Bentuk dan Isi Izin

e. Ketetapan yang memberikan hak-hak baru kepada seseorang atau lebih ketetapan yang menguntungkan 2. Dari segi jenisnya, ketetapan dibagi atas dua golongan: a. Menguntungkan dengan yang tidak menguntungkan b. Izin, lisensi, dispensasi dan konsesi. Pengertian dari Izin, Konsesi, Dispensasi dan Lisensi adalah sebagai berikut: Izin vergunning adalah suatu perbuatan yang pada hakekatnya harus dilarang, sehingga memerlukan pengawasan aparatur pemerintah. Izin adalah keputusan aparatur pemerintah yang memperkenankan sesuatu perbuatan. 1. Konsensi hanya berbeda secara relatif dengan izin, tidak terdapat perbedaannya secara yuridis, misalnya izin mengenai hal-hal yang penting bagi umum, seperti izin penggarapan hutan disebut juga konsensi hak pengelolaan hutan HPH. 2. Dispensasi adalah suatu perbuatan pemerintah yang meniadakan berlakunya suatu peraturan perundang-undangan untuk soal yang istimewa. Misalnya Dinas Lalu Lintas dan Jalan Raya memberikan dispensasi kepada truk angkutan untuk melebihi daya angkut karena keperluan yang mendesak dalam pembangunan 3. Lisensi adalah ketetapan yang digunakan untuk menyatakan suatu izin yang memperkenankan seseorang menjalankan suatu perusahaan, misalnya izin tempat usaha 10

I.5.10 Bentuk dan Isi Izin

. 10 Saiful Anwar, Sendi-Sendi Hukum Administrasi Negara, Gelora Madani Press, Medan 2004, hal 95 Universitas Sumatera Utara 1. Prosedur izin penebangan kayu, harus sesuai dengan syarat-syarat, antara lain: a. Usulan proyek yang berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan pengelolaan hutan rencana industri penyerapan tenaga kerja dan sebagainya. b. Pertimbangan teknis dari Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehutanan. c. Saran dan pertimbangan rekomendasi dari Gubernur Kepala Daerah. d. Akta preusan atau koperasi yang berbadan hukum. e. Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP. f. Data Perusahaan. 2. Jenis-jenis izin yang dikeluarkan oleh Dinas Kehutanan a. Izin Pemanfaatan Kayu IPK b. Izin Pemanfaatan Kayu IPK pada Areal Penggunaan Lain APL atau kawasan Budidaya Non Kehutanan KBNK c. Izin Pemanfaatan Kayu pada kawasan hutan produksi yang dikonversi, dan Penggunaan Kawasan Hutan dengan Pinjam Pakai 3. Kriteria-kriteria areal lahan yang diperbolehkan melakukan penebangan, antara lain : a. 500 lima ratus meter dari tepi waduk atau danau; b. 200 dua ratus meter dari tepi mata air dan atau kiri kanan sungai daerah rawa; Universitas Sumatera Utara c. 100 seratus meter dari kiri kanan tepi sungai; d. 50 lima puluh meter dari kanan tepi anak sungai; e. 2 dua kali kedalaman jurang dari tepi sungai dan dari tepi jurang; f. 130 seratus tiga puluh kali selisih pasang tertinggi dan pasang terendah dari tepi pantai 11 Organisasi Departemen Kehutanan disusun untuk memenuhi kebutuhan di atas, di mana pengelolaan hutan tidak lagi mengikuti paradigma kehutanan konvensional melainkan paradigma kehutanan sosial. Secara garis besar paradigma kehutanan sosial untuk pengelolaan hutan Indonesia mengikuti lima prinsip dasar, yaitu : 1. Strategi kehutanan sosial. 2. Hutan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 3. Pengelolaan dilakukan secara professional untuk mewujudkan pengelolaan hutan lestari. 4. Pengelolaan hutan berdasarkan kelestarian ekosistem. 5. Pengelolaan hutan disesuaikan dan diselaraskan dengan Otonomi Daerah. Dalam strategi kehutanan sosial, tugas atau fungsi Depatemen Kehutanan adalah : a. Menggariskan kebijakan umum. b. Mengendalikan dan mengatur sumber daya terdidik profesional. c. Mengatur perencanaan umum. . d. Mengawasi pelaksanaan pengelolaan hutan dan menilai hasilnya 12 11 Salim. Dasar-Dasar Hukum Kehutanan. Sinar Grafika. Jakarta. 1997. hal 54 12 Simon, Hasanu. Membangun Kembali Hutan Indonesia. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 2004. hal 143 . Universitas Sumatera Utara

I.5.11 Prinsip-prinsip Legalitas bagi Operasi Kehutanan dan Kayu