Perkembangan Tingkat Suku Bunga Perkembangan Inflasi

4.3 Perkembangan Variabel-Variabel

4.3.1 Perkembangan Tingkat Suku Bunga

Investasi maupun kredit merupakan fungsi dari tingkat suku bunga dimana makin tinggi tingkat bunga maka keinginan masyarakat untuk meminjam uang atau berinvestasi semakin kecil. Dan sebaliknya makin rendah bunga maka hal ini akan mendorong investor untuk berinvestasi karena biaya yang ditanggung semakin kecil dengan harapan profit yang maksimum. Tabel 4.7 Perkembangan Tingkat Suku Bunga Kredit Tahun Tingkat Suku Bunga 1990 21.80 1991 21.13 1992 21.45 1993 20.04 1994 18.14 1995 19.79 1996 19.94 1997 12.03 1998 36.18 1999 35.86 2000 25.20 2001 24.95 2002 22.80 2003 23.68 2004 12.74 2005 14.71 2006 14.26 2007 11 2008 9.92 Sumber : Statistik Keuangan Indonesia BI,2008 Universitas Sumatera Utara

4.3.2 Perkembangan Inflasi

Angka inflasi merupakan salah satu indikator stabilitas ekonomi yang selalu menjadi pusat perhatian orang banyak. Inflasi menggambarkan gejolak ekonomi, dan selalu mengikuti perjalanan sebuah perekonomian yang berkembang dan dinamis. Inflasi biasa muncul apabila suatu permintaan lebih tinggi dibandingkan penawaran atau faktor lain. Naik turunnya angka menggambarkan seberapa besar kemampuan daya beli masyarakat terhadap barang-barang dipasaran. Laju inflasi Sumatera Utara pada bulan Maret 2008 sebesar 7,22, mengalami peningkatan dibanding dengan bulan Desember 2007 sebesar 6,6. Namun, sebagaimana periode sebelumnya, laju inflasi ini lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional pada bulan Maret tahun 2008 yaitu sebesar 8,17. Dinamika harga beberap komoditi, khususnya kelompok makanan, mewarnai perkembangan inflasi sepanjang triwulan I tahun 2008. Tingginya harga minyak goreng, beras, cabe merah dan sayur-sayuran pada bulan January hingga Februari pada tahun 2008 masih berlanjut hingga akhir maret tahun 2008. Determinan inflasi masih bersumber dari sisi penawaran, yaitu keterbatasan ketersediaan bawang merah dan beras di pasar yang menyebabkan peningkatan harga kedua komoditi tersebut. Kenaikan harga beras dipicu berkurangnya pasokan dari petani ke kilang padi seiring berlalunya masa panen raya dari daerah-daerah penghasil beras seperti Langkat, Deli serdang, Kisaran dan Sergai. Begitu pula dengan kenaikan bawang merah, dipicu dari berkurangnya pasokan dari daerah-daerah penghasil akibat faktor cuaca. Sementara itu, pengaruh tekanan inflasi yang bersumber dari sisi permintaan tidak sebesar Universitas Sumatera Utara periode sebelumnya karena tidak ada peristiwa khusus berdampak signifikan terhadap meningkatnya permintaan barang dan jasa. Hal ini sejalan dengan hasil survey penjualan eceran pada triwulan I tahun 2008 oleh kantor Bank Indonesia Medan yang menunjukkan bahwa permintaan masyarakat, yang tercermin dari volume penjualan pedagang eceran. Tabel 4.8 Tingkat Inflasi di Sumatera Utara Persen Per Tahun Tahun Inflasi 1990 9.52 1991 9.53 1992 4.94 1993 9.77 1994 9.24 1995 8.64 1996 6.47 1997 11.05 1998 83.56 1999 1.39 2000 5.73 2001 14.78 2002 9.6 2003 4.23 2004 6.82 2005 22.51 2006 6.08 2007 6.60 2008 0.57 Sumber : Statistik Keuangan Indonesia BI,2008

4.3.3 Perkembangan Giro Wajib Minimum GWM