HASIL PENELITIAN Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Kelainan Jaringan Lunak Mulut Di Kalangan Penarik Becak Di Kotamadya Medan (2008).

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Subyek penelitian yang diperiksa berjumlah 110 orang, semuanya laki-laki. Usia rata-rata subyek adalah 39,8 dengan usia terendah 17 tahun dan usia tertinggi 69 tahun. Gambar 8 menunjukkan distribusi responden berdasarkan kelompok umur. Kelompok umur dengan frekuensi jumlah perokok tertinggi adalah diantara subyek berusia 36-45 tahun sebesar 36 32,7. Kelompok umur 26-35 tahun adalah sebesar 27 24,5, kelompok umur 46-55 tahun adalah sebesar 17 15,5, kelompok umur 15-25 tahun adalah sebesar 15 13,6, kelompok umur 56-65 tahun adalah sebesar 14 12,7. Kelompok umur 66-75 tahun adalah sebesar 1 0,9. Gambar 8. DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN KELOMPOK UMUR 5 10 15 20 25 30 35 40 Jum lah Sam pe l 15-25 26-35 36-45 46-55 56-65 66-75 Um ur 37 Gambar 9 menunjukkan distribusi subyek menurut tingkat pendidikan, terlihat bahwa sebagian besar tingkat pendidikan subyek adalah sekolah menengah atas sejumlah 49 orang 44,5, sekolah menengah pertama sebesar 34 orang 30,9 dan sekolah dasar sebesar 27 orang 24,5. Gambar 9. DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Jumlah Sampel SD SMP SMA Tingkat Pendidikan Gambar 10 menunjukkan distribusi usia subyek pada saat pertama kali memulai kebiasaan merokok. Usia subyek pada saat memulai kebiasaan merokok bervariasi mulai dari yang paling muda berusia 5 tahun dan yang paling tertua usia 35 tahun. Dimana sebagian besar yang memulai merokok antara umur 5-15 sebesar 58 orang 52,7, antara umur 16-25 sebesar 41 orang 37,3, antara umur 26-35 sebesar 11 orang 10 . Gambar 10. DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN SAAT MEMULAI MEROKOK Gambar 11 menunjukkan alasan-alasan yang disebutkan para responden untuk memulai merokok. Untuk alasan menghilangkan rasa jenuh adalah yang paling banyak sebesar 55 orang 50, untuk alasan stress sebesar 33 orang 30, untuk alasan kemauan sendiri sebesar 16 orang 14,5 dan untuk alasan pengaruh lingkungan sebesar 6 orang 5,5. 10 20 30 40 50 60 Jumlah Sampel 5-15 16-25 26-35 Umur Gambar 11. DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN ALASAN MENGAPA MEROKOK 10 20 30 40 50 60 Jumlah Sampel stress jenuh kemauan sendiri pengaruh lingkungan Alasan Merokok Tabel 1 menunjukkan distribusi jumlah rokok yang dihisap per hari oleh subyek. Terlihat bahwa jumlah rokok yang palling banyak dihisap perhari adalah antara 10-20 batang yaitu 59,1, yang menghisap 1-9 batang per hari 33,6 dan yang menghisap 21-40 batang per hari 7,3, Tabel 1. PERSENTASE RESPONDEN BERDASARKAN JUMLAH ROKOK YANG DIHISAP PER HARI PADA PENARI BECAK Jumlah rokok batanghari Jumlah 1-9 37 33,6 10-20 65 59,1 21-40 8 7,3 Total 110 100 Tabel 2 menunjukkan persentase responden berdasarkan lama merokok, terlihat bahwa lama merokok yang paling banyak adalah antara 11-20 tahun yaitu 32,7 dibandingkan lama merokok 21-30 tahun yaitu 24,5, lama merokok 1-10 tahun yaitu 17,3, lama merokok 31-40 tahun yaitu 17,3, lama merokok 41-50 tahun yaitu 8,2 adalah persentase yang paling kecil. Tabel 2. PERSENTASE RESPONDEN BERDASARKAN LAMA MEROKOK TAHUN PADA PENARIK BECAK Lama Merokok Tahun Jumlah 1-10 19 17,3 11-20 36 32,7 21-30 27 24,5 31-40 19 17,3 41-50 9 8,2 Total 110 100 Tabel 3 menunjukkan distribusi subyek berdasarkan jenis rokok yang dihisap. Terlihat bahwa jenis rokok yang paling banyak dihisap subyek adalah pada pemakai rokok kretek 56,3, dibandingkan perokok dengan rokok filter sebanyak 30,9, persentase paling kecil pada perokok campur sebanyak 12,7. Tabel 3. PERSENTASE RESPONDEN BERDASARKAN JENIS ROKOK PADA PENARIK BECAK Jenis Rokok Jumlah Rokok Putih 34 30,9 Rokok Kretek 62 56,3 Rokok campur 14 12,7 Total 110 100 Tabel 4 menunjukkan distribusi subyek berdasarkan cara merokok, terlihat bahwa cara merokok yang paling banyak dilakukan oleh subyek adalah dengan cara perokok paru didapat persentase 55,5, merokok paru mulut dengan persentase 21,8 dan perokok paru dalam dengan persentase 22,7 Tabel 4. PERSENTASE RESPONDEN BERDASARKAN CARA MEROKOK PADA PENARIK BECAK Cara merokok Jumlah Perokok Paru mulut 24 21,8 Perokok paru 61 55,5 Perokok paru dalam 25 22,7 Total 110 100 Dari tabel 5 menunjukkan bahwa persentase responden yang mempunyai kelainan di rongga mulut akibat merokok sebanyak 75 68,2 responden dan yang tidak mempunyai kelainan sebanyak 35 31,8 responden dari keseluruhan responden sebanyak 110 penarik becak. Tabel 5. PERSENTASE RESPONDEN BERDASARKAN DENGAN ADA TIDAKNYA KELAINAN Subyek Dengan Kelainan 75 68,2 Tanpa Kelainan 35 31,8 Total 110 100 Gambar 12 menunjukkan distribusi subyek menurut jumlah kelainan yang ditemukan di mukosa mulut. Dari subyek yang terdapat satu kelainan sebesar 35 orang 30, mempunyai dua kelainan adalah 20 orang 20, mempunyai tiga kelainan adalah 19 orang 17,2, mempunyai lebih dari 3 kelainan adalah 1 orang. persentase perokok yang tidak memiliki kelainan adalah yang terbanyak sebesar 31,8. Gambar 12. DISTRIBUSI JUMLAH KELAINAN-KELAINAN MUKOSA MULUT PADA RESPONDEN 5 10 15 20 25 30 35 Jumlah Sampel Tidak ada les i 1 les i 2 les i 3 les i 3 les i Tabel 6. DISTRIBUSI SUBYEK DAN KONTROL MENURUT JENIS KELAINAN-KELAINAN YANG DITEMUKAN Kelainan-kelainan mukosa mulut subyek kontrol n n Keratosis Rokok 3 2,7 - - Pigmentasi 24 21,8 - - Leukodema 2 1,8 - - Coated tongue 6 5,5 - - Keratosis + pigmentasi 5 4,5 - - Keratosis+leukodema 1 0,9 - - Pigmentasi + coated tongue 13 11,8 - - Leukodema + coated tongue 1 0,9 - - Keratosis + pigmentasi + coated tongue 18 16,4 - - Pigmentasi + leukodema + coated tongue 1 0,9 - - Pigmentasi + leukodema + leukoplakia + coated tongue 1 0,9 - - Tabel 6 menunjukkan distribusi subyek menurut kelainan-kelainan yang ditemukan di mukosa mulutnya beserta. Pada kelompok subjek dimana kelainan- kelainan mukosa mulut yang terbanyak adalah pigmentasi sebesar 21,8, coated tongue sebesar 5,5, keratosis rokok sebesar 2,7, leukodema sebesar 1,8, keratosis + pigmentasi sebesar 4,5, keratosis + leukodema sebesar 0,9, pigmentasi + coated tongue sebesar 11,8, leukodema + coated tongue sebesar 0,9, keratosis + pigmentasi + coated tongue sebesar 16,4, pigmentasi + leukodema + coated tongue sebesar 0,9, pigmentasi + leukodema, leukoplakia + coated tongue sebesar 0,9 dan pada kelompok kontrol tidak terdapat kelainan-kelainan mukosa mulut. Tabel 7 DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT LOKASI KELAINAN YANG DITEMUKAN Lokasi Total Bibir 50 45,4 Gingiva 55 50 Mukosa Labial 15 13,7 Mukosa Bukkal 30 27,2 Palatum Durum 18 16,3 Palatum Molle 1 0,9 Lidah 41 37,3 Tabel 7 Menunjukkan persentase dari keseluruhan kelainan-kelainan mukosa mulut pada responden, lokasi yang terbanyak adalah pada gingiva sebesar 50, diikuti bibir sebesar 45,4, lidah sebesar 37,3 , mukosa bukal sebesar 27,2, palatum durum sebesar 16,3, mukosa labial sebesar 13,7 , dan palatum molle sebesar 0,9. Tabel.8 HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KELAINAN DENGAN KARAKTERISTIK MEROKOK Karakteristik Kelainan jaringan lunak mulut Korelasi Nilai P Lama Merokok 6,105 P=0,043 Jenis Rokok 1,361 P=0,020 Cara Merokok 0,147 P=0,197 Batang rokok per hari 26,685 P=0,0001 = tidak signifikan Hasil uji statistik dengan tingkat kemaknaan p0,05 untuk melihat hubungan antara kebiasaan merokok dengan kelainan di jaringan lunak mulut dengan menggunakan SPPS didapat hasil yaitu terdapat hubungan antara lama merokok tahun dengan kelainan di jaringan lunak mulut dimana nilai p=0,043 dengan korelasi sebesar 6,105 dan terdapat hubungan antara batang rokok per hari dengan kelainan di jaringan lunak mulut dimana nilai p=0,0001 dengan korelasi sebesar 26,685 dan terdapat hubungan antara jenis rokok dengan kelainan di jaringan lunak mulut dimana nilai p=0,020 dengan korelasi sebesar 1,361 dan tidak terdapat hubungan antara cara merokok dengan kelainan di jaringan lunak mulut dimana nilai p=0,197 dengan korelasi sebesar 0,147.

BAB 5 PEMBAHASAN