Semua bentuk tembakau dapat mempengaruhi resiko terjadinya penyakit mulut, perokok memiliki resiko enam kali lebih besar dapat terkena kanker rongga
mulut, resiko juga meningkat apabila dikombinasikan dengan konsumsi alkohol.
21,23
Merokok juga beresiko tinggi mengalami komplikasi atau sukarnya penyembuhan setelah pembedahan dan juga dapat menyebabkan hilangnya gigi dan penyakit
periodontal.
2,3,8
Pada perokok memiliki resiko empat kali lebih dapat terkena penyakit periodontal dibanding yang tidak merokok.
8
Perubahan panas akibat merokok menyebabkan perubahan vaskularisasi dan sekresi kelenjar liur.
1
Pada perokok yang mengkonsumsi rokok 10-20 batanghari mempunyai mekanisme pertahanan tubuh
yang lemah.
8
Rata-rata 6 orang perokok tiap menit meninggal karena penyakit yang diakibatkan kebiasaan buruk ini.
Keparahan penyakit yang timbul akibat merokok dari tingkat sedang hingga lanjut berhubungan dengan jumlah rokok yang diisap setiap hari, berapa tahun
seseorang menjadi perokok dan cara merokok. Kebiasaan merokok juga merupakan salah satu penyebab penyakit mulut dan gigi. Merokok dapat menyebabkan gigi
berwarna coklat atau kusam, mudah terkena gingivitis, napas berbau tidak sedap, lesi prekanker sampai kanker rongga mulut.
3
2.5.1 Keratosis Rokok
20
Keratosis rokok adalah kelainan berupa bercak yang berdekatan satu sama lain ketika mulut ditutup, terdapat papula-papula menimbul putih jelas terlihat di
seluruh bercak membuat suatu permukaan kasar dan keras pada palpasi diakibatkan karena kontak yang sering dan lama dengan asap tembakau.
24
Terjadinya ulkus dan
pembentukan keropeng akan menimbulkan kecurigaan pada perubahan neoplastik, kelainan ini biasanya mengenai pria-pria tua. Pada pengguna rokok tanpa filter atau
marijuana dalam jangka waktu yang pendek sebagai etiologi terjadinya kelainan ini. Menghentikan kebiasaan merokok dapat memberi kesembuhan.
24
Gambar 1. Keratosis rokok pada mukosa bibir
2.5.2 Melanosis Perokok
24
Merokok memberi perubahan warna yang khas pada permukaan mukosa yang terpajan. Pada 5-22 perokok berat, rokok dapat menstimulasi melanosit mukosa
mulut dan menghasilkan melanin berlebihan sehingga terjadi pigmentasi coklat pada mukosa bukkal dan gingiva yang dikenal sebagai melanosis perokok, keadaan
tersebut bukanlah proses fisiologis yang normal tetapi akibat dari pengendapan melanin dalam lapisan sel basal dari mukosanya. Derajat pigmentasi berkisar dari
coklat muda sampai coklat tua ini tergantung dengan banyaknya tembakau yang dihisap.
3,24
Daerah yang paling sering terkena yaitu gusi anterior mandibula dan mukosa pipi, dapat juga mengenai daerah palatum, lidah, dasar mulut dan bibir.
Melanosis bukanlah permulaan keganasan lain halnya dengan leukoplakia.
24
Gambar 2.Melanosis perokok
24
2.5.3 Leukodema
Leukodema merupakan gangguan ditandai dengan suatu film tipis yang opak, putih atau abu-abu. Menonjolnya lesi berhubungan dengan derajat pigmentasi
melanin dibawahnya, derajat kebersihan mulut dan banyaknya merokok. Sering timbul pada bagian mukosa bukkal dan mukosa labial.
Etiologi dari kelainan ini belum diketahui secara pasti tetapi dikaitkan dengan pengunaan temabakau.
10,24
Penelitian yang dilakukan oleh Mani N.J, dkk 1976 terhadap 885 perokok menemukan leukodema sebesar 4,3, Diagnosis pada leukodema
didapat dengan cara meregang mukosanya, menyebabkan tampak putih hilang sama sekali dalam beberapa kasus. Menggosok lesi tidak akan menghilangkannya. Tidak
ada komplikasi-komplikasi serius yang dikaitkan dengan kelainan ini, juga tidak ada perawatan yang dilakukan.
10,24
Gambar 3. Leukodema
2.5.4 Stomatitis Nikotina