Faktor Hormonal Faktor Kimia

5 Cairan tubuh: adanya sensasi kembung dalam tubuh, barat badan naik, volume urin turun, terjadi pembengkakan pada kaki 6 Perubahan kulit: tumbuhnya jerawat, kulit jadi berminyak 7 Efek lainnya: a Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah b Nafsu makan meningkat c Emosi menjadi labil, sensitif dan perasaan negatif lainnya d Gangguan tidur e Penambahan berat badan f Pinggang terasa pegal

2.3 Penyebab Sindrom Premenstruasi PMS

Penyebab yang pasti dari sindrom pre menstruasi belum diketahui. Namun dapat dimungkinkan berhubungan dengan faktor-faktor hormonal, genetik, sosial, perilaku, biologi dan psikis.

2.3.1 Faktor Hormonal

Faktor hormonal yakni terjadi ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron berhubungan dengan PMS. Kadar hormon estrogen sangat berlebih dan melampaui batas normal sedangkan kadar progesteron menurun. Selain faktor hormonal, sindrom premenstruasi berhubungan dengan gangguan perasaan, faktor kejiwaan, masalah sosial, atau fungsi serotonin yang dialami penderita. Sindrom premenstruasi biasanya lebih mudah terjadi pada wanita yang Universitas Sumatera Utara lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus menstruasi Saryono, 2009. Beberapa teori menunjukkan adanya kelebihan estrogen atau defisit progesteron dalam fase luteal dari siklus menstruasi. Selama bertahun-tahun teori ini mendapat dukungan yang cukup banyak dan terapi progesteron biasa dipakai untuk mengatasi PMS. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa terapi progesteron kelihatan tidak efektif bagi kebanyakan wanita, selain kadar progesteron pada penderita tidak menurun secara konsisten. Bila kadar progesteron yang menurun dapat ditemukan hampir pada semua wanita yang menderita PMS, maka dapat dipahami bahwa kekurangan hormon ini merupakan sebab utama. Sebagian wanita yang menderita PMS terjadi penurunan kadar progesteron dan dapat sembuh dengan penambahan progesteron, akan tetapi banyak juga wanita yang menderita gangguan PMS hebat tapi kadar progesteronnya normal Shreeve, 1983 dan Smeltzer, 2001.

2.3.2 Faktor Kimia

Faktor kimiawi sangat mempengaruhi munculnya PMS. Bahan-bahan kimia tertentu di dalam otak seperti serotonin, berubah-ubah salama siklus menstruasi. Serotonin adalah suatu neurotransmitter yang merupakan suatu bahan kimia yang terlibat dalam pengiriman pesan sepanjang saraf di dalam otak, tulang belakang dan seluruh tubuh. Serotonin sangat mempengaruhi suasana hati. Aktivitas serotonin berhubungan dengan gejala depresi, kecemasan, ketertarikan, kelelahan, perubahan pola makan, kesulitan untuk tidur, impulsif, agresif dan peningkatan selara. Rendahnya kadar dan aktivitas serotonin ditemukan pada wanita yang Universitas Sumatera Utara mengeluh PMS Saryono, 2009. Serotonin penting sekali bagi otak dan syaraf, dan kurangnya persediaan zat ini dalam jumlah yang cukup dapat mengakibatkan depresi Shreeve, 1983, Hacker et, al., 2001 dan Smeltzer, 2001.

2.3.3 Faktor Genetik