Selendang BanFlax 1000 X 20 Pengujian

7. Selendang BanFlax 1000 X 20

Tabel 5.17 dibawah menggambarkan frekuensi pemakaian Selendang banFlax 1000 x 20 selama periode Januari – April 2010 untuk lokasi Riau. Nilai rata-rata part ini adalah 8.520 dan standar deviasinya 5.328. Tabel 5.17 Frekuensi Pemakaian ”Selendang BanFlax 1000 x 20” Daerah Kelas Titik tengah Rata-rata Standar deviasi X i X i 2 f i f i . X i f i X i 2 = Σ f i .X i n S 2.000 6.340 4.170 17.389 3.000 12.510 52.167 6.350 10.690 8.520 72.590 5.000 42.600 362.952 10.700 15.040 12.870 165.637 0.000 0.000 0.000 15.050 19.390 17.220 296.528 0.000 0.000 0.000 19.400 23.740 21.570 465.265 1.000 21.570 465.265 Total 9.000 76.680 880.384 8.520 5.328 Sumber: Olahan Penulis, 2010 Dari Tabel 5.18 dibawah ini dapat dilihat hasil perhitungan chi kuadrat hitung dan chi kuadrat tabel. Chi kuadrat hitung dihitung dari rumus yang ada sedangkan chi kuadrat tabel dilihat dari tabel chi kuadrat pada Lampiran 2. derajat kebebasan v = k-1 = 5-1 = 4 dan tingkat kepercayaan 95 . Diperoleh bahwa nilai chi kuadrat hitung chi kuadrat tabel sehingga Ho ditolak. Artinya Selendang banFlax 1000 x 20 tidak berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.18 Pengujian Chi Kuadrat “Selendang BanFlax 1000 X 20” Batas kelas Z L n L i Expected frekuensi Frekuensi observasi Chi kuadrat Chi kuadrat 1.995 -1.225 0.109 6.345 -0.408 0.341 0.232 0.695 3.000 7.648 10.695 0.408 0.659 0.318 1.591 5.000 7.304 15.045 1.225 0.891 0.232 0.000 0.000 0.000 19.395 2.041 0.979 0.089 0.000 0.000 0.000 23.745 2.858 0.998 0.019 0.019 1.000 51.782 Total 2.304 9.000 66.735 9.488 Sumber: Olahan Penulis, 2010 Dari tabel – tabel di atas maka diambil kesimpulan bahwa ada seluruh part kelas A tidak berdistribusi normal seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.19 dibawah ini. Tabel 5.19 Metode Persediaan Spare part Kelas A Sumber: Olahan Penulis, 2010 Nama Part Keterangan Status Model Persediaan TIRE 1000 X 20 PLY-16 – NEW X2 test X2 tabel, Ho ditolak Tidak berdistribusi normal Dinamis dengan ketidakpastian BAN DALAM 1000 X 20 X2 test X2 tabel, Ho ditolak Tidak berdistribusi normal Dinamis dengan ketidakpastian OIL MEDITRAN S SAE 40 ENGINE OIL SAE 40 CF X2 test X2 tabel, Ho ditolak Tidak berdistribusi normal Dinamis dengan ketidakpastian OIL TURALIK 52 HYDRAULIC OIL ISO VG 68 X2 test X2 tabel, Ho ditolak Tidak berdistribusi normal Dinamis dengan ketidakpastian GREASE WTC-DARK BROWN CHASISBEARING X2 test X2 tabel, Ho ditolak Tidak berdistribusi normal Dinamis dengan ketidakpastian TIRE 1000 X 20 PLY-16 – VULCANIZER X2 test X2 tabel, Ho ditolak Tidak berdistribusi normal Dinamis dengan ketidakpastian SELENDANG BANFLAX 1000 X 20 X2 test X2 tabel, Ho ditolak Tidak berdistribusi normal Dinamis dengan ketidakpastian Universitas Sumatera Utara

BAB VI PERANCANGAN SISTEM

Ada 2 dua hal yang akan dilakukan dalam perancangan sistem informasi pengendalian persediaan spare part yaitu: 1. Perancangan Data Base Data base yang dimaksud adalah data yang akan menjadi input pada sistem yang akan dibangun. Input adalah kode spare part, jumlah pemesanan minimum spare part, waktu pemesanan lead time, jumlah pemesanan minimum masing–masing spare part dan total biaya yang dikeluarkan untuk masing–masing spare part. Dalam penelitian ini, perancangan data base yang dibuat hanya untuk spare part golongan kritis A. 2. Perancangan sistem informasi Setelah perancangan data base selesai dilakukan, maka selanjutnya dilakukan perancangan sistem informasi. Sistem informasi yang dirancang melalui proses disain, analisis dan perancangan. Universitas Sumatera Utara