Pengasapan dan Asap – Cair

berlangsung lebih lambat dan dikendalikan oleh konsentrasi bahan kimia yang terlarut. Difusi adalah perpindahan massa yang terjadi pada suatu campuran yang disebabkan oleh gradien konsentrasi. Antar difusi merupakan terbentuknya gabungan antara dua permukaan polimer melalui difusi penyebaran ikatan rantai molekul-molekul polimer dari satu permukaan masuk kedalam jaringan molekul permukaan yang lainnya. Difusi dapat lebih cepat bila suhu tinggi dan molekul yang berdifusi kecil. Dalam pemilihan kondisi impregnasi baik tekanan, suhu dan waktu impregnasi serta besarnya harus mempertimbangkan kondisi kayu yang digunakan Sjostron, 1998. Teknik impregnasi reaktif adalah teknik impregnasi yang dirancang menggunakan medium dalam fasa leleh dengan melibatkan modifikasi bahan polimernya sebelum impregnasi sehingga meningkat kompatibilitasnya. Basuki W, dkk 2001 telah melakukan impregnasi bahan polimer bekas dari jenis polistiren dan polipropilen melalui sistem penekanan vakum pada suhu leleh pada kayu kelapa sawit. NS Cetin 1999 juga telah melakukan impregnasi bahan polimer untuk membentuk grafting dengan menggunakan metakrilat anhidrid yang dilakukan pada kayu jenis Pynus sylvestris. Pola impregnasi dapat medisfusikan bahan-bahan monomer ke dalam kayu lunak, khususnya kayu monokotil, karena monomer-monomer tersebut bersifat cair yang mampu berdifusi ke dalam kayu. Sifat-sifat dasar dari KKS dapat diperbaiki bila monomer-monomer reaktif yang digunakan dapat berpolimerisasi dengan senyawa fenol atau senyawa dari kayu tersebut.

2.3. Pengasapan dan Asap – Cair

Pengasapan dapat dijadikan proses untuk tujuan pengawetan. Telah diketahui asap mengandung sebagian besar senyawa yang terbentuk oleh pirolisis konstituen kayu. Pengolahan menjadi asap cair dilakukan dengan berbagai suhu pirolisis untuk Universitas Sumatera Utara menghasilkan senyawa-senyawa organik yang diharapkan. Jadi asap dapat dibentuk dalam wujud cair dengan pola destilasi sehingga dapat menghasilkan bahan-bahan kimia tersebut tergantung dari suhu destilasi yang digunakan. Pada penelitian ini pedoman utama dari asap adalah pengambilan senyawa fenol, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan baku polimerisasi. Golongan utama dari senyawa-senyawa yang terdeteksi di dalam asap pernah dikemukakan oleh Girard 1992 yang meliputi : - Fenol, tidak kurang 85 macam diidentifikasi dalam kondesat dan 10 macam diidentifikasi dalam produk asapan. - Karbonil, keton dan aldehid, lebih kurang 45 macam yang diidentifikasi dalam kondensat. - Asam, 35 macam yang terdapat dalam kondensat. - Furan, 11 macam - Alkohol dan eter, 15 macam - Hidrokarbon alifatik, 1 macam dalam kondensat dan 20 macam dalam produk asapan. - Hidrokarbon aromatik polisiklis, 47 macam diidentifikasi dalam kondensat dan 20 macam dalam produk asapan. Guangho He 2004 menyimpulkan reaksi antara fenol dengan selulosa kayu, apabila fenol langsung ditambahkan pada kayu akan terbentuk reaksi fenol pada gugus oksigen yang ada pada kayu dan bila dilakukan degradasi kadar air pada kayu maka fenol akan terikat pada gugus OH dari kayu. Selhan Karangnoze 2004 telah menganalisa fenol dengan liquefaction dari biomass kayu dengan menggunakan sistem peningkatan pemanasan yang dipengaruhi Universitas Sumatera Utara oleh efek Rubidium. Dari analisa diperlihatkan bahwa senyawa yang dihasilkan paling banyak adalah fenol. Dua senyawa utama dalam asap-cair yang diketahui mempunyai efek bakterisida adalah fenol dan asam-asam organik yang dalam kombinasinya bekerja sama secara efektif untuk mengontrol pertumbuhan mikrobia. Psczola, 1995. Fenol mempunyai aktivitas antioksidan yang cukup besar. Telah diteliti bahwa asap kayu dapat difraksionasikan menjadi komponen asam, basa dan netral. Sifat antioksidasi yang paling baik ada pada komponen netral. Sebaliknya memiliki sedikit sifat antioksidasi pada komponen bersifat asam, sedangkan komponen basa memacu oksidasi lipida Totter dan Polatsht, 1984. Senyawa antioksidan sintetis yang beredar di pasaran seperti hidroxy anisol BHA dan butylated hidroxy toluene BHT adalah golongan senyawa fenol juga.

2.4. Monomer Reaktif