Distribusi penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 6. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tahun 2007 No
Mata Pencaharian Jumlah kk
Persentase
1 Petani 158
8,31 2 Pegawai Swasta
1169 61,46
3 Pegawai Negeri 376
19,77 4 Pengrajin
55 2,89
5 Pedagang 113
5,94 6 Montir Angkutan
31 1,63
Jumlah 1902
100 Sumber : Kantor Kepala Desa Bakaran Batu 2008.
Dari tabel 6 diatas dapat diketahui bahwa penduduk desa Bakaran Batu mempunyai sumber mata pencaharian utama sebagai pegawai swasta sebanyak
1169 kk 61,46, penduduk yang bermata pencaharian sebagai pegawai negeri sebanyak 376 kk 19,77, penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani
sebanyak 158 kk 8,31, penduduk yang bermata pencaharian sebagai pedagang sebanyak 113 kk 5,94, penduduk yang bermata pencaharian sebagai pengrajin
sebanyak 55 kk 2,89, penduduk yang bermata pencaharian sebagai montir angkutan sebanyak 31 kk 1,63, sedangkan penduduk yang bermata
pencaharian sebagai usaha sarang burung walet tidak dicantumkan di kantor kepala desa Bakaran Batu disebabkan penduduk masyarakat china agama Budha
tidak berkenan untuk dicantumkan dikantor kepala desa tersebut.
d. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana di desa Bakaran Batu dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7. Sarana dan Prasarana Desa Bakaran Batu Tahun 2007 No
Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah unit
1 Sarana Ibadah
Mesjid Musholla
Wihara 3
5 4
2 Sarana Kesehatan
Puskesmas Bidan Desa
Apotik Posyandu
1 1
1 4
3 Pendidikan
TPA Madrasah
TK SD
SLTP SLTA
1 1
2 1
1 1
4 Ekonomi
Usaha Ekonomi Desa 1
5 Kantor Kepala Desa
1 6
Komunikasi Wartel
8 7
Kantor Pos 1
8 TokoSwalayan
1 9
Industri Industri Kerajinan
Industri Bahan Bangunan 1
2 10 Warung Kelontong
30 11 Jalan Dusun
Jalan Desa Jalan Protokol
5 8
1 Sumber : Kantor Kepala Desa Bakaran Batu 2008.
Dari tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana di desa Bakaran Batu sudah baik. Karena sarana ibadah, kesehatan, komunikasi dan
lainnya sudah lengkap. Dan sarana jalan aspal mendukung transportasi yang lancar untuk usaha sarang burung walet.
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik Pengusaha Sampel
Yang termasuk karakteristik pengusaha yang menjadi sampel dalam penelitian ini meliputi : luas gedung walet, umur, tingkat pendidikan, dan jumlah
tanggungan keluarga. Karakteristik pengusaha sampel dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 8. Karakteristik Pengusaha Sampel di Desa Bakaran Batu No
Uraian Satuan
Total Rataan
1 Luas Gedung Walet
Ha 0,1988
0,02485 2
Umur Tahun
328 41
3 Pendidikan
Tahun 126
15,75 4
Jumlah Tanggungan Jiwa
18 2,25
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran1. Dari tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata luas gedung yang
digunakan pengusaha untuk usaha sarang burung walet adalah 0,02485 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa pengusaha memiliki lahan yang cukup untuk
mengembangkan usaha sarang burung walet. Rata-rata umur pengusaha desa Bakaran Batu adalah 41 tahun. Hal ini
menunjukkan juga bahwa secara umum pengusaha di daerah penelitian masih tergolong pada usia produktif sehingga dapat dikatakan pula di daerah penelitian
masih memiliki tenaga kerja yang potensial untuk mengusahakan usaha sarang burung walet.
Rata-rata pendidikan yang dimiliki oleh pengusaha adalah 15,75 tahun yang menunjukkan bahwa rata-rata pendidikan terakhir pengusaha adalah S1.
pendidikan juga berpengaruh pada keahlian dan pengetahuannya di dalam usaha sarang burung walet sehingga ada kemungkinan dapat meningkatkan produksi
sarang burung walet.
Universitas Sumatera Utara
Rata-rata jumlah tanggungan keluarga yang dimiliki pengusaha adalah 2,25 jiwa. Jumlah tanggungan yang masih dalam usia produktif masih bisa
dimanfaatkan untuk membantu proses usaha sarang burung walet terutama penyediaan tenaga kerja dalam keluarga. Tetapi kenyataannya dalam
pengembangan usaha sarang burung walet, pengusaha pengelola di desa Bakaran Batu untuk membantu proses usaha sarang burung walet hanya
menyediakan tenaga kerja dari luar keluarga tetapi hanya sedikit saja, artinya masyarakat setempat yang dapat dipercaya oleh pengusaha pengelola tersebut.
Universitas Sumatera Utara
LAY-OUT Tata Letak GEDUNG WALET DAN PENGEMBANGAN USAHA SARANG BURUNG WALET
Lay-Out Tata Letak Gedung Walet
Lay-Out gedung walet harus disesuaikan dengan habitat aslinya di gua. Keadaan gua yang gelap dapat dimodifikasi dengan membuat ruang-ruang atau
sekat-sekat di rumah walet. Selain itu walet mempunyai kebiasaan berputar sebelum masuk ke ruang sarangnya sehingga dalam pembuatan rumah harus
direncanakan dengan baik, secara umum gedung walet dibagi menjadi beberapa ruang, yaitu : roving area, roving room, dan resting room.
Gbr II. Skema Lay-Out Tata Letak Gedung Burung Walet
Rumah walet
Resting Resting Resting Room room room
Resting Resting Resting room room room
Roving room
Resting Resting Resting room room room
Universitas Sumatera Utara
a. Roving Area