Kelainan pada Lidah coated tongue

2.5.7 Kelainan pada Lidah coated tongue

Merokok mengganggu rangsangan papilla filiformis pada lidah sehingga menjadi hipertropi pembesaran epitel dan terlihat lebih panjang, ini biasanya terjadi pada perokok berat. 1,3 Lidah berselaput juga sering tampak pada perokok berat seperti coated tongue. 17,29 Kelainan pada lidah ini menyebabkan perokok sukar merasakan rasa pahit, asin, dan manis karena rusaknya ujung sensoris dari alat perasa tastebuds. Penelitian epidemiologis menunjukkan bahwa deposisi kalkulus, debris, dan stain makin bertambah pada perokok. Beberapa faktor predisposisi yang dapat mengubah keseimbangan lingkungan rongga mulut antara lain, kebersihan mulut yang buruk, penyakit sistemik yang kronis, kebiasaan merokok, memakai gigi tiruan yang kurang baik, sedang dalam pengobatan antibiotik jangka panjang atau sedang menjalani terapi radiasi. Pada keadaan-keadaan tersebut dapat menyebabkan Candida albicans tumbuh dengan lebih menyebabkan lidah berselaput atau coated tongue. 1 29 Coated Tongue adalah penampilan klinis pada dorsum lidah yang seperti tertutup oleh suatu lapisan biasanya berwarna putih atau terwarnai oleh jenis makanan atau minuman yang dikonsumsi. Selaput ini terdiri dari papilla filiformis yang memanjang sehingga memberikan gambaran seperti selaput tebal pada lidah dan akan menahan debris serta pigmen yang berasal dari makanan, minuman, rokok, dan permen. Kemungkinan terjadinya selaput pada lidah ini meningkat dengan penggunaan obat-obatan lokal maupun sistemik yang menyebabkan perubahan mikroflora normal mulut. Kondisi ini juga dapat terjadi pada penderita dehidrasi, penyakit infeksi, penyakit kronis dan penyakit sistemik dimana lidah tampak berselaput tebal dan berwarna putih. Merokok selain menimbulkan pengaruh terhadap mukosa mulut dan gigi, juga berpengaruh terhadap kestabilan rongga mulut dan terhadap kebersihan rongga mulut dan jaringan lunak mulut. 29 2 Pada perokok terjadi penurunan zat kekebalan tubuh antibodi yang terdapat di dalam saliva, yang berguna untuk menetralisir bakteri di dalam rongga mulut, sehingga terjadi gangguan sistem pertahanan tubuh. Sel pertahanan tubuh tidak dapat mendekati dan memakan bakteri penyerang tubuh sehingga sel pertahanan tubuh tidak peka lagi terhadap perubahan disekitarnya, termasuk terhadap infeksi. 7 Merokok juga dapat menyebabkan penurunan reduksi- oksidasi pada rongga mulut yang merupakan indikasi adanya anaerobiosis, berupa peningkatan pertumbuhan mikroorganisme yang anaerob pada rongga mulut. 2,29 Pola keturunan wanita dewasa muda dan perokok lebih jarang terkena stomatitis aftosa rekuren daripada bukan perokok. 24 Data dari Erie County Study 1999 menyatakan bahwa Actinobacillus actinomycetemcomitans, Porphyromonas gingivalis, dan Bacteroides forsythus akan meningkat tajam pada perokok dibandingkan dengan yang tidak merokok. 30 Gambar 6. Coated tongue 31

2.5.8 Kanker Rongga Mulut