Penyediaan Bahan Baku Kayu Kelapa Sawit KKS Penyediaan Asap – Cair Fenol Alam AnalisisiGC-MS

3.4. PROSEDUR KERJA

3.4.1. Penyediaan Bahan Baku Kayu Kelapa Sawit KKS

Sampel Kayu Kelapa Sawit KKS yang akan digunakan diambil dari bagian batang, dipotong melintang pada bagian tengah sepanjang 1 meter. Selanjutnya dibelah membentuk papan dengan ketebalan 5 cm dan kemudian dikeringkan di udara terbuka selama 8 jam. Papan tersebut dibentuk menjadi spesimen dengan ukuran 5 x 2,5 x 2 cm lalu speciemen KKS dikeringkan di dalam oven pada suhu 40 C sampai diperoleh berat konstan. 2 cm 2,5 cm 5 a b Gambar 3.1 a. Pemotongan melintang dan bagi spesimen KKS : 1,2,3,4 : Spesimen bagian pinggir P 5,6,7,8 : Spesimen bagian tengah T 9,10,11,12 : Spesimen bagian inti I b. Spesimen KKS dengan ukuran 5 x 2,5 x 2 cm

3.4.2. Penyediaan Asap – Cair Fenol Alam

Penyediaan asap-cair dibuat dari hasil pengasapan dengan sistem destilasi pada suhu tertentu dan dilakukan analisa kebenarannya menggunakan alat GC – MS. Universitas Sumatera Utara Pengasapan KKS dirancang sedemikian rupa yang mana difusi asap masuk kedalam kayu, sedangkan untuk asap-cair fenol alam dilakukan pada suatu wadah yang telah disediakan dan perendaman sampel kayu dilakukan over night. 3.4.3. Impregnasi Asap-Cair dan Monomer Reaktif Dilakukan pengeringan dalam oven dengan suhu 40 C terhadap spesimen KKS hingga didapatkan berat konstan. Kemudian direndam dalam gelas ukur 500 ml yang berisi asap-cair dan monomer reaktif. Proses impregnasi spesimen KKS dengan asap- cair dan monomer reaktif ini berlangsung selama 48 jam. spesimen KKS hasil impregnasi ini akan dianalisa dan dikarakterisasi. 3.5. Analisis Asap Cair

3.5.1. AnalisisiGC-MS

Komponen-komponen asap-cair dianalisis menggunakan GC - MS dengan gas pembawa helium. Terlebih dahulu asap-cair dilarutkan dalam eter, kemudian dilakukan pemisahan antara fasa yang larut dalam eter dan fasa polarnya. Campuran senyawa yang akan diawetkan kromatografi gas akan terpisah menjadi komponen-komponen individual. Untuk beberapa komponen yang dominan akan dianalisa lebih lanjut dengan spektrometri massa. Sebagai standar digunakan literatur. 3.5.2. Analisis SEM Analisis SEM dilakukan untuk mempelajari sifat morfologi terhadap sampel KKS. Dalam hal ini dapat dilihat rongga-rongga KKS kering, asap-cair yang menutupi seluruh pori-pori serta masuknya asap-cair dan reaksi yang terjadi dengan monomer Universitas Sumatera Utara aktif. Informasi dari analisa ini akan mendapatkan gambaran dari seberapa baik bahan- bahan kimia yang digunakan dapat meresap sampai ke pori-pori terdalam dari kayu. Uji SEM dilakukan untuk mempelajari sifat-sifat morfologi terhadap sampel KKS. Dalam hal ini dapat dilihat rongga-rongga KKS kering, asap-cair dan reaksi yang menutupi seluruh pori-pori serta masuknya asap-cair dan reaksi yang terjadi dengan monomer aktif. Informasi dari analisa ini akan mendapatkan gambaran dari seberapa baik bahan kimia yang digunakan dapat meresap sampai pori-pori terdalam dari kayu. Sampel spesimen diletakkan dalam sample stub yang terbuat dari logam setelah terlebih dahulu diberi perekat stik karbon. Kemudian sample spesimen dilapisi emas bercampur palladium dalam suatu ruangan vakum evaporator yang bertekanan 0,1 atm selama 5 menit. Sampel dimasukkan ke dalam ruangan spesimen spesimen chamber dan selanjutnya disinari dengan pancaran elektron bertenaga ± 15 kilovolt sehingga sample mengeluarkan elektron sekunder dan elektron terpantul yang dapat dideteksi dengan detektor sintilator dan kemudian diperkuat dengan suatu rangkaian listrik yang menyebabkan timbulnya gambar pada Cathode Ray Tube. Pemotretan dilakukan setelah memiliki bagian tertentu dari objek sample dengan pembesaran 200 kali sehingga diperoleh foto yang baik dan jelas. 3.5.3. Analisis FT – IR Analisis FT-IR dilakukan untuk memberikan informasi mengenai perubahan gugus fungsi akibat reaksi yang terjadi antara asap-cair dengan spesimen KKS dan antara monomer reaktif dengan spesimen KKS. Sampel ditimbang ± 1 gram ditambahkan dengan pelet KBr, dipress kemudian diletakkan pada alat ke arah sinar infra merah. Hasil akan direkam ke dalam kertas berskala aluran kurva bilangan gelombang terhadap intensitas. Universitas Sumatera Utara

3.5.4. Analisis Termal Diferensial DTA