Sistem 1. Latar Belakang Masalah

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Dinas Kehutanan Propinsi Sumatera Utara dalam prosedur pemberian izin penebangan kayu pada hutan alam dan hutan tanaman.

I.4. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan manfaat di dalam penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis dapat dijadikan sebagai bahan kajian akademis dan informasi tentang proses pemberian izin penebangan kayu hutan alam dan hutan tanaman di Dians Kehutanan Propinsi Sumatera Utara 2. Secara praktis dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dan pembaca

I.5. Kerangka Teori

Untuk memberikan batasan-batasan yang lebih jelas dari masing-masing konsep, guna meghindari adanya salah pengertian, maka definisi beberapa konsep yang dipakai dalam penelitian ini sesuai dengan kerangka teoritis yang telah dikemukakan di bawah ini, adapun yang menjadi kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

I.5.1 Sistem

Terdapat dua kelompok pendekatan didalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut ini : Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Universitas Sumatera Utara Menurut Jerry Fitzgerald, Ardra F. Fitzgerald dan Warren D. Stallings, Jr.,mendefinisikan prosedur sebagai berikut : Suatu prosedur adalah urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan Apa What yang harus dikerjakan, Siapa Who yang mengerjakannya, Kapan When dikerjakan dan Bagaimana How. Untuk memberikan gambaran yang lebih umum, di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian organisasi yang lazim digunakan dalam kepustakaan administrasi, manajemen dan organisasi. Menurut Sondang P.Siagian mengemukakan bahwa organisasi adalah : “Setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan, dalam ikatan mana terdapat seorangbeberapa orang yang disebut atasan dan seorangkelompok orang yang disebut bawahan” 5 Dari kaca mata administrasi dan manajemen, dalam setiap organisasi selalu ada seseorang atau beberapa orang yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan sejumlah orang yang bekerjasama tadi dengan segala aktivitas dan fasilitasnya. Dalam . Menurut Prajudi Atmosudirdjo mengemukakan bahwa organisasi adalah : “ Struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekolompok orang-orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu”. Di samping itu organisasi dapat pula didefinisikan sebagai suatu himpunan interaksi manusia yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama yang terikat dalam suatu ketentuan yang telah disetujui bersama. 5 Sofyandi Herman. Perilaku Organisasional. Graha Ilmu, Yogyakarta : 2007, hal 3 Universitas Sumatera Utara banyak hal orang yang bertanggung jawab tadi juga harus mengkoordinasikan aneka ragam kegiatan sekumpulan orang yang lazimnya mempunyai kepentingan yang berbeda. Ketentuan-ketentuan yang seharusnya disetujui bersama, sering tidak diketahui oleh semuanya malah mungkin terpaksa disetujui. Hal yang terakhir ini jelas terlihat dalam organisasi yang besar, seperti pemerintahan, perusahaan Negara, dan sebagainya. Dengan perkataan lain, pengertian organisasi menjadi semakin kompleks, strukturnya menjadi rumit dan tingkat formalitas semakin menjadi besar. Semua ini pada akhirnya akan sangat mempengaruhi setiap orang yang bekerjasama dalam organisasi demikian yang sering disebut-sebut sebagai perilaku organisasi.

I.5.2 Organisasi Sebagai suatu Sistem