dalam asap langsung berhubungan dengan pirolisis kayu. Jadi suhu pembuatan asap akan mempengaruhi komposisi asap yang dihasilkan. Tranggono, et al, 1997
2.6. Difusi Bahan Polimer
Perpindahan materi dapat disebabkan oleh gradient konsentrasi, medan sentrifugal, dan medan listrik. Dalam setiap kasus gaya yang menyebabkan perpindahan
dapat dianggap sebagai gradien potensial yang negatif. Gradien negatif dari potensial kimia adalah gaya dorong untuk difusi.
Dalam proses perpindahan gerak dari komponen i dapat dinyatakan dalam fluksnya Ji, yang didefinisikan sebagai banyaknya komponen i yang melewati satuan
luas permukaan dalam satuan waktu. Difusi adalah perpindahan massa yang terjadi pada suatu campuran yang
disebabkan oleh gradient konsentrasi. Difusi materi melalui sel sebanding dengan gaya dorong, dinyatakan oleh persamaan Fick :
dc J = - D
dx
Dengan : J
= fluks mol m
-2
s
-1
, D
= Koefisien difusi m
2
s
-1
, `
= daya dorong, ditunjukkan sebagai gradient konsentrasi di sepanjang X mol m
-4
dc dx
2.7. Kelarutan Polimer
Proses kelarutan bahan polimer jauh lebih rumit dari pada kelarutan senyawa- senyawa dengan bobot molekul rendah, sebab adanya perbedaan antara ukuran molekul
Universitas Sumatera Utara
polimer dan pelarut, pengaruh viskositas larutan dan tekstur polimer amorf, kristalin, linier atau berikatan silang. Konsep larutan polimer dalam teknologi bahan polimer
memegang peranan yang sangat penting, misalnya pada teknik plastisasi, pembuatan bahan perekat, dan sebagainya. Bilamana bahan polimer dilarutkan ke dalam suatu
pelarut yang berbobot molekul rendah terlebih dahulu akan terjadi peristiwa penggembungan, dengan molekul pelarut yang terdispersi di antara rantai polimer. Bila
jumlah pelarut semakin besar, interaksi sesama rantai polimer menjadi semakin lemah dan akhirnya lepas sama sekali menbentuk larutan polimer Wirjosentono, dkk, 1995.
2.8. Sifat Mekanis Bahan Polimer
Pada pengujian secara mekanis terhadap suatu sampel yang diamati adalah sifat kekuatan tarik, tegangan, regangan, modulus dan perpanjangan yang menunjukkan pada
kekuatan bahan. Penggunaan bahan polimer baik itu dalam industri maupun dalam kehidupan
sehari-hari sangat tergantung pada sifat mekanis dari bahan polimer tersebut. Sifat mekanis ini merupakan ini merupakan perpaduan antara kekuatan tarik yang tinggi dan
elastisitas yang baik. Sifat mekanis khas utuk setiap polimer, ini disebabkan karena adanya dua macam ikatan dalam bahan polimer, yaitu ikatan kimia yang kuat antara
atom dan interaksi antara rantai yang lebih lemah. Nur, 1997.
2.8.1.Kekuatan Tarik UTS Ultimate Tensile Strength
Kekuatan tariktekan merupakan salah salah satu sifat dasar bahan polimer yang penting dan sering digunakan untuk karakterisasi suatu bahan polimer. Pengujian tarik
dilakukan untuk mengetahui perubahan bentuk pada sampel atau bahan yang diuji. Pada uji tarik beban kakas sesumbu yang bertambah secara perlahan-lahan sampai sampel uji
patah, maka pada saat yang sama diamati pertambahan panjang yang dialami sampel uji.
Universitas Sumatera Utara
Pertambahan panjang Δl yang terjadi akibat kakas tarikan yang diberikan pada sampel
uji disebut dengan deformasi sedangkan regangan adalah perbandingan antara pertambahan panjang dengan panjang semula.
Δl ε =
x 100 l
o
Keterangan : ε =
Regangan l
o
= Panjang mula-mula mm Δl = Pertambahan panjang mm
Dengan demikian regangan merupakan ukuran kekenyalan kemuluran suatu bahan yang biasanya dinyatakan dalam . Besarnya kekuatan tarik dapat diperoleh dari
kurva aluran tegangan atau regangan. Kekuatan tarik atau tekan diukur dari besarnya beban maksimum F
maks
yang digunakan untuk memutuskanmematahkan spesimen bahan dibagi dengan luas penampang awal A
o
dan secara matematis ditulis sebagai berikut :
F
maks
σ = A
o
Keterangan : σ
= tegangan atau kekuatan tarik kgfmm
2
Fmaks = beban maksimum kgf
A = luas penampang awal mm
2
2.8.2.Kekuatan Lentur UFS Ultimate Flexural Strength
Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui ketahanan suatu bahan terhadap pembebanan pada titik lentur dan untuk mengetahui keelastisan suatu bahan.
Universitas Sumatera Utara
Pembebanan yang diberikan adalah pembebanan dengan tegak lurus dengan titik-titik sebagai penahanan berjarak tertentu dan titik pembebanan diletakkan pada titik tengah
sampel dimana besarnya pelengkungan ini disebut defleksi δ.
Persamaan untuk mendapatkan kekuatan lentur adalah : 3PL
MOR =
2 l t
2
P’L MOE =
4 y l
4
t
MOR = modulus patah kgcm
2
MOE = modulus elastisitas kgcm
2
P = beban patah kg
P’ = beban lentur kg
L = jarak sanggah cm
l = lebar spesimen cm
t = tebal spesimen cm
y = jarak defleksi cm
haygreen, 1996
2.9. Analisis Spektroskopi Infra Merah FT-IR