Air yang diperlukan dipengaruhi faktor-faktor dibawah ini: a.
Ukuran agregat maksimum: diameter membesar → kebutuhan air menurun.
b. Bentuk butir: bentuk bulat
→ kebutuhan air menurun. c.
Gradasi agregat: gradasi baik → kebutuhan air menurun untuk kelecakan yang
sama. d.
Kotoran dalam agregat: makin banyak slit, tanah liat dan Lumpur →
kebutuhan ait meningkat. e.
Jumlah agregat halus: agregat halus lebih sedikit → kebutuhan air menurun.
2.5 Faktor Air Semen FAS
Secara umum diketahui bahwa semakin tinggi FAS, semakin rendah mutu kekuatan beton. Namun demikian, nilai FAS yang semakin rendah tidak selalu berarti bahwa
kekuatan beton semakin tinggi. Ada batas-batas dalam hal ini nilai FAS yang rendah akan menyebabkan kualitas dalam pengerjaan, yaitu kesulitan dalam pelaksanaan
pemadatan yang pada akhirnya menyebabkan mutu beton menurun. Umumnya nilai FAS minimum yang diberikan sekitar 0,4 dan maksimum 0,65.Rata-rata ketebalan
lapisan yang memisahkan antara partikel dalam beton sangat tergantung pada faktor
air semen yang digunakan dan kehalusan butiran semennya.
2.6 Paving Block
Paving block merupakan bentukan dari mortar atau beton, umumnya mortar merupakan campuran semen, pasir yang dapat merekatkan dalam campuran beton.
Mortar merupakan sebagai plesteran dalam pemasangan batu untuk melekatkan batu bata menjadi satu kesatuan yang kuat.
Paving block merupakan produk bahan bangunan dari semen yang digunakan sebagai salah satu alternative penutup atau pengerasan permukaan tanah. Paving block
Universitas Sumatera Utara
dikenal juga dengan sebutan bata beton concrete block atau cone block. Tiambun 2009
Berdasarkan SNI 03-0691-1996 paving block adalah suatu komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis
sejenisnya, air dan agregat pasir dengan atau tanpa bahan lainnya yang tidak mengurangi mutu bata beton. Paving block diklasifikasikan menurut kelas
penggunaannya. Mutu A digunakan untuk jalan kuat tekan 35 Mpa – 40 Mpa, mutu B digunakan untuk pelantaran parkir 17 Mpa – 20 Mpa, mutu C digunakan penjalan kaki
12,5 Mpa -15 Mpa, dan mutu D digunakan untuk taman dan penggunaan lain 8,5 Mpa – 10 Mpa.
Paving block yang dikerjakan dengan mesin dan otomatis preprogrammed hasilnya tentu lebih baik dan lebih kuat lebih rapat dibanding secara manual karena
adanya getaran dan pemadatan secara kontinuitas produksi yang terpercaya.
Paving block sangat luas penggunaannya untuk berbagai keperluan yang sederhana sampai penggunaan yang memerlukan spesifikasi khusus paving block dan
dapat digunakan untuk pengerasan dan memperindah trotoar jalan di kota-kota, pengerasan jalan di kompleks perumahan atau kawasan hotel dan restoran.
Apabila diperhatikan dengan seksama paving block dapat disamakan dengan mortar dan beton. Hal ini dikarenakan umumnya paving block terdiri dari campuran pasir,
semen dan air ditambah dengan batu pecah spilt, dengan perbandingan 1 sak semen, 4 sak pasir, 2 sak batu pecahan dan diberi air secukupnya lalu dicampur, dicetak dan
dipadatkan dengan getaran. Rut maria,2009 Keuntungan penggunaan paving block :
1. Daya serap terhadap air hujan cukup baik, karena pemasangan antara satu
dengan yang lain tanpa menggunakan perekatadukan semen. 2.
Daya pantul terhadap tekanan beban cukup baik. 3.
Tidak mudah pecahlepas. 4.
Pemasangan mudah dikerjakan. 5.
Proses pencetakan tidak merusak lingkungan pencemaran. 6.
Pemeliharaan sangat mudah jika terjadi kerusakan. Tiambun,2009
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan SK.SNI S-04-1989-F,DPU, berbagai bentuk dan ukuran paving block yang terdapat pada tempat-tempat penjualan dan semua itu biasanya tergantung
dari pabrik yang mencetaknya. Sehingga banyak sekali penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada paving block dan penyimpanan yang diperkenankan sebesar
3 ±
mm, dalam hal ini paving block juga harus mengutamakan mutu dari paving block tersebut seperti yang terdapat pada Tabel 2.4.
Tabel. 2.3. Kuat Tekan Paving Block Menurut Departemen Pekerjaan Umum
Mutu Kuat tekan kgcm3
Kekuatan Ausmeneit Penyerapan Air
Rata-rata Minimum
Rata-rata Maksimum
I 400
340 0.090
0.103 3
II 300
225 0.130
0.149 5
III 200
170 0.160
0.184 7
Sumber : Rommel Erwin, 2007.
2.7 Sifat Bahan