Penggolongan Kosmetik Defenisi Kosmetika

2.2.1. Penggolongan Kosmetik

Adapun penggolongan kosmetik terbagi atas beberapa golongan, diantaranya: a. Menurut Jellinek 1959 dalam Formulation and Function of Cosmetics membuat penggolongan kosmetika menjadi : 1. Preparat pembersih 2. Preparat deodorant da antiperspirasi 3. Preparat protektif 4. Preparat dengan efek dalam 5. Emolien 6. Preparat dekoratifsuperficial 7. Preparat dekoratifdalam 8. Preparat buat kesenangan b. Menurut Wells FV dan Lubowe-II Cosmetics and The Skin, 1964, mengelompokkan kosmetik menjadi: 1. Preparat untuk kulit muka 2. Preparat untuk higienis mulut 3. Preparat untuk tangan dan kaki 4. Kosmetik badan 5. Preparat untuk rambut 6. Kosmetika untuk pria dan toilet c. Menurut Brauer EW dan Principles of Cosmetics for The Dermatologist membuat klasifikasi sebagai berikut : 1. Toiletries : sabun, shampo, pengkilap rambut, kondisioner rambut, piƱata, pewarna, pengeriting, pelurus rambut, deodorant, antipespiran,dan tabir surya. 2. Skin care : pencukur, pembersih, astringen, toner, pelembab, masker, krem malam, dan bahan untuk mandi. 3. Make up : foundation, eye make up, lipstick, rouges, blushers, enamel kuku. 4. Fragrance : perfumes, colognes, toilet waters, body silk, bath powders. d. Penggolongan kosmetik menurut cara pembuatan Tranggono, 2004 sebagai berikut: 1. Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern termasuk di antaranya adalah cosmedic. 2. Kosmetik tradisional: a. Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari bahan alam dan diolah menurut resep dan cara yang turun-temurun. b. Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet agar tahan lama. c. Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar-benar tradisional dan diberi warna yang menyerupai bahan tradisional. e. Menurut Direktorat Jenderal POM Departemen Kesehatan RI membagi kosmetik menjadi : 1. Preparat untuk bayi 2. Preparat untuk mandi 3. Preparat untuk mata 4. Preparat wangi-wangian 5. Preparat untuk rambut 6. Preparat untuk rias make up 7. Preparat untuk pewarna rambut 8. Preparat untuk kebersihan mulut 9. Preparat untuk kebersihan badan 10. Preparat untuk kuku 11. Preparat untuk cukur 12. Preparat untuk perawatan kulit 13. Preparat untuk proteksi sinar matahari Wasitaatmadja, 1997. 2.2.2. Persyaratan Kosmetik Kosmetik yang diproduksi dan atau diedarkan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Menggunakan bahan yang memenuhi standar dan persyaratan mutu serta persyaratan lain yang ditetapkan. b. Diproduksi dengan menggunakan cara pembuatan kosmetik yang baik. c. Terdaftar pada dan mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan RI BPOM RI Wasitaatmadja, 1997. 2.2.3. Komposisi Kosmetika Pada umumnya kosmetika terdiri atas berbagai macam bahan, yang mempunyai tugas tertentu didalam campuran tersebut. Adapun pembagian isi atau komposisi kosmetika berdasarkan tugas bahan kosmetika adalah sebagai berikut: 1. Bahan Dasar Vehikulum Bahan dasar sebagai pelarut atau merupakan tempat dasar bahan lain sehingga umumnya menempati volume yang jauh lebh besar dari bahan yang lainnya. Bahan dasar kosmetika terdiri dari: a. Air atau campurannya dengan bahan dasar lain seperti alcohol, aseton, minyak, bedak b. Alkohol atau campurannya dengan air atau minyak c. Vaselin atau campurannya dengan lanonin, gliserin atau talk d. Minyak atau garam minyak dengan campurannya dengan air atau alcohol e. Talkum atau cmpurannya dengan minyak atau vaselin. 2 Bahan aktif Active Ingredients Merupakan bahan kosmetika terpenting dan mempunyai daya kerja diunggulkan dalam kosmetika tersebut sehingga memberikan nama daya kerjanya pada seluruh campuran bahan tersebut. Konsentrasi bahan aktif kosmetik pada umumnya kecil, namun dapat pula tinggi apabila bahan aktif kosmetika tersebut sekaligus berperan sebagai bahan dasarnya,misalnya bahan aktif dalam preparat pembersih muka. 3. Bahan yang menstabilkan campuran Stabilizer Bahan-bahan yang menstabilkan campuran Stabilizer sehingga kosmetik tersebut dapat lebih lama lestari baik dalam warna, baud an bentuk fisik. Bahan-bahan tersebut adalah: a. Emulgator, yaitu bahan yang memungkinkan tercampurnya semua bahan- bahan secara merata homogen. Misalnya lanonin,gliserin, alcohol, monostearat. b. Pengawet, yaitu bahan yang dapat mengawetkan kosmetika dalam jangka waktu yang panjang agar dapat digunakan lebih lama. Misalnya asam benzoate, formaldehid, dan lain sebagainya. c. Pelekat, yaitu yang dapat melekatkan kosmetika ke kulit terutama pada kosmetika yang tidak lengket ke kulit semacam bedak. Misalnya seng, magnesium stearat. 4. Bahan pelengkap kosmetika Sebagai bahan pelengkap kosmetika yang berupa pengawet perfumery, maksudnya agar kosmetika segar baunya bila dipakai, dan pewarna coloring, agar kosmetika enak dipandang mata sebelum dan sewaktu dipakai. Pada kosmetika yang tujuannya untuk mewangikan kulit atau mewarnai kulit dekoratif, maka bhan pelengkap ini menjadi bahan aktif dari kosmetika. Wasitaatmadja, 1997. 2.3. Kosmetika Dekoratif Kekhasan kosmetik dekoratif adalah bahwa kosmetik ini bertujuan semata-mata untuk mengubah penampilan, yaitu agar tampak lebih cantik dan noda-noda atau kelainan pada kulit tertutupi. Kosmetik dekoratif tidak perlu menambah kesehatan kulit. Kosmetik ini dianggap memadai jika tidak merusak kulit Tranggono, 2007.

2.3.1. Pembagian Kosmetik Dekoratif