Anatomi Lidah Keadaan Mukosa Lidah pada Lansia

Penyebab penuaan yang dikaitkan dengan fungsi kolagen menjelaskan bahwa kolagen mengalami degenerasi, berubah setiap waktu. Serabut kolagen menjadi kurang lentur, lebih rapuh dan mudah terkoyak

2.3 Keadaan Mukosa Lidah pada Lansia

Didalam rongga mulut, lidah dianggap sebagai salah satu petunjuk atau cermin kesehatan umum seseorang. Hal ini disebabkan lidah merupakan organ tubuh yang paling peka terhadap perubahan yang terjadi di dalam tubuh. Dalam perkembangannya permukaan lidah secara normal dilapisi papilla lidah yaitu papilla filiformis, papilla fungiformis, papilla foliate dan papilla sirkumvalata.

2.3.1 Anatomi Lidah

Lidah merupakan organ muskular yang kompleks yang melekat pada tulang hyoid, processus styloideus dan tuberkel genial mandibula pada daerah insersio tiga otot ekstrinsik, hyoglossus, styloglosus dan genyoglosus. Lidah melekat longgar pada palatoglossus dan glosopharyngeus serta ekstensi membrane mukosa mulut dan membrane mukosa pharyngeal yang menutupi lidah. 19 Permukaan superior dan posterior lidah ditutupi membran mukosa khusus, dimana pada membran tersebut terdapat berbagai macam tonjolan papila yang berbeda. Sebagian dari papila-papila ini membawa beberapa reseptor khusus untuk pengecapan maupun ujung syaraf halus yang penting untuk perkembangan fungsi persepsual. Otot intrinsik diatur oleh berbagai gerakan kompleks yang menjadikan ukuran lidah dalam 3 dimensi. Universitas Sumatera Utara Gambar 1. Lidah normal 20 Mukosa permukaan dorsal anterior lidah ditandai dengan dua jenis papila dengan fungsi tertentu yaitu papila filiformis dan papila fungiformis dan sejumlah tonjolan- tonjolan lainnya dengan fungsi yang tidak jelas. Papila filiformis merupakan papila terkecil dan terbanyak yang dapat dijumpai pada permukaan dorsal lidah dalam arah antero-posterior. Bentuknya panjang dan runcing konus, menyerupai rambut dan diliputi oleh lapisan keratin. Panjang papila filiformis kira-kira 2-3 mm. Papila ini tidak mengandung papila pengecap. Epitel keratin yang melapisi permukaannya memberikan warna abu-abu pada lidah dan pada dasarnya berfungsi dalam menjilat dan menggiring makanan ke distal. Pada keadaan infeksi pada papila ini terdapat timbunan bakteri dan sel-sel epitel mati sehingga warna abu-abu akan tampak lebih jelas meliputi permukaan dorsum. Papila fungiformis hanya dijumpai pada dua pertiga anterior lidah dan jumlahnya kira-kira 29cm 2 pada daerah ujung dan 7-8cm 2 di bagian tengah-tengah lidah. Struktur yang berbentuk seperti jamur ini mempunyai kapiler darah yang banyak sehingga dengan ukurannya yang besar dan kapiler darah yang banyak menyebabkan Universitas Sumatera Utara papila ini terlihat seperti bintik-bintik merah pada hamparan papila filiformis. Setiap papila fungiformis mengandung 0-20 kuncup pengecap yaitu rata-rata 2-4 kuncup pengecap tiap satu papila. Secara umum individu yang memiliki kuncup pengecap yang banyak akan menghantarkan rangsangan yang lebih kuat dibandingkan dengan individu yang memiliki kuncup pengecap sedikit. Pada pertemuan dua pertiga anterior dan sepertiga posterior lidah, terdapat barisan papila sircumvalata yang berbentuk V atau Y yang berbatasan dengan sekelompok papila foliata yang tersebar pada tepi lateral lidah. Papila sircumvalata dan papila foliata dikelilingi oleh parit. Papila vallata berbentuk bundar dan besar dengan diameter 2 mm. Dua belas papila diantaranya tersusun dalam barisan berbentuk V di bagian anterior dan sejajar dengan sulcus terminalis. Tiap barisan dikelilingi oleh lapisan bundar. Sedangkan papila foliata terletak pada tepi lateral lidah, berupa tiga atau empat lipatan vertikal pendek. Gambar 2. Permukaan lidah normal 18 Universitas Sumatera Utara

2.3.2 Perubahan dan Kelainan Lidah pada Lansia