c. Resting Room
Resting room adalah ruang tempat burung walet beristirahat. Di ruang ini, burung walet akan membangun sarangnya. Untuk mendapatkan produksi sarang
yang tinggi maka ruang istirahat di buat remang-remang, suhu harus stabil 26
C-29 C, dan kelembapannya selalu tinggi 85-95.
Komponen Fisik Bangunan
Dalam membangun gedung burung walet yang nyaman maka pengusaha selalu memperhatikan aspek yang menyangkut komponen fisik dan non-fisik
keadaan bangunan. Ada beberapa komponen fisik dalam membangun gedung burung walet.
a. Fondasi Bangunan
Untuk meningkatkan kualitas fisik gedung burung walet maka fondasi bangunan harus dibuat kuat sehingga tahan gempa.
b. Lantai bangunan
Lantai bangunan dibuat lurus, padat, dan tidak berlubang-lubang. Lantai dibuat dari batu bata di lapisan bawah dan di atasnya baru disemen atau diplester.
Lantai yang disemen akan menjaga keamanan gedung dari pencuri yang masuk yaitu membuat lubang di bawah tanah dan pengecoran pada lantai. Di setiap
gedung lubang-lubang tempat keluar masuknya burung walet dipasang penangkal tujuannya agar menjaga keamanan dari pencuri.
c. Dinding Bangunan
Tinggi dinding tembok dibuat lebih tinggi yaitu antara 10 m 12 m.
dinding bangunan dibuat tebal atau dengan pola batu bata satu set dua sisi batu bata sehingga kedap suara, suhu, dan kelembapan. Bagian luar dinding diplester
Universitas Sumatera Utara
dengan campuran semen, pasir, dan kapur gamping dengan perbandingan 1:3:9 dan dilapis lagi dengan plester semen. Dinding dalam diplester kasar dengan
campuran kapur, pasir, dan semen merah batu bata tumbuk dengan perbandingan 1:3:1. Penggunaan semen merah bertujuan untuk menjaga
kestabilan kelembapan ruangan. Dinding dalam yang diplester kasar bertujuan agar burung walet yang baru belajar terbang tidak mengalami kesulitan ketika
hinggap di tembok gedung tersebut. Dinding bagian dalam dan luar tidak dicat karena burung walet sangat peka dengan bau cat.
d. Plafon dan Kerangka
Plafon langit-langit gedung burung walet dibuat dari kayu yang awet, kering, dan tua. Kayu tidak dicat atau diberi bahan kimia karena baunya akan
mengganggu burung walet untuk masuk ke dalam gedung. Kayu untuk plafon tidak dibuat licin karena akan menyulitkan burung walet menempelkan air liurnya.
Plafon berupa papan kayu, sedangkan kerangka lagur dibuat dari kayu sengon laut atau albasia. Kerangka ini digunakan burung walet untuk
menempelkan sarangnya. Di roving room posisi kerangka dibuat sejajar dengan sinar dari lubang tempat keluar masuk burung walet. Sebaliknya, di resting room
posisi kerangka dibuat memotong sinar dari lubang keluar masuk agar cahaya yang masuk akan terhalangi dan tidak menyebar ke dalam.
e. Atap Gedung