Dalam bidang polimer DTA sering digunakan untuk menentukan temperatur leleh Tl dan temperatur gelas Tg. Temperatur leleh adalah temperatur pada saat polimer
mengalamni pelelehan secara sempurna, sedangkan temperatur transisi gelas TG adalah temperatur pada saat terjadinya perubahan sifat fisik polimer dari elastis menjadi
kaku. Metode DTA mempunyai kelebihan dapat memberikan hasil yang spesifik untuk
suatu sampel, karena tidak ada dua material yang memberikan suatu kurva yang sama persis walaupun mempunyai perbedaan yang sangat kecil dari struktur kristal dan
komposisi kimia. Puncak-puncak yang dihasilkan akan berbeda baik dari luas atau bentuk puncak sehingga kurva yang dihasilkan khas untuk setiap jenis material.
Kekurangan DTA adalah terlihat perbedaan yang nyata pada jangkauan temperatur yang lebar sehingga diperlukan waktu yang cukup lama untuk mencapai jangkauan tersebut,
dan kurva yang dihasilkan sangat tergantung pada peralatan dan teknik penentuan sehingga untuk jenis material yang sama jika dianalisis dengan dua alat yang berbeda
akan memberikan kurva yang sedikit berbeda.
2.11. Mikroskop Elektron Payaran SEM
Adanya material lain dalam suatu matriks seperti dispersi matrial tersebut dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada permukaan spesimen. Untuk melihat
perubahan dalam bahan tersebut dapat dilakukan suatu analisa permukaan, dimana alat yang biasa digunakan adalah SEM. Mark, H.F., 1965
Teknik SEM merupakan pemeriksaan dan analisa permukaan spesimen. Gambar tampilan permukaan yang diperoleh merupakan gambar topografi dengan tonjolan,
lekukan dan lubang pada permukaan, gambar topografi diperoleh dari penangkapan sekunder yang dipancarkan oleh spesimen. Sinyal elektron sekunder yang dihasilkan
Universitas Sumatera Utara
ditangkap oleh detektor dan diteruskan ke monitor sehingga diperoleh gambar khas yang menggambarkan struktur permukaan spesimen, selanjutnya gambar dimonitor
dapat dipotret dengan film hitam putih. Pada dasarnya SEM menggunakan sinyal yang dihasilkan yang dipantulkan atau
berkas sinar elektrom sekunder. SEM menggunakan prinsip scanning dimana berkas elektron diarahkan pada titik-titik pada permukaan spesimen . Gerakan elektron tersebut
dinamakan scanning atau gerakan membaca. Sampel yang akan dianalisa dengan teknik ini harus mempunyai permukaan
dengan konduktifitasnya rendah sehingga saat analisa SEM bahan polimer harus dilapisi dengan bahan konduktor yang tipis. Konduktor yang biasa digunakan adalah perak,
tetapi untuk analisa pada jangka waktu yang lama penggunaan emas atau campuran emas dan paladium akan lebih baik.
2.12. Kromatogram Asap Cair dari Kayu
a. Dari pirolisis selulosa :
Asam asetat, asam formiat, maltol, metilsiklopentenolon, etilsiklopentenolon, dietilsiklopentenolon, furfural, 5-hidroksimetilfurfural.
b. Dari pirolisis lignin :
Fenol, orto, meta dan para kresol, guaiakol, 4-metilguaiakol, etilguaiakol, 4- propilguaiakol, pirokatekol, trimetilfenol, vanilin, 4-2-propio-vanillon, 41-propio-
vanillon, acetovanillon, 2,4,5-trimetilbenzaldehid, 4-hidroksiasetofenon, eugenol, cis dan trans-isoeugenol, 2,6-dimetoksifenol siringol, 4-metilsiringol, 4-etilsiringol, 4-
propilsiringol, 4-asetosiringol, 4-2-propio-siringol, 4-1-propio-siringol, cis dan trans- 4-1-propenil-siringol, 4-2-propenil-siringol, siringaldehid. anonim, 1991
Universitas Sumatera Utara
Golongan utama dari senyawa yang terdeteksi di dalam asap meliputi a fenol; 85 macam diidentifikasi dalam kondensat dan 10 macam dalam produk asapan, b
karbonil, keton dan aldehid; 45 macam diidentifikasi dalam kondensat, c asam-asam; 35 macam diidentifikasi dalam kondensat, d furan; 11 macam, e alkohol dan ester;
15 macam diidentifikasidalam kondensat, f lakton; 13 macam, g hidrokarbon alifatik; 1 macam diidentifikasi dalam kondensat; 20 macam dalam produk asapan, h
hidrokarbon aromatik polisiklik; 47 macam diidentifikasi dalam kondensat; 20 macam dalam produk asapan. Hal ini hampir sama dengan penelitian Gilbert dan Knowlen,
1975 yang menyatakan bahwa senyawa-senyawa kimia paling penting yang diketahui dalam asap dan asap cair antara lain; fenol, karbonil, asam, furan, alkohol dan ester,
lakton dan polisiklik hidrokarbon. Jadi sejumlah besar komponen yang telah diidentifikasi dari beberapa senyawa kimia yang ada dalam asap antara lain, 45 macam
fenol, lebih dari 70 senyawa karbonil seperti keton dan aldehid, 20 asam, 11 furan, 13 alkohol, dan ester, 13 lakton dan 27 hidrokarbon polisiklis aromatik Policyclic
Aromatic HydrocarbonPAH
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN