mengalami kenaikan harga. Bila kenaikan itu terjadi naik dan sesaat turun lagi, itupun belum dpat dikatakan inflasi karena kenaikan harga yang diperhitungkan
dalam inflasi mempunyai rentang waktu dalam sebulan.
2.3.2 Laju Inflasi
Laju inflasi merupakan tingkat perubahan harga secara umum untuk berbagai jenis produk dalam rentang waktu tertentu misalnya perbulan, per
triwulan, per semester atau per tahun. Indikator untuk menghitung laju inflasi adalah indeks harga konsumen consumer index price, indeks harga produsen
atau perdagangan besar wholesale price index dan indeks harga implisit GNP deflator .
Adapun jenis – jenis inflasi dibedakan berdasarkan pada tingkat laju inflasi dan berdasarkan pada sumber atau penyebab inflasi.
a. Berdasarkan TingkatLaju Inflasi
• Moderat inflation laju inflasinya sekitar 0-10, adalah inflasi yang
ditandai dengan kenaikan harga yang meingkat secara lambat •
Galloping inflation adalah inflasi ganas laju inflasinya sekitar 10-100 yang dapat minimbulkan ganguan–gangguan serius terhadap
perekonomian dan timbulnya distorsi–distorsi besar dalam perekonomian. Hal ini ditandai dengan uang yang kehilangan nilainya begitu cepat,
sehingga orang tidak suka memegang uang tetapi labih baik memegang barang. Kredit jangka panjang pada indeks harga atau menggunakan uang
asing seperti dollar. Kegiatan investasi masyarakat lebih banyak di luar negeri.
Universitas Sumatera Utara
• Hyper Inflation adalah inflasi yang tingkat inflasinya sangat tinggi di
atas 100 . Inflasi ini sangat mematikan kegiatan ekonomi masyarakat
b. Berdasarkan sumber atau penyebab inflasi
• Demand Pull Inflation, inflasi ini biasanya terdapat pada masa
perekonomian sedang berkembang pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya
meningkatkan daya beli yang tinggi. Daya beli yang tinggi akan mendorong permintaan melebihi total produk yang tersedia. Permintaan
agregate meningkat lebih cepat dengan potensi produktif perekonomian, akibatnya timbul inflasi.
• Cost push Inflation, inflasi ini terjadi bila biaya produksi yang mengalami
kenaikan secara terus – menerus. Kenaikan produksi dapat berwal dari kenaikan harga input seperti kenaikan upah minimum, kenaikan bahan
baku, kenaikan tarif listrik, kenaikan BBM dan kenaikan input–input lainnya yang mungkin semakin langka dan harus di impor dari luar negeri.
• Imported Inlation, inflasi juga dapat bersumber dari kenaikan harga–harga
barang yang di impor, terutama barang yang di impor mempunyai peranan penting dalam kegiatan produksi.
2.3.3 Dampak inflasi
• Inflasi yang tinggi tingkatannya tidak akan menggalakkan perkembangan
ekonomi suatu negara. Hal – hal yang mungkin timbul antara lain :
Universitas Sumatera Utara
• Ketika biaya produksi naik akibat inflasi , hal ini sangat merugiakan
pengusaha dan ini menyebabkan kegiatan investasi beralih pada kegiatan yang kurang mendorong kegiatan produksi nasional, seperti tindakan
spekulan yang ingin mencari keuntungan sesaat. •
Pada saat kondisi harga tidak menentu 9 inflasi para pemilik modal cenderung menanamkan modalnya dalam pembelian bentuk tanah, rumah
dan bangunan. Pengalihan investasi ini akan menyebabkan investasi produktif berkurang dan kegiatan ekonomi menurun.
• Inflasi menimbulkan efek yang buruk pada perdagangan dan mematikan
usaha dalam negeri. Hal ini dikarenakan kenaikan harga menyebabkan produk – produk dalam negeri yang mampu bersaing dengan produk
negara lain sehingga kegiatan ekspor turun dan kegiatan impor menurun. •
Inflasi menyebabkan tingkat tingkat suku bunga tinggi sehingga menyebabkan para kreditur sulit untuk meminjam dana dari bank karena
tinngkat bunga kredit juga yang melambung tinggi. •
Inflasi menimbulkan efek yang buruk juga pada neraca pembayaran. Karena menurunnya ekspor dan meningkatnya impor menyebabkan
ketidakseimbangan terhadap aliran dana yang masuk dan keluar negeri. •
Inflasi akan menurunkan pendapatan riil masyarakat, dan ini sangat merugikan orang – orang yang berpenghasilan tetap dan menguntungkan
orang – orang yang mempunyai kekayaan dalam bentuk barang.
Universitas Sumatera Utara
2.3.4 Teori-Teori Inflasi
Ada beberapa teori dalam ilmu ekonomi yang menjelaskan tentang inflasi Mulia Nasution, 1997:241-147, yaitu:
a. Teori Kuantitas Uang Quantity Theory of Money
Menurut Irving Fisher Transaction Equation adalah: P.T = M.V
Dimana: P
= Tingkat harga T
= Jumlah uang yang berdar Penawaran uang M
= Kecepatan perputaran uang V
= Volume transaksi Dari persamaan ini dapat dikemukakan bahwa nilai dari seluruh transaksi
penjualan sama dengan seluruh nilai pembelian. Nilai transaksi penjualan sama dengan nilai volume transaksi dikali dengan harga, sedangkan nilai transaksi
pembelian sama dengan jumlah uang yang beredar dikali dengan kecepatan beredar rata-rata perputaran uang. Dengan asumsi kecepatan peredaran uang V
ditentukan oleh perkembangan faktor kelembagaan dalam sektor kelembagaan dan diasumsikan bahwa sektor riil dalam ekonomi pasar barang menentukan
volume transaksi yang juga tetap dalam jangka pendek, maka persamaan transaksi berikut dapat dikemukakan:
M T
V P
=
Tingkat harga umum adalah propersional dengan jumlah uanga yang beredar dan proporsonality ini bersifat konstan adalah VT. Dengan melihat rumus
Universitas Sumatera Utara
tersebut dapat disimpulkan bahwa proses terjadinya inflasi disebabkan oleh volume uang yang beredar.
b. Teori Keynes