Latar Belakang KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap manusia berpendapat bahwa dasar dari suatu kecantikan itu adalah kesehatan, karena kesehatan adalah segalanya. Sebab orang yang sedang sakit tentunya tidak akan terlihat cantik. Dikatakan sehat apabila manusia itu sehat jasmani dan rohani. Bagian luar tubuh manusia yang sangat penting untuk dapat terlihat cantik adalah kulit. Kulit yang sehat adalah kulit yang tidak menderita penyakit apapun baik itu dari luar ataupun dari dalam tubuh manusia baik secara langsung ataupun tidak langsung yang akan mempengaruhi kesehatan kulit tersebut. Penampilan kulit yang sehat akan dapat terlihat dari struktur fisik kulit, berupa warna, kelenturan, tebal dan tekstur kulit. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi penampilan kulit sehat, misalnya umur, ras, iklim, sinar matahari serta kehamilan. Untuk mempertahankan kesehatan kulit, sejak zaman dahulu dibuat ramuan dari bahan alami. Itulah tujuan semula kosmetika tradisional yang dibuat oleh pakar kesehatan zaman dahulu. Seiring adanya perkembangan, kemudian tujuan pemakaian kosmetika bertambah yaitu untuk mempercantik diri, mengubah rupa, menutupi kekurangan dan menambah daya tarik dengan keharuman kulit Wasitaatmadja, 1997. Di pasaran, pada umumnya banyak sekali beredar sediaan kosmetika jenis pemutih, pewarna bibir atau perona wajah serta kosmetika yang berperan untuk keindahan kulit wajah lainnya. Dalam perkembangan selanjutnya, suatu sediaan kosmetika akan ditambahkan suatu zat ikutan atau tambahan yang akan menambah nilai artistik dan daya jual produknya, salah satunya dengan penambahan bahan pewarna. Akan tetapi pemakaian zat warna diatur sangat ketat berdasarkan atas aktivitas kimiawi bahan tersebut terhadap kualitas kesehatan kulit yang terpapar sediaan kosmetika. Lipstik adalah salah satu produk kosmetik yang paling banyak digunakan oleh kaum wanita sebagai perias bibir. Mungkin karena bibir dianggap sebagai bagian penting dalam penampilan seseorang sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri bagi si pemakai. Lipstik merupakan pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang padat roll up yang dibentuk dari minyak, lilin dan lemak Wasitaatmadja,1997. Rhodamin B merupakan pewarna yang dipakai untuk industri cat, tekstil dan kertas. Zat warna ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan merupakan zat karsinogenik dapat menyebabkan kanker serta Rhodamin dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada hati. Rodamin B merupakan zat warna sintetis berbentuk serbuk kristal, tidak berbau, berwarna merah keunguan, dalam bentuk larutan berwarna merah terang berpendar berfluorescensi. Penetuan kadar Rhodamin B dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain dengan kromatografi preparatif, kromatografi cair tingkat tinggi, kromatografi lapis tipis dan spektrofotometri sinar tampak. Dalam penelitian ini digunakan kromatografi lapis tipis dan spektrofotometri uv visibel. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membuat karya ilmiah yang berjudul : Identifikasi Pewarna Rhodamin B CI 45170 Dalam Lipstik Secara Kromatografi Lapis Tipis KLT Dan Spektrofotometri UV Visible.

1.2. Permasalahan