pula halnya dengan rokoknya sendiri, tembakau yang akan digunakan mengalami pengolahan dan kedalamnya ditambahkan bumbu-bumbu sebelum dijadikan
rokok. Di India dan beberapa negara Amerika Selatan, masyarakatnya mempunyai
kebiasaan yang disebut dengan merokok terbalik, yang mana ujung sigaret yang menyala berada di rongga mulut. Resiko terjadinya kanker mulut pada masyarakat ini
sangat tinggi sebab intensitas panas dari asap tembakau di daerah palatum dan lingual sangat tinggi.
9,11
Merokok yang semula bertujuan untuk pengobatan akhirnya menjadi penyebab banyak kelainan dan penyakit. Salah satunya berhubungan dengan sistem
kardiovaskuler, merokok juga berhubungan dengan jaringan lunak dan keras di rongga mulut karena merupakan awal terjadinya penyerapan zat hasil pembakaran
rokok, maka mukosa mulut juga mempunyai dampak akibat dari merokok.
13
12
2.2 Cara Merokok
Penggunaan tembakau tidak hanya dilakukan dengan cara tembakau yang dirokok, ada banyak cara lain untuk menikmati tembakau. Terdapat berbagai bentuk
olahan manusia untuk daun tembakau yang dipergunakan seperti merokok bidi lintingan, hookli pipa tanah liat, merokok secara terbalik bagian yang terbakar
yang masuk ke mulut dan tembakau yang dikunyah susursuntil yaitu daun tembakau yang dirajang dan kering dikunyah. Biasanya tembakau dibuat menjadi
bentuk bulat, diselipkan diantara gusi dan bibir, kemudian dihisap-hisap.
14
Pengunaan daun tembakau yang paling dominan ialah dengan cara dirokok dimana daun tembakau kering digulung dengan pembungkus atau menggunakan pipa.
Di Amerika selatan, terdapat dalam bentuk rokok cerutu, rokok linting dan dengan berbagai bentuk rokok pipa.
Di India sebagian masyarakatnya mempunyai cara yang unik dalam hal merokok, yang mana ujung sigaret yang menyala berada di rongga mulut, kebiasaan
ini disebut merokok terbalik. Kebiasaan ini mempunyai tingkat resiko lebih besar terjadinya kanker daripada merokok dengan cara yang biasa dilakukan, karena panas
thermal dari ujung rokok ke muko sa mulut mengiritasi, namun iritasi yang terjadi kecil sebab ujung rokok pada daerah palatum yang punya derajat keratinisasi yang
lebih tebal dibandingkan bibir.
13
Setiap orang mempunyai cara masing-masing dalam menghisap rokok, ada yang menghisap dari mulut lalu asap rokok dikeluarkan melalui mulut atau hidung
dan berbagai cara yang lain. Secara garis besar dapat dibedakan tiga macam pengisap rokok, yaitu perokok mulut yang mana tipe ini hanya menghisap asap rokok sampai
rongga mulut saja, perokok yang menghisap asap rokok sampai ke dalam paru disebut perokok paru, dan perokok yang menghisap asap rokok sampai ke dalam
paru, menahan napas sebentar dan baru menghembuskannya keluar.
13,14
11
2.3 Jenis Rokok
Tembakau yang dirokok mempunyai berbagai macam bentuk. Di Indonesia terdapat jenis rokok seperti rokok kretek, cerutu, rokok putih, lintingan,
menggunakan pipa, tembakau yang disedot dan tembakau tanpa asap.
14
Di Indonesia semakin meningkat minat masyarakat memilih rokok kretek dibandingkan rokok
putih. Rokok kretek ialah rokok dengan atau tanpa filter yang menggunakan tembakau rajangan dengan cengkeh rajangan digulung dengan kertas sigaret boleh
memakai bahan tambahan asalkan diizinkan pemerintah. Banyak masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi rokok lebih dari dua
bentuk rokok diatas, mereka mengkombinasikan pemakaian rokok tersebut dan jenis rokok yang dikonsumsi masyarakat 80-95 adalah rokok kretek.
15
Pada rokok putih dikenal dua macam filter yaitu filter yang berventilasi dan filter yang tidak berventilasi. Filter yang berventilasi adalah filter yang berpori-pori
sehingga pada saat perokok menghisap rokoknya, sebagian udara bebas ikut terisap. Filter berguna untuk mengurangi bahan-bahan kandungan rokok yang menganggu
kesehatan manusia.
5
11
2.4 Kandungan Rokok