3.3.5  Pencampuran
Bahan – bahan yang telah ditimbang, dilakukan pencampuran dengan komposisi yang telah divariasikan, kemudian diaduk, dengan tujuan  agar bahan yang telah dicampur
menjadi merata dengan bahan lain. Setelah bahan ini sudah tercampur rata kemudian ditambahkan air untuk merekatkan bahan supaya saling mengikat.  Penambahan air
disini  berpengaruh pada proses pencetakan sampel.
3.3.6  Pencetakan
Bahan yang telah dicampur, kemudian dituang kedalam dua bentuk cetakan, yaitu cetakan balok dan silinder. Cetakan balok digunakan untuk pengujian impak.. Cetakan
silinder dengan diameter 5 cm digunakan pada pengujian penyerapan air, densitas, kekerasan dan kuat tekan,
3.3.7  Pengeringan
Sampel yang telah dicetak, dikeringkan pada suhu ruangan 27
o
C dan terhindar dari sinar matahari secara langsung untuk menghindari penguapan yang relative cepat, atau
dengan kata lain  mengurangi kecepatan penguapan sehingga  mencegah keretakan pada  sampel. Pengeringan sampel dilakukan selama 28 hari.
3.3.8   Pengujian sampel
Setelah pengeringan sampel  selama 28 hari dilakukan pengujian fisis dan mekanik
Pengujian sifat fisis  dan mekanik  dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat fisis  dan mekanik  dari  bata konstruksi yang dihasilkan apakah dapat
digolongkan ke dalam klasifikasi bata konstruksi sebagai bahan konstruksi yang memiliki sifat fisis cukup baik atau tidak. Pengujiannya meliputi  :  penyerapan air,
densitas, kekerasan, kuat tekan, impak.
Universitas Sumatera Utara
3.3.8.1 Pengujian Penyerapan Air
Pengujian penyerapan air  dilakukan untuk mengetahui  penyerapan air dari benda uji setelah direndam didalam air selama satu hari atau 24 jam. Sampel yang digunakan
pada uji penyerapan air berbentuk silinder.  Pengujian dilakukan setelah  sampel dikeringkan selama 28 hari.
Persentase limbah yang dipakai pada pengujian ini adalah sebagai berikut : 10  dreg dan 20  grit, 15  dreg dan 25  grit, 20  dreg dan 30  grit, 25
dreg dan 35  grit, 30  dreg dan 40  grit, dan 35  dreg dan    45  grit.
Kemudian pengujiannya dilakukan dengan menimbang massa yang merupakan massa kering dan kemudian direndam selama 24 jam lalu ditimbang massa basahnya
dengan menggunakan neraca analitis. Kemudian ditentukan nilai daya serap airnya..
3.3.8.2 Pengujian Densitas
Pengukuran densitas dilakukan menggunakan sampel berbentuk silinder dengan membandingkan  massa sampel dan volume sampel. Pengujian dilakukan setelah
sampel dikeringkan selama 28 hari. Persentase limbah yang dipakai pada pengujian ini adalah sebagai berikut : 10  dreg dan 20  grit, 15  dreg dan 25  grit, 20  dreg
dan 30  grit, 25  dreg dan 35  grit, 30  dreg dan 40  grit, dan 35  dreg dan 45  grit.
Pengujiannya dilakukan dengan menimbang massa benda kering dengan neraca analitis dan mengukur volume sampel dengan mengukur diameter dan tebal
sampel menggunakan jangka sorong, lalu ditentukan nilai densitasnya.
3.3.8.3 Pengujian Kuat Tekan
Pengukuran  kuat tekan bata merupakan  perbandingan gaya tekan dengan luas penampang. Sampel yang digunakan berbentuk silinder. Pengujian dilakukan setelah
sampel dikeringkan selama 28 hari.
Universitas Sumatera Utara
Persentase limbah yang dipakai pada pengujian ini adalah sebagai berikut : 10 dreg dan 20  grit, 15  dreg dan 25  grit, 20  dreg dan 30  grit, 25  dreg
dan 35  grit, 30  dreg dan 40  grit, dan 35  dreg dan    45  grit.
Pengujian tekanan dilakukan dengan menggunakan alat Universal Testing Machine  UTM  kapasitas 5000 kg. Sampel yang akan diuji diukur diamaternya
dengan jangka sorong,  sehingga dapat dihitung luas permukaannya. Jarum penunjuk pada  UTM    diatur sehingga menunjukkan angka nol. Beban diletakkan di atas
sampel sehingga pada alat tertera beban maksimal yang dapat ditahan benda sampai sampel retak. Kemudian ditentukan nilai kuat tekannya.
3.3.8.4 Pengujian Kekerasan
Kekerasan  adalah kemampuan bahan menahan penetrasi pada permukaan. Sampel yang digunakan pada pengujian kekerasan berbentuk silinder.  Pengujian dilakukan
setelah  sampel  dikeringkan selama 28 hari.  Persentase limbah  yang dipakai pada pengujian ini adalah sebagai berikut : 10  dreg dan 20  grit, 15  dreg dan 25
grit, 20  dreg dan 30  grit, 25  dreg dan 35  grit, 30  dreg dan 40  grit, dan 35  dreg dan 45  grit.
Pengujian kekerasan dilakukan dengan menggunakan alat digital Equotip Hardness Tester, nilai kekerasan sampel dapat langsung dibaca pada layar monitor alat
dalam satuan HB Hardness of Brinell.  Kekerasan menyatakan ketahanan suatu bahan.
3.3.8.5 Pengujian Kuat Impak
Pengujian kuat impak  bertujuan untuk mengetahui ketahanan benda uji menerima energi pukulan secara tiba-tiba. Pengujian kuat impak menggunakan sampel berbentuk
balok. Pengujian dilakukan setelah sampel  dikeringkan selama 28 hari. Persentase limbah yang dipakai pada pengujian ini adalah sebagai berikut : 10  dreg dan 20
grit, 15  dreg dan 25  grit, 20  dreg dan 30  grit, 25  dreg dan 35  grit, 30 dreg dan 40  grit, dan 35  dreg dan  45  grit.
Universitas Sumatera Utara
Prinsip pengujian kuat pukul adalah dengan memberikan energi pukulan dari ayunan pemukul yang ditumbukan terhadap banda uji sampai patah. Pengujian impak
dilakukan dengan menggunakan alat Iberttest. Pengujian kuat pukul dilakukan dengan metode charpy. Diukur lebar dan tinggi sampel dengan menggunakan jangka sorong,
lalu dihitung luas  benda uji. Sampel diletakkan pada dua tumpuan, posisi benda uji mendatar, pukulan diarahkan pada bagian tengah benda uji. Lalu ayunan dilepas dari
kedudukan semula dan dibaca nilai impak pada skala penunjuk. Kemudian dihitung nilai energi untuk mematahkan sampel.
3.4 Variabel 3.4.1 Variabel Penelitian