Rancangan Penelitian Kriteria Inklusi dan Eksklusi Defenisi Operasional

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian dilakukan secara survei analitik observasional dengan pendekatan potong silang. 3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Populasi penelitian adalah para kalangan penarik becak di Kotamadya Medan. 3.2.2 Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah para kalangan penarik becak dayung dan motor yang berjenis kelamin laki-laki, mempunyai kebiasaan merokok. Penentuan kecamatan dilakukan secara Proporsional stratified random sampling, pada mulanya kota Medan dibagi atas 21 kecamatan lalu diambil empat kecamatan yang ada di Kotamadya Medan yang padat penarik becaknya dan homogen yaitu Kecamatan Medan Baru, Medan Sunggal, Medan Area, Medan Selayang. Untuk mendapatkan besar sampel yang akan diambil dalam penelitian ini, penulis menggunakan presentase hubungan kelainan di rongga mulut dengan tembakau di Cape Town berdasarkan penelitian Darling MR, dkk yaitu 70,2. 44 37 N = Za Diperoleh sampel dengan menggunakan rumus : 2 .p.q d 2 28 Dimana : Za = confidence level 95 1,96 p = persentase hubungan lesi oral dengan tembakau q = 1-p d = presisi relatif 10 N = 1,96 2 . 0,702 1-0,605 0,1 = 106,5 2 Maka jumlah sampel peneliti adalah 110 orang yang akan diambil dari keempat kecamatan di Medan, dimana masing-masing kecamatan diambil sampel ± 28-29 orang.

3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.3.1 Kriteria Inklusi : - Memiliki kebiasaan merokok sampai pada saat penelitian dilakukan. - Tidak mengkonsumsi minuman beralkohol. - Bersedia mengikuti penelitian. 3.3.2 Kriteria Eksklusi : - Telah berhenti merokok sebelum pengambilan data atau kebiasaan merokok dilakukan hanya sewaktu-waktu. - Memiliki kebiasaan mengkonsumsi alkohol. - Menolak turut serta dalam penelitian.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel bebas Kebiasaan merokok: - Cara merokok - Jenis rokok - Lama merokok - Jumlah merokok

3.4.2 Variabel terikat : Kelainan-kelainan jaringan lunak mulut:

- Keratosis rokok - Pigmentasi - Leukodema - Stomatitis Nikotina - PreLeukoplakia - Leukoplakia - Kelainan pada lidah Coated Tongue - Kanker Rongga mulut 3.4.3 Variabel terkendali : - Jenis kelamin - Penarik becak di Kotamadya Medan yang merokok - Perokok yang tidak mengkonsumsi alkohol 3.4.4 Variabel tidak terkendali : - Penyakit Sistemik - Memakai obat-obatan

3.5 Defenisi Operasional

a. Jenis kelamin : Seluruh penarik becak yang dibagi atas jenis kelamin laki- laki. b. Kebiasaan merokok meliputi : - Perokok adalah seseorang yang merokok sedikitnya 1 batang per hari selama sekurang –kurangnya 1 tahun. - Kebiasaan merokok adalah kebiasaan yang dilakukan seseorang dengan cara menghisap rokok sedikitnya 1 batang per hari. - Jumlah rokok adalah banyaknya batang rokok yang dihisap oleh seorang perokok dalam 1 hari. - Lama merokok adalah lama seseorang melakukan kebiasaan merokok dimulai dari waktu pertama kali sampai penelitian dilakukan tahun. - Cara merokok adalah cara kebiasaan seseorang dalam menggunakan rokok dalam keseharian : 1 Perokok paru mulut adalah yang mana tipe ini hanya menghisap asap rokok sampai rongga mulut saja. 2 Perokok paru adalah perokok yang menghisap asap rokok sampai ke dalam paru. 3 Perokok paru dalam adalah yang menghisap asap rokok sampai ke dalam paru, menahan napas sebentar dan baru menghembuskannya keluar. - Jenis rokok adalah berbagai bentuk rokok yang biasa digunakan perokok dalam keseharian : rokok filter, rokok kretek, cerutu, rokok pipa. c. Leukoplakia adalah bercak atau plak putih, tidak dapat dihapus dan tidak dapat dikarakteristikkan secara klinis maupun patologis tidak dapat disamakan dengan penyakit lain dan tidak dihubungkan dengan berbagai agen penyebab seperti fisik atau kimia kecuali penggunaan tembakau. d. Stomatitis nikotina adalah kelainan berupa pembentukan nodul yang agak cekung dan berwarna merah pada palatum pertama terlihat merah lalu menjadi abu keputihan pada tahap selanjutnya terlihat bercak putih pada palatum akibat iritasi panas yang dihasilkan oleh pembakaran tembakau. 3,28 e. Leukodema adalah kelainan dengan gambaran mukosa berwarna abu keputihan atau putih kebiruan dengan permukaan berkerut kasar. Sering timbul pada bagian bukal mukosa tetapi jarang pada labial mukosa pipi. 3,26 f. Melanosis perokok adalah perubahan warna yang khas pada permukaan- permukaan mukosa yang terpajan, derajat pigmentasi berkisar dari coklat muda sampai coklat tua. 10 24 g. Keratosis rokok adalah kelainan berupa bercak yang berdekatan satu sama lain ketika mulut ditutup, papula-papula menimbul putih jelas terlihat di seluruh bercak. 3,24 h. Coated Tongue adalah suatu lapisan biasanya berwarna putih atau terwarnai oleh jenis makanan atau minuman yang dikonsumsi, memberikan gambaran seperti selaput tebal pada lidah terjadinya selaput pada lidah ini meningkat dengan penggunaan obat-obatan lokal maupun sistemik dan kebiasaa merokok. i. Preleukoplakia adalah dengan gambaran warna seperti abu-abu atau putih keabu-abuan tapi tidak pernah terlihat putih. Lesi dengan corak sedikit lobular, berbatas tidak jelas menyatu dengan mukosa normal. 29 j. Kanker Rongga Mulut dapat terlihat sebagai: 26 - Lesi yang berkembang sebagai lesi putih, indurasi dan permukaannya mungkin nodular atau ulserasi. Lesi ini mungkin terfiksasi jika jaringan terjadi pada bagian mukosa bergerak. Lesi dapat juga terlihat sebagai massa seperti jamur. 43 - Lesi yang berkembang pada daerah yang merah, terdapat indurasi dimana jaringan terasa padat dan penebalan seluruh lesi atau tepi lesi jika mengalami ulserasi. - Lesi yang mengalami ulserasi dengan indurasi pada tepi ulser. Ulser dapat meninggi, tepi bergelung dan dapat berkembang membentuk area putih. - Lesi yang terlihat sebagai massa yang tumbuh eksofitik dan dapat dengan mudah berdarah.

3.6 Tempat dan Waktu Penelitian