Biaya Produksi Prospek Pengembangan Usaha Sarang Burung Walet (Collocalia Fuciphagus) (Studi Kasus: Desa Bakaran Batu, Kecamatan Lubuk Pakam)

PEMBAHASAN PENELITIAN Hasil Olahan Produk Dari Usaha Sarang Burung Walet Hasil olahan produk dari sarang burung walet adalah ramuan untuk obat- obatan China jumlah kandungan sarang burung walet 32 yang banyak manfaatnya bagi dunia kesehatan, sebagai santapanmakanan bubur jumlah kandungan sarang burung walet 50 untuk sarapan pagi bagi orang asing di luar negeri, dan sebagai bahan kosmetik wanita jumlah kandungan sarang burung walet 18 , Sarang ini terbuat dari air liur burung walet betina perkawinan antara burung walet jantan dan betina yang banyak manfaatnya dan dengan harga yang tinggi komoditas ekspor sehingga dapat menyumbang devisa negara, sedangkan kotoran dari burung walet ini digunakan untuk merangsang burung walet lainnya untuk masuk ke dalam gedung tersebut, kotoran ini disebar di dalam gedung. Di Indonesia hanya ada bahan baku sarang burung walet sedangkan hasil olahan produknya dilakukan di luar negeri. Dengan demikian Hipotesis a diterima. Analisis Kelayakan Usaha Sarang Burung Walet A. Analisis Finansial Usaha Sarang Burung Walet

a. Biaya Produksi

Biaya produksi adalah nilai korbanan yang dikeluarkan selama produksi berlangsung antara lain biaya pembangunan gedung dan pembelian peralatan, biaya pembelian pakan, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan, biaya Pajak Bumi Bangunan, biaya Pajak Pengelolaan, Pengusahaan dan Pemanfaatan Sarang Burung Walet P4 Sarang Walet, biaya listrik dan biaya air. Total biaya produksi merupakan seluruh biaya usaha baik biaya tetap penyusutan, Pajak Bumi Universitas Sumatera Utara Bangunan, dan Pajak Pengelolaan, Pengusahaan dan Pemanfaatan Sarang Burung Walet P4 Sarang Walet maupun biaya variabel seperti biaya pembelian input, biaya tenaga kerja, biaya pembelian pakan, biaya listrik dan biaya air. Besar kecilnya biaya produksi tersebut tergantung kepada komponen input dan harga input itu sendiri. 1. Biaya Sarana Produksi Dalam analisis finansial biaya sarana produksi disebut juga biaya input, di mana secara analisis finansial biaya input dihitung sesuai harga pasar sehingga biaya transportasi tidak dihitung sebagai biaya pengeluaran. Biaya total produksi di desa Bakaran Batu rata-rata Rp 80.036.433 lihat lanjutan lampiran 21, hal ini disebabkan biaya sarana produksi untuk pengembangan usaha sarang burung walet sangat mahal. Biaya sarana produksi tertinggi terdapat pada sampel 8 dengan luas gedung sebesar 0,0253 Ha, biaya yang dikeluarkan pada saat tahun ke-0 artinya tahun berdirinya usaha sarang burung walet di desa Bakaran Batu adalah senilai Rp 44.351.175, sedangkan biaya produksi terendah terdapat pada sampel 4 dengan luas gedung sebesar 0,0240 Ha, biaya yang dikeluarkan senilai Rp 30.864.900 lihat lampiran 21. 2. Biaya Tenaga Kerja Tenaga kerja diperlukan untuk mengerjakan berbagai macam kegiatan produksi dalam usaha sarang burung walet. Pada usaha sarang burung walet ini tenaga kerja berasal dari luar keluarga TKLK artinya masyarakat setempat yang ikut berperan dalam pengembangan sarang burung walet di desa Bakaran Batu. Perkiraan biaya tenaga kerja usaha sarang burung walet dapat dilihat pada lampiran 19. Biaya tenaga kerja dikeluarkan sesuai setiap kali produksi sarang Universitas Sumatera Utara burung walet seperti tenaga kerja pemeliharaanperawatan telur burung walet, panen, dan pembersihan sarang sedangkan biaya tenaga kerja pawang memanggil burung walet sekali dalam setahun biaya sebesar Rp 1.000.000. sedangkan biaya penjagaan gedung walet dibayar setiap bulannya rata-rata senilai Rp 70.000 sampai Rp 80.000. sehingga total biaya rata-rata tenaga kerja setiap pengusaha pengelola sebesar Rp 11.975.000 lihat lampiran lanjutan 19. 3. Biaya lain-lain  Biaya penyusutan Alat-alat yang digunakan dalam usaha sarang burung walet merupakan inventaris usaha tersebut seperti mesin tetas untuk telur walet tipe 32533 yang menggunakan aliran listrik AC atau DC, tape recorder, kotak teropong yang berisi lampu, kotak inkubator, keranjang segi empat yang berisi spon untuk telur walet, skrap, tangga, keranjang plastik untuk panen sarang walet, pinset, cermin bertangkai panjang, handsprayer, pisau pangot dan alat pencetak sarang burung walet. Alat-alat ini akan mengalami penyusutan karena selalu dipakai untuk kegiatan usaha sarang burung walet. Metode perhitungan penyusutan alat-alat yang dipakai dalam penelitian ini adalah harga beli Rp di bagi dengan masa pakai ekonomis tahun. Besarnya biaya penyusutan dipengaruhi oleh harga beli Rp dan masa pakai ekonomis alat tersebut. Masa pakai ekonomis berbeda untuk setiap alat tergantung pada kualitas dan pemeliharaan alat tersebut. Dimana umur ekonomis gedung walet setiap pengusaha pengelola 10 tahun sedangkan umur ekonomis seluruh peralatan masing-masing 5 tahun jadi total biaya penyusutan seluruh Universitas Sumatera Utara pengusaha sebesar Rp 120.450.440 sedangkan rata-rata biaya penyusutan setiap pengusaha pengelola sebesar Rp 15.056.305 lihat lampiran lanjutan 21.  Biaya PBB Dalam analisis finansial yang berkaitan dengan pajak dihitung sebagai biaya, PBB merupakan biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh pengusaha setiap tahunnya. Dalam hal ini peneliti langsung wawancara dengan pegawai DISPENDA Dinas Pendapatan Daerah tentang biaya PBB yang dikeluarkan oleh pengusaha pengelola usaha sarang burung walet di desa Bakaran Batu. Nilai biaya ini tidak tetap tergantung potensial gedung dan luas gedung yang dimiliki. Total biaya PBB yang dikeluarkan seluruh pengusaha pengelola sebesar Rp7.587.000 sedangkan rata-rata biaya PBB yang dikeluarkan setiap pengusaha pengelola sebesar Rp 948.375 lihat lampiran lanjutan 21.  Pajak Pengelolaan, Pengusahaan dan Pemanfaatan Sarang Burung Walet P4 Sarang Walet Biaya pajak pengelolaan, pengusahaan dan pemanfaatan sarang burung walet P4 sarang burung walet merupakan biaya tetap yang harus dikeluarkan pengusaha pengelola setiap tahun, artinya berapa sarang burung walet kg yang di jual di dalam negeri kemudian dikalikan dengan biaya yang sudah ditetapkan. Dimana biaya ini ditetapkan oleh Kepala Daerah Bupati Deli Serdang yaitu 10 dari nilai jual sarang burung walet per kg, biasanya Bupati Deli Serdang menetapkan harga per kg sarang burung walet sebesar 12 jutakg, jadi 1,2 jutakg yang harus dibayar melalui Dinas Pendapatan Daerah Deli Serdang, walaupun harga sarang burung walet selalu berfluktuasi, Kepala Daerah sudah menetapkannya. Total biaya pajak pengelolaan, pengusahaan dan pemanfaatan Universitas Sumatera Utara sarang burung walet P4 sarang burung walet yang dikeluarkan seluruh pengusaha pengelola sebesar Rp 29.160.000 sedangkan rata-rata biaya P4 sarang burung walet setiap pengusaha pengelola sebesar Rp 3.645.000 lihat lampiran lanjutan 21.

b. Penerimaan Pengusaha Sarang Burung Walet