Pembebanan yang diberikan adalah pembebanan dengan tegak lurus dengan titik-titik sebagai penahanan berjarak tertentu dan titik pembebanan diletakkan pada titik tengah
sampel dimana besarnya pelengkungan ini disebut defleksi δ.
Persamaan untuk mendapatkan kekuatan lentur adalah : 3PL
MOR =
2 l t
2
P’L MOE =
4 y l
4
t
MOR = modulus patah kgcm
2
MOE = modulus elastisitas kgcm
2
P = beban patah kg
P’ = beban lentur kg
L = jarak sanggah cm
l = lebar spesimen cm
t = tebal spesimen cm
y = jarak defleksi cm
haygreen, 1996
2.9. Analisis Spektroskopi Infra Merah FT-IR
Spektroskopi IR merupakan suatu metoda analisis yang dipakai untuk karakterisasi bahan polier dan analisis gugus fungsi. Dengan cara menentukan dan
merekam hasil spektra residu dengan serapan energi oleh molekul organik dalam daerah sinar infra merah. Daerah infra merah didefenisikan sebagai daerah yang memiliki
Universitas Sumatera Utara
panjang gelombang 1-500 nm. Setiap gugus dalam molekul umumnya mempunyai karakteristik sendiri, sehingga spektroskopi IR dapat digunakan untuk mendeteksi gugus
yang spesifik pada polimer. Intensitas pita serapan merupakan ukuran konsentrasi gugus yang khas yang dimiliki oleh polimer Seymour, 1975.
Untuk dapat mengindentifikasi data infra merah dari bahan polimer, diperlukan suatu persyaratan yaitu zat yang diselidiki harus homogen secara kimia. Tahap awal
identifikasi bahan polimer, serapan yang karakteristik untuk masing-masing bahan polimer harus diketahui dengan membandingkan spektrum yang telah dikenal. Pita
serapan yang khas akan ditunjukkan oleh monomer penyusun material dan struktur molekulnya Hummel, 1985
Metoda ini didasarkan pada interaksi antara radiasi infra merah dengan materi interaksi atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik. Interaksi ini berupa
absorpsi pada frekwensi atau panjang gelombang tertentu yang berhubungan dengan energi transisi antara berbagai keadaan energi vibrasi, rotasi dan molekul. Radiasi infra
merah yang penting dalam penentuan struktur atau analisa gugus fungsi terletak pada 400 cm
-1
- 650 cm
-1
.
2.10. Analisis Termal Bahan Polimer
Analisis termal bukan saja mampu untuk memberikan informasi tentang perubahan fisik sampel misalnya titik leleh dan penguapan, tetapi juga terjadi proses
kimia yang mencakup polimerisasi, degradasi, dekomposisi dan sebagainya. Differensial Thermal Analysis DTA adalah suatu metoda yang dapat digunakan
untuk menentukan sifat termal suatu bahan polimer. DTA merupakan suatu metode dapat mencatat perbedaan suhu antara sampel dan senyawa pembanding, baik terhadap
waktu ataupun suhu.
Universitas Sumatera Utara
Dalam bidang polimer DTA sering digunakan untuk menentukan temperatur leleh Tl dan temperatur gelas Tg. Temperatur leleh adalah temperatur pada saat polimer
mengalamni pelelehan secara sempurna, sedangkan temperatur transisi gelas TG adalah temperatur pada saat terjadinya perubahan sifat fisik polimer dari elastis menjadi
kaku. Metode DTA mempunyai kelebihan dapat memberikan hasil yang spesifik untuk
suatu sampel, karena tidak ada dua material yang memberikan suatu kurva yang sama persis walaupun mempunyai perbedaan yang sangat kecil dari struktur kristal dan
komposisi kimia. Puncak-puncak yang dihasilkan akan berbeda baik dari luas atau bentuk puncak sehingga kurva yang dihasilkan khas untuk setiap jenis material.
Kekurangan DTA adalah terlihat perbedaan yang nyata pada jangkauan temperatur yang lebar sehingga diperlukan waktu yang cukup lama untuk mencapai jangkauan tersebut,
dan kurva yang dihasilkan sangat tergantung pada peralatan dan teknik penentuan sehingga untuk jenis material yang sama jika dianalisis dengan dua alat yang berbeda
akan memberikan kurva yang sedikit berbeda.
2.11. Mikroskop Elektron Payaran SEM