BAB 4 HASIL PENELITIAN
Subyek penelitian yang diperiksa berjumlah 110 orang, semuanya laki-laki. Usia rata-rata subyek adalah 39,8 dengan usia terendah 17 tahun dan usia tertinggi 69
tahun. Gambar 8 menunjukkan distribusi responden berdasarkan kelompok umur.
Kelompok umur dengan frekuensi jumlah perokok tertinggi adalah diantara subyek berusia 36-45 tahun sebesar 36 32,7. Kelompok umur 26-35 tahun adalah sebesar
27 24,5, kelompok umur 46-55 tahun adalah sebesar 17 15,5, kelompok umur 15-25 tahun adalah sebesar 15 13,6, kelompok umur 56-65 tahun adalah sebesar
14 12,7. Kelompok umur 66-75 tahun adalah sebesar 1 0,9.
Gambar 8. DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN KELOMPOK UMUR
5 10
15 20
25 30
35 40
Jum lah Sam pe l
15-25 26-35
36-45 46-55
56-65 66-75
Um ur
37
Gambar 9 menunjukkan distribusi subyek menurut tingkat pendidikan, terlihat bahwa sebagian besar tingkat pendidikan subyek adalah sekolah menengah atas
sejumlah 49 orang 44,5, sekolah menengah pertama sebesar 34 orang 30,9 dan sekolah dasar sebesar 27 orang 24,5.
Gambar 9. DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
Jumlah Sampel
SD SMP
SMA
Tingkat Pendidikan
Gambar 10 menunjukkan distribusi usia subyek pada saat pertama kali memulai kebiasaan merokok. Usia subyek pada saat memulai kebiasaan merokok
bervariasi mulai dari yang paling muda berusia 5 tahun dan yang paling tertua usia 35 tahun. Dimana sebagian besar yang memulai merokok antara umur 5-15 sebesar 58
orang 52,7, antara umur 16-25 sebesar 41 orang 37,3, antara umur 26-35 sebesar 11 orang 10 .
Gambar 10. DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN SAAT MEMULAI MEROKOK
Gambar 11 menunjukkan alasan-alasan yang disebutkan para responden untuk memulai merokok. Untuk alasan menghilangkan rasa jenuh adalah yang paling
banyak sebesar 55 orang 50, untuk alasan stress sebesar 33 orang 30, untuk alasan kemauan sendiri sebesar 16 orang 14,5 dan untuk alasan pengaruh
lingkungan sebesar 6 orang 5,5.
10 20
30 40
50 60
Jumlah Sampel
5-15 16-25
26-35
Umur
Gambar 11. DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN ALASAN MENGAPA MEROKOK
10 20
30 40
50 60
Jumlah Sampel
stress jenuh
kemauan sendiri
pengaruh lingkungan
Alasan Merokok
Tabel 1 menunjukkan distribusi jumlah rokok yang dihisap per hari oleh subyek. Terlihat bahwa jumlah rokok yang palling banyak dihisap perhari adalah
antara 10-20 batang yaitu 59,1, yang menghisap 1-9 batang per hari 33,6 dan yang menghisap 21-40 batang per hari 7,3,
Tabel 1. PERSENTASE RESPONDEN BERDASARKAN JUMLAH ROKOK YANG DIHISAP PER HARI PADA PENARI BECAK
Jumlah rokok batanghari
Jumlah 1-9
37 33,6
10-20 65
59,1 21-40
8 7,3
Total 110
100
Tabel 2 menunjukkan persentase responden berdasarkan lama merokok, terlihat bahwa lama merokok yang paling banyak adalah antara 11-20 tahun yaitu
32,7 dibandingkan lama merokok 21-30 tahun yaitu 24,5, lama merokok 1-10 tahun yaitu 17,3, lama merokok 31-40 tahun yaitu 17,3, lama merokok 41-50
tahun yaitu 8,2 adalah persentase yang paling kecil. Tabel 2. PERSENTASE RESPONDEN BERDASARKAN LAMA MEROKOK
TAHUN PADA PENARIK BECAK Lama Merokok Tahun
Jumlah 1-10
19 17,3
11-20 36
32,7 21-30
27 24,5
31-40 19
17,3 41-50
9 8,2
Total 110
100
Tabel 3 menunjukkan distribusi subyek berdasarkan jenis rokok yang dihisap. Terlihat bahwa jenis rokok yang paling banyak dihisap subyek adalah pada pemakai
rokok kretek 56,3, dibandingkan perokok dengan rokok filter sebanyak 30,9, persentase paling kecil pada perokok campur sebanyak 12,7.
Tabel 3. PERSENTASE RESPONDEN BERDASARKAN JENIS ROKOK PADA PENARIK BECAK
Jenis Rokok Jumlah
Rokok Putih 34
30,9 Rokok Kretek
62 56,3
Rokok campur 14
12,7 Total
110 100
Tabel 4 menunjukkan distribusi subyek berdasarkan cara merokok, terlihat bahwa cara merokok yang paling banyak dilakukan oleh subyek adalah dengan cara
perokok paru didapat persentase 55,5, merokok paru mulut dengan persentase 21,8 dan perokok paru dalam dengan persentase 22,7
Tabel 4. PERSENTASE RESPONDEN BERDASARKAN CARA MEROKOK PADA PENARIK BECAK
Cara merokok Jumlah
Perokok Paru mulut 24
21,8 Perokok paru
61 55,5
Perokok paru dalam 25
22,7 Total
110 100
Dari tabel 5 menunjukkan bahwa persentase responden yang mempunyai kelainan di rongga mulut akibat merokok sebanyak 75 68,2 responden dan yang
tidak mempunyai kelainan sebanyak 35 31,8 responden dari keseluruhan responden sebanyak 110 penarik becak.
Tabel 5. PERSENTASE RESPONDEN BERDASARKAN DENGAN ADA TIDAKNYA KELAINAN
Subyek Dengan Kelainan
75 68,2
Tanpa Kelainan 35
31,8 Total
110 100
Gambar 12 menunjukkan distribusi subyek menurut jumlah kelainan yang ditemukan di mukosa mulut. Dari subyek yang terdapat satu kelainan sebesar 35
orang 30, mempunyai dua kelainan adalah 20 orang 20, mempunyai tiga kelainan adalah 19 orang 17,2, mempunyai lebih dari 3 kelainan adalah 1 orang.
persentase perokok yang tidak memiliki kelainan adalah yang terbanyak sebesar 31,8.
Gambar 12. DISTRIBUSI JUMLAH KELAINAN-KELAINAN MUKOSA MULUT PADA RESPONDEN
5 10
15 20
25 30
35
Jumlah Sampel
Tidak ada les i
1 les i 2 les i
3 les i 3 les i
Tabel 6. DISTRIBUSI SUBYEK DAN KONTROL MENURUT JENIS KELAINAN-KELAINAN YANG DITEMUKAN
Kelainan-kelainan mukosa mulut
subyek kontrol
n n
Keratosis Rokok 3
2,7 -
- Pigmentasi
24 21,8
- -
Leukodema 2
1,8 -
- Coated tongue
6 5,5
- -
Keratosis + pigmentasi 5
4,5 -
- Keratosis+leukodema
1 0,9
- -
Pigmentasi + coated tongue
13 11,8
- -
Leukodema + coated tongue
1 0,9
- -
Keratosis + pigmentasi + coated tongue
18 16,4
- -
Pigmentasi + leukodema + coated tongue
1 0,9
- -
Pigmentasi + leukodema + leukoplakia + coated
tongue 1
0,9 -
-
Tabel 6 menunjukkan distribusi subyek menurut kelainan-kelainan yang ditemukan di mukosa mulutnya beserta. Pada kelompok subjek dimana kelainan-
kelainan mukosa mulut yang terbanyak adalah pigmentasi sebesar 21,8, coated tongue sebesar 5,5, keratosis rokok sebesar 2,7, leukodema sebesar 1,8,
keratosis + pigmentasi sebesar 4,5, keratosis + leukodema sebesar 0,9, pigmentasi + coated tongue sebesar 11,8, leukodema + coated tongue sebesar 0,9, keratosis
+ pigmentasi + coated tongue sebesar 16,4, pigmentasi + leukodema + coated tongue sebesar 0,9, pigmentasi + leukodema, leukoplakia + coated tongue sebesar
0,9 dan pada kelompok kontrol tidak terdapat kelainan-kelainan mukosa mulut.
Tabel 7 DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT LOKASI KELAINAN YANG DITEMUKAN
Lokasi Total
Bibir 50
45,4 Gingiva
55 50
Mukosa Labial 15
13,7 Mukosa Bukkal
30 27,2
Palatum Durum 18
16,3 Palatum Molle
1 0,9
Lidah 41
37,3
Tabel 7 Menunjukkan persentase dari keseluruhan kelainan-kelainan mukosa mulut pada responden, lokasi yang terbanyak adalah pada gingiva sebesar 50,
diikuti bibir sebesar 45,4, lidah sebesar 37,3 , mukosa bukal sebesar 27,2, palatum durum sebesar 16,3, mukosa labial sebesar 13,7 , dan palatum molle
sebesar 0,9.
Tabel.8 HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KELAINAN
DENGAN KARAKTERISTIK MEROKOK
Karakteristik Kelainan jaringan lunak mulut
Korelasi Nilai P
Lama Merokok 6,105
P=0,043 Jenis Rokok
1,361 P=0,020
Cara Merokok 0,147
P=0,197 Batang rokok per hari
26,685 P=0,0001
= tidak signifikan
Hasil uji statistik dengan tingkat kemaknaan p0,05 untuk melihat hubungan antara kebiasaan merokok dengan kelainan di jaringan lunak mulut dengan
menggunakan SPPS didapat hasil yaitu terdapat hubungan antara lama merokok tahun dengan kelainan di jaringan lunak mulut dimana nilai p=0,043 dengan
korelasi sebesar 6,105 dan terdapat hubungan antara batang rokok per hari dengan
kelainan di jaringan lunak mulut dimana nilai p=0,0001 dengan korelasi sebesar 26,685 dan terdapat hubungan antara jenis rokok dengan kelainan di jaringan lunak
mulut dimana nilai p=0,020 dengan korelasi sebesar 1,361 dan tidak terdapat hubungan antara cara merokok dengan kelainan di jaringan lunak mulut dimana nilai
p=0,197 dengan korelasi sebesar 0,147.
BAB 5 PEMBAHASAN