Pengujian Densitas Pengujian Kuat Tekan

4.1.2 Pengujian Densitas

Hasil pengujian untuk densitas dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : Densitas V m = ρ Dimana : m = massa benda uji gram V = volume benda uji cm 3 Perhitungan untuk menentukan densitas pada sampel dengan komposisi 1 adalah sebagai berikut : Massa benda uji m = 150,0 gram Volume benda uji V = 66,73 cm 3 Maka : Densitas V m = ρ 3 73 , 66 , 150 cm gram = = 2,25 grcm 3 Universitas Sumatera Utara Hal yang sama dilakukan untuk komposisi 2 sampai komposisi 6, sehingga diperoleh seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.2. Tabel 4.2. Data Penelitian Untuk Densitas No Variasi Campuran massa Massa gram Diame ter cm Tebal cm Volume cm 3 Densitas gramcm 3 Dreg gr Grit gr Pasir gr Semen gr 1 15 30 75 30 150,0 5 3,40 66,73 2,25 2 22,5 37,5 60 30 150,0 5 3,52 69,08 2,17 3 30 45 45 30 150,0 5 3,69 72,42 2,07 4 37,5 52,5 30 30 150,0 5 3,78 74,18 2,02 5 45 60 15 30 150,0 5 3,84 75,36 2,01 6 52,5 67,5 30 150,0 5 3,92 76,93 1,95 7 Bata Konvensional 150,0 5 3,78 74,18 2,02 Universitas Sumatera Utara 2.25 2.17 2.07 2.02 2.01 1.95 y = -0.058x + 2.2813 R 2 = 0.9422 1.9 1.95 2 2.05 2.1 2.15 2.2 2.25 2.3 1 2 3 4 5 6 7 Komposisi Bahan D en si tas g ram cm 3 Dari variasi sampel uji pada tabel 4.2 dibuat grafik hubungan antara densitas terhadap perubahan komposisi bahan seperti pada Gambar 4.2. Grafik Komposisi Bahan vs Densitas Gambar 4.2 Grafik densitas pada bata konstruksi terhadap komposisi bahan Dari grafik di atas dilihat bahwa pertambahan limbah padat pulp berbanding terbalik dengan densitas bata konstruksi. Hal ini disebabkan karena densitas limbah padat pulp lebih kecil daripada densitas pasir, sehingga pada permakaian limbah padat pulp yang semakin besar dan pemakaian pasir yang semakin kecil akan menurunkan densitas campuran sampel. Pengujian densitas ini dilakukan setelah bata konstruksi mengalami pengeringan selama 28 hari. Nilai densitas pada komposisi 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 berturut-turut adalah 2,25 grcm 3 , 2,17 grcm 3 , 2,07 grcm 3 2,02 grcm 3 , 2,01 grcm 3 , dan 1,95 grcm 3 . Universitas Sumatera Utara

4.1.3 Pengujian Kuat Tekan

Hasil pengujian untuk kuat tekan dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : Kuat tekan A F f c = Dimana : F = Gaya beban maksimum N A = Luas bidang permukaan m 2 Perhitungan untuk menentukan kuat tekan pada sampel dengan komposisi 1 adalah sebagai berikut : Gaya beban maksimun F = 32438 N Luas bidang permukaan A = 19,625 cm 2 Maka : Kuat tekan A F f c = 2 4 10 625 , 19 32438 m N x − = = 16,33 MPa Universitas Sumatera Utara Hal yang sama dilakukan untuk komposisi 2 sampai komposisi 6, sehingga diperoleh seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Data Penelitian Untuk Kuat Tekan No Variasi Campuran massa Diame ter cm Luas permukaan cm 2 Beban kgf Gaya Tekan N Kuat Te kan MPa Dreg gr Grit gr Pasir gr Semen gr 1 15 30 75 30 5 19,625 3310 32438 16,53 2 22,5 37,5 60 30 5 19,625 2980 29204 14,88 3 30 45 45 30 5 19,625 1960 19028 9,69 4 37,5 52,5 30 30 5 19,625 1840 18032 9,19 5 45 60 15 30 5 19,625 1730 16954 8,64 6 52,5 67,5 30 5 19,625 1070 10486 5,34 7 Bata Konvensional 5 19,625 1670 16366 8,34 Universitas Sumatera Utara 16.53 14.88 9.69 9.19 8.64 5.34 y = -2.1477x + 18.229 R 2 = 0.9201 2 4 6 8 10 12 14 16 18 1 2 3 4 5 6 7 Komposisi Bahan K u at T ekan M P a Dari variasi sampel uji pada tabel 4.3 dibuat grafik hubungan antara kuat tekan terhadap perubahan komposisi bahan seperti Gambar 4.3. Grafik Komposisi Bahan vs Kuat Tekan Gambar 4.3 Grafik kuat tekan bata konstruksi terhadap perubahan komposisi bahan limbah padat pulp Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pertambahan limbah padat pulp berbanding terbalik dengan kuat tekan bata konstruksi. Ini disebabkan pada pembuatan bata konstruksi bahan-bahan diaduk sehingga limbah padat tercampur dengan bahan pengikat semen. Karena limbah padat memiliki butiran yang halus maka limbah padat ini akan tercampur dengan semen. Pada pembuatan sampel, campuran limbah padat dengan semen akan mengikat butiran pasir dan waktu pengeringan selesai limbah padat dengan semen akan mengering dan mengikat butiran pasir. Daya rekat semen lebih besar dibandingkan dengan daya rekat limbah padat pulp, sehingga dengan bertambahnya limbah padat pulp akan menurunkan daya ikat terhadap butiran pasir. Nilai kuat tekan bata konstruksi untuk komposisi 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 berturut-turut adalah 16,53 MPa, 14,88 MPa, 9,69 MPa, 9,19 MPa, 8,64 MPa, 5,34 MPa. Universitas Sumatera Utara

4.1.4 Pengujian Kekerasan