77
Dari pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa pihak kecamatan dalam tahap pendistribustrian raskin telah dilakukan dengan baik dan efektif sesuai
aturan yang telah ditentukan. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas distribusi dalam pelaksanaan
program beras miskin RASKIN di Kecamatan Bilah Barat, peneliti menggunakan konsep yang dikemukakan oleh Martanidan Lubis 1987 : 55
tentang pengukuran efektivitas dengan menggunakan pendekatan proses dan pendekatan sasaran. Dalam pendekatan proses, efektivitas dilihat dari efisiensi
dan kondisi kesehatan dari suatu lembaga internal dalam menjalankan program kerja. Pendekatan ini tidak memperhatikan lingkungan, tapi memusatkan
perhatian terhadap kegiatan yang dilakukan terhadapsumber-sumber yang dimiliki oleh lembaga. Sedangkan pendekatan sasaran dimana pusat perhatian pada output,
mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil output yang sesuai dengan rencana. Pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana suatu lembaga
berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapai. Efektivitas program distribusi Raskin dinilai berdasarkan kriteria
kriteria tertentu dalam mencapai tujuan program pendistribusian Raskin yang telah ditetapkan. Yang menjadi kriteria tingkat efektivitas program
Raskin ini ada 6 yaitu ketetapan sasaran penerima manfaat, jumlah, harga, waktu, administrasi dan kualitas, hambatan dalam pelaksanaan raskin.
4.3.1 Tepat Sasaran Penerima Manfaat
Raskin hanya diberikan kepada Rumah Tangga Miskin penerima manfaat yang terdaftar dalam Daftar Penerima Manfaat DPM.
Universitas Sumatera Utara
78
Rumah tangga yang tidaktermasuk dalam kriteria tersebut tidak berhak untuk menerima Raskin. Agar penyaluran lebih tepat sasaran, maka
pendataan dilakukan secara berkala yakni diperbaharui setiap tahun dengan melibatkan kepala lingkungan serta diawasi langsung oleh
aparat desa dan aparat BPS sehingga segala bentuk penyimpangan maupun penyelewengan dapat diperkecil.
Berdasarkan kejelasan terhadap tepat sasaran penerima manfaat raskin seperti keterangan yang disampaikan oleh Bapak Heri Andri selaku
tim koordinasi raskin dikecamatan bilah barat yang menyatakan: “raskin hanya diberikan kepada keluarga sasaran yang
terdaftardalam penerima raskin. Pemberian atau pembelian beras miskin raskinhanya diberikan kepada keluarga yang benar-benar tidak
mampu. Berdasarkan hasil peneliti dilapangan bahwa beras miskin raskin dibagikan berdasarkan hasil database dari Kabupaten dan
berdasarkan hasil musyawarah DesaKelurahan untuk menentukan siapa yang berhak untuk menerima raskin”Hasil wawancara pada tanggal 29
februari 2016
4.3.2 Tepat Jumlah
Jumlah Raskin yang merupakan hak penerima manfaat adalah sebanya 15 KgRTMbulan selama 12 bulan. Jumlah tersebut sudah
menjadi hak bagi setiap penerima manfaat Raskin dan sudah menjadi ketetapan pemerintah. Jumlah beras yang diterima oleh rumah tangga
miskin sudah sangat membantu keluarga miskin meskipun tidak mencukupi selama sebulan, namun dapat mengurangi pengeluaran
mereka dalam memenuhi kebutuhan pangan. Pelaksanaan Raskin dikatakan mencapai indikator tepat jumlah
jika RTS-PM menerima beras Raskin dalam jumlah yang sesuai
Universitas Sumatera Utara
79
dengan ketentuan, baik dalam setiap distribusi maupun dalam setiap tahun pelaksanaan.
Berkaitan dengan tepat jumlah dalam pendistribusian beras raskin dapat di jelaskan bapak Heri Andri selaku tim koordinasi raskin yang
menyatakan : “ketepatan jumlah beras yang didistribusikan ketitik sasaran. Jumlah
beras yang ditetapkan dalam pedoman umum raskin pedum sebanyak 15 kg bulan selama 12 bulan dengan jumlah keluarga
penerima raskin yaitu 1 orang mendapatkan beras miskin raskin sebesar 15 kgRTSbulan yang sudah dalam bentuk karung goni ukuran
15 kg”. Hasil wawancara pada tanggal 29 februari 2016
Sedangkan pernyataan ibu Masriani, warga Kelurahan Tanjung Beringin Kecamatan bilah barat :
“saya melihat dengan jumlah beras yang saya dapatkan 15 kg setiap bulannya mungkin itu sudah ketentuan dari pusat” Hasil wawancara pada
tanggal 29 februari 2016
4.3.3 Tepat Harga