 jiwa dan jumlah penduduk terbanyak berada di Desa Janji berjumlah 5.674 jiwa dan yang paling sedikit berada di Desa Aek Buru Selatan yaitu berjumlah 249 jiwa, untuk lebih dapat membandingkannya dapat dilihat pada table berikut.


(8)

Tabel 3.3Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa Kecamatan Bilah Barat Tahun 2015.

NO Desa Rumah

Tangga

Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sibargot Bandar Kumbul Tanjung Medan Janji

Afd. I Rantauprapat Aek Buru Selatan Afd. II Rantauprapat Kampung Baru Tebing Linggahara Tb. Linggahara Baru

617 955 978 1275 426 61 243 1243 1162 971 3018 4095 4425 5674 2022 249 1103 5090 4637 4288 92 113 144 281 111 22 57 536 452 299

Jumlah 7.931 34.601 170

Sumber Data: Kecamatan Bilah Barat Dalam angka Tahun 2015

Data di atas dapat menunjukkan kepadatan penduduk Kecamatan Bilah Barat per Desa namun untuk lebih jelas tantang pembagian Penduduk menurut jenis kelamin serta menurut pengelompokan umur dapat dilihat dari data berikut.

Tabel 3.4Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Menurut Desa Kecamatan Bilah Barat Tahun 2015.

NO Desa Laki -Laki Perempuan

1 2 3 4 5 Sibargot Bandar Kumbul Tanjung Medan Janji

Afd. I Rantauprapat

1.496 2.137 2.260 2.899 1044 1.522 1.958 2.165 2.775 978


(9)

6 7 8 9 10

Aek Buru Selatan Afd. II Rantauprapat Kampung Baru Tebing Linggahara Tb. Linggahara Baru

142 583 2.576 2.318 2.124 107 520 2.514 2.319 2.164

Jumlah 17.579 17.022

SumberData :Kecamatan Bilah Barat Dalam angka Tahun 2015

Tabel 3.5Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan JenisKelamin Kecamatan Bilah Barat Tahun 2015.

NO Kelompok Umur Laki – Laki Perempuan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

0 – 4 5 – 9 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 + 2.226 1.984 1.957 1.906 1.631 1.608 1.387 1.136 1.005 834 709 459 270 467 2.091 1.886 1.871 1.751 1.610 1.523 1.353 1.151 998 810 699 450 323 506 4.317 3.870 3.828 3.657 3.241 3.131 2.740 2.287 2.003 1.644 1.408 909 593 973

Jumlah 17.579 17.022 34.601

Sumber Data :Kecamatan Bilah Barat Dalam angka Tahun 2015

Selanjutnya di Kecamatan Bilah Barat memiliki Penduduk yang tidak samaseperti daerah-daerah lain yang selalu memiliki lebih banyak


(10)

jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan namun untuk Kecamatan Bilah Barat lebih banyak penduduk berjenis kelamin laki-laki.

Masalah sosial kemasyarakatan di Kecamatan Bilah Barat didominasi oleh agama Islam, Kristen Protestan dan Kristen Khatolik dan untuk agama Hindu dan Budha ada namun masih Cuma beberapa kepala keluarga saja sesuai table berikut ini.

Tabel 3.6Persentase Penduduk Menurut Agama Yang Dianut Desa Kecamatan Bilah Barat Tahun 2015.

No Desa Islam Protestan Katholik Hindu Budha 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sibargot Bandar Kumbul Tanjung Medan Janji

Afd. I Rantauprapat Aek Buru Selatan Afd. II Rantauprapat Kampung Baru Tebing Linggahara Tb. Linggahara Baru

90,00 90,00 100,00 80,00 80,00 99,00 99,00 80,00 90,00 80,00 - - - 15,00 15,00 1,00 1,00 15,00 5,00 10,00 10,00 10,00 - 5,00 5,00 - - 5,00 5,00 10,00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Jumlah 88,80 6,20 5,00 0 0

Sumber Data :Kecamatan Bilah Barat Dalam angka Tahun 2015

3.1.2.4Potensi Wilayah

3.1.2.4.1 Bidang Pertanian Dan Perkebunan

Kecamatan Bilah Barat dalam meningkatkan pelayanan dan pembangunan untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat, maka dikecamatan Bilah Barat dapat kita lihat adanya berbagai potensi


(11)

alam yang ada seperti sektor Pertanian dan Perkebunan walaupun termasuk wilayah perkotaan namun masih didukung dari hasil perkebunan dan pertanian yang dapat meningkatkan penghasilan masyarakat sehingga masyarakat dapat sejahtera.

Untuk dapat mengetahui lebih jelasnya tentang sektor pertanian dan perkebunan di Kecamatan BIlah Barat dapat dilihat dari tabel namun dibagi dan dimulai dari sektor pertanian seperti persawahan yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.7Luas Sawah Menurut Jenis Irigasi Dan Desa Kecamatan Bilah Barat Tahun 2015 (Ha).

NO Desa Teknis ½ Teknis Sederhana Non PU Tadah Hujan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sibargot Bandar Kumbul Tanjung Medan Janji Afd. IRantauprapat Aek Buru Selatan Afd. IIRantauprapat Kampung Baru Tebing Linggahara Tb. Linggahara Baru

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 67 - - - - - 23 - 224 - - - - - - 45 200 168 224 - 67 - - - - 45 223 168

Jumlah - - - 90 637 727


(12)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa luas persawahan di Kecamatan Bilah Barat seluas 727 Ha, data diatas merupakan penurunan luas daerah yang dipergunakan untuk persawahan dan dari pemantauan dari aparat pemerintah yang meninjau ini diakibatkan karena banyaknya masyarakat yang beralih kepada tanaman sawit atau sektor perkebunan namun data yang diterima dari tim survey masih belum memperlihatkan data keseluruhan per desa namun masih global tingkat kecamatan pembagian perdesa belum terbagi secara keseluruhan sesuai dengan hal tersebut dapat dilihat data dari daftar dibawah ini.

Tabel 3.8Produksi Tanaman Perkebunaan Rakyat Menurut Jenisnya Desa Kecamatan Bilah Barat Tahun 2015.

NO Desa Kelapa Sawit Karet Kopi Kakao

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sibargot Bandar Kumbul Tanjung Medan Janji

Afd. I Rantauprapat Aek Buru Selatan Afd. II Rantauprapat Kampung Baru Tebing Linggahara Tb. Linggahara Baru

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Jumlah 6.685 4.865 - 79


(13)

3.1.2.4.2 Bidang Peternakan

Sesuai dengan kondisi daerah yang memiliki banyak atau luas dibidang perkebunan maka Kecamatan Bilah Barat memiliki peternakan yang biasa dikatakan tinggi, hal itu terjadi karena banyaknya warga atau penduduk Kabupaten Labuhanbatu yang menempatkan ternaknya di wilayah perkebunan maka dari itu walaupun semua peternakan dikelola oleh masyarakat namun belum tentu warga Kecamatan Bilah Barat itu sendiri yang mmemilikinya, hal ini terbukti dari data yang ada pada tahun 2015 ternak sapi untuk Desa Kampung Baru Kecamatan Bilah Barat merupakan ternak sapi terbanyak di Kecamatan Bilah Barat.

Selanjutnya untuk lebih mengetahui tentang data pernak untuk Kecamatan Bilah Barat dapat kita lihat pada tabel berikut.

Tabel 3.9Jumlah Ternak Menurut Jenisnya Tahun 2015 (Ekor).

NO Desa Sapi Kambing Kerbau Babi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sibargot Bandar Kumbul Tanjung Medan Janji

Afd. I Rantauprapat Aek Buru Selatan Afd. II Rantauprapat Kampung Baru Tebing Linggahara Tb. Linggahara Baru

38 56 32 108 180 6 140 762 456 210 72 54 138 268 238 - 102 359 170 114 - - 8 4 - - - - - - - - - - - - - - - 203


(14)

Jumlah 1.988 1.515 12 203 Sumber Data :Kecamatan Bilah Barat Dalam angka Tahun 2015

3.1.2.4.3 Bidang Industri

Bidang industri untuk Kecamatan Bilah Barat dikatakan tidak ada walaupun ada perkebunan BUMN seperti PTP III Janji yang berada di Desa Afdiling I Rantauprapat dan banyak lagi perkebunan swasta yang mencakup luasan yang cukup besar namun pengolahannya tidak berada di Kecamatan Bilah barat.

Sedangkan untuk industri kecil dan industri rumah tangga pada saat sekarang telah mulai merambah seiring dengan meningkatkan keinginan masyarakat atau pemikiran Sumber Daya Manusia untuk menuju kearah kehidupan yang lebih baik, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 3.10 Jumlah Industri Menurut Jenisnya Desa Kecamatan Bilah Barat Tahun 2015.

NO Desa Industri

Besar/Sedang Industri Kecil Industri Rumah Tangga Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 Sibargot Bandar Kumbul Tanjung Medan Janji

Afd. I Rantauprapat Aek Buru Selatan Afd. II Rantauprapat Kampung Baru - - - - 1 - - - 3 2 6 8 - - - 8 7 8 10 19 3 - 3 17 10 10 16 27 4 - 3 25


(15)

9 10

Tebing Linggahara Tb. Linggahara Baru

- -

7 4

20 22

27 26

Jumlah 1 38 109 148

Sumber Data :Kecamatan Bilah Barat Dalam angka Tahun 2015

3.1.2.5Sarana Dan Fasilitas 3.1.2.5.1Transfortasi

Seiring dengan kemajuan jaman dan banyanya pembangunan di daerah Provinsi Sumatera Utara dan di Kabupaten Labuhanbatu maka trasfortasi di Kecamatan Bilah Barat bisa dikatakan telah baik.

Sebahagian jalan di Kecamatan Bilah Barat termasuk kedalam jalan provinsi sehingga proyek pengerjaannya juga termasuk proyek APBD Provinsi Sumatera Utara sehingga keadaanya dapat lebih baik karena pihak Kecamatan hanya bisa mengusulkan ke tingkat Kabupaten dan Kabupaten juga mengusulkan ke tingkat Provinsi untuk dibawakan ke Musrenbang Provinsi.

Dari data yang ada Kecamatan Bilah Barat pada tahun 2012 panjang Jalan yang dimiliki yaitu Sepanjang 1.985 KM yang terdiri dari jalan beraspal 149 KM jalan diperkeras sepanjang 134 KM dan jalan tanah 780 KM serta jalan setapak sepanjang 922 KM, ini merupakan data tahun 2012 namun kenyataan dilapangan dari 2 (dua) tahun terakhir ini sudah banyak pembangunan yang dilakukan


(16)

yang termasuk pada anggaran Tahun 2012 dan sebahagian yang masih dalam pengerjaan Anggaran Tahun 2013.

Tabel 3.11Panjang Jalan Menurut Jenisnya Desa KecamatanBilah Barat Tahun 2015.

NO Desa Aspal Diperkeras Tanah Setapak Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sibargot Bandar Kumbul Tanjung Medan Janji

Afd. I Rantauprapat Aek Buru Selatan Afd. II Rantauprapat Kampung Baru Tebing Linggahara Tb. Linggahara Baru

8 - 34 36 4 16 12 11 16 12 34 - 16 18 12 5 10 14 10 15 45 36 74 87 95 85 99 80 84 95 66 102 74 106 94 65 97 96 110 112 153 138 198 247 205 171 218 201 220 234

Jumlah 149 134 780 922 1985

SumberData :Kecamatan Bilah Barat Dalam angka Tahun 2015

3.1.3 Profil SKPD Kecamatan Bilah Barat

Kecamatan Bilah Barat merupakan perangkat daerah sebagai pelaksana teknis kewilayahan dalam lingkup wilayah kerja kecamatan, Kecamatan dipimpin oleh seorang camat yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Organisasi Kecamatan Bilah Barat terdiri dari : a. Camat;

b. Sekretaris Kecamatan, membawahi; 1) Kasubbag Umum dan Kepegawaian; 2) Kasubbag Program dan Keuangan.


(17)

c. Kepala Seksi Tata Pemerintahan;

d. Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum;

e. Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan;

f. Kelompok jabatan Fungsional.

3.1.4 Visi dan Misi Kecamatan Bilah barat

Visi :

Visi merupakan cara pandang jauh kedepan, yang merefleksikan cita-cita sekaligus menentukan arah perjalanan institusi ini, karena SKPD Kecamatan Bilah Barat merupakan bagian internal dari Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu.

Penetapan Visi SKPD Kecamatan Bilah Barat sangat penting sebagai sumber acuan pelaksanaan tugas yang diemban oleh seluruh jajaran pimpinan dan karyawan. Visi tersebut digali dari keyakinan dasar dan nilai-nilai yang dianut seluruh anggota organisasi dengan mempertimbangkan factor lingkungan sekitarnya, Visi SKPD Kecamatan Bilah Barat adalah :

Berdasarkan Visi dari SKPD Kecamatan Bilah Barat tersebut dapat diartikan bahwa SKPD Kecamatan Bilah Barat adalah Koordinator dan Pembina administrasi kepada seluruh perngkat Desa/Kelurahan serta

“TERWUJUDNYA KECAMATAN BILAH BARAT YANG MANDIRI”


(18)

masyarakat dan penyelenggaraan pelayanan administrasi dilakukan dengan system transparan, professional dan bertanggung-jawab.

Misi :

Untuk Visi SKPD Kecamatan Bilah Barat tersebut perlu dirumuskan Misi, yang menggambarkan amanah apa yang harus dituntaskan oleh organiasi dapat dilaksakan dan berhasil sesuai Visi yang ditetapkan. Misi Kecamatan Bilah Barat adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksakan oleh Instansi Pemerintah sesuai dengan Visi yang telah ditetapkan agar tujuan organisasi dapat dapat terlaksana dan berhasil guna dengan baik, dengan Misi tersebut diharapkan seluruh aparatur dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui akan dari Visi yang telah ditetapkan tersebut. Misi dari Kecamatan Bilah Barat adalah :

1. Meningkatkan kecerdasan dan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui pelayanan pendidikan yang merata dan berkualitas;

2. Mewujudkan ketertiban dan keamanan yang kondusif dengan peningkatan kesadaran hokum, paham kebangsaan dan kebudayaan serta kehidupan beragama.

3. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur dan pelayanan publik menuju terciptanya Good Governance.

3.1.5 Tugas Pokok Dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Bupati Labuhanbatu Nomor 21 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi serta Rincian Tugas Jabatan Struktural


(19)

Kecamatan dan Kelurahan pada Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu, Disebutkan :

3.1.5.1Kepala Camat 1. Tugas Pokok

Membantu Bupati dalam Penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan dan pembinaan kehidupan masyarakat berdasarkan kewenangan yang dilimpahkan oleh Bupati.

2. Fungsi

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi yang diselenggaran oleh Camat adalah :

a. Melaksanakan kewenangan yang dilimpahkan oleh Bupati kepada Kecamatan;

b. Penyelenggaraan Pemerintahan di Kecamatan; c. Penyiapan data informasi Kecamatan;

d. Penyelenggaraan Urusan Kesekretariatan; e. Pembinaan ketentraman dan ketertiban;

f. Pembinaan pembangunan yang meliputi pembinaan perekonomian infrastruktur produksi dan distribusi serta pembinaan sosial;

g. Menkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas UPTD dan UPTB yang ada di Kecamatan;

h. Melakukan pembinaan dan mengkoordinasikan penyele-nggaraan pemerintahan pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan pada Desa/Kelurahan;


(20)

i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan.

3.1.5.2Sekretariat 1. Tugas Pokok

Melaksanakan sebagian tugas kecamatan dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan seksi dan sub bagian dilingkungan kecamatan meliputi urusan tata usaha, umum dan kepegawaian, program dan keuangan, serta penyelenggaraan pemerintahan, ketentraman dan ketertiban, serta kesejahteraan sosial dan pemberdayaan masyarakat desa.

2. Fungsi

a. Penyusunan rencana dan program kerja serta jadwal kegiatan kecamatan dengan berpedoman pada petunjuk yang diberikan camat.

b. Melakukan koordinasi dengan UPTD dan UPTB, instansi dan unit kerja terkait yang ada dikecamatan, serta memfasilitasi rapat-rapat/pertemuan untuk kelencaran pelaksanaan tugas sesuai dengan petunjuk yang diberikam camat.

c. Penyelenggaraan pelayanan urusan umum dan kepegawaian serta program dan keuangan.

d. Mengelola, mengkoordinasikan, menganalisa data dan menyusun kebijakan untuk rencana anggaran dan biaya.

e. Mengkoordinasikan penerimaan dan pemeriksaan fisik serta dokumen barang yang pengadaannya dibiayai APBD.


(21)

f. Menghimpun bahan, mengelola data dan informasi serta koordinasi penatausahaan keuangan.

g. Meneliti dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) dan angaran kas dalam rangka penatausahaan keuangan anggaran kecamatan.

h. Melakukan pembinaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi penyimpanan, pengeluaran, pembukuan dan penerimaan.

i. Melakukan koordinasi dan menyusun kebijakan laporan keuangan meliputi laporan realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan keuangan.

j. Meneliti dan menguji kelengkapan surat pemerintahan pembayaran dan surat pertanggungjawaban dalam rangka penerbitan surat perintah membayar (SPM).

k. Menyiapkan dan mengadministrasikan surat perintah membayar (SPM).

l. Melakukan ferivikasi, meneliti dan menguji setiap dokumen/bukti serta surat pertanggungjawaban bendahara pengeluaran.

m. Melaksanakan akutansi pengelolaan keuangan anggaran kecamatan.

n. Menghimpun bahan, mengolah data dan informasi serta menyelenggarakan hubungan kemasyarakatan dan kerja sama kelembagaan pemerintah maupun swasta.


(22)

o. Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang tugasnya dan menyiapkan rumusan pemecahan masalah.

p. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.

q. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan.

3.1.5.3Seksi Kesejahteraan Sosial Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan

1. Tugas Pokok

Melaksanakan sebagian tugas kecamatan dibidang kesejahteraan sosial dan pembangunan masyarakat desa meliputi pembinaan, pengendalian pembangunan dan kesejahteraan masyarakat desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Fungsi

a. Membuat rencana dan program kerja atau jadwal kegiatan yang berhubungan dengan pembangunan, perekonomian, produksi, prasarana, fisik, kesejahteraan masyarakat sosial, kepemudaan, pemberdayaan perempuan, olahraga, pembinaan kehidupan beragama, kesehatan masyarakat sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.


(23)

b. Mendata dan mengelola informasi yang berhubugan dengan perekonomian, produksi serta prasarana dan sarana fisik.

c. Mengkoordinir pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi masyarakatdesa dibidang perekonomian.

d. Melakukan kegiatan dalam rangka koordinasi pelaksanaan pembangunan, pengedalian dan evaluasi pembangunan pelaksanaan pembanguna desa.

e. Melakukan rencana kegiatan pengembangan dibidang pariwisata, pertambangan, lingkungan hidup, kehutanan atau dibidang pembangunan dan kesejahteraan sosial masyarakat desa.

f. Melakukan dan membina administrasi desa dalam rangka pelaksanaan bantuan pembangunan baik dari APBD kabupaten, provinsi, APBN, bantuan luar negeri, maupun bantuan lainnya. g. Memberikan petunjuk-petunjuk kepada masyarakat desa untuk

melaksanaan gotong royong. Penataan pemukiman, dan keindahan kecamatan, desa.

h. Melakukan upaya-upaya untuk pembangunan listrik-listrik didesa. i. Membantu mempersiapkan penyusunan program pembinaan,

pengendalian terhadap penderita cacat, tuna karya, tuna wisma, panti asuhan, pengungsi dan kegiatan sosial lainnya.

j. Mempersiapkan bahan-bahan kegiatan dalam rangka pencegahan dan pertolongan dalam rangka bencana alam.

k. Membantu/mengkoordinir kegiatan kesejahteraan sosial meliputi pembinaan pelayanan bantuan sosial, tuna susila, tuna rungu, tuna


(24)

aksara, panti asuhan, kepemudaan, pemberdayaan perempuan, pembinaan kehidupan dan kerukunan antar umat beragama, pendidikan, kebudayaan serta kesehatan masyarakat.

l. Membantu mengkoordinir kegiatan yang berhubungan dengan bidang mental dan spritual.

m. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan umum meliputi bantuan kepada masyarakat yang kurang mampu.

n. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam penertiban dan mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.

o. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.

p. Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang pembangunan dan kesejahteraan sosial serta menyiapkan rumusan pemecahan masalah.

q. Melakukan tugas-tugas lain yang diperin tahkan atasan.

3.1.5.4Seksi Ketentraman Dan Ketertiban Umum 1. Tugas Pokok

Melaksanakan sebagian tugas kecamatan dibidang ketentraman dan ketertiban diwilayah kecamatan meliputi pembinaan ketentraman dan ketertiban wilayah, pembinaan idiologi, politik, hak asasi manusia serta pembinaan polisi pamong praja, dan


(25)

perlindungan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Fungsi

a. Menyusun rencana dan program kerja dibidang ketentraman dan ketertiban wilayah, pembinaan idiologi, politik, hak asasi manusia, serta pembinaan polisi pamong praja dan perlindungan masyarakat.

b. Melaksanakan penyelenggaraan ketertiban umum dikecamatan dengan berkoordinasi dengan instansi terkait.

c. Melakukan koordinasi dalam pembinaan kelancaran dan pelaksanaan pemilu legislatif, pemilihan presiden dan pemilihan kepala Daerah.

d. Melaksanakan program, dan melakukan koordinasi pembinaan idiologi, kesatuan bangsa, perlindungan masyarakat, organisasi sosial masyarakat, dan hak asasi manusia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Menyusun laporan pelaksanaan tugas.

f. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam penertiban dan mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.

g. Melakukan pembinaan dan tindakan preventif atas terjadinya pelanggaran ketentraman dan ketertiban oleh masyarakat. h. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka


(26)

i. Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan ketentraman dan ketertiban serta menyiapkan rumusan pemecahan masalah.

j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan.

3.1.5.5Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian 1. Tugas Pokok

Melaksanakan sebagian tugas sekretariat kecamatan dalam menyusun rencana kegiatan, pedoman dan petunjuk teknis, serta menyelenggarakan urusan umum dan kepegawaian.

2. Fungsi

a. Melakukan penyelenggaran administrasi urusan tata usaha surat masuk, meliputi pengambilan, pengiriman, pengaturan, pencatatan dan pengarahan surat-surat, serta menyelenggarakan administrasi surat keluar termasuk peyimpanan dan pengirimannya.

b. Melaksanakan tatausaha perjalanan dinas, penerimaan dan pengiriman berita sandi dan telekomunikasi serta kearsipan. c. Melakukan pengaturan penggunana dan peralatan kantor,

kendaraan dinas dan rumah dinas.

d. Melakukan peraturan dan memfasilitasi rapat-rapat dinas kecamatan.


(27)

e. Menghimpun dan menyusun bahan petunjuk teknis serta mempersiapkan dan memelihara peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan bidang kepegawaian.

f. Menyiapkan dan melaksanakan pengelolaan admonistrasi kepegawaian antara lain meliputi daftar urut kepangkatan, buku induk kepegawaian, pengurusan kartu akses, kartu pegawai, daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan, rencana kebutuhan pegawai,formasi, mutasi,cuti, dan pensiunan serta rencana pengembangan yaitu pendidikan dan latihan, ujian dinas, promosi, penghargaan dan tanda jasa.

g. Melakukan pencatatan, penyimpanandan pengadministrasian sarana dan prasarana perlengkapan serta perawatan barang-barang milik kecamatan.

h. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja/instansi terkait sesuai dengan bidang tugasnya.

i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan.

3.1.5.6Seksi Tata Pemerintahan 1. Tugas Pokok

Melaksanakan sebagian tugas kecamatan di bidang pemerintahan umum, keagrariaan, kependudukan dan catatan sipi, serta pembinaan pemerintahan kelurahan/desa.


(28)

a. Menyusun rencana dan program dibidang pemerintahan meliputi urusan pembinaan pemerintahan dikecamatan, kelurahan/desa, kependudukan dan catatan sipil, serta keagrariaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Melakukan pengendalian, pengevaluasian dan pelaporan penyelenggaraan pemerintahan.

c. Melakukan pembinaan administrasi kependudukan meliputi mutasi penduduk, kartu keluarga, dan catatan sipil, pencatatan akta kerlahiran, kematian dan akta perkawinan.

d. Pembinaan keagrariaan dan tertib administrasi pertahanan sesuai dengan petunjuk camat dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Melakuan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan kelurahan/Desa.

f. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.

g. Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan pemerintahan umum dan menyiapam rumusan pemecahan masalah.


(29)

3.1.6 Sumber Daya Manusia Susunan Kepegawaian

Tabel 3.1.1 Susunan Pegawai Berdasarkan Jabatan

No. Jabatan Eselon Jumlah Pegawai (Orang) 1 2 3 4 5 6 Camat Sekretaris Kecamatan Kepala Seksi

Kepala Sub. Bagian Staf Pegawai Honorer III/a III/b IV/a IV/b -- -- 1 1 2 2 17 4

Jumlah 27

Tabel 3.1.2 Susunan Pegawai berdasarkan Pangkat/Golongan Ruang No. Jabatan Gol/Ruang Jumlah Pegawai (Orang)

1 2 3 4 5 6 7 8 Penata Tk-I Penata Penata Muda Tk.I

Penata Muda Pengatur Pengatur Muda Tk-I

Pengatur Muda Juru III/d III/c III/b III/a II/c II/b II/a I/c 4 1 3 3 2 6 3 1


(30)

Tabel 3.1.3 Susunan Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai (Orang)

1 2 3 4

Strata I Diploma 3

SLTA SMP

4 1 18

-

Jumlah 23

3.1.7 Struktur Organisasi

Struktur organisasi dari suatu instansi merupakan suatu landasan beroperasinya suatu instansi tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun struktur organisasi kantor Kecamatan Bilah Barat adalah:


(31)

(32)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang telah diperoleh melalui penelitian di lapangan dengan teknik wawancara dan observasi untuk dideskripsikan sebagai jawaban dari permasalahan yang sedang diteliti. Data yang diperoleh tersebut terdiri dari data primer dan data sekunder.Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan informan yang telah ditentukan sebelumnya, sedangkan data sekunder ialah data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang memperkuat data primer. Adapun permasalahan utama yang akan disajikan dalam bab ini yaitu efektifitas distribusi dalam pelaksanaan program beras miskin (RASKIN) di Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhan Batu.

4.1 Pelaksanaan Wawancara

Pelaksanaan wawancara dilakukan di Kantor Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhan Batu yang beralamat di Jl. BESAR KM 4 No.14 JANJI, yang merupakan tempat penelitian ini berlangsung.Wawancara ini dilakukan kepada pegawai kecamatan yang memahami secara mendalam terkait dengan permasalahan dalam penelitian ini.

Adapun key informan dari penelitian ini adalah Camat dan beberapa pegawai Kantor kecamatan sebagai informan Utama. Data yang diperoleh juga didukung dengan keterangan dari masyarakat sebagai informan tambahan dalam penelitian ini.


(33)

Dalam melakukan wawancara ini ada beberapa tahap yang dilakukan oleh peniliti yaitu pertama membuat perjanjian dengan informan untuk melakukanwawancara. Pada tahapan wawancara ini membutuhkan waktu sekitar dua hari dari perjanjian yang telah dijanjikan, Hal ini disebabkan oleh kesibukan dari camat dan pegawai kantor Kecamatan.

Dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakan tipe wawancara berstruktur. Dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis menyusun daftar pertanyaan yang akan diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun disesuaikan dengan variabel-variabel dalam penelitian ini. Namun dalam pelaksanaannya tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan

4.2Karakteristik Informan

Karakteristik informan dalam penelitian tentang efektifitas distribusi dalam pelaksanaan program beras miskin (RASKIN) di Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhan Batu. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dilapangan, maka jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak 8 orang yang dianggap memahami dan mengetahui secara jelas terkait tentang judul yang diangkat dalam penelitian ini, adapun karakteristik informan dalam penelitian ini berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat di tabel berikut:


(34)

Tabel 4.1. Karakteristik informan berdasarkan jenis kelamin

No Jenis kelamin Jumlah Presentase 1

2

Laki-laki Perempuan

4 6

40% 60%

Jumlah 10 100%

Sumber data: Penelitian2016

Berdasarkan tabel diatas, maka informan dalam penelitian ini lebih didominasi oleh perempuan sebanyak 60 %. Dalam penelitian ini, penentuan informan tidak menentukan jenis kelamin, dan informan yang dimaksud adalah orang-orang yang dianggap memahami terkait judul yang diangkat dalam penelitian ini.Pemahanan informan terkait dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dari informan dalam memberikan keterangan kepada penulis. Adapun klasifikasi informan penelitian berdasarkan pendidikan antara lain:

Tabel 4.2. Karakteristik Informan Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Jumlah Presentase

1 2 3

S1 SMA SMP

2 5 3

20% 50% 30%

Jumlah 10 100%

Sumber data: Penelitian2016

Berdasarkan data yang diperoleh diatas, dapat dilihat bahwa informan dalam penelitian ini baik informan kunci maupun informan utama dalam penelitian ini tingkat pendidikan informan terdiri dari beragam tingkatan


(35)

pendidikan diantaranya S1 sebanyak 20%, pendidikan SMA sebanyak 50%, dan tingkat pendidikan SMP sebanyak 30%.

Selanjutnya penulis akan menyajikan tabel terkait dengan pemahaman informan sesuai dengan klasifikasi golongan, dalam hal ini penulis menerima keterangan dari para informan sesuai dengan bidang atau jabatan mereka masing-masing. Adapun klasifikasi informan penelitian berdasarkan jabatan dapat dilihat di tabel dibawah ini:

Tabel 4.3. Karakteristik informan berdasakan jabatan

No Jabatan Jumlah Presentase

1 2 3

Camat

Kepala Tim Koordinasi Raskin Masyarakat

1 1 8

10% 10% 80%

Jumlah 10 100%

Sumber data: Penelitian2016

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa informan dalam penelitian ini berasal dari berbagai kalangan yang dianggap memahami secara jelas terkait dengan judul yang diangkat dalam penelitian ini. Berdasarkan klasifikasi informan dalam penelitian ini, maka informan dengan presentase terbanyak berasal dari kalangan masyarakat sebanyak 80%, hal ini dikarenakan masyarakat sebagai objek penerima manfaat program raskin tersebut.Dalam menentukan informan masyarakat, penulis menunjuk secara langsung masyarakat yang terlibat dalam program tersebut dan masyarakat yang menjadi informan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa Desa yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhan Batu.


(36)

4.3Deskripsi Hasil Wawancara

Metode wawancara yang dipilih oleh penulis adalah tipe wawancara berstruktur, dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis menyusun daftar pertanyaan yang akan diajukan. Namun, di dalam prosesnya sendiri tidak menutup suatu kemungkinan akan munculnya suatu pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan.

Program RASKIN adalah sebuah program yang dilaksanakan di bawah tanggung jawab Departemen Dalam Negeri dan Perum Bulog sesuai dengan SKB (Surat Keputusan Bersama) Menteri Dalam Negeri dengan Direktur Utama Perum Bulog Nomor : 25 tahun 2003 dan Nomor: PKK-12/07/2003. Adapun program RASKIN ini bertujuan sebagai bentuk upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pangan pokok dan untuk mengurangi beban pengeluaran dari rumah tangga miskin sebagai bentuk dukungan dalam meningkatkan ketahanan pangan dengan memberikan perlindungan sosial beras murah dengan jumlah maksimal 15kg/Rumah Tangga Miskin/bulan dengan masing-masing seharga Rp1.600/kg (netto) di titik distribusi.Hal ini merupakan sesuatu yang penting untuk diperhatikan karena bagaimanapun masyarakat merupakan insan manusia yang harusnya mendapatkan pangan yang layak.

Efektivitas suatu organisasi dapat diukur dari berbagai hal, yaitu kejelasan tujuan, kejelasan strategi, pencapaian tujuan, proses analisa dan perumusan kebijakan yang mantap, tersedianya sarana dan prasarana yang efektif dan efisien, sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik dan disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.


(37)

Berdasarkan Rencana Strategis merupakan upaya untuk membuat keputusan dan tindakan penting yang membentuk dan memadu bagaimana menjadi pemerintah, apa yang dikerjakan oleh pemerintah daerah dan mengapa pemerintah daerah mengerjakan hal tersebut. Perencanaan Strategis juga bersifat menyeluruh, jangka menengah serta memberikan arahan meliputi beberapa tahapan proses untuk pencapaiannya.

Rencana Strategis juga merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja yang diintegrasikan antara sumber daya manusia dengan sumber daya yang lain agar mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis. Analisis terhadap lingkungan organisasi baik internal maupun eksternal dan merupakan langkah yang sangat penting dalam memperhitungkan kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan.

Rencana strategis yang telah ditetapkan di kantor Kecamatan Bilah Barat dalam pelaksanaan program beras miskin (RASKIN) telah menetapkan penyaluran raskin dari Kecamatan ke titik distribusi dengan tahapan yang telah ditentukan dikecamatan Bilah Barat, maka telah disampaikan oleh Bapak H. Aidi Syahmir, S.IPselaku Camat di Kecamatan Bilah Barat yang menyatakan:

tahapan raskin tersebut siapa penerima sudah ada orang nya, tahapan nya melalui bulog kabupaten labuhan batu ke kantor camat dari kantor camat mendistribusikan ke desa, desa yang menyampaikan ke masyarakat yang telah terdaftar di pusat yang tidak bisa di ganggu gugat itulah sebagai prosedur nya sampai ke masyarakat.dan sumber daya aparatur sudah mencukupi, karena aparatur pelayanan terhadap masyarakat sudah memadai, namun demikian adanya pembinaan terhadap aparatur sehingga pelayanan lebih baik kepada masyarakat”. (Hasil wawancara pada tanggal 29 februari 2016)


(38)

Dari pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa pihak kecamatan dalam tahap pendistribustrian raskin telah dilakukan dengan baik dan efektif sesuai aturan yang telah ditentukan.

Untuk mengetahui bagaimana efektivitas distribusi dalam pelaksanaan program beras miskin (RASKIN) di Kecamatan Bilah Barat, peneliti menggunakan konsep yang dikemukakan oleh Martanidan Lubis (1987 : 55) tentang pengukuran efektivitas dengan menggunakan pendekatan proses dan pendekatan sasaran. Dalam pendekatan proses, efektivitas dilihat dari efisiensi dan kondisi kesehatan dari suatu lembaga internal dalam menjalankan program kerja. Pendekatan ini tidak memperhatikan lingkungan, tapi memusatkan perhatian terhadap kegiatan yang dilakukan terhadapsumber-sumber yang dimiliki oleh lembaga. Sedangkan pendekatan sasaran dimana pusat perhatian pada output, mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil (output) yang sesuai dengan rencana. Pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana suatu lembaga berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapai.

Efektivitas program distribusi Raskin dinilai berdasarkan kriteria kriteria tertentu dalam mencapai tujuan program pendistribusian Raskin yang telah ditetapkan. Yang menjadi kriteria tingkat efektivitas program Raskin ini ada 6 yaitu ketetapan sasaran penerima manfaat, jumlah, harga, waktu, administrasi dan kualitas, hambatan dalam pelaksanaan raskin.

4.3.1 Tepat Sasaran Penerima Manfaat

Raskin hanya diberikan kepada Rumah Tangga Miskin penerima manfaat yang terdaftar dalam Daftar Penerima Manfaat (DPM).


(39)

Rumah tangga yang tidaktermasuk dalam kriteria tersebut tidak berhak untuk menerima Raskin. Agar penyaluran lebih tepat sasaran, maka pendataan dilakukan secara berkala yakni diperbaharui setiap tahun dengan melibatkan kepala lingkungan serta diawasi langsung oleh aparat desa dan aparat BPS sehingga segala bentuk penyimpangan maupun penyelewengan dapat diperkecil.

Berdasarkan kejelasan terhadap tepat sasaran penerima manfaat raskin seperti keterangan yang disampaikan oleh Bapak Heri Andri selaku tim koordinasi raskin dikecamatan bilah barat yang menyatakan:

“raskin hanya diberikan kepada keluarga sasaran yang terdaftardalam penerima raskin. Pemberian atau pembelian beras miskin (raskinhanya diberikan kepada keluarga yang benar-benar tidak mampu. Berdasarkan hasil peneliti dilapangan bahwa beras miskin (raskin) dibagikan berdasarkan hasil database dari Kabupaten dan berdasarkan hasil musyawarah Desa/Kelurahan untuk menentukan siapa yang berhak untuk menerima raskin”(Hasil wawancara pada tanggal 29 februari 2016)

4.3.2 Tepat Jumlah

Jumlah Raskin yang merupakan hak penerima manfaat adalah sebanya 15 Kg/RTM/bulan selama 12 bulan. Jumlah tersebut sudah menjadi hak bagi setiap penerima manfaat Raskin dan sudah menjadi ketetapan pemerintah. Jumlah beras yang diterima oleh rumah tangga miskin sudah sangat membantu keluarga miskin meskipun tidak mencukupi selama sebulan, namun dapat mengurangi pengeluaran mereka dalam memenuhi kebutuhan pangan.

Pelaksanaan Raskin dikatakan mencapai indikator tepat jumlah jika RTS-PM menerima beras Raskin dalam jumlah yang sesuai


(40)

dengan ketentuan, baik dalam setiap distribusi maupun dalam setiap tahun pelaksanaan.

Berkaitan dengan tepat jumlah dalam pendistribusian beras raskin dapat di jelaskan bapak Heri Andri selaku tim koordinasi raskin yang menyatakan :

“ketepatan jumlah beras yang didistribusikan ketitik sasaran. Jumlah beras yang ditetapkan dalam pedoman umum raskin (pedum) sebanyak 15 kg /bulan selama 12 bulan dengan jumlah keluarga penerima raskin yaitu 1 orang mendapatkan beras miskin (raskin) sebesar 15 kg/RTS/bulan yang sudah dalam bentuk karung goni ukuran 15 kg”. (Hasil wawancara pada tanggal 29 februari 2016)

Sedangkan pernyataan ibu Masriani, warga Kelurahan Tanjung Beringin Kecamatan bilah barat :

“saya melihat dengan jumlah beras yang saya dapatkan 15 kg setiap bulannya mungkin itu sudah ketentuan dari pusat” (Hasil wawancara pada tanggal 29 februari 2016)

4.3.3 Tepat Harga

Harga Raskin adalah sebesar Rp 1,600/kg netto di titik distribusi. Harga tersebut merupakan harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Masing-masing rumah tangga berhak mendapatkan harga Rp 1,600 tersebut, namun jika terdapat biaya distribusi dalam penyaluran beras, harga beras dapat berbeda tergantungdari kesepakatan pelaksana distribusi di tingkat kelurahan dengan masyarakat penerima manfaat. Namun harga tersebut berbeda setelah sampai ke tangan penerima manfaat Raskin. Hal itu karena terdapat biaya tambahan seperti untuk biaya bongkar muat, biaya jaga malam dan lain sebagainya.


(41)

Berdasarkan kejelasan terhadap tepat harga raskin seperti keterangan yang disampaikan oleh Bapak Heri Andri selaku tim koordinasi raskin dikecamatan bilah barat yang menyatakan:

“harga beras raskin 1.600 /kg merupakan harga yang telah ditetapkan pemerintah untuk dapat ditebus oleh penerima manfaat, masalah dengan adanya biaya tambahan yang di lakukan dilapangan dalam penyaluran raskin karena adanya kesepakatan antara belah pihak, karena tidak semua penerima manfaat melakukan biaya tambahan dalam menebus beras raskin, ada beberapa dusun yang dalam proses penyaluran yang tidak terjangaku titik distribusi”. (Hasil wawancara pada tanggal 29 februari 2016)

Terkait dengan biaya tambahan dalam penyaluran raskin ke titik distribusi Ibu Masroh selaku warga Tanjung Beringin yang menyatakan:

“masalah dengan adanya tambahan biaya dalam penayaluran tidak menjadi masalah karena adanya suatu program beras raskin sudah sangat membantu sekali, jadi dalam biaya tersebut tidak menjadi masalah”. (Hasil wawancara pada tanggal 1 maret 2016)

Hal yang sama juga disampaikan oleh Ibu Farida selaku warga Tanjung beringin yang menyatakan:

“terkait denganbiaya tambahan itu sama sekali tidak memberatkan”. (Hasil wawancara pada tanggal 1 maret 2016)

4.3.4 Tepat Waktu

Menurut Pedum Raskin, ketepatan waktu pelaksanaan distribusi kepada RTS-PM tercapai apabila penyaluran Raskin dilaksanakan sesuai dengan rencana distribusi yang telah ditetapkan oleh Bulog.Waktu pelaksanaan distribusi Raskin kepada RTM penerima manfaat sesuai dengan rencana distribusi. Penyaluran Raskin sudah direncanakan oleh BULOG untuk setiap penyaluran beras tiap


(42)

bulannya. Ketepatan waktu dalam penyaluran akan sangat membantu masyarakat miskin dalam memenuhi kebutuan pangan.

Berdasarkan kejelasan terhadap tepat waktu raskin seperti keterangan yang disampaikan oleh Bapak Heri Andri selaku tim koordinasi raskin dikecamatan bilah barat yang menyatakan:

“bahwa waktu pelaksanaan distribusi tepat karena pembagian Raskin selalu terjadi di awal bulan.jadi pendistribusian beras raskin tepat pada waktunya”. (Hasil wawancara pada tanggal 29 februari 2016)

Begitu juga disampaikan oleh bapak udin warga janji yang menyatakan : “dalam pendistribusian beras rakin setiap bulannya tepat waktu karena setiap penyaluran ada petugas khusus”. ( Hasil wawancara pada tanggal 29 februari 2016)

Dari pernyataan warga diatas dapat dikatakan bahwa kepuasan terhadap kerja atau petugas dalam pendisrtibusian raskin dengan tepat waktu dalam penyaluran setiap bulannya kepada penerima manfaat sangat baik.

4.3.5 Tepat Administrasi

Tepat administrasi diartikan sebagai terpenuhinya persyaratan administrasi secara benar, lengkap dan tepat waktu . Dalam administrasi pelaporan tersebut tim koordinasi Raskin kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi. Meskipun pelaporan administrasi Bulog tersebut telah dilaksanakan secara tertib dan berjenjang, tetapi apa yang dilakukan oleh Bulog tersebut lebih mencerminkan pelaksanaan Raskin sampai ke titik distribusi.


(43)

4.3.6 Tepat kualitas

Kualitasberas adalah beras medium kondisi baik sesuai denganpersyaratan kualitas beras yang diatur dalam Inpres Kebijakan Perberasan yangberlaku. Tetapi, dalam pelaksanannya penerima manfaat beras raskin (raskin)sebagian masyarakat ada yang mendapatkan kualitas beras yang agak rendah.Namun, kualitas beras yang diterima oleh masyarakat di tahun 2015 dari awalpembagian beras sampai akhir pembagian beras yangditerima oleh masyarakat sama maksudnya dengan beras yang agak bagus danmasih layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Pernyataan dari ibu Salmiah warga kelurahan Tanjung medan tentang kualitas beras yang menyatakan :

“kualitas beras tersebut layak untuk di konsumsi, meskipun sedikit di bersihkan sebelum memasak seperti di bersihkan dengan tampah baru kemudian di cuci dengan air, karena sebagian beras terdapat suatu kulit-kulit padi”. ( Hasil wawancara pada tanggal 1 maret 2016)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Ratna warga Kelurahan Tanjung medan, yang menyatakan :

“kualitas beras sangat baik, dan layak untuk di konsumsi“. (Hasil wawancara pada tanggal 1 maret 2016)

Dari pernyataan warga diatas dapat di katakan kualitas beras tersebut baik dan layak untuk dikonsumsi masyarakat penerima manfaat beras raskin.


(44)

4.3.7 Hambatan dalam pelaksanaan RASKIN

Tahapan pelaksanaan suatu program merupakan tahapan yang paling krusial dalam mencapai keberhasilan dari suatu kebijakan publik atau program. Melalui tahapan ini akan diberikan suatu gambaran apa yang menjadi penyebab berhasilnya atau tidaknya suatu kebijakan dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan dari program atau kebijakan tersebut. Hal ini dapat kita lihat pada pelaksanaan program Raskin di Kecamatan Bilah Barat. Dimana terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi berjalannya pelaksanaan program ini.

Pada uraian yang telah dipaparkan diatas, maka dalam pelaksanaan program Raskin ini terdapat beberapa hambatan. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan dilapangan yang dilakukan oleh peneliti maka yang menjadi faktor paling utama ialah terjadi hambatan dari masayarakat penerima manfaat itu sendiri karena keterlambatan dalam pembelian beras dari masyakarat itu sendiri, karena belum bisa menebus raskin tersebut, karena beras raskin tersebut tidak bisa untuk diperjual belikkan tanpa tidak terdaftar di pusat.

4.4 Data Sekunder

Data sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu data yang menunjang atau terkait dengan program Raskin yangsedang diteliti.Dalam pengumpulan data sekunder ini, peneliti secara bertahap mengumpulkannya. Diawali dengan pengumpulan berkas akan gambaran umum Kecamatan Bilah Barat, tugas pokok dan fungsi Kecamatan Bilah Barat dan struktur organisasi.


(45)

Setelah beberapa hari melakukan penelitian di Kecamatan Bilah Barat, peneliti juga diajak dan dilibatkan oleh pihak Kecamatan untuk turun kelapangan agar dapat melihat secara langsung terkait tentang pendistribusian raskin yang diberikan kepada masyarakat.


(46)

BAB V ANALISIS DATA

Dalam bab ini penulis akan melakukan analisis terhadap semua data yang diperoleh dari hasil penelitian seperti yang disajikan dalam bab sebelumnya. Adapun analisa yang dilakukan adalah teknik analisa kualitatif dengan metode deskriptif dengan tetap mengacu pada hasil interpretasi data dan informasi sesuai rumusan masalah dalam penelitian ini.

Dari seluruh data dan informasi yang telah dikumpulkan, baik melalui studi pustaka, wawancara dengan informan dari Kecamatan Bilah Barat sebagai pelaksana Program Beras Miskin (RASKIN), dan juga beberapa masyarakat yang terkait dalam program tersebut. Data yang telah diperoleh oleh penulis telah disusun secara sistematis pada bab sebelumnya, baik melalui wawancara, observasi di lokasi penelitian, sekunder dan berupa berkas maupun catatan-catatan yang diperoleh penulis dilapangan sebagai data pendukung dari penelitian ini. Selanjutnya data tersebut akan diberikan analisis tentang efektifitas program Beras Miskin (RASKIN) di Kecamatan Bilah. Dalam melakukan analisis, data yang telah disajikan pada bab selanjutnya akan disesuaikan dengan menggunakan teori-teori dalam mengukur efektivitas distribusi maupun peraturan perundang-undangan melalui variabel-variabel yang telah dirumuskan oleh penulis sebelumnya sehingga analisis data yang akan dilakukan oleh penulis dapat disajikan secara sistematis.


(47)

5.1Efektivitas distribusi dalam pelaksanaan program beras miskin (RASKIN) di keecamatan bilah barat

Pendistribusian beras miskin (RASKIN) merupakan hal penting bagi penerima manfaat raskin yang telah terdaftar di pusat, pendistribusian di lakukan dengan adanya ketentuan yang ditetapkan dari Kepmenko Kesra No. 57 Tahun 2012 tentang Tim Koordinasi Raskin Pusat.

Efektivitas berarti tercapainya sasaran, target, tujuan dengan menggunakan waktu sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya tanpa mengabaikan mutu. Efektivitas menjadi sebuah konsep yang penting dalam suatu organisasi karena efektivitas memberikan gambaran mengenai keberhasilan organisasi untuk mencapai sasarannya.Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran berarti makin tinggi efektivitasnya.. Dalam penelitian ini, efektivitas yang dimaskud adalah efektivitas dalam pelaksanaan program raskin. Pendistribusian program raskin merupakan segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah pusat atau daerah dan lingkungan badan usaha milik negara atau daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi tersebut sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapakan.

Untuk mengukur tingkat efektivitas distribusi program raskin, maka penulis telah merumuskan indikator-indikator yang bertujuan untuk melihat tingkat efektivitas disribusi suatu pelaksanaan prorgam beras miskin (RASKIN) yang dilakukan oleh Kantor Kecamtan Bilah Barat dalam memberikan penyaluran raskin kepada masyarakat yang terkait dalam penerima manfaat raskin, adapun


(48)

indikator yang dimaksud adalahketetapan sasaran penerima manfaat, jumlah, harga, waktu, administrasi dan kualitas, hambatan dalam pelaksanaan raskin.

5.1.1. Tepat sasaran penerima manfaat

Raskin hanya diberikan kepada Rumah Tangga Miskin penerima manfaat yang terdaftar dalam Daftar Penerima Manfaat (DPM). Rumah tangga yang tidak termasuk dalam kriteria tersebut tidak berhak untuk menerima Raskin. Agar penyaluran lebih tepat sasaran, maka pendataan dilakukan secara berkala yakni diperbaharui setiap tahun dengan melibatkan kepala lingkungan serta diawasi langsung oleh aparat desa dan aparat BPS sehingga segala bentuk penyimpangan maupun penyelewengan dapat diperkecil.

Dalam penelitian ini, untuk melihat suatu kejelasan dalam tepat sasaran penerima raskin yang baik dapat dilihat dari kejelasan persyaratan dan kesederhanaan pendataan yang dilakukan sampai ke titik distribusi yang diterapkan oleh pihak Kantor Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhan Batu dalam menyelenggarakan program beras miskin (RASKIN).

Berdasarkan data dan pengamatan yang dilakukan oleh penulis dilapangan maka diketahui bahwa ketentuan dan persyaratan dalam penerima manfaan raskin dalam program beras miskin (RASKIN) dapat dikategorikan tepat sasaran. Berdasarkan Pedoman Umum Penyaluran RASKIN 2013. Subsidi Beras Bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah (Pedum RASKIN). Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia bahwa ketentuan tersebut berhak bagi masyarakat yang berpendapatan rendah.


(49)

Berdasarkan wawancara dari informan, maka dapat dilihat bahwa dalamkejelasan terhadap tepat sasaran penerima manfaat raskin ini seperti keterangan yang di sampaikan tim koordinasi raskin di Kecamatan Bilah Barat adalah Beras raskin hanya diberikan kepada keluarga sasaran yang terdaftar dalam penerima raskin. Pemberian atau pembelian beras miskin (RASKIN) hanya diberikan kepada keluarga yang benar-benar tidak mampu. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan pun dapat di katakan bahwa beras miskin (RASKIN) dibagikan berdasarkan hasil database dari Kabupaten dan berdasarkan hasil musyawarah Desa/Kelurahan untuk menentukan siapa sajamasyarakat yang berpendapatan rendah berhak untuk menerima raskin.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ketetapan sasaran dalam progam beras miskin (RASKIN) dapat dikategorikan baik.Hal ini juga dilihat dari pendataan yang di lakukan setiap aparatur sampai ketitik distribusi penerima manfaat raskin.

5.1.2. Tepat Jumlah

Jumlah Raskin yang berhak di terima sebagai penerima manfaat Raskin adalah sebanyak 15 Kg/RTM/bulan selama 12 bulan. Jumlah tersebut sudah menjadi hak bagi setiap penerima manfaat Raskin dan sudah menjadi ketetapan pemerintah. Jumlah beras yang diterima oleh rumah tangga miskin sudah sangat membantu keluarga miskin meskipun tidak mencukupi selama sebulan, namun dapat mengurangi pengeluaran mereka dalam memenuhi kebutuhan pangan.Pelaksanaan Raskin dapat dikatakan mencapai indikator tepat jumlah


(50)

jika RTS-PM menerima beras Raskin dalam jumlah yang sesuai dengan ketentuan, baik dalam setiap distribusi maupun dalam setiap tahun pelaksanaan.

Berdasarkan tepat jumlah dalam program beras raskin yang di bagikan kepada masyarakat yang terkait sebagai penerima manfaat raskin berjumlah 15 Kg setiap bulannya sesuai dengan ketetapan pemerintah pusat. Dengan demikian masyarakat yang terlibat dalam penerima manfaat raskin tidak ada keluhan terhadap jumlah raskin yang di salurkan ke penerima manfaat yang sebanyak 15 kg tersebut.

Hal ini dapat di katakan dalam indikator tepat jumlah beras miskin (RASKIN) yang di bagikan kemasyarakat yang terkait dalam penerima manfaat raskin dapat di kategorikan baik karena hal ini sesuai dengan ketetapan dan ketentuan pemerintah setiap bulan dalam pendistribusian ke titik distribusi penerima manfaat.

5.1.3.Tepat Harga

Harga beras raskin adalah sebesar Rp 1,600/kg netto di titik distribusi. Harga tersebut merupakan harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Masing-masing rumah tanggaberhak mendapatkan harga Rp1,600/kg tersebut, namun jika terdapat biaya distribusi dalam penyaluran beras, harga beras dapat berbeda tergantungdari kesepakatan pelaksana distribusi di tingkat kelurahan dengan masyarakat penerima manfaat. Namun harga tersebut berbeda setelah sampai ke tangan penerima manfaat Raskin. Hal itu karena terdapat biaya tambahan seperti untuk biaya bongkar muat, biaya jaga malam dan lain sebagainya.


(51)

Berdasarkan kejelasan terhadap tepat harga beras miskin (RASKIN), Harga Tebus Raskin (HTR)sebesar Rp1.600,00/kg di Titik Distribusi sesuai ketetapan pemerintah, dengan adanya biaya tambahan terhadap penyaluran raskin tidak ada sangkutan dengan aparatur pemerintah, karena dengan adanya biaya tambahan di karenakan biaya transport ke titik distribusi, tetapi tidak semua penerima manfaat mendapat biaya tambahan tersebut, hanya ada beberapa dusun yang tidak terjangkau pihak pelaksana dalam pendistribusian beras miskin (RASKIN) tersebut.

Hal ini dapat dikatakan dalam tetap harga beras miskin (RASKIN) sesuai dengan ketetapan pemerintah dengan harga tebus raskin (HTR) sebesar Rp1.600,00/kg di titik distribusi. Dengan adanya biaya tambahan tersebut untuk tahap pendistribusian beras raskin (MISKIN) selanjutnya tidak ada di pungut lagi, hal ini dapat mengurangi beban masyarakat dalam menebus beras tersebut dengan harga yang sama dengan masryakat lain nya yang terkait dalam penerima manfaat raskin.

5.1.4.Tepat Waktu

Menurut Pedoman Umum (Pedum) Beras Miskin (Raskin), ketepatan waktu pelaksanaan distribusi kepada RTS-PM tercapai apabila penyaluran Raskin dilaksanakan sesuai dengan rencana distribusi yang telah ditetapkan oleh Bulog. Waktu pelaksanaan distribusi Raskin kepada RTM penerima manfaat sesuai dengan rencana distribusi. Penyaluran Raskin sudah direncanakan oleh BULOG untuk setiap penyaluran beras setiap bulannya. Ketepatan waktu dalam penyaluran


(52)

akan sangat membantu masyarakat miskin dalam memenuhi kebutuan pangan.

Hal ini dalam penyaluran beras miskin kepada penerima manfaat raskin dapat dikatakan efektif di karenakan pendistribusian di lakukan setiap bulannya, yang hal ini di lakukan karena sangat membantu masyarakat miskin dalam memenuhi kebutuhan pangannya, waktu pelaksanaan distribusi tepat waktu karena pembagian Raskin selalu terjadi di awal bulan, jadi pendistribusian beras raskin ini dapat di katakan tepat pada waktunya serta dalam pendistribusian beras miskin (RASKIN) ada petugas khusus dalam pendistribusian tersebut.

Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa kepuasan terhadap kerja atau petugas dalam pendisrtibusian raskinnya dengan tepat waktu dalam penyaluran setiap bulannya kepada penerima manfaat sangat baik.

5.1.5.Tepat Administrasi

Tepat administrasi diartikan sebagai terpenuhinya persyaratan administrasi secara benar, lengkap dan tepat waktu . Dalam administrasi pelaporan tersebut tim koordinasi Raskin kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi. Meskipun pelaporan administrasi Bulog tersebut telah dilaksanakan secara tertib dan berjenjang, tetapi apa yang dilakukan oleh Bulog tersebut lebih mencerminkan pelaksanaan Raskin sampai ke titik distribusi.

Hal ini menunjukkkan bahwa tim koordinasi raskin kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi melakukan pendataan administrasi dengan


(53)

baik sesuai dengan pedoman umum raskin (PEDUM-RASKIN), karena dari data yang peneliti dapatkan di lapangan, dengan tertibnya administrasi ini, membuat pembagian Raskin kepada masyarakat menjadi tepat sasaran dalam artian pembagian raskinnya tepat kepada penerima manfaat yang bener-benar membutuhkan raskin. Dengan tertibnya administrasi ini juga dapat memperlancarkan pembagian raskin kepada penerima manfaat karena dari pihak Kecamatan sendiri terdapat daftar-daftar yang berhak menerima raskin tersebut.

5.1.6.Tepat kualitas

Kualitasberas adalah beras medium, dengan kondisi baik sesuai denganpersyaratan kualitas beras yang diatur dalam Inpres Kebijakan Perberasan yangberlaku. Tetapi, dalam pelaksanannya penerima manfaat beras raskin (raskin)sebagian masyarakat ada yang mendapatkan kualitas beras yang agak rendah.Namun, kualitas beras yang diterima oleh masyarakat di tahun 2015 dari awalpembagian beras sampai 2016 pembagian beras yangditerima oleh masyarakat sama maksudnya dengan beras yang agak bagus danmasih layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas program beras miskin (RASKIN) ini masih layak untuk di konsumsi oleh masyarakat penerima manfaat raskin.


(54)

5.1.7.Hambatan dalam pelaksanaan RASKIN

Tahapan pelaksanaan suatu program merupakan tahapan yang paling krusial dalam mencapai keberhasilan dari suatu kebijakan publik atau program. Melalui tahapan ini akan diberikan suatu gambaran apa yang menjadi penyebab berhasilnya atau tidaknya suatu kebijakan dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan dari program atau kebijakan tersebut. Hal ini dapat kita lihat pada pelaksanaan program Raskin di Kecamatan Bilah Barat, dimana terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi berjalannya pelaksanaan program ini.

Pada uraian yang telah dipaparkan diatas, maka dalam pelaksanaan program Raskin ini terdapat beberapa hambatan. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan dilapangan yang dilakukan oleh peneliti maka yang menjadi faktor paling utama ialah terjadi hambatan dari masyarakat penerima manfaat itu sendiri karena keterlambatan dalam pembayaran dari masyakarat itu sendiri, karena belum bisa menebus raskin tersebut, karena beras raskin tersebut tidak bisa untuk diperjual belikkan tanpa tidak terdaftar di pusat.


(55)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian analisis yang telah penulis kemukakan di bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis akan menarik suatu kesimpulan berdasarkan penelitian lapangan yang telah dilakukan dan memberikan saran terkait dengan efektivitas distribusi dalam pelaksanaan program beras miskin (RASKIN) di Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhan Batu

6.1.Kesimpulan

Adapun yang menjadi kesimpulan dari penelitian ini, antara lain:

1. Program beras miskin (RASKIN) merupakan suatu kegiatan yang di berikan kepada masyarakat bagi berpendapatan rendah. Kantor Kecamatan Bilah Barat menetapkan tepat sasaran program beras miskin (RASKIN) untuk tahun 2016 sebanyak 1905 yang terdaftar sebagai penerima manfaat raskin, dilihat dari tingkat pendapatan rendah bagi masyarakat miskin.

2. Tepat sasaran

Dapat diketahui bahwa ketentuan dan persyaratan dalam penerima manfaat raskin dalam program beras miskin (RASKIN) dapat dikategorikan tepat sasaran. Berdasarkan Pedoman Umum Penyaluran RASKIN. 2013. Subsidi Beras Bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah (Pedum RASKIN). Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia


(56)

bahwa ketentuan tersebut berhak bagi masyarakat yang berpendapatan rendah.

3. Tepat Jumlah

Pelaksanaan Raskin dikatakan mencapai indikator tepat jumlah jika RTS-PM menerima beras Raskin dalam jumlah 15 kg yang sesuai dengan ketentuan, baik dalam setiap distribusi maupun dalam setiap tahun pelaksanaan.

4. Tepat Harga

Harga beras raskin adalah sebesar Rp 1,600/kg netto di titik distribusi. Harga tersebut merupakan harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Masing-masing rumah tangga berhak mendapatkan harga Rp1,600/kg.

5. Tepat Waktu

Pelaksanaan distribusi tepat karena pembagian Raskin selalu terjadi di awal bulan .jadi pendistribusian beras raskin tepat pada waktunya serta dalam pendistribusian beras miskin (RASKIN) ada petugas khusus dalam pendistribusian tersebut.

6. Tepat Administrasi

Tertibnya administrasi ini, membuat pembagian Raskin kepada masyarakat menjadi tepat sasaran dalam artian pembagian raskinnya tepat kepada penerima manfaat yang bener-benar membutuhkan raskin. Dengan tertibnya administrasi ini juga dapat memperlancarkan pembagian raskin kepada penerima manfaat karena dari pihak Kecamatan sendiri terdapat daftar-daftar yang berhak menerima raskin tersebut.


(57)

7. Tepat Kualitas

Kualitas beras yang diterima oleh masyarakat di tahun 2015 dari awal pembagian beras sampai 2016 pembagian beras yang diterima oleh masyarakat sama maksudnya dengan beras yang agak bagus dan masih layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

8. Hambatan dalam pelaksanaan Raskin

Pelaksanaan program Raskin ini terdapat beberapa hambatan, berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan dilapangan yang dilakukan oleh peneliti maka yang menjadi faktor paling utama ialah terjadi hambatan dari masayarakat penerima manfaat itu sendiri karena keterlambatan dalam pembayaran dari masyakarat itu sendiri, karena belum bisa menebus raskin tersebut, karena beras raskin tersebut tidak bisa untuk diperjual belikkan tanpa tidak terdaftar di pusat.

6.2.Saran

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti terkait dengan efektivitas distribusi dalam pelaksanaan program beras miskin (RASKIN) di Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhan Batu adalah :

1. Bagi pemerintah Kecamatan Bilah Barat

a. Untuk menghindari pendistribusian Raskin yang salah sasaran di Kecamatan Bilah Barat, maka diharapkan pemerintah melakukan pendataan kembali calon penerima raskin.

b. Pemerintah Kecamatan bersama dengan pemerintah desa berkerja sama untuk melaksanakan Program Raskin sesuai ketentuan dan


(58)

memperjuangkan hak warga miskin sehingga dapat terpenuhi dengan sepenuhnya.

2. Bagi warga miskin Kecamatan Bilah Barat

Sebagai warga hendaknya ikut membantu dalam pelaksanaan Program Raskin ini dengan cara ikut mengawasi jalannya pendistribusian beras raskin tersebut sehingga dapat terlaksana dengan lancar dan hak masyarakat sebagai penerima manfaat dapat terpenuhi secara adil.

3. Bagi peneliti

Bagi peneliti selanjutnya dapat mengawasi berjalannya suatu program raskin tersebut sehingga dalam pendistribusian beras raskin tersebut terlaksana dengan baik untuk ke depan.


(59)

BAB II

METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian dekriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mengungkap informasi dan pemahaman mendalam terhadap masalah proses dan makna dengan mendeskripsikan suatu masalah. Penelitian ini bersifat Deskriptif yaitu untuk menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti (Sugiyono, 2011:11).

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka jenis atau tipe deskriptif kualitatif tepat dan sesuai dengan penelitian ini sebagai suatu studi awal yang tidak hanya menggambarkan sesuatu tetapi juga menafsirkan dan menganalisa data yang telah dikumpulkan oleh karena itu penulis memilih jenis penelitian ini.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bilah Barat Jalan Besar KM.4 No.5 Janji Kabupaten Labuhan Batu (INDUK), Sumatera Utara.

3.3 Informan Penelitian

Dalam penelitian ini kualitatif subjek penelitian yang tercermin dalam fokus penelitian ditentukan dengan sengaja, subjek penelitian ini menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang akan diperlukan. Informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian (Bungin,2007 : 76).


(60)

1. Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informan pokok yamg diperlukan dala penelitian atau informan yang mengetahui secara mendalam permasalahan yang sedang diteliti.

2. Informan utama adalah meraka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang akan diteliti.

3. Informan tambahan adalah mereka yang yang dapat memberikan informasi Walapun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan informan kunci, informan utama dan informan tambahan yang terdiri diatas:

1. Informan kunci adalah Camat Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhan Batu

2. Informan utama adalah Kepala Tim Koordinasi Raskin di Kecamatan Bilah Barat

3. Informan tambahan adalah masyarakat Kecamatan Bilah Barat yang terlibat langsung dalam program beras miskin.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yakni:

1. Teknik pengumpulan data primer

Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian secara langsung kelokasi penelitian. Teknik pengumpulan data primer antara lain:


(61)

a. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan catra tanya jawab yang dilakukan secara langsung oleh pihak-pihak yang terkait dan berhadapan langsung dengan informan kunci yang dianggap mengerti tentang permasalahan yang akan diteliti.

b. Observasi

Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan secara langsung dilapangan untuk mengetahui secara tepat mengenai gambaran yang terjadi dilokasi penelitian.

2. Teknik Pengumpulan data sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengumpulan bahan-bahan kepustakaan, arsip dan dokumen yang dapat mendukung data primer. Adapun teknik pengumpulan data sekunder antara lain:

a. Studi kepustakaan

Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mempelajari, memahami, dan mengutif teori-teori maupun konsep-konsep yang berasal dari buku, jurnal, maupun dokumen yang mendukung sesuai dengan topik penelitian.


(62)

b. Studi dokumentasi

Yaitu dengan memanfaatkan dokumen tertulis, gambar, maupun foto-foto yang dilakukan penulis untuk mendukung data penelitian ini.

3.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, data yang diperoleh akan diorganisasikan diurutkan dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga ditemukan uraian tentang permasalahan yang diteliti. Data yang diperoleh dari teknik wawancara akan dilakukan analisis model interaktif (interactive of analysis) yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman didalam Sugiyono (2009:246) yang terdiri dari tiga komponen analisis, yaitu:

1. Reduksi data

Reduksi data dilakukan dengan cara merangkum dan memfokuskan hal-hal yang terpenting tentang penelitian dengan mencari tema dan pola hingga memberikan gambaran yang lebih jelas serta mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinyabila diperlukan.

2. Penyajian data

Bermaksa sebagai sekumpulan informasi yang tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan.


(63)

3. Penarikan kesimpulan

Merupakan suatu menyimpulkan yang didukung dengan bukti-bukti dan temuan yang ditemukan peneliti dilapangan.


(64)

BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang

Setiap negara di dunia ini tentu melaksanakan pembangunan untuk Negaranya.Pembangunan merupakan hal mendasar yang dilakukan setiap negara untuk terus mensejahterakan dan memajukan kehidupan warga negaranya.Pada hakekatnya negara melaksanakanpembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa secara utuh dan menyeluruh tanpa membedakan suku, agama dan jenis kelamin.Dalam Undang-undang Dasar 1945, tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, karenanya seringkali terdengar istilah pembangunan oleh rakyat dan untuk rakyat.

Menurut Wanggai (2012:15) mengemukakan bahwa salah satu paradigma pembangunan Indonesia yang tertuang dalam skenario pembangunan nasional Indonesia adalah pembangunan untuk semua (Development for All). Paradigma ini menekankan pada pembangunan yang inklusif untuk segenap komponen masyarakat, baik yang di kota maupun di desa. Hal ini tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2010-2014 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) Tahun 2005- 2025. Strategi ini muncul karena Indonesia menyadari bahwa pembangunan diperuntukkan untuk masyarakat. Masyarakat Indonesia sendiri sangat beraneka ragam terdiri dari kelompok-kelompok yang berbeda, baik status sosial, pengetahuan, gender, budaya dan sebagainya.


(65)

Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuatkesehatan yang prima, serta cerdas.Hasil penelitian menunjukkan bahwa hal ini sangat ditentukan oleh status gizi yang baik, dan status gizi yang baik ditentukan oleh jumlah asupan pangan yang dikonsumsi.Apabila gizi kurang dan gizi buruk terus terjadi dapat menjadi faktor penghambat dalam pembangunan nasional. Menurut Suryana (2004) dalam Hendra (2008:78) ketahanan pangan dan gizi menghendaki pasokan dan harga pangan yang stabil, merata dan berkelanjutan, serta kemampuan rumah tangga untuk memperoleh pangan yang cukup, serta mengelolanya dengan baik agar setiap anggotanya memperoleh gizi yang cukup dari hari ke hari.

Hermanto (2002) dalam Handewi (2008:123) juga menyatakan bahwa gejolak harga pangan (beras) berdampak negatif terhadap daya beli konsumen serta menghambat rumah tangga untuk mengakses pangan yang dibutuhkan.Di tingkat produsen, gejolak harga dan penurunan harga gabah pada saat panen raya berdampak pada menurunnya pendapatan dandaya beli petani.Dengan demikian, ketidakstabilan harga beras berdampak pula terhadap daya beli dan akses petani terhadap pangan khususnya yang berstatus netconsumer.Oleh karena itu, kebijakan stabilisasi harga (beras) merupakan salah satu faktor penentu tercapainya ketahanan pangan.

Undang-undang No. 7 tahun 1996 tentang pangan menyatakan bahwa pangan sebagai kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya merupakan hak asasi rakyat Indonesia harus senantiasa tersedia cukup setiap waktu, aman, bermutu, bergizi dan beragam dengan harga yang terjangkau oleh daya beli


(66)

masyarakat. Menurut Sastraatmadja (2006) dalam Muliati (2008), pangan merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia karena berguna dalam mempertahankan kehidupannya.Oleh karena itu upaya pemenuhannya merupakan salah satu upaya yang sangat fundamental.Pada umumnya sebagian besar penduduk Indonesia mengkonsumsi beras. Dimana, produksi beras Indonesia tidak akan mampu mengejar pertumbuhan penduduk dan akibatnya terjadi kerawanan pangan dan gizi buruk pada anak dan balita yang disebabkan karena rendahnya daya beli masyarakat. Oleh karena itu, untuk mendorong daya beli masyarakat khususnya keluarga miskin maka lahirlah suatu program subsidi pangan terarah yang kemudian disebut Program Raskin (beras untuk keluarga miskin) (Bulog, 2010).

Tujuan program Raskin menurut Bulog (2010) adalah untuk memenuhi sebagian kebutuhan pangan (beras) keluarga miskin dan sekaligus diharapkan dapat mengurangi beban pengeluaran keluarga miskin, selain itu juga untuk meningkatkan/membuka akses pangan keluarga miskin dalam rangka meningkatan ketahanan pangan di tingkat keluarga melalui penjualan beras kepada keluarga penerima manfaat pada tingkat harga bersubsidi dengan jumlah yang telah ditentukan.

Lahirnya program raskin ini tidak terlepas dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 yang menyebabkan nilai tukar Rupiah terhadap U$ Dollar merosot tajam dan sulit dikontrol.Selanjutnya itu telah berimbas kesejumlah sektor, terutama konstruksi dan manufaktur.Dalam situasi itulah, Pemerintah melakukan intervensi pasar beras besar-besaran untuk menurunkan harga.Awalnya pemerintah memperkenalkan program OPK (Operasi Pasar


(67)

Khusus) beras.Tujuannya adalah beras dengan harga bersubsidi disalurkan ke rumah tangga miskin sebagai sasarannya.Pada tahun 2002, program OPK ditransform ke Program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin). Pergantian nama program menjadi penting, dengan nama Raskin program menjadi yang jelas, maka program itu dapat langsung terarah ke targetnya, yaitu keluarga miskin. Tujuan kedua program tersebut tidak jauh berbeda, yaitu untuk meningkatkan daya beli rumah tangga miskin dan rumah tangga rawan pangan (Sawit, 2002).

Program RASKIN adalah sebuah program yang dilaksanakan di bawah tanggung jawab Departemen Dalam Negeri dan Perum Bulog sesuai dengan SKB (Surat Keputusan Bersama) Menteri Dalam Negeri dengan Direktur Utama Perum Bulog Nomor : 25 tahun 2003 dan Nomor: PKK-12/07/2003. Adapun program RASKIN ini bertujuan sebagai bentuk upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pangan pokok dan untuk mengurangi beban pengeluaran dari rumah tangga miskin sebagai bentuk dukungan dalam meningkatkan ketahanan pangan dengan memberikan perlindungan sosial beras murah dengan jumlah maksimal 15kg/Rumah Tangga Miskin/bulan dengan masing-masing seharga Rp1.600/kg (netto) di titik distribusi.Program ini mencakup di seluruh provinsi, sementara tanggung jawab distribusi beras dari gudang sampai ke titikdistribusi dipegang oleh Perum Bulog (www.digilib.itb.ac.id).Program raskin memang bertujuan baik.Namun, dalam pelaksanaannya masih kurang memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sehingga walaupun telah menjadi program tahunan pemerintah, raskin ini sendiri masih belum mampu menjawab kebutuhan pemenuhan pangan pokok masyarakat Indonesia (dalam hal ini beras).Banyak kekurangan/kelemahan dalam program ini salah satunya ialah salah sasaran karena kurangnya koordinasi


(1)

mendidik dan membesarkan penulis dengan penuh rasa kasih sayang dan kesabaran. Semoga doa dan restu bapak dan ibu selalu mengiringi dalam setiap langkah penulis.

10.Kelompok 14 Magang (Genk Ayah Bunda) di desa Setolong, Langkat yaitu: Andri Wiranata S.Sos, Ganda Yoga Pangestu S.Sos, Nurdi Sulaiman, Supiana Eka Sari, Vivia Ardila S.Sos, Febrina Ramadhani S.Sos, Khoiriyah Chaniago, dan Fadhilah Utami S.Sos yang telah menjadi keluarga kecil selama beberapa minggu dan banyak membantu penulis baik dari segi moral maupun materil. 11.Kepada kawan-kawan travelling penulis di kampus yaitu Andri wiranata,

Syahrial(ATA), Nurdi, Rafli, Syukri (VINO), Dian, Fadlan, Mukhlis, Ganda Yoga, Iwan, Wiyah, Siti, Khoi, Vivia, Febi, Ritonga Ku Emi, Aisyah (SC), Melda, Naldi, Micky Bibeh, Micky Belle, Chintia, Yani, dkk yang banyak menghiasi awal perkuliahan penulis sampai saat ini.

12.Kepada seluruh teman-teman stambuk 2012 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Terima kasih karena kalian telah menjadi teman dan banyak membantu penulis penulis selama perkuliahan.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.Semoga Allah memberikan Rahmat dan Keridhoan-Nya kepada kita semua. Amin ya Rabbal ‘Alamin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Medan, 03 Mei 2016 Penulis


(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

ABSTRAK ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Kerangka Teori ... 7

1.5.1 Kebijakan Publik ... 8

1.5.1.1Pengertian Kebijakan Publik ... 8

1.5.1.2 Proses Kebijakan Publik ... 9

1.5.2 Efektivitas ... 13

1.5.2.1Pengertian Efektivitas ... 13

1.5.2.2Pendekatan Efektivitas ... 14

1.5.3 Distribusi ... 17

1.5.3.1Pengertian Distribusi ... 17

1.5.3.2Fungsi Distribusi ... 18

1.5.3.3Sistem Distribusi ... 20

1.5.3.4Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Distribusi ... 21

1.5.4 Beras Miskin (Raskin) ... 22

1.5.4.1Pengertian Beras Miskin (Raskin) ... 22

1.5.4.2Tujuan dan Sasaran Program RASKIN ...29

1.5.4.3Pengelolaan dan Pengorganisasian ... 29

1.5.4.4Tim Koordinasi Raskin Kecamatan ... 30

1.5.4.5Satker Raskin ... 32

1.6 Definisi Konsep ... 34

1.7 DefinisiOperasional ... 35

1.8 Sistematika Penulisan ... 36

BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian ... 38

2.2 Lokasi Penelitian ... 38

2.3 Informan Penelitian ... 38

2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 39


(3)

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1Gambaran Umum Kecamatan Bilah Barat ... 43

3.1.1 Sejarah Kecamatan Bilah Barat ... 43

3.1.2 Kondisi Geografi Dan Demografi Geografi ... 44

3.1.2.1Letak Wilayah Kecamatan Bilah Barat ... 44

3.1.2.2Keadaan Alam ... 45

3.1.2.3Demografi ... 46

3.1.2.4Potensi Wilayah ... 49

3.1.2.5Sarana Dan Fasilitas ... 54

3.1.3 Profil SKPD Kecamatan Bilah Barat ... 55

3.1.4 Visi Dan Misi Kecamatan Bilah Barat ... 56

3.1.5 Tugas Pokok Dan Fungsi ... 57

3.1.5.1Kepala Camat ... 58

3.1.5.2Sekretariat ... 59

3.1.5.3Seksi Kesejahteraan Sosial Dan Pemberdayaan Masyrakat Desa/Kelurahan ... 61

3.1.5.4Seksi Ketentraman Dan Ketertiban Umum ... 63

3.1.5.5Sub Bagian Dan Kepegawaian ... 65

3.1.5.6Seksi Tata Pemerintahan ... 66

3.1.6 Sumber Daya Manusia ... 68

3.1.7 Struktur Organisasi ... 69

BAB IV PENYAJIAN DATA 4.1Pelaksanaan Wawancara ... 71

4.2Karakteristik Informan ... 72

4.3Deskripsi Hasil Wawancara ... 75

4.3.1 Tepat Sasaran Penerima Manfaat ... 77

4.3.2 Tepat Jumlah ... 78

4.3.3 Tepat Harga ... 79

4.3.4 Tepat Waktu ... 80

4.3.5 Tepat Administrasi ... 81

4.3.6 Tepat Kualitas ... 82

4.3.7 Hambatan Dalam Pelaksanaan Raskin ... 83

4.4Data Sekunder ... 83

BAB V ANALISIS DATA 5.1Efektivitas Distribusi Dalam Pelaksanaan Program Raskin Di Kecamatan Bilah Barat ... 86

5.1.1 Tepat Sasaran Penerima Manfaat ... 87

5.1.2 Tepat Jumlah ... 88

5.1.3 Tepat Harga ... 89


(4)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan ... 94 6.2Saran ... 96 DAFTAR PUSTAKA


(5)

DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Daftar Nama Kades Dan Jumlah Dusun

Yang Terdapat Di DesaSeKecamatan Bilah Barat ... 45

Tabel. 3.2 Luas Wilayah Menurut Jenis Penggunaan Desa Kecamatan Bilah Barat Tahun 2015 (Ha). ... 46

Tabel 3.3Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa Kecamatan Bilah Barat Tahun 2015. ... 47

Tabel 3.4Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Menurut Desa Kecamatan Bilah Barat Tahun 2015 ... 47

Tabel 3.5Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan JenisKelamin Kecamatan Bilah Barat Tahun 2015. ... 48

Tabel 3.6Persentase Penduduk Menurut Agama Yang Dianut Desa Kecamatan Bilah Barat Tahun 2015. ... 49

Tabel 3.7 Luas Sawah Menurut Jenis Irigasi Dan Desa Kecamatan Bilah Barat Tahun 2015 (Ha). ... 50

Tabel 3.8Produksi Tanaman Perkebunaan Rakyat Menurut Jenisnya Desa Kecamatan Bilah Barat Tahun 2015... 51

Tabel 3.9Jumlah Ternak Menurut Jenisnya Tahun 2015 (Ekor). ... 52

Tabel 3.10 Jumlah Industri Menurut Jenisnya Desa Kecamatan Bilah Barat Tahun 2015. ... 53

Tabel 3.11Panjang Jalan Menurut Jenisnya Desa KecamatanBilah Barat Tahun 2015. ... 55

Tabel 3.1.1 Susunan Pegawai Berdasarkan Jabatan ... 68

Tabel 3.1.2 Susunan Pegawai berdasarkan Pangkat/Golongan Ruang ... 68

Tabel 3.1.3 Susunan Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 69

Tabel 4.1. Karakteristik informan berdasarkan jenis kelamin ... 73

Tabel 4.2. Karakteristik Informan Berdasarkan Pendidikan ... 73


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1Mekanisme Alur Distribusi RASKIN ... 25 Gambar 3.1Kantor Kecamatan Bilah Barat ... 43