2.1.2 Pengelompokan Barang-barang dalam Persediaan
Tujuan pengelompokan barang-barang adalah untuk mengetahui biaya yang aka ndikeluarkan dan banyaknya barang dalam masing-masing kelompok, sehingga
diketahui jenis barang yang paling banyak dalam menyerap biaya dan yang paling sedikit menyerap biaya. Salah satu pengelompokan barang dalam persediaan adalah
Sistem ABC. Konsep ini dikemukakan oleh ’Vilfredo Pareto’ dengan teorinya bahwa item yang mempunyai nilai pemakaian dana per tahun paling besar harus mendapat
perhatian yang besar dalam pengendaliannya. Menurut sistem ABC, barang-barang persediaan dibagi dalam tiga kelompok yaitu kelompok A, kelompok B dan
kelompok C. Kelompok A merupakan kelompok bangan yang sangat kritis, dimana nilai
penggunaan dana persediaan terbesar tetapi merupakan jumlah terkecil dari pemakaian barang. Nilai penggunaan dana mencapai 75-80 dari seluruh nilai
pemakaian dana, tetapi mempunyai jumlah pemakaian abrang kira-kira 15-20 dari seluruh pemakaian barang.
Kelompok B merupakan kelompok diantara A dan C. Untuk kelompok ini nilai penggunaan dana sebesar 15 dari seluruh penggunaan dana tetapi mempunyai
jumlah barang kira-kira 20-25 dari seluruh pemakaian barang.
Universitas Sumatera Utara
Kelompok C merupakan kelompok barang yang tidak kritis, yaitu nilai penggunaan dana mencapai 5-10 dari total penggunaan dana tetapi mempunyai
pemakaian jumlah kebutuhan barang mencapai 60-65 .
2.1.3 Biaya–Biaya Sistem Persediaan
Sistem persediaan adalah serangkaian kebijakan dan pengendalian yang memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga,
kapan persediaan harus diisi, dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan untuk mendapatkan service level yang optimum. Biaya sistem persediaan adalah semua
pengeluaran, dan kerugian yang timbul sebagai akibat adanya persediaan. Biaya persediaan dapat dibedakan atas:
Biaya pembelian, merupakan harga beliunit jika item diperoleh dari sumber eksternal atau Biaya produksiunit jika item dibuat oleh perusahaan.
Biaya pengadaan, dibagi dua yaitu: a.
Biaya pemesanan order cost adalah semua pengeluaran yang ditimbulkan untuk mendatangkan barang dari luar. Contohnya biaya persiapan pembelian,
biaya pembuatan faktur, biaya pengeluaran surat-menyurat dan biaya pos, biaya telepon dan fax, biaya pengiriman ke gudang, biaya bongkar bahan
yang diperhitungkan setiap kali pembelian, biaya yang berhubungan dengan
Universitas Sumatera Utara
pembukuan dan biaya tambahan lainnya yang berhubungan dengan pemesanan.
b. Biaya pembuatan setup cost adalah semua pengeluaran yang ditimbulkan
untuk persiapan memproduksikan barang. Biaya simpan, merupakan biaya yang naik seiring dengan membesarnya jumlah
persediaan. Biaya simpan meliputi: Biaya memiliki persediaan
Biaya sewa gudang persatuan unit barang Biaya kerusakan dan penyusutan
Biaya kadaluwarsa Biaya pemeliharaan barang
Biaya pengepakan kembali Biaya modal untuk investasi barang
Biaya kerugian penyimpanan Resiko tidak terpakainya barang karena usang
Biaya ansuransi Biaya lain-lain
Universitas Sumatera Utara
Biaya kekurangan persediaan dapat mengakibatkan kehilangan penjualan jika tidak ada persediaan pesanan konsumen untuk tipe produk. Biaya kekurangan
persediaan diukur dari: Kuantitas yang tidak dapat dipenuhi
Waktu pemenuhan Biaya pengadaan darurat
Biaya sistemik, meliputi: Biaya perancangan dan perencanaan sistem persediaan
Biaya pengadaan peralatan misalnya komputer Biaya melatih tenaga yang digunakan untuk mengoperasikan sistem
2.1.4 Pengendalian Persediaan 2.1.4.1 Tujuan Pengendalian Persediaan